Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 192 Pesta (1)

Mendengarnya Kepala Militer jadi merasa tak karuan, memaki Chen Hui dengan marah: “hei, kamu menjijikan! Tutup mulutmu!”

Dia teriak seperti itu, putri kecil tiba-tiba berhenti menangis, matanya yang hitam melihat Kakek, tiba-tiba tersenyum kemudian tertawa.

Anak sekecil itu, saat tertawa masih belum bersuara, tapi wajah tersenyum anak bayi yang manis itu, membuat Kepala Militer dalam sekejap terdiam.

“ya sudah ya sudah, aku nanti pergi, jangan di sini terus, melihatnya saja kesal!”

Kepala Militer berbalik badan dan pergi dengan lelah, Chen Hui baru pergi dengan tersenyum.

Tentu saja, semua ini baru pada saat malam, aku diberitahu dari telepon Jiayu.

Setelah tutup telepon, aku tiba-tiba teringat hal yang Jiayu minta tolong padaku, kemudian bertanya pada Tuan Kelima: “hei, dalam waktu dekat ini saham mana yang akan naik, bisa kasih bocoran padaku?”

Tuan Kelima:“buat apa? Kamu mau mengadu nasib di saham?”

Aku: “bukan, aku tanya untuk teman.” tidak berani bilang kalau itu Jiayu, takutnya kalau tahu Jiayu ia tak mau bilang.

Tuan Kelima mengernyitkan alisnya: “pasti si Jiayu itu ya yang suruh tanya? Tidak tahu.”

Wajah tampan Tuan Kelima seketika jadi dingin.

Aku tanpa sadar menggoyang-goyangkan lenganya, “bukan dia, aku kok, aku yang mau beli saham, tapi tidak tahu bagusnya beli yang mana.”

Tuan Kelima memiringkan kepalanya, matanya yang cantik itu dipenuhi keraguan, bisa terlihat kalau ia tak percaya kata-kataku, “kamu mau beli?”

Ia mengulurkan tangannya padaku, “kasih uangnya, aku bantu belikan.”

Aku menggelengkan kepala, “tuan muda, uang sesedikit aku itu, kalau dikeluarkan rasanya terlalu menyedihkan. Sebaiknya kamu kasih aku petunjuk, aku beli sendiri saja.”

Wajah Tuan Kelima jadi dingin, tahu kalau aku bohong: “beli sendiri? Tidak bisa.”

Aku: ……

Ini orang pakai cara halus maupun kasar tidak bisa juga.

“Hei, kalau Jiayu yang minta aku tanyakan memang kenapa? Dia itu istrinya kakakmu, mamanya keponakan kamu, kamu tidak mau lihat wajah kakakmu dan istrinya, tapi bagaimanapun harus lihat wajah keponakanmu kan?”

Tuan Kelima:“aku tak punya kakak, juga tak punya keponakan, jangan memakai mereka untuk menipuku.”

Aku: ……

Aku sangat marah, alhasil menghukum berat:

“Makan malam kamu pulang makan sendiri, malam ini, aku hanya akan melayani putraku sendiri!”

Aku juga bangkit berdiri terlihat tidak senang, bersiap pergi ke dapur.

Tuan Kelima tidak bersuara, aku sengaja tidak memasak bagian tuan muda itu.

Makan malam tersaji di meja, Tuan Kelima datang dan duduk seperti biasa, tapi aku hanya masak satu lauk dan sup.

Sepiring lauk itu aku bagi dua, ditaruh menutupi nasi, semangkuk kasih Qiang Qiang, semangkuk untuk diri sendiri.

Di depan tuan muda itu apapun tak ada.

“Benar-benar tidak ada punyaku ya.”

Tuan muda mengernyitkan alisnya, seperti agak muram.

“Benar, kata-kataku bisa dipegang.” aku menjawab sambil menahan emosi.

Tuan Kelima memonyongkan bibirnya, “kuat sekali keinginan balas dendamnya.”

Aku: “untuk yang tak berperasaan, tidak mengakui keluarga sendiri ya harus begini.”

Tuan Kelima:……

“Bukannya cuma saham saja ya? Nanti aku kasih tahu kamu kan bisa. Harus sepelit ini ya.”

Tuan Kelima mengernyitkan alisnya kuat-kuat dengan sangat kesal.

“Benar apa yang kamu bilang?” aku takut ia membohongiku

Tuan Kelima:“kapan aku pernah membohongimu.”

Aku baru meraba bibirku dan tersenyum, “baiklah, aku sekarang akan memasakkanmu.”

Beberapa belas menit kemudian, aku menyajikan makanan yang Tuan Kelima suka makan, melihat makanan itu Tuan Kelima baru tertawa, “ya bolehlah.”

Setelah makan malam, tuan muda itu ternyata memang tidak melawan kata-katanya sendiri, memasukkan beberapa kode saham di telepon genggamku, aku kirim semua ke Jiayu, kasih tahu dia, semua ini Tuan Kelima yang suruh beli, katanya dalam 3 bulan akan untung besar, pada saatnya nanti jadikan hadiah untuk keponakan kecil.

Tentu saja Jiayu senang melihatnya.

Bilang padaku: “jarang loh tanpa disangka Tuan Muda masih mengingat putri kecil, tolong titip terimakasihku dan kak Hui padanya”

Aku bilang: “pastinya.”

Keesokan harinya, sudah hari perayaan satu bulanan putri kecil, Tuan Kelima bagaimanapun tidak pergi pergi, Chen Hui dari awal sudah memberitahunya, ia mau tak mau juga terpaksa pergi.

Kami bersama-sama hadir di pesta satu bulanan putri kecil, Chen Hui dan Jiayu semua sangat senang, Tuan Kelima bisa datang.

Tentu saja lebih senang karena, Kakek juga datang.

Membawa istri dan putrinya.

Kakek memakai pakaian sehari-hari, berwibawa, Xu Jingya mengenakan pakaian yang sesuai dan elegan, putri mereka Jiao Jiao, mengenakan gaun berwarna merah yang cantik, tangannya digandeng Xu Jingya, berjalan masuk bersama-sama.

Chen Hui langsung saja mengajak Jiayu menyambut, dengan senang memanggil, Ayah, Tante Xu.

Kakek mengiyakan dengan dingin, Xu Jingya dengan ramah dan sopan menjawab, memberikan sebuah angpao ke Jiayu,“ini untuk anakmu.”

“Terima kasih Ayah, Tante Xu。”

Jiayu bicara dengan senang.

Kakek bisa datang, sudah menjelaskan, ia sudah tidak marah lagi dengan Chen Hui, pada dasarnya ia sudah menyetujui menantunya dan putri kecil sebagai cucu perempuannya

Tuan Kelima melihat Kakek sekilas tanpa ekspresi, kemudian memindahkan pandangannya ke tempat lain, tamu yang diundang di pesta Chen Hui, ada banyak putra putri orang hebat, beberapa orang diantaranya, juga dikenal Tuan Kelima.

Diantaranya ada seorang wanita, umur 20an, memakai baju militer, tubuhnya ramping, matanya besar seperti 2 buah anggur, ia melihat Tuan Kelima, berjalan mendekat dan menepuk pundaknya, “hei, Kakak Kelima?”

Tuan Kelima sampai terdiam ditepuknya, melihatnya dengan sangat terkejut, “siapa kamu!”

Wanita militer: “aku Xiao Mei, kamu sudah tidak mengenaliku? Aku putri kepala Li!”

Tuan Kelima memonyongkan sedikit bibirnya, “oh ternyata kamu.”

Wanita militer: “aku tahu pasti hari ini bisa bertemu denganmu, bagus sekali.”

Sambil bicara sambil tertawa dan mengulurkan tangan ke Tuan Kelima, mau bersalaman dengannya, Tuan Kelima sama sekali tak mempedulikannya, malah mengulurkan tangan dan merangkulku, “pacarku.”

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu