Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
Langsung saja tubuh kecil Qiang Qiang merosot turun ke bawah dari dalam pelukanku, pada saat itu, aku sudah menggendong Qiang Qiang setengah hari, tubuh sudah sedikit lemas, hanya bisa melihat dan membiarkan Mo Ziqian menggandeng tangan kecil Qiang Qiang pergi masuk ke rumah.
Memasuki ruang utama yang bersinar lampu terang benderang, aku baru melihat ujung mulut Mo Ziqian agak membiru, sepertinya itu karena ditonjok Chen Hui semalam.
Mo Ziqian juga tidak mempedulikan sorotan mataku yang terjatuh di ujung mulutnya, memanggil bibi Li, “Makan malam sudah siap belum? Qiang Qiang mau makan malam.”
“Sudah siap.”
Pembantu wanita paruh baya membalas dengan tertawa-tawa kecil.
Qiang Qiang berlari ke sini menarik tanganku lagi, “Tante, kita makan sama-sama yuk?”
Aku digandeng oleh Qiang Qiang masuk ke dalam tempat makan yang sangat bagus dan indah itu, Mo Ziqian sudah terduduk di sana, pengasuh Bibi Li menghidangkan makanan ke atas meja. Qiang Qiang melompat naik ke atas kursi, menyuruhku duduk di sampingnya.
Aku melihat sesaat Mo Ziqian, dalam hati juga tidak ingin makan bersama pria itu, tapi Qiang Qiang kembali menggunakan tangannya menarik-narik tanganku, “Tante, duduk.”
Aku tidak sampai hati menolak sorotan mata yang lugu itu lalu duduk di samping Qiang Qiang.
Aku melihat kuah ayam hitam dengan Bubur kacang merah di atas meja, masih ada steam tomyam, saat itu agak sedikit di luar dugaan.
Bibi Li tertawa ‘hehe’ berkata: “Nona, semua ini sengaja diminta oleh tuan untukmu.”
Aku melihat sejenak Mo Ziqian, pria itu sedang menundukkan kepala membantu Qiang Qiang memilah-milah ikan.
Mulut kecil Qiang Qiang mengambil ikan yang sudah dipilih tulangnya oleh Mo Ziqian menelan masuk ke mulut, mulut kecilnya mengunyah sebentar, kemudian tertawa ‘hehe’ memiringkan kepalanya kemari, “Tante, sepertinya paman sangat menyukaimu. Anak kecil di sekolah kalau menyukai anak kecil yang lain memberinya makanan enak, Paman juga sudah menyiapkanmu makanan enak berarti sudah menyukaimu.”
Anak kecil menganggap makanan penambah darah ini menjadi hadiah dari Mo Ziqian karena menyukaiku, ujung mulutku tertarik, melihat lagi orang itu, pria itu masih saja sedikit pun tidak ada ekspresi, masih membantu Qiang Qiang memilih-milih ikan.
“Oh ya.”
Aku tidak masukan hati terhadap perkataan Qiang Qiang, menerima kuah yang diberikan Bibi Li, meminum seteguk kuah ayam hitam.
Mo Ziqian menyukai siapa, siapa yang tahu?
Setelah makan setengah mangkuk nasi, handphone Mo Ziqian berdering, pria itu ke ruang tamu menerima telepon, aku dengan samar-samar agak mendengar suara kecil pria itu yang menyebar, “Beritahu wanita itu, aku di Shanghai, masih harus beberapa hari lagi baru kembali.”
Seharusnya Chen Liyan sudah menunggunya karena lama tidak pulang, pergi ke kantor mencari asisten Mo Ziqian, maka asistennya dengan panik menelponnya.
“Beritahu wanita itu aku setiap hari harus meeting, handphone akan dimatikan.”
Suara Mo Ziqian lagi, dalam hatiku terasa menggelikan, Mo Ziqian jurusmu yang kaku ini masih mau menipu Chen Liyan, takutnya kamu hanya bermimpi saja.
Mo Ziqian kembali lagi, pandangan matanya sedikit tidak terlalu bagus, Qiang Qiang penasaran bertanya: “Paman, mengapa kamu bisa ada di Shanghai, bukannya kamu di rumah? Kamu mau mau pulang kemana?”
Hanya lah perkataan anak kecil, Qiang Qiang yang kecil tentu saja tidak tahu mengapa Mo Ziqian berbohong, lebih tidak tahu lagi bahwa di sini sebenarnya juga bukan rumah Mo Ziqian, anak itu hanya penasaran, “Paman, berbohong tidak baik.”
Wajah Mo Ziqian yang selalu damai itu akhirnya ada seuntaian retakan, sebagaimana pandainya pria itu menyembunyikan suasana hatinya sendiri, juga sulit menutup-nutupi kekakuan dirinya saat ini.
Aku kelihatan kedua garis alis matanya yang panjang dan langsing terangkat-angkat, ujung mulutnya juga menciut, pria itu terbeku melihati anak kecil ini lama sekali, baru lah menemukan satu alasan yang tepat berkata: “Ow.... ini adalah satu rahasia paman, hanya Qiang Qiang dan Paman yang tahu.”
Pria itu mengangkat tangan, dengan lembut mengelus-elus kepala Qiang Qiang, Qiang Qiang mengedip-ngedipkan mata, bulu mata yang panjang mengipas ke atas dan bawah, memunculkan kepolosan yang lebih lagi, “Tapi masih ada Tante yang tahu. Bibi Li juga tahu.”
“Ow... baiklah.”
Mo Ziqian bisa dibilang sudah kalah bermain, di dunia bisnis pria yang begitu berkuasa, akhirnya juga ada satu hari seperti ini, ditanya oleh anaknya sampai membisu tak bisa berkata-kata lagi.
Aku terus menahan diri untuk tertawa, ekspesi ejekan dengan begitu mudah dan tanpa beban dari ujung mulutku terlempar keluar, sepasang mata Mo Ziqian yang jernih menggelap menghadapku, aku pun menundukkan kepala, tidak melihat pria itu lagi.
Di saat ini juga, suara mobil tersebar dari luar, sepertinya tidak hanya satu mobil, Mo Ziqian dengan mengerutkan alis dengan kuat, handphone pria itu tiba-tiba saja pada saat ini berdering, sekujur tubuh Mo Ziqian dingin mengangkat telpon, belum berkata sepatah kata pun, lalu menutup teelpon, kemudian langsung menggendong Qiang Qiang.
“Cepat ke sini.”
Kalimat ini dilontarkan kepadaku.
Aku tidak jelas kenapa, tapi malah samar-samar ada firasat bahaya menanti, langsung meletakkan mangkuk dan sumpit, mengikuti Mo Ziqian pergi ke bagian belakang rumah.
Di belakang tangga, tidak tahu Mo Ziqian menekan tombol yang mana, lukisan yang di dinding di seberang sana berubah menjadi sebuah pintu, dan pelan-pelan terbuka, di dalam ada sinar lampu yang redup, masih juga ada anak tangga yang tidak tahu bisa menuju ke mana.
Mo Ziqian memberikan Qiang Qiang kepadaku, “Cepat bawa Qiang Qiang pergi, jangan bersuara sedikit pun.”
Beribu-ribu kecemasan di hatiku, namun tidak berani bertanya apapun, menerima dan menggendong Qiang Qiang ke dalam pelukan, cepat-cepat melangkah masuk ke dalam pintu lukisan dinding yang terbuka lebar itu. Pintu di belakang tubuh kami merapat, bayangan tubuh Mo Ziqian yang dingin terhadang di luar.
Tangan kecil Qiang Qiang dengan erat memeluk leherku, dengan sangat takut berkata: “Tante, kita mau kemana? Di sini gelap sekali, Qiang Qiang takut.”
“Tidak perlu takut, ada tante.”
Satu tanganku kuletakkan di belakang kepala Qiang Qiang, dengan lemah lembut menenangkannya, tapi sebenarnya aku sendiri juga gelisah setengah mati.
Yang bisa membuat Mo Ziqian melakukan ini, selain Hu Yeming takutnya tidak ada orang lain lagi.
Kata-kataku tidak berfungsi, tangan kecil Qiang Qiang memeluk erat leherku, tubuh kecilnya dengan erat menempel di dadaku, dalam sinar lampu yang redup, bisa terlihat matanya yang sangat ketakutan memandangi kearah belakang.
Ini sepertinya adalah sebuah ruang rahasia, hanya sebesar beberapa meter persegi saja, di keempat dindingnya tidak ad dekorasi apapun, tapi di atas lemari di samping dinding malah ada diletakkan sekardus penuh air mineral dan roti. Mo Ziqian sepertinya dari awal sudah meramalkan akan ada hari ini, jadi di sini sudah mempersiapkan barang untuk dimakan dan diminum.
Aku menggendong Qiang Qiang duduk di satu kursi kosong, jantung juga berdetak-detak berdenyut dengan kacau, tidak tahu Mo Ziqian bisa bagaimana menangani Hu Yeming, bisa tidak Hu Yeming menemukan ruang rahasia ini.
Jika Hu Yeming terus menunggu di rumah ini tidak pergi, aku dan Qiang Qiang bisa bertahan berapa hari dengan bergantung pada sekardus air mineral dan roti ini.
Waktu berjalan terlalu lambat, seakan seperti terhenti, setiap menit setiap detik dengan susah dijalani, tubuh kecil Qiang Qiang masih saja menyusut di dalam pelukkanku, berkomat-kamit bertanya: “Tante, ada apa di luar? Apakah ada serigala besar datang? Serigala besar bisa tidak memakan Paman?”
“Tidak bisa, tidak perlu takut.”
Aku dengan perlahan menepuk-nepuk punggung Qiang Qiang, tapi sebenarnya dirinya sendiri juga cemas setengah mati.
Untung saja tidak beberapa lama, pintu ruang rahasia pun terbuka lagi, saat seuntaian sinar terang dari atas kepala menyinari ke sana, kegelisahanku dan Qiang Qiang sama-sama meledak.
Aku menggendong erat anak kecil dalam pelukkan, dalam benak terlintas satu pemikiran yang sangat mengerikan, jika Hu Yeming yang menemukan kami, aku harus bagaimana?
“Paman!”
Saat bayangan yang sangat dikenali muncul di depan pintu, dan lalu melangkah turun ke bawah searah anak tangga, anak kecil dalam pelukkan tiba-tiba tertawa dengan gembira.
Mo Ziqian melangkah ke bawah ke anak tangga paling akhir, menjulurkan lengan menggendong kembali Qiang Qiang, mencium-ciumnya muka kecilnya yang dingin karena lama berada di tempat yang gelap tanpa pagi dan malam ini.
“Qiang Qiang, Papa sudah membuatmu menderita.”
Setelah pria itu mencium Qiang Qiang, dan sepasang pandangan mata hitam yang sulit dimengerti itu memandangiku, dan aku seakan seperti orang lumpuh, raut muka memucat, duduk di atas kursi, tidak menyangka tidak bisa berdiri.
Mo Ziqian melihat ketidak normalanku, pria itu menjulurkan tangan ke diriku, menyuruhku meminjam tenaganya untuk berdiri, satu tangan pria itu memapah seluruh badanku yang seperti lumpur ini, tangan satunya menggendong Qiang Qiang, kami setingkat demi setingkat melangkahkan kaki naik ke anak tangga.
Baru keluar dari ruang rahasia, sepasang lututku pun menjadi lemas, terjatuh berlutut di atas lantai yang bisa berkaca dari sinar di bawah kaki, jika tadi benar diketemukan oleh Hu Yeming keberadaanku dan Qiang Qiang, Qiang Qiang takutnya sulit untuk masih hidup.
Masih jelas teringat di mataku suasana beberapa bulan yang lalu aku dibuang oleh Hu Yeming ke Goa Sanye, dan baru saja, aku dan Qiang Qiang, kami ibu dan anak kembali menjalani sebuah kejadian yang hampir saja seperti bencana hidup dan mati, aku tiba-tiba menangis, oh Tuhan, Engkau mengapa tidak memberikan aku dan Qiang Qiang sebuah jalan untuk hidup?
Mo Ziqian menyerahkan Qiang Qiang ke Bibi Li, dua tangannya memapahku,tapi seluruh badanku lemas luar biasa, setengah badanku seperti tergantung batu, walau bagaimana pun juga tidak dapat berdiri, Mo Ziqian sekalian saja berlutut untuk menggendongku.
“Tidak apa-apa, aku bisa menjamin keamanan kamu dan Qiang Qiang.”
Sorotan matanya sangat mendalam, penuh terisi semacam hal yang disebut mengasihani, pria itu menggendongku, pelan-pelan naik ke tangga, memasuki sebuah kamar tidur yang lebar dan besar.
Pria itu meletakkanku di atas ranjang yang dilapisi dengan seprai bergaris-garis berwarna abu-abu asap, juga membungkukkan badan melepaskan sepatuku. Kemudian selanjutnya pria itu duduk di sampingku, sorotan matanya dengan dalam membeku memandangiku.
Ini adalah untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun ini kami dengan tenang seperti ini berada dalam satu ruangan. Kedua mataku tidak berenergi, ekspresiku lemah, pria itu menjulurkan tangan, dengan pelan-pelan mengusap rambut di dahiku yang terbuyar yang menutupi mataku, yang menyentuh itu adalah sebuah tangan yang basah berkeringat.
Pria itu mengunci erat alisnya.
“mmaf, Tadi membuat kalian ketakutan.”
Aku menutup mata, ada air mata di mataku, “Hari-hari seperti ini mau berlanjut berapa lama lagi? Tidak adakah orang yang bisa menjerat Hu Yeming dengan kekuatan hukum? Di kemudian hari Qiang Qiang mau bagaimana? Jangan katakan bahwa anak itu harus seumur hidup bersembunyi di tempat yang tidak terlihat cahaya seperti ini?”
Mo Ziqian dengan ringan menghelakan nafas, “Ini karena aku yang tidak baik, tapi kamu percaya lah denganku, hari-hari Hu Yeming tidak akan terlalu lama lagi.”
“Tante.”
Qiang Qiang digendong Bibi Li masuk.
Mo Ziqian mengambil Qiang Qiang dari pelukan Bibi Li, dengan penuh kasih sayang mencium dahinya, lalu meletakkan anak itu di atas lututnya.
“Anak baik, tadi barusan ketakutan sekali ya?”
“Paman, kamu sedang bermain petak umpet dengan kita yah?” Qiang Qiang mengangkat ke atas kepalanya membuka mulut dengan sangat seriusnya ke Mo Ziqian, “Tapi kamu harus mengingatkan terlebih dahulu, Tante ketakutan sekali.”
Air mataku seketika menyembur keluar, anak ini jelas-jelas sudah menerima ketakutan yang sangat besar, namun masih saja memikirkan aku.
Mo Ziqian juga beberapa saat tidak bersuara sama sekali, tapi jakunnya bergoyang, sorotan matanya sakit hati dan juga rumit, pria itu mau berkata sesuatu, tapi dia malah tidak bisa mengeluarkan kata apapun.
Pria itu hanya menggendong Qiang Qiang dengan erat di dalam pelukkannya.
Malam ini, aku tidur di villa pinggiran kota ini dan tidur sekamar dengan Qiang Qiang. Anak kecil dengan terampilnya berada di dalam pelukkanku, tidur dengan nyenyak dan tenang, dalam mimpinya kadang-kadang bisa memanggil sebentar mama, aku pun menjawabnya.
Anak kecil kemudian bisa meletakkan lengan kecilnya di dadaku, menggunakan cara ketergantungan terhadap seorang ibu, dengan ibu kandungnya berpelukan dan tertidur.
Pagi telah disinari dengan cahaya matahari, menarik membuka gorden, aku melihat gunung berwarna hijau tua di luar, pemukiman villa ini berada di atas tengah gunung, pemandangannya sangat lah indah, sekali mendorong kaca jendela, udara yang segar dan sejuk pun datang menempel ke muka.
Novel Terkait
After Met You
AmardaWaiting For Love
SnowMy Cold Wedding
MevitaAdieu
Shi QiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)