Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 242 HIV (1)

"Hah?"

Tuan muda membalikkan tubuhnya.

"Kembalilah lebih awal."

Aku berkata.

Tuan muda itu menekuk bibirnya, dan wajahnya yang tampan menunjukkan senyum lembut. "Baik."

Setelah tuan muda pergi, Aku juga sudah bangun, sarapan, membiarkan Aisha menemaniku berkeliling di sekitar lingkungan. Sore harinya, Aku membiarkan Aisha menemaniku dan pergi ke Kaiwelz.

Sejak pertama mengambil alih Kaiwelz, Aku baru pertama kali datang ke sini, setelah menyelesaikan pekerjaanku, Aku bersiap untuk pergi, tapi tiba-tiba aku bertemu Mo Ziqian.

Perusahaan Mo Ziqian selalu bekerja sama dengan Kaiwelz, tetapi hari ini, ia datang untuk membatalkan kontrak. Kepala kantor cabang mencoba membujuk Mo Ziqian untuk terus bekerja sama sesuai dengan hukum. "Tuan Mo, Kaiwelz dan Qianpin telah bekerja sama selama bertahun-tahun, dan kerjasamanya selalu lancar. Apakah kamu tidak sebaiknya mempertimbangkan kembali ..."

Wajah Mo Ziqian tidak berekspresi. "Dulu karena Nona Wen ada di sini. Sekarang Kaiwelz telah berubah kepemilikannya. Kita tidak perlu bekerja sama lagi."

Mo Ziqian berbalik untuk pergi, tetapi melihatku yang tidak jauh di sisi lain, tatapannya dalam dan dingin. Dia hanya menatapku, lalu dia menarik kakinya dan pergi ke lift.

Kepala kantor cabang berkata kepadaku dengan sangat tak berdaya, "Sayang sekali. Qianpin tidak hanya pelanggan lama kami, tetapi juga pelanggan besar kami."

Aku: "Setiap orang memiliki pendapat sendiri. Dia tidak mau bekerja sama dengan kita. Kita tidak bisa memaksa mereka untuk bekerja sama. Tidak ada yang perlu disayangkan. Sibukkanlah dirimu."

Aku berbalik dan berlari ke lift lain.

Aisha selalu di dekatku, dia adalah malaikat pelindung kecilku. Ketika pintu lift terbuka, dia menahan pintu dengan tangannya, membiarkan aku masuk dulu, khawair pintu lift tiba-tiba tertutup dan menekanku.

Setelah memasuki lift, dia memapahku lagi, khawatir lift tiba-tiba jatuh dan melukai aku.

Aisha yang sangat perhatian, membuatku merasa hangat dari hati yang paling dalam.

"Kakak, orang yang bermarga Mo itu, jelas-jelas memandang rendah dirimu!"

Aisha berbicara, aku tertawa, "Dia hanya marah, bagaimanapun dia adalah penerus yang paling pantas."

Aisha bersenandung, "Apa yang pantas, dasar sampah."

Pintu lift terbuka dan Aisha memapahku lagi. "Hati-hati."

Kami keluar dari lift, kebetulan melihat Mo Ziqian keluar dari lift sebelah dengan buru-buru. Dia dengan cepat meninggalkan gedung.

Aku dan Aisha keluar dari gedung, Aisha pergi untuk mengambil mobil. Aku berdiri di tangga menunggunya, Aku melihat Mo Ziqian berjalan menuju mobilnya sambil menjawab telepon.

Aku merasakan gerakan janin dan tanpa sadar menyentuh perutku dengan lembut. "Sayang, baik-baik ya, ibu ada disini."

Aku tenggelam dalam kehangatan dan kegembiraan dari interaksi dengan bayi di perutku, tidak menyadari akan bahaya yang datang.

Sampai ada suara teriakan rendah di telingaku: "Hati-hati!"

Lalu tubuhku dipeluk, dan orang itu memelukku dan berbalik, dan aku mendengar sesuatu bersiul melewati telingaku, diikuti oleh dengungan yang teredam.

Lengan yang memelukku melonggar.

Aku masih dalam keadaan panik. Tanganku menutupi jantungku, aku membalikkan badan sambil gemetaran. Aku melihat Mo Ziqian, yang ditembak di bahu. Dengan tatapanku yang terkejut bukan main, Aku melihat bahunya memerah. Saat ini,wajah tampan telah berubah karena rasa sakit. Sebuah van putih pergi menjauh dari kami.

Ada teriakan Aisha di telingaku, "Pembunuhan!"

Kemudian gadis itu menginjak pedal gas dan mengejar ke arah perginya van putih.

"Aisha!"

Teriakanku tenggelam dalam suara deru mobil.

Aisha mengendarai Audi putihku dan dengan cepat telah mengejar van putih, ia membanting setir ke arah van, dan menabrak van putih dengan bagian depan mobil.

Aku menyaksikan pemandangan ini dengan ngeri, jantungku terasa dicengkram dengan kuat, pada saat itu, aku sulit bernapas. Aku hanya menatap dengan ngeri dan menyaksikan van itu menabrak trotoar berbunga di samping jalan.

Pada saat ini, sirene meraung dan mobil polisi menderu.

Pintu Audi terbuka dan Aisha keluar. Dia baik-baik saja. Wajah gadis itu dingin dan sombong, dan matanya yang indah menatap pria yang dibawa keluar oleh polisi dari van dengan penuh amarah.

"Kamu lagi, Hu Yeming, brengsek, kamu ingin melukai kakakku lagi!"

Aisha menendang Hu Yeming beberapa kali.

Dan aku, melihat Aisha baik-baik saja, tatapanku menjadi gelap, dan aku hampir pingsan.

"Ah..."

Aku mendengar dengung yang keluar dari belakang, dan kemudian aku ingat bahwa Mo Ziqian, yang telah menghalangi tembakan untukku, baru saja pria ini yang menyelamatkan aku. Aku menoleh ke belakang dan melihat bahwa Mo Ziqian telah meletakkan tangannya di bahunya, dan sudah hampir tidak tahan lagi.

"Jangan terlalu banyak berpikir. Aku hanya menyelamatkanmu supaya Qiang Qiang tidak kehilangan ibunya."

Melihatku terkejut dan tidak bias berkata, Mo Ziqian berkata dengan dingin, dan berjalan terhuyung-huyung ke arah mobilnya.

Aku tidak sempat memikirkan arti dari kata-kata Mo Ziqian. Aku juga pergi ke mobilnya dengan buru-buru. Mustahil baginya untuk mengemudi ketika dia terluka seperti itu.

Tapi Mo Ziqian lebih cepat dariku dan masuk ke mobil. Pedal gas diinjak dan mobil dengan cepat pergi.

Aku memanggil taksi dan mengikuti Mo Ziqian ke rumah sakit.

Di gerbang rumah sakit, Mo Ziqian turun dari mobil, tanpa memperdulikan cacian dari penjaga keamanan tentang mobilnya yang diparkirkan secara asal, terpincang-pincang masuk ke gedung.

Mo Ziqian langsung pergi ke Jiang Yi, saat aku sampai, Jiang Yi sedang meneriaki pria yang bajunya diwarnai darah itu. "Kamu...Apa yang salah denganmu? Setiap tiga dua hari, luka besar dan luka ringan, Kamu kira kamu terbuat dari besi! "

"Jangan pedulikan itu. Cepat bantu keluarkan peluru ini ."

Tubuh Mo Ziqian membungkuk, duduk ke kursi.

Aku menyaksikan adegan ini dengan takut, aku terus memikirkan kata-kata Mo Ziqian: Jangan terlalu banyak berpikir. Aku hanya menyelamatkanmu supaya Qiang Qiang tidak kehilangan ibunya.

"Ziqian!"

Ada suara yang familiar di belakangku, dan kemudian tubuhku didorong ke samping. "Kamu awas!"

Lin Xueman muncul di depanku. Dia berdiri di depan Mo Ziqian, cemas dan takut. Dia menangis, "Ziqian, bagaimana kamu bisa melindunginya dari peluru? Kamu tidak ingin hidup lagi!"

Wajah Mo Ziqian pucat dan bibirnya memutih, tetapi dia mengerutkan alisnya dan berkata dengan suara rendah, "Aku hanya tidak ingin Qiang Qiang tidak punya ibu, bagaimanapun dia adalah anakku."

Setelah Lin Xueman mendengar itu, ia berbalik dengan penuh kebencian dan menatapku dengan alis mengerut. "Kamu wanita tak tahu malu, kenapa kamu tidak mati saja! Kamu bahkan tidak membiarkan Ziqian melihat putramu, tetapi Ziqian hampir kehilangan nyawanya untukmu. Pergi dari hadapanku!"

Alisku berdetak, aku berbalik diam-diam dan meninggalkan klinik tanpa bersuara.

Aku bahkan tidak pernah bermimpi, bahwa ketika hubungan Mo Ziqian dan aku seperti orang asing, bahkan lebih buruk daripada orang asing, ia malah menyelamatkanku tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri dan menderita luka serius.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu