Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 47 Permainan Mengerikan
Bab 47 Permainan Mengerikan
Tiba-tiba menjual begitu banyak celana dalam, hari ini aku akan mendapatkan komisi yang lumayan banyak, cukup untuk gajiku beberapa hari. Aku tidak terlalu peduli meskipun pria ini menyuruhku turun dari mobil beberapa hari yang lalu, selama tuan muda ini senang.
Tuan kelima mengangkat pergelangan tangan dan melihat jam tangannya yang bermerk Patek Philippe yang modis dan mahal, “Masih ada sepuluh menit, aku menunggumu di luar.”
Tuan kelima selesai berkata dan pergi.
Aku segera membersihkan dan mengemas barang-barang di rak-rak, ketika waktunya tiba, aku langsung bergegas keluar mal.
Ketika aku keluar dari mal, aku melihat sosok belakang Tuan kelima yang besar tinggi berdiri di depan tangga. Dia melemparkan sekantong besar celana dalam pria yang barusan dia bayar ke seorang wanita yang cantik, “Ambil pergi.”
Wanita cantik itu sangat bingung, “Tuan kelima, ini adalah barang pria.”
“Ambil saja, jangan banyak ngomong!”
Sifat sombong Tuan kelima yang terkenal muncul lagi.
Wajah wanita cantik itu cemberut, dengan enggan dia menerima sekumpulan celana dalam yang sama sekali tidak berguna baginya.
“Pergi sekarang.”
Tuan kelima berkata lagi.
Wanita cantik ini membuka lebar matanya dengan tidak berani percaya, “Tuan kelima, bukannya sudah berjanji, sebentar lagi kita pergi ke hotel?”
“Ya pergi ke hotel, tetapi bukan dengan dirimu, Pergi!”
Tuan muda ini begitu kejam, aku percaya mungkin beberapa menit sebelumnya, Tuan muda ini masih bermesraan dengan gadis ini, baru sekejap mata langsung tidak mengenalinya.
Wanita cantik ini tidak berani berkata, dengan wajahnya yang cemberut, dia mendengus dan pergi dengan marah membawa sekantong celana dalam.
Tuan kelima memutarkan kepala langsung melihat diriku yang berdiri bingung di tangga, “Untuk apa kamu berdiri disana, ingin menginap malam disini ya!”
Aku barulah berjalan mendekati Tuan kelima.
Tuan kelima tidak mengantarku ke hotel, tetapi datang di May Club, dia berjalan di depan, dan aku mengikutinya di belakang.
Di ruang pribadi clubhouse, beberapa pria dan wanita sedang bermain kartu, ketika Tuan kelima memasuki, orang-orang itu dengan hormat memanggil Tuan kelima.
Dan ada yang mengosongkan tempat duduk, jadi Tuan kelima duduk di tempat itu. Aku tidak tahu untuk apa Tuan kelima membawaku kesini, dan secara alami aku berdiri ke belakang Tuan kelima.
Siapa sangka, taruhan mereka ternyata seperti ini:
Yang kalah bukannya membayar uang, tetapi melepaskan pakaian, Para pria membiarkan pasangan wanitanya melepaskan baju. Melepaskan sehelai pakaian setiap kali kalah, kalau kalah banyak kali, maka celana dalam dan bra pun tidak akan tersisa.
Sebagian besar orang yang dibawa hanyalah teman wanita, bukanlah wanita didalam rumah, jadi meskipun telanjang mereka pun tidak peduli malah bertepuk tangan.
Dalam beberapa ronde putaran, tiga pria selain Tuan kelima, pasangan wanitanya tidak ada yang masih mengenakan rok luar.
Aku kaget melihat permainan semacam ini, aku tidak mengerti dunia orang kaya, mereka begitu memainkan kehidupan.
Wanita yang bernama Lina, prianya sudah kalah dua kali berturut-turut, rok luar Lina juga sudah meninggalkan tubuhnya belasan menit yang lalu, dia sekarang hanya mengenakan pakaian dalam berenda yang seksi, dan salah satu dari keduanya akan dilepaskan.
Diam-diam aku berkeringat untuknya, sambil berdoa di dalam hati memohon Tuan kelima untuk jangan kalah, aku tidak ingin membuka pakaian di depan orang-orang ini.
Lina mengangkat tinggi bibir merahnya, sambil mengomel pada pria yang membawanya datang, “kalah kalah kalah, kenapa tiap kali kamu yang kalah, aku harus telanjang karena dirimu.”
Sambil berkata, sambil menggulurkan tangan membuka kait bra nya.
Pria itu tidak peduli sama sekali, tangan besarnya malah menepuk bahu wanita yang putih dan lembut berkata: “Lepas saja, lepas baru bisa menghasilkan banyak uang! Bagaimana menurutmu, Lina?”
Pria itu berkata sambil tertawa, dan mengambil setumpuk uang sekitar ribuan dolar meletakkannya di dalam bra wanita itu. Kaitan di bh nya sudah dilepas, dan branya menjadi longgar tergantung di lengan bahunya, kepenuhan kedua payudaranya terlihat jelas di bawah cahaya lampu.
Lina tersenyum, sambil berkata “hey dasar cabul” sambil menundukkan kepalanya memungut uang yang terjatuh dari dadanya ke paha besarnya.
Di dalam ruangan terdengar tawaan kemenangan laki-laki, ini adalah sekelompok lelaki yang senang memainkan wanita, dan justru ada beberapa wanita yang senang dimainkan seperti ini, sama sekali tidak merasa malu. Selain terkejut, aku merasa malu untuk ibunya Lina, telah melahirkan anak gadis seperti ini.
Tetapi tiap orang memiliki tujuan hidup masing-masing, ada yang senang hidup seperti ini, orang lain tidak berhak banyak berkomentar.
“Wanita kita, semuanya rumput liar, sudah bosan dilihat, bagaimanapun kita harus membuat Tuan kelima kalah hari ini, membiarkan wanita cantik di sebelahnya untuk melepaskan pakaiannya, bagaimana menurut kalian?”
Tiba-tiba ada seseorang yang memberi saran, dan sebelahnya ada orang yang setuju, “Ya benar, hari ini harus membuat Tuan kelima kalah.”
Hatiku tiba-tiba terangkat, sekelompok pria bagai serigala ini, mulai menarget ke aku. Aku diam-diam mengepalkan tanganku, dalam hati berpikir, bagaimana kalau Tuan kelima benar-benar kalah. Kalau tahu Tuan kelima membawaku ke sini untuk melakukan ini, aku tidak mungkin akan mengikutinya datang.
Tuan kelima tersenyum, dia sama sekali tidak peduli pada saran ini, “itu harus melihat kemampuan kalian.”
Ronde baru akan dimulai, Kemenangan dan kekalahan dari ronde ini secara langsung berkaitan dengan takdirku. Aku sangat gugup, tanganku berkeringatan, aku hanya berharap Tuan kelima jangan kalah.
Tetapi aku tidak tahu kali ini karena diriku yang kurang beruntung atau apa, Tuan kelima terlihat sudah hampir kalah, para pria bersorak gembira, mereka mendambakan aku sebagai wanita Tuan kelima juga melepaskan pakaian dan disaksikan oleh mereka.
Dan aku sangat gelisah, seluruh tubuhku mulai bergetar. Lina tertawa sambil berteriak, “Ayo lihat, dia ketakutan hingga pucat wajahnya, Tuan kelima, kamu jangan kalah loh.”
“Orang yang sering berjalan di tepi sungai, mana mungkin tidak membasahi sepatunya, kali ini Tuan kelima pasti kalah.”
Para pria bersumpah akan kemenangan, suara tawaan “xixihaha” terdengar di seluruh ruangan.
Rambut dan punggungku dilapisi keringat, bajuku juga dibasahi, aku berpikir, kalau Tuan kelima aku langsung mengatakan sakit perut dan melarikan diri, bagaimanapun aku tidak akan melepaskan pakaianku.
Tetapi terdengar Tuan kelima berkata: “Itu belum tentu, aku akan berjalan di tepi sungai setiap hari, dan tidak membasahi sepatuku!”
Tuan kelima melemparkan kartu terakhirnya ke atas meja, sekelompok pria itu semuanya membuka lebar mata dan mulutnya, ternyata Tuan kelima masih memiliki kartu terakhir yang belum dikeluarkan.
Dengan begini, Tuan kelima melangkah di atas bahaya, mendapatkan kemenangan, dan pria Lina lagi yang kalah, Lina mengomel lagi dan mulai membuka penutupan terakhir di tubuhnya.
Aku memejamkan mataku, merasa malu untuk Lina, dan aku juga menghela nafas lega, akhirnya aku tidak perlu melepaskan pakaianku.
“Aku pergi ke kamar mandi.”
Aku memberitahu pada Tuan kelima dan ingin pergi, tetapi Tuan kelima berkata: “Ada di dalam ruangan ini!”
Dia sepertinya mengetahui aku ingin bersembunyi keluar, langsung menghancurkan pikiranku yang ingin melarikan diri.
Dan ronde permainan baru akan dimulai lagi.
Lina sudah tidak ada yang bisa dilepas lagi, seperti sebutir telur duduk di tengah sekelompok pria, sama sekali tidak merasa malu, kali ini mengganti wanita lain yang membuka. Wanita itu juga tidak peduli, dengan cepat langsung melepaskan bra nya, dan hanya mengenakan celana dalam yang seksi berputar didepan orang.
Membuat pasangan prianya tertawa menunjuknya dan berkata: “Kalian melihat, gadis ukuran S kecil ini.”
Aku hanya merasakan kebal di kulit kepalaku, mataku tidak tahu harus melihat kemana, tetapi dengan tidak sengaja ketika aku memutarkan kepala melihat Tuan kelima sedang bersemangat menatap pada gadis itu.
Pria di dunia ini semuanya sama, terutama pria seperti Tuan kelima, mereka semua menyukai tubuh wanita cantik.
Permainan yang mengerikan ini berlangsung selama dua jam lebih dan akhirnya berakhir, untungnya Tuan kelima selalu menjadi pemenang, kalau tidak aku harus menjadi seperti badut telanjang didepan orang dan mendengarkan tawa hinaan sekelompok pria ini.
Keluar dari ruangan, aku tidak dapat menahan lagi, bergegas ke kamar mandi dan muntah.
Tuan kelima perlahan-lahan mengikuti, tubuhnya yang besar tinggi bersandar di pintu, sambil menghisap rokok, sambil berkata dengan tidak peduli: “Begini ini saja muntah? Ini hanya sebuah permainan.”
Aku mendengus, dan memelototinya dengan marah, “Ini adalah permainan kalian, bukan punyaku, benar-benar sangat menjijikkan!”
Wajah Tuan kelima menjadi muram, dengan kuat membuang rokok yang dihisap setengah ke lantai, “Kamu sedang berbicara dengan siapa? Kamu mengganggap dirimu itu siapa! Aku hanya memanggilmu datang bermain, kalau enggan silakan pergi!”
Aku tidak berkata apapun, bergegas keluar May Club.
Aku dan Tuan kelima selalu seperti ini, setiap kali dia muncul di depanku secara tak terduga, dan dengan satu kata “pergi”, membiarkan diriku pergi.
Aku berpikir aku juga murahan, aku yang dulu tidak mungkin berteman dengan orang yang tidak menghormatiku, dan sekarang demi membalas dendam pada Mo Ziqian dan Chen Liyan, aku telah menginjak harga diriku di bawah kaki.
Dengan begini, sekali lagi aku dan Tuan kelima berpisah dengan tidak senang, aku sendirian kembali ke apartemen, dan Jiayu belum pulang, beberapa saat ini, dia bekerja lembur hingga kram otak. Aku menunggu sebentar di ruang tamu, dia masih belum pulang jadi aku kembali ke kamar tidur.
Jiayu mabuk dan diantar pulang oleh Wu Zhihai di tengah malam. Aku mendengar suara orang membuka pintu, dan aku keluar dengan mengenakan piyama, aku melihat Jiayu bergegas ke kamar mandi dan kemudian muntah.
Wu Zhihai berada disampingnya memberikannya segelas air dan kemudian memberikan handuk untuk menyeka wajahnya, sangat perhatian. Aku tahu, Jiayu pasti karena karier pekerjaan Wu Zhihai, mendedikasikan lambungnya lagi untuk menemani klien minum-minum.
“Pelan-pelan meminumnya, Jiayu, jangan tersedak.”
Wu Zhihai merangkul pinggang Jiayu dan sambil mengambilkan segelas air, Jiayu sepertinya sangat haus, meminumnya dengan cepat, dan langsung tersedak batuk, Wu Zhihai menepuk di punggungnya.
Jiayu terasa baikan, dan tersenyum padaku, “Xiao Xiao, Hari ini aku membantu Zhihai mendapatkan pesanan besar lagi, mendekorasi seluruh perusahaan.”
Jiayu sangat senang, mendorong pergi Wu Zhihai dan berputar di dalam ruangan.
Aku hanya menggelengkan kepala dan menghela nafas, Jiayu oh Jiayu, Kamu telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh Wu Zhihai, jadi apa yang kamu ingin dia lakukan lagi?
Jiayu kembali ke kamar tidur, langsung tertidur, Wu Zhihai berpamitan denganku dan pergi.
Aku duduk di samping tempat tidur Jiayu, aku memegang tangannya, dalam hatiku penuh belas kasihan, “Jiayu oh Jiayu, kapan kamu bisa lebih menyayangi dirimu?”
Namun, Jiayu sudah tertidur lelap.
Aku kembali ke kamar dan tertidur. Hari ini, aku benar-benar sangat lelah
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaAsisten Bos Cantik
Boris DreyCinta Tak Biasa
SusantiThe Sixth Sense
AlexanderCintaku Pada Presdir
NingsiMy Charming Wife
Diana AndrikaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThe Gravity between Us
Vella PinkyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)