Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 49 Keracunan Alkohol
Bab 49 Keracunan Alkohol
Mo Ziqian berdiri disana dan menatapku, untuk waktu yang lama tidak berkata apapun.
Hingga aku hampir tertidur, Mo Ziqian baru berkata, “Apakah kamu benar-benar menggugurkan anak itu?”
Suara ini kehilangan ketenangan yang biasanya, berubah menjadi gemetar.
Aku duduk dan menatap padanya, dengan polos aku berkata: “kenapa malah kamu, Dimana Gao Le, si bocah itu? Ketakutan?”
Mo Ziqian tidak mempedulikan perkataanku, dia menyalakan rokok, disaat dia menyalakannya, jari tangannya bergetar, dengan waktu yang lama rokok baru dinyalakan.
Dia menghirup dan kelihatannya telah menstabilkan emosinya lalu dia bertanya: “Mengapa aku tidak mendapat kabarnya, kamu bilang kamu pernah mengandung anakku, mengapa tidak ada yang memberitahuku.”
Aku menatapnya dengan tatapan dingin, “Mana mungkin, bukankah kamu menyuruh orang memberitahuku, untuk menggugurkan anak haram itu, dan mengatakan itu adalah keturunan sial?”
“Tidak, aku tidak pernah mengatakan itu.”
Mo Ziqian tiba-tiba menggelengkan kepalanya, “Kalau aku mengetahui kamu mengandung anakku, mungkin masalahnya tidak akan berakhir seperti ini.”
Emosinya sepertinya semakin tak terkendali, suaranya mulai bergetar, wajahnya menjadi redup. Dia berputar di tempat, untuk menstabilkan emosinya.
“Jadi akan berakhir seperti apa? Apakah kamu akan mengabaikan Chen Liyan dan putrimu, mengeluarkanku dari penjara, dan kembali bersama? Atau, sekali lagi mengulang sejarah memiliki dua keluarga, mengasuh aku dan anakku di luar!”
Aku menyindirnya.
Suara Mo Ziqian terus bergetar, “Tidak.”
Dia sepertinya mulai sakit kepala, dia mengepalkan tangannya dan membanting otaknya, “Yang penting tidak akan seperti sekarang.”
“Kamu sudah mabuk, beristirahatlah.”
Mo Ziqian membuka pintu, dan pergi dengan keberatan.
Aku berbaring telentang, Apakah Mo Ziqian benar-benar tidak mengetahui aku pernah mengandung? Mana mungkin, dia sendiri yang menyuruh untuk menggugurkan anakku, dia berkata janin itu adalah penyebab masalah buruk.
Di tengah malam, aku tertidur, tertidur hingga besok sore. Jiayu meneleponku, dengan suaranya yang panik, “Xiaoxiao, dimana dirimu?”
Tiba-tiba aku terbangun, rasa bersalah yang kuat membangkit didalam hatiku, aku berkata: “Maaf Jiayu, membuatmu khawatir lagi. Aku tidak ada apa-apa, aku akan kembali pada malam hari, jangan khawatirkan aku.”
Jiayu tidak berkata lagi, tapi suaranya dengan jelas canggung, “Oke, jaga dirimu.”
Jiayu benar-benar sangat sial memiliki teman seperti aku, bekerja keras setiap hari dan harus selalu mengkhawatirkan diriku.
“tok tok tok.....”
Ada yang sedang mengetuk pintu.
Aku mendekati dan membuka pintu, Gao Le masuk membawa makanan. “Ini, sarapanmu.”
Dia meletakkan sarapan di meja dalam kamar hotel dan membalikkan badannya mau pergi.
Seperti masih marah padaku karena masalah semalam.
Apa yang telah kulakukan semalam, aku mengingat dengan samar, bocah ini kemungkinan besar pasti merasa sangat kesal dan jengkel karena gangguanku.
Aku tertawa, “Sedang marah?”
Gao Le barulah memutarkan kepalanya, wajahnya yang tampan terlihat serius, tampaknya dia sangat kesal, dengan marah berkata: “Tidak berani, aku memang canggung dan bukan pria.”
Aku tersenyum lagi, “Semalam aku mabuk, apa yang telah aku lakukan dan katakan ataupun ada kelakuan yang kelewatan, bolehkah kamu menganggap itu tidak pernah terjadi?”
Gao Le mendengus sepertinya sudah merasa lega.
“Lain kali jangan pergi ke tempat seperti itu lagi, kalau ingin meminum alkohol, minumlah dirumah, minum ditempat seperti itu, kemungkinan akan bangun di ranjang orang lain.” Gao Le mengatakannya dengan nada tidak senang.
Aku menatap pada pria ini dengan tatapan yang menarik, dan sedikit menertawakannya, “Terima kasih atas perhatianmu, aku akan mengingatnya.”
Kami saling bertatapan, dan Gao Le segera menghindari pandanganku, “baik kalau begitu.”
Aku melihat wajahnya memerah.
Kapan bocah ini menjadi seorang pemalu. Aku tersenyum dan tidak mengatakannya, aku membalikkan badan duduk di kursi dan mulai menikmati sarapan yang dibelikan Gao Le.
Gao Le berkata dengan nada suara yang terendam: “Kamu pelan-pelan makan, aku akan berangkat bekerja.”
“Baik.”
Gao Le telah pergi, perasaan sedih di dalam hatiku membangkit kembali, sehingga sarapan yang lezat di depan mataku kehilangan aromanya.
Selesai sarapan, aku meninggalkan hotel. Uang hotel sudah dilunaskan Gao Le, aku juga tidak mengirim pesan terima kasih atau sejenisnya kepadanya, bocah ini tidak marah padaku karena kelakuanku semalam sudah termasuk hal yang bagus.
Putraku menghilang tetapi pekerjaanku tetap harus diteruskan, aku pergi mengambil brosur, bersiap-siap untuk membagikan di persimpangan berikutnya, aku melihat di seberang jalan ada sebuah mobil yang kukenal berhenti di depan sebuah komunitas yang bernama Golden Garden. Ada seorang gadis muda membuka pintu mobil dan masuk duduk ke dalam. Lalu, mobil itu melaju pergi.
Hatiku merasa ragu, bukankah mobil itu milik Jiayu? Aku tahu Jiayu merasa kasihan kepada Wu Zhihai yang sibuk dengan pekerjaannya beberapa lama ini, jadi dia meminjamkan mobilnya kepada Wu Zhihai, tetapi siapakah gadis ini?
Aku dengan penuh keraguan selesai membagikan semua brosur, kembali beristirahat di apartemen hingga malam, dan pada malam hari aku terus pergi ke toko menjadi salesman. Tanpa Tuan kelima yang menghabiskan uang seperti air yang mengalir, tentu saja malam ini tidak mendapatkan komisi penjualan sedikitpun.
Aku kembali ke apartemen malam hari, Jiayu duduk di ruang tamu, tangannya memegang secangkir kopi, sepertinya sedang menungguku kembali.
“Jiayu?”
Aku segera ingat bahwa aku tidak pulang ke rumah selama beberapa malam, dan Jiayu pasti sangat mengkhawatirkan, rasa bersalah di hatiku segera muncul.
Ada kesedihan di mata Jiayu, “Ayo duduk, kita mengobrol.”
Jiayu tidak pernah begitu serius berbicara denganku, hatiku tiba-tiba merasa keberatan, semakin merasa bersalah dengan perbuatanku.
Aku duduk di sebelah Jiayu, dengan sangat kasihan aku menarik tangannya, “Jiayu, maafkan aku, aku benar-benar bukan sengaja.”
Tangan Jiayu gemetar, ketika dia mengedipkan matanya, aku melihat bulu matanya yang panjang bergetar, “Xiaoxiao, apakah aku telah menyinggungmu? Mengapa kamu tidak ingin curhat padaku lagi?”
Hatiku terkejut, aku tahu Jiayu sedang menyalahkanku tidak memberitahukannya banyak hal.
“Jiayu, bukan seperti yang kamu pikirkan, sebenarnya semuanya harus menyalahkanku, ingin sekali membalas dendam, sehingga banyak melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, membuatmu mengkhawatirkanku, aku minta maaf.”
Jiayu menatapku dengan tatapan sedih, “aku tahu, kamu ingin membalas dendam, ingin membiarkan Mo Ziqian dan Chen Liyan merasakan yang seharusnya mereka rasakan, aku tidak berkemampuan membantumu, tetapi aku sangat berharap kamu baik. Aku sangat takut suatu hari nanti aku akan melihat sesuatu yang tidak ingin kulihat, sekali lagi melihatmu terluka.”
“Jiayu, tidak akan seperti gitu lagi, aku sudah tahu bagaimana melindungi diriku.”
Aku memeluk Jiayu, kami adalah sahabat baik dari kecil, ketika kami masih kecil dan di bully, kami akan seperti begini, saling menghangatkan dan menyembuhkan.
Jiayu juga memelukku, cairan yang hangat mengalir dari wajahnya.
Besok paginya, aku seperti biasa pergi membagikan brosur, ketika melewati komunitas semalam, aku sengaja memperhatikan, aku melihat Wu Zhihai mengendarai mobil dan sekali lagi berhenti di depan pintu komunitas, tetap juga gadis semalam keluar dari komunitas dan memasuki mobil.
Aku melihat pada jam tangan, pukul 07.50.
Tampaknya Wu Zhihai sengaja datang untuk menjemput gadis ini berangkat kerja, siapakah gadis ini?
Apakah ini adalah selingkuhan Wu Zhihai? Kalau ini adalah selingkuhan, gadis itu terlalu biasa, paling hanya bisa dikatakan orang yang mungil.
Saya memutuskan untuk mengamatinya lagi besok untuk melihat apakah Wu Zhihai akan datang menjemput gadis itu lagi.
Tetapi tidak menunggu sampai besok pagi, rencana ini sudah diberantakan oleh sebuah telepon, masih tengah malam, aku terbangun oleh suara dering telepon, Aku yang masih ngantuk, mengambil ponsel dan mengangkatnya, dari dalam telepon terdengar suara pria yang asing, “Apakah kamu adalah Lin Xiao? Seorang temanmu keracunan alkohol sedang melakukan penyelamatan di rumah sakit, aku berharap kamu bisa datang.”
Keracunan alkohol? Teman?
Aku langsung terpikir Jiayu, karena aku benar-benar tidak memiliki teman lain lagi, aku segera bangun dan bergegas masuk ke kamar sebelah, ketika aku melihat Jiayu sedang tidur lelap di ranjang, aku terasa lega.
Jadi siapakah yang berada di rumah sakit?
Telepon sudah di tutup, dengan jelas hal ini sangat mendesak, aku tidak sempat memikirkannya, selesai mengenakan pakaian, aku bergegas keluar.
Aku datang ke rumah sakit yang dikatakan orang tadi, dan bergegas ke ruang gawat darurat, aku berkata aku adalah Lin Xiao, siapa yang baru saja meneleponku, dan siapakah yang keracunan alkohol?
Ada seorang dokter muda datang, “kamu adalah Lin Xiao? Aku yang menghubungimu tadi, ada seorang pria yang baru keluar dari ruang gawat darurat, sekarang sudah diantar masuk ke kamar biasa, kami melihat nomor teleponmu didalam ponselnya, jadi......”
Aku dengan penuh keraguan pergi ke arah kamar pasien.
Tetapi bagaimanapun aku tidak akan terpikir, orang yang berbaring di dalam adalah Tuan Kelima.
Wajahnya yang pucat, matanya yang terpejam, baru beberapa hari tidak bertemu dia terlihat begitu lesu.
Ketika aku masuk, Tuan kelima perlahan-lahan membuka matanya, dia melihat bahwa itu adalah aku, dia berkata dengan lembut, “Bagaimana kamu disini?”
Tampaknya dia tidak tahu bahwa dokter menyuruh untuk datang.
Aku berkata: “Aku juga tidak tahu kenapa aku disini.” Beberapa hari yang lalu, aku masih di tegur Tuan kelima bahwa aku bukan siapa-siapa, dan membiarkanku pergi.
“Lalu untuk apa kamu kesini.”
Tuan kelima sepertinya tidak mempedulikanku.
“Ini harus ditanyakan kepada dokter kamu, mungkin mereka sudah banyak menelepon, tetapi hanya aku yang mengangkatnya.” Aku juga merasa aneh, Tuan kelima memiliki begitu banyak wanita dan teman, mengapa dokter hanya meneleponku.
Tuan kelima mendengus, meskipun sedang sakit, tetapi semangat dan arogansinya tidak berkurang.
“Jangan sok akrab, kalau aku tidak senang, tetap saja aku akan mengusirmu keluar!”
Aku memutihkan mataku, dalam dunia ini mungkin hanyalah Tuan kelima yang masih bisa begitu sombong di saat begini. Aku di panggil dari mimpi di tengah malam, hanya biaya taksi saja sudah banyak menghabiskan tenaga, dia tidak merasa terharu malah bersikap sombong seperti gini, sikap Tuan muda ini benar-benar sangat cukup.
Aku tidak peduli dalam hatiku seberapa tidak puas padanya, dia tetap pernah membantuku, terpikir ini aku memutuskan untuk tinggal dan merawatnya.
Aku meletakkan tas tanganku di lemari samping tempat tidur, dan duduk di kursi, “Tuan muda, kamu memerlukan bantuan apa, silakan memberitahukanku, aku memutuskan untuk menjadi pembantumu dalam beberapa hari ini, siapa suruh aku berhutang budi padamu.”
Tuan kelima melirikku, “Jangan membuat komentar sarkastik disini.”
Selesai berkata, dia diam tidak berkata, memejamkan matanya, aku tahu dia bukan tertidur, dia hanya tidak ingin menghadapiku.
Aku juga tidak mempedulikannya, aku bersandar di kursi, dan menguap.
Namun, seberapa rasa kantuk, aku pun tidak berani tidur, Tuan muda ini sedang infus, mungkin beberapa titik kemudian botol cairan menjadi kosong, dan aku harus memanggil perawat untuk menggantinya.
Ketika menundukkan kepala, aku melihat bekas luka yang jelas di lengan Tuan kelima, itu dikarenakan untuk menyelamatkanku, melihat pada bekas luka yang mengerikan itu, tiba-tiba ketidakpuasanku terhadap Tuan kelima menghilang. Tuan kelima menyelamatkanku dengan nyawanya sendiri.
Novel Terkait
My Cold Wedding
MevitaMy Perfect Lady
AliciaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMata Superman
BrickCinta Yang Terlarang
MinniePria Misteriusku
LylyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)