Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 247 Vasektomi (1)
Tuan kelima berkata pada Tuan tua yang masih dalam kondisi koma, namun telah melewati pintu kematian selama dua kali: “Apakah kamu melihatnya? Ini adalah wanita yang telah kamu manjakan selama lebih dari dua puluh tahun, meninggalkan istri dan anak untuknya. Dia tidak hanya menggantikan obatmu menjadi obat merusak fungsi jantung, bahkan memindahkan semua assetmu ke nama pria ini, membawa putrimu dan membangun sarang cinta di kota lain.”
Tuan kelima selesai berkata, menghadap Xu Jingya dan berkata dengan penuh ironis: “Katakanlah, kapan kamu mulai bersama pria ini, mengatakannya dengan jelas di depan Tuan tua, sudah lama bersama, atau setelah Tuan tua sakit, tak tahan kesepian dan berselingkuh dengannya.”
Xu Jingya menutup rapat bibirnya tidak berkata.
Tuan muda mengeluarkan ponsel, “Sebaiknya lapor ke polisi, ini memang merupakan pembunuhan, masalah ini serahkan saja kepada polisi!”
“Kakak,” Jiao Jiao mendengar Tuan muda akan melapor polisi, wajahnya semakin pucat, “Kakak jangan menyuruh polisi menangkap Mamaku!”
Lalu membalik badan tangan kecilnya menarik pakaian Xu Jingya, menangis dan berkata: “Mama, cepatlah katakan, kalau tidak kakak akan menyuruh polisi menangkapmu!”
Xu Jingya menghadap Jiao Jiao dan menghela nafas, matanya penuh kasih sayang dan sakit hati, “Kamu anak ini, semuanya hancur di tanganmu.”
“Apa buruknya bersama Paman, Papamu sudah menjadi begini, mungkinkah dia akan pulih?”
Pria paruh baya berkata dengan marah: “Apa yang kamu katakan padanya, gadis kecil yang tidak tahu apa-apa! Semuanya dihancurkan dia, sudah kubilang jangan mempedulikannya, kamu malah ingin membawanya, bagaimana sekarang? Dia telah mengkhianati kita, kan!”
Pria paruh baya sama sekali tidak merasa malu pada dirinya yang berselingkuh dengan wanita yang telah memiliki suami, malah mulai mengeluh pada Xu Jingya, dan membenci Jiao Jiao.
Tuan muda tersenyum dingin, “Sekarang sudah mulai saling menggigit? Xu Jingya oh Xu Jingya, sayang sekali dirimu yang penuh kepintaran dan kelicikan, tetapi malah mencari pria seperti ini. Ya juga, seperti yang kamu katakan, dengan kondisi Tuan tua yang sekarang ini, tidak boleh memboroskan waktumu, kamu silakan pergi bersama pria ini!”
Xu Jingya mengangkat kepala dengan wajah terkejut, memandang ke arah Tuan kelima, “Kamu ingin membiarkan kami pergi?”
Tuan muda mengangkat alis, “Hatimu sudah tidak bersama Tuan tua, apa gunanya meninggalkanmu? Jiao Jiao, kamu ingin mengikuti Ibumu pergi atau tinggal, kamu pilih sendiri.”
Xu Jingya segera menarik tangan Jiao Jiao, “Jiao Jiao, ayo pergi bersama Mama, Mama tidak bisa kehilanganmu!”
Jiao Jiao berlinang air mata menggelengkan kepala, “Tidak, aku ingin bersama Papa, aku akan menunggu Papa bangun.”
Jiao Jiao berkata sambil melepaskan tangan Xu Jingya, sosoknya mundur, perlahan-lahan mundur ke belakang Tuan muda.
Tuan muda mengangkat tangan menggenggam bahu Jiao Jiao, “Ok, Jiao Jiao ingin tinggal maka untuk yang akan datang kakak akan merawatmu, kalian pergilah, jangan membuat malu di sini.”
Tuan muda mengangkat tangan mengusir Xu Jingya dan pria itu, Xu Jingya dan pria itu berdiri, pria itu menarik tangan Xu Jingya, “Ayo pergi!”
Namun Xu Jingya berwajah enggan menatap Jiao Jiao, berkata dengan nada suara memohon: “Jiao Jiao, pergi sama Mama, ok?”
Jiao Jiao tetap menggelengkan kepalanya, pandangannya tegas.
“Dia sudah bilang tidak ingin pergi, apa gunanya kamu memohon padanya lagi?”
Pria paruh baya tidak sabar, menarik Xu Jingya dan pergi.
Xu Jingya benar-benar enggan meninggalkan Jiao Jiao, tetapi Jiao Jiao bersikeras tidak ingin pergi bersamanya, dia juga tidak memiliki cara, dan pria paruh baya menrik dengan kuat, jadi di hanya dapat pergi dengan kejam.
Jiayu melihatku, langsung berjalan ke sini, “Xiaoxiao, kapan kamu datang.”
“Barusan.”
Aku menatap Tuan kelima dengan penuh khawatir, dan melihat Jiao Jiao, aku selalu merasa Tuan kelima tidak seharusnya melepaskan Xu Jingya pergi dengan begini, dia melakukan begitu banyak hal buruk, seharusnya mendapatkan hukuman, dan Jiao Jiao, tidak mudah anak ini akan memilih untuk tinggal, pada saat ini aku menimbulkan suatu perasaan yang disebut kasih sayang padanya.
Tuan muda juga datang, pandangannya penuh kekhawatiran, “Mengapa kamu keluar, hati-hati kedinginan.”
Dia melepaskan mantelnya, dan mengenakan di tubuhku, “Aku menggendongmu.”
“Tidak perlu, aku dapat berjalan sendiri.”
Begitu banyak orang yang sedang melihat, lagipula aku mengenakan sepatu boots, seharusnya tidak akan kedinginan.
Tetapi Tuan muda tidak mendengar, dia membungkukkan tubuhnya, dan meninggalkan punggungnya yang lebar padaku.
Aku hanya dapat naik keatas, membiarkan Tuan muda menggendong.
“Mengapa kamu tidak menyerahkan Xu Jingya dan pria itu pada pihak polisi? Aku menyangka kamu akan menyerahkan mereka kepada Polisi.”
Aku bertanya di atas punggungnya.
Tuan muda: “Karena aku ingin melihat suatu pertunjukan seru.”
“Pertunjukan apa?”
“Kamu akan tahu nanti.”
……
Kembali ke apartemen, Tuan muda langsung menggendongku ke dalam kamar, dan melepaskan sepatu, menutupkan selimut, membiarkan diriku terasa hangat, kemudian pergi melihat Tian Tian.
Si kecil sudah pipis dan pup, sekarang sedang tidur. Tuan muda menundukkan sosok tubuhnya, mata batu amber menatap dengan teliti pada wajah si kecil, “Mirip, benar-benar mirip, semakin besar semakin mirip denganku.”
Aku merasa lucu: “Ayo katakan bagian mana mirip denganmu?”
Tuan muda: “Dahi mirip, hidung mirip, dagu mirip, mana-mana mirip.”
Aku: “Asalkan emosi jangan mirip sepertimu.”
Tuan muda mengerutkan kening dan memelototiku, “Apakah emosiku tidak baik?”
Aku mengangkat sudut mulutku, “Baik, baik sekali, tidak tahu siapa ya yang paling suka menyuruh orang pergi tanpa sebab.”
Wajah Tuan muda menjadi tegang, “Bukankah sekarang sudah berubah!”
Aku: “Oh tidak, kita melupakan Jiao Jiao.”
Tuan muda juga tertegun, dia sudah bilang kalau Jiao Jiao memilih untuk tinggal, dia akan merawatnya.
Jadi dia segera menelepon Chen Hui, “Apakah kamu melihat Jiao Jiao? Dia ingin tinggal di area militer? Di sana hanya dia sendirian bagaimana bisa, mengantarnya ke sini saja!”
Tuan muda menutup telepon.
“Menyuruh bibi Li membersihkan sebuah kamar untuk Jiao Jiao, menyiapkan apa yang kurang, anak itu lumayan kasihan, kita tidak boleh merugikannya.” Aku berkata.
Tuan muda mengangguk, “Iya juga.”
Setengah jam kemudian, Chen Hui mengantar Jiao Jiao ke sini, mata Jiao Jiao merah dan bengkak, berdiri di samping Chen Hui, menundukkan matanya dan tidak berkata.
Tuan muda: “Jiao Jiao, karena kamu memilih untuk tinggal, maka disini akan menjadi rumahmu, kalau kekurangan apa boleh minta dengan kakak iparmu.”
Jiao Jiao berkata dengan nada suara kecil: “Kakak, aku ingin kembali ke rumah, aku ingin menunggu ayah dirumah.”
Tuan muda menghela napas, pada saat itu, tatapannya juga menjadi mendalam, dia mengangkat tangan memegang bahu Jiao Jiao, “Kamu masih begitu kecil, sendirian tinggal di sana, bagaimana kalau terjadi sesuatu? Dengarkan kata-kata kakak, tinggal saja di tempat kakak, setelah Tuan tua bangun, kalian baru kembali bersama.”
Jiao Jiao yang di depan mata ini, membuat Tuan muda yang biasanya sangat membenci dengan Xu Jingya, juga menimbulkan perasaan kasih sayang, nada suaranya juga menjadi lembut.
Jiao Jiao tidak berkata lagi.
Chen Hui berkata: “Jiao Jiao rawat di tempatmu dulu, kalau ada sesuatu langsung menghubungiku, aku akan kembali dulu.”
Chen Hui telah pergi, bibi Li membawa Jiao Jiao ke kamar yang dia tidur semalam, Ai Sha juga kembali ke kamar, terdengar suara tangisan Tian Tian di lantai atas, si kecil pasti bangun kelaparan.
Aku segera naik ke lantai atas.
Dalam sekejap mata, Tian Tian sudah tiga bulan, aku menggendong Tian Tian berjalan-jalan di sore yang cerah, tanpa sadar aku tiba di luar taman kanak-kanak, ada sosok seseorang yang tinggi berdiri di tepi pagar taman kanak-kanak, dia menatap fokus pada seorang anak laki-laki yang sedang bermain perosotan dengan sekumpulan anak-anak di dalam.
Novel Terkait
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)