Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 168 Terlihat Semuanya (1)

Beristirahat semalaman. Pada pagi hari berikutnya, aku membawa Qiang-Qiang pergi ke taman kanak-kanak yang dicarikan Chen Hui, meskipun agak jauh, tetapi transportasinya tidak susah.

Masalah Qiang-Qiang sudah diatur, aku pergi melapor ke kantor cabang, di sini karena baru didirikan, staf sederhana, semuanya melaksanakan tugasnya masing-masing, dan juga bergaul dengan senang hati.

Tetapi setelah kembali ke apartemen, tidak begitu menyenangkan.

Karena di dalam rumah ada seorang Aisha! Gadis itu sengaja datang untuk mencarikan masalah padaku. Ketika aku memasuki rumah, langsung terlihat dia duduk di sofa, memakan kuaci, menggoyangkan kedua kakinya menonton TV. Tumpukan makanan ringan yang berantakan di meja kopi, dan lantai dipenuhi kulit kuaci.

Qiang-Qiang melihat pun mengerutkan alisnya, anak ini selalu menyukai kebersihan, seperti Aisha yang begitu tidak menjaga kebersihan, tidak menghormati tenaga kerja orang lain, Qiang-Qiang belum pernah melihat seperti ini.

“Mama, apakah tante ini akan selalu tinggal bersama kita?”

“Siapa tahu.” Aku juga sakit kepala melihat Aisha.

Aku menenteng sekantong bahan masuk ke dapur, Aisha mengejar masuk: “Hei, aku ingin makan daging asam manis.”

Aku memilih sayur sambil menjawab dengan dingin: “Maaf, aku tidak pandai memasak hidangan ini.”

Mata Aisha yang indah melirik pada bahan yang aku beli: “Kalau begitu makan bakso.”

Daging cincang yang aku beli, aku rencana membuat terong daging cincang, gadis ini memintaku untuk membuat bakso, hatiku enggan, tetapi tetap membuat semangkuk.

Hanya menganggap dia masih kecil, jadi tidak memperhitungkan dengannya.

Setelah makan malam, Aisha menonton TV lagi di sofa, meninggalkan mangkuk dan piring yang memenuhi meja makan, aku mencucinya sendiri. Qiang-Qiang tidak tahan lagi: “Mama, bagaimana kalau kita menelepon Ayah angkat, minta dia untuk menyuruh tante ini pergi? Qiang-Qiang tidak suka dia.”

“Biarkan saja dia tinggal di sini, palingan Mama agak lelah sedikit.” Aisha sendirian jauh-jauh mengejar Tuan kelima dari Kanada, Tuan kelima tidak melayaninya, dia juga lumayan kasihan.

Qiang-Qiang: “Baik.”

Setelah makan malam, ketika aku akan mencuci pakaian, aku menyesali apa yang baru saja aku katakan. Aisha melemparkan banyak pakaian kotor di depanku, “Sekalian dicuci!”

Ketika aku melihat tumpukan pakaian kotor, tiba-tiba aku merasakan kesal, celana dalam, bra, kaus kaki yang berbau, dan pakaian luar, semuanya dilempar bersama di atas mesin cuci, dan seperti aku memang seharusnya melakukan itu untuknya.

Aku merasa sangat menjijikkan, aku benar-benar belum pernah melihat gadis seperti itu. Bagaimana dia tidak segan mengeluarkan bra nya dan membiarkan orang lain mencucinya?

Aku tentu tidak akan melayaninya, hanya mencuci pakaianku dan Qiang-Qiang lalu menggantungnya. Aisha menyangka aku telah membantunya mencuci. Ketika aku mengeringkan pakaian di balkon, dia duduk di sofa dan memainkan permainan ponselnya sambil berkata: “Pakaian dalamku harus digantung di tempat yang cerah, celana biru itu kalau sudah kering, ingat menyetrikanya untukku, aku tidak ingin memakai pakaian yang berkerut.”

Mungkin dia memperlakukanku sebagai pembantunya.

Aku juga tidak melayaninya, biarkan dia mengomel terus, aku kembali ke kamar setelah mengeringkan pakaian.

Sekitar tiga jam kemudian, pada pukul sebelas malam, aku mendengar jeritan Aisha yang datang dari kamar mandi di ruang tamu: “Ah! Kenapa!”

Kemudian, suara langkah kaki berlari, aku mendengar hingga kulit kepalaku terasa kebal dan pintu kamar sudah didorong terbuka oleh Aisha, dia mengenakan baju tidur sutra dan memelototiku, "Hei, kamu keterlaluan, bagaimana kamu bisa begitu egois, hanya mencuci pakaianmu dan anakmu! Kenapa kamu tidak membantuku mencuci, kamu terlalu egois!”

Aisha tanpa merasa bersalah, dan terus berteriak aku terlalu egois, sepertinya itu adalah tanggung jawabku untuk membantunya mencuci pakaian. Tidak membantunya mencuci pakaian adalah kesalahan besar, aku benar-benar sangat marah hingga gigi pun terasa sakit.