Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 180 Istri (1)
Aku sangat kesal, dan berkata dengan marah: “Kamutunggu di sana, aku akan menelepon kakakmu, aku meminta 10 miliar dan semuanya untukmu!”
Lan Ke mengangkat alisnya tidak berkata, “Dasar pelit, apa mungkin aku hanya seharga itu, kamu seharusnya meminta lebih banyak.”
Lan Ke selesai mengomel dan pergi.
Setelah menyingkirkan Lan Ke si bocah itu, aku kembali ke depan meja kerja, ponselku berdering lagi, kali ini adalah nomor asing, aku mengangkatnya:
“Apakah ini Lin Xiao? Aku adalah ibunya Aisha, kita pernah bertemu.”
Bukan hanya pernah bertemu, wanita ini benar-benar membuat telinga orang tak akan melupakannya.
“Nyonya, kamu ada urusan apa?” Aku bertanya.
Ibu Aisha: “Kamu membantuku untuk mengajak Tuan kelima, aku ingin bertemu dengannya.”
Aku: “........”
“Nyonya, kamu ingin bertemu dengan Tuan kelima, kamu sendiri boleh mengajaknya, aku terlalu sibuk, maaf.” Aku akan menutup telepon.
Ibu Aisha berteriak: “Hey, kamu anak ini, sembarang menutup telepon orang tua sangat tidak sopan, apakah orang tuamu tidak pernah mengajarimu bagaimana menghormati orang tua dan menyayangi anak muda?”
Aku: “Nyonya, aku tidak memiliki orang tua, aku adalah anak yatim piatu, jadi tidak ada yang pernah mengajariku, bye-bye.”
Aku menutup telepon, kalau terus mendengarnya, wanita ini mungkin saja akan mengatakan khotbah besar.
“Lin......” Aku menutup telepon, langsung terdengar tawaan yang tertahan dari sebelah, itu dikeluarkan oleh beberapa rekan kerja.
Rekan dari Kanada menegakkan ibu jarinya padaku: “Lin, kamu adalah orang pertama yang berani menutup telepon Nyonya di dalam kantor hukum.”
Rekan yang satu lagi berkata: “Wanita ini terlalu susah didebat, siapa yang tidak pernah diajarinya, hari ini malah terkena paku oleh kakak Lin.”
Ternyata yang pernah ter’nasehati’ oleh wanita ini, bukan hanya aku seorang, sepertinya aku bukan orang yang terburuk.
Namun, mengapa wanita ini begitu mirip Yang Zilan?
Apakah mereka adalah saudara?
Aku menyangka diriku telah menyingkirkan ibu Aisha, tetapi ternyata masalahnya tidak semudah yang kupikirkan.
Menjelang waktu pulang kerja, atasan berwajah keberatan memberitahuku: Nyonya sedang menungguku di restoran sebelah, dia memintaku untuk kenyamanan kantor hukum, dan agar telinganya dapat lebih tenang, tidak diganggu oleh teleponnya lagi, memintaku harus pergi ke sana.
Atasanku sudah menggunakan nada suara yang penuh permohonan, aku segan untuk menolak, hanya dapat pergi ke hotel itu dengan sangat enggan.
Aisha sedang memainkan permainan di ponselnya, ibunya sambil menikmati kopi di sebelah, sambil membantu bersorak untuk putrinya yang sedang bermain permainan: “Sayang, cepat habisi dia!”
Kepalaku tiba-tiba menimbulkan garis hitam, apakah ini adalah seorang wanita yang berusia 40 atau 50an? Memang benar seperti yang dikatakan bahwa ibu yang bagaimana akan mendapatkan putri seperti itu juga.
Chen Liyan yang bersifat licik dan penuh rencana buruk, Sisi juga seperti seekor ular berbisa; Aisha suka bermain, bersifat agresif, polos dan tidak berpikiran, ternyata juga memiliki seorang ibu yang bersifat kekanak-kanakan, ini benar-benar membuat orang kaget.
“Nyonya, apakah kamu mencariku ada urusan?” Aku berjalan ke depan pasangan ibu dan anak.
Aisha mengangkat kepala melirikku, “Mama, kamu bilang padanya.”
Ibunya Aisha barulah berekspresi serius, dan berduduk tegak: “Kamu telepon Tuan kelima, dan beritahu aku ingin berbicara dengannya.”
Aku tanpa berkata, langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon Tuan kelima, setelah terhubung aku langsung berkata: “Tuan muda, tidak peduli dimana dirimu sekarang, sedang melakukan apa, aku berharap dalam dua puluh menit kamu dapat tiba di restoran sebelah Sainard, ada seorang Nyonya dan putrinya ingin bertemu denganmu.”
Selesai berkata, tidak menunggu jawaban dari sana, aku langsung menutup telepon, bukannya Aisha dan ibunya ingin bertemu dengan Tuan kelima! Aku langsung mengajaknya ke sini, daripada mereka selalu mengganggu aku.
Dengan cepat, ada sosok seseorang yang tinggi besar masuk dari depan pintu Kafe, matanya yang indah melirik ke arah kami, alisnya yang tebal berkerut, kemudian berjalan dengan langkah besar ke arahku.
Aisha setelah melihat Tuan kelima, matanya segera mulai bersinar, permainan juga berhenti bermain, duduk dengan sopan dan manis, seperti seorang wanita yang lembut, malu-malu namun sepasang matanya tidak berhenti mengintip wajah Tuan kelima yang tampan.
Mata Tuan kelima melirik pasangan ibu dan anak ini dengan dingin, “Mencariku ada urusan apa?”
Ibunya Aisha tersenyum berkata: “Tuan kelima, silakan duduk.”
Tuan kelima: “Maaf, ada urusan apa, Nyonya Wu langsung saja mengatakan, aku sangat sibuk, tidak ada waktu luang untuk menemani kalian mengobrol disini.”
Ibu Aisha: “Kalau begitu maka aku akan langsung mengatakannya, Aisha menyukaimu, jauh-jauh pergi meninggalkan orang tuanya bergegas ke sini juga untukmu, dibandingkan dengan wanita yang di sebelahmu itu tidak tahu lebih baik berapa kali lipat, .......”
“Tunggu!” Aku menghentikan perkataan Nyonya Wu, “Kalian membicarakan tentang kalian, jangan memasukkan aku ke dalam, bagaimana kondisiku, tidak ada hubungannya denganmu!”
Aku benar-benar angkat tangan pada wanita ini, menganggap putrinya sebagai kuaci, memuji dan mempromosikannya sendiri, dan menarikku untuk dijadikan alas, dan menjelaskan keluarga mereka sangat baik!
Nyonya Wu: “Apa yang kukatakan adalah kebenaran, untuk apa kamu panik? Bagaimanapun kamu panik, kamu juga tidak dapat menang dari Aisha.
Kamu lihat dirimu sendiri, apakah sudah berusia tiga puluh tahun? Usia ini seharusnya sudah menjadi seorang ibu, dan kamu hanya seorang karyawan, wajahmu juga tidak secantik Aisha, kamu coba katakan, dengan hak apa kamu merebut pria dengan Aisha......”
Nyonya Wu blablabla tak berhenti, meremehkanku menjadi seseorang yang tak berguna, aku benar-benar ingin sekali mengambil kaos kaki belum dicuci dan menyumbat mulut wanita ini, dasar sialan membuat orang kesal.
Aku menempelkan tubuhku bersandar ke arah Tuan kelima, tanganku menggoyangkan lengannya, menghadap wajah orang itu yang suram, berkata dengan penuh rasa dirugikan: “Tuan muda, bagaimana, aku sepertinya adalah seseorang yang tak berguna, apakah kamu masih menginginkanku?”
Tuan kelima tertegun digoyang olehku, namun tiba-tiba tertawa, mengangkat tangannya mencubit daguku, tersenyum berkata: “Kenapa tidak ingin, aku justru menyukai wanita yang tak berguna.”
Tuan kelima selesai berkata, langsung memegang dan menaikkan wajahku, lalu mencium di bibirku.
Aisha sangat marah dan menangis berteriak, “Mama........”
Nyonya Wu juga sangat marah: “Benar-benar keterlaluan, sangat keterlaluan!”
Tuan kelima menggandeng tanganku, dan menghadap Nyonya ini yang marah hingga wajahnya menjadi pucat berkata: “Seberapa baik putrimu, juga tidak dapat dibandingkan dengan jari orang di sebelahku ini.”
Tuan kelima selesai berkata, tersenyum licik, menggandeng tanganku pergi dengan sombong.
Awalnya, aku menelepon memanggil Tuan kelima datang, untuk membiarkan kedua pasangan ibu dan anak ini tidak lagi mendebatku, tapi tak terduga, masalahnya menjadi begini, aku mengambil inisiatif mengungkapkan cinta kepada Tuan kelima.
Setelah keluar dari restoran, Tuan kelima langsung memegang wajahku dan tidak berhenti menciumku, “Sayang, hari ini aku senang sekali, kamu benar-benar mengungkapkan cinta padaku, kamu bisa yakin, aku akan baik padamu selamanya......”
Tuan kelima sangat bersemangat dan matanya bersinar, tidak sabar ingin menarikku pergi untuk mengambil surat pernikahan, aku berwajah tegang melepaskan tangannya, “Tuan muda, tadi hanya berpura-pura memperlihatkan untuk mereka, kamu malah menganggapnya serius!”
Karena diremehkan oleh Nyonya Wu hingga begitu tak berharga, hatiku terasa tidak nyaman, ingin mencari sedikit pegangan, sehingga mengatakan kata-kata itu padanya, Tuan muda ini malah menganggap serius.
Wajah Tuan kelima yang indah langsung menjadi gelap, “Kamu sedang memanfaatkan aku?”
Aku: “Kamu yang duluan mencarikan masalah untukku, apa salahnya kalau aku memanfaatkanmu?”
Tuan kelima membuka mulut, pada saat itu dia malah tidak dapat mengatakan apapun. Aku mendengus, memutar kepala dan pergi, tetapi sebelum pergi menjauh, Tuan kelima bergegas datang, langsung menarik lenganku, dan menekanku bersandar di mobil yang berhenti di samping.
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCEO Daddy
TantoLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Charming Lady Boss
AndikaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)