Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 88 Sinis
“Ada apa?” Aku bertanya.
Chen Hui berkata : “Wanita itu sudah meninggal. Katanya dia menelan racun pagi ini, waktunya juga sudah diperkirakan.”
Aku : ….
Apa yang Chen Liyan berikan kepada bibi Li hingga ia rela mati demi menutupi Chen Liyan.
“Asalkan ada uang apapun bisa dilakukan, didunia ini banyak orang yang rela menjual nyawanya demi keuntungan yang tidak seberapa. Mungkin saja Chen Liyan memberikan sejumlah uang atau sejenisnya kepada putri bibi Li sehingga bibi Li memilih menggunakan nyawanya untuk membantu Chen Liyan.”
Wajah Chen Hui seketika menjadi serius.
“Apakah kita sudah tidak ada ide lain lagi?” hatiku benar-benar sedih, saksi sebaik itu tiba-tiba mati begitu saja, sementara pelakunya masih bebas berkeliaran di luar sana, aku mulai mencurigai keadilan dunia ini.
Chen Hui terdiam, “Melihat kondisi sekarang memang tidak ada cara lain, pihak kepolisian tidak memiliki bukti apapun yang dapat membuktikan Chen Liyan berhubungan dengan kasus ini, anak bibi Li juga hingga sekarang tidak menunjukkan hal yang mencurigakan, pihak kepolisian sudah memperhatikannya berhari-hari namun tidak mendapatkan hasil apapun.”
Mataku terpejam rapat, hatiku dipenuhi ketidak berdayaan.
Chen hui melihat anak kecil di tepi ranjang, dia menatap lembut anak yang bermata bulat dan berbinar ini, anak ini juga sedang menengadahkan kepala sambil menatapnya dengan tatapan penuh tanya.
“Ini anakmu?”
Chen Hui bertanya
“Ya.”
Aku mengangguk, sama sekali tidak tahu Chen Hui menghadapi anak ini dengan suasana hati seperti apa.
“Siapa namamu?”
Chen Hui menggendong Qiang Qiang.
“Namaku Qiang Qiang.”
Qiang Qiang menatapnya dan menjawab dengan serius, sepasang mata yang jernih membulat dan mengamati pria berwajah tegas didepannya.
“Em, hai Qiang Qiang.” Nada bicara Chen Hui, tatapan mata yang matang karena waktu, penuh dengan kasih sayang.
Dan tepat pada saat ini, Mo Ziqian masuk dari luar, bodyguardnya yang meneleponnya.
Dia melihat Chen Hui menggendong Qiang Qiang, wajahnya terlihat tidak bersahabat, “Ada apa ini, apakah inspektur Chen juga berminat pada anak orang lain?”
Ucapan ini penuh dengan rasa sinis.
Chen Hui yang menggendong Qiang Qiang berbalik lalu membungkuk menurunkannya, dia berjalan kearah Mo Ziqian, detik berikutnya, tinjunya melayang.
“Brengsek, apakah kamu pantas menjadi seorang laki-laki!”
Ini pertama kalinya aku mendengarkan Chen Hui mengucapkan perkataan kotor.
Mo Ziqian merasakan tinjunya, wajahnya sampai berpaling, tinjunya mendarat tepat di pipinya.
“Apakah ini sikap seseorang yang menjadi aparat keamanan?”
Tatapan dan ucapan Mo Ziqian semakin sinis, “Hanya bertubuh kekar. Namun aku merasa aneh, kenapa inspektur Chen begitu baik kepada wanita juga anak orang lain? Jangan-jangan inspektur memang memiliki selera khusus?”
Ucapan ini sangat tidak enak didengar, bahkan kepribadiannya diragukan, urat diwajah Chen Hui berkedut, aku mendengar suara tulang yang menggertak karena kepalan yang sangat kuat, secepat petir disiang hari, tinju Chen Hui kembali melayang.
Qiang Qiang yang melihat kejadian ini ketakutan hingga berlari memelukku, “Mama, takut.” Setiap kali ia ketakutan, ia akan melupakan panggilan tante yang biasa ia pakai untuk memanggilku.
Aku berteriak, “Sudah cukup, apa yang kalian lakukan!”
Saat ini, Jiayu yang berdiri didepan pintu dengan ekspresi terkejut sama denganku, dia berdiri disana hingga keduanya menghentikan tinju mereka.
“Apa yang sedang kalian lakukan? Berkelahi di dalam kamar pasien apakah kalian ini preman?”
Jiayu marah hingga dadanya kembang kempis, sementara aku juga dibuat cukup kesal oleh kelakuan mereka, kenapa Chen Hui selalu saja menggunakan tinjunya, sementara ucapan Mo Ziqian memang sangat tidak enak didengar.
“Kalian berdua dengarkan baik-baik, kelak kalian jangan pernah datang lagi, aku tidak ingin melihat dua ekor binatang buas disini!”
Chen Hui dan Mo Ziqian melihat kearahku bersamaan, ekspresi bersalah langsung muncul diwajah Chen Hui, “Maaf Xiao Xiao, aku salah, aku tidak akan mengulanginya lagi.”
Mo Ziqian juga hanya melihatku sambil mengangkat alis, entah ekspresi apa yang terlihat dalam sorot matanya.
Jiayu berjalan kemari, wajahnya terlihat sangat marah, “Aku tidak tahu apa penyebab kalian berkelahi, namun ini adalah kamar pasien, bukankah sebelum kalian berkelahi seharusnya kalian mempertimbangkan perasaan pasien terlebih dahulu? Apa lagi disini ada anak kecil, apakah kalian tidak khawatir membuat anak kecil ketakutan?”
Jiayu menggendong Qiang Qiang sambil menenangkannya, “Qiang Qiang jangan takut, tante bantu kamu mengusir kedua orang jahat ini.”
Mo Ziqian melangkah maju, menjulurkan tangan ingin menggendong Qiang Qiang, “Sini papa gendong, kelak papa tidak akan berkelahi lagi, Qiang Qiang maafkan papa ya?”
Namun Qiang Qiang sama sekali tidak mempedulikannya, malah merangkul leher Jiayu semakin erat, kepalanya menyender di bahu Jiayu, hanya melihatnya dengan tatapan asing.
Sejak kejadian bibi Li mencekikku malam itu, ia menjadi menjauh dari Mo Ziqian. Mungkin anak kecil juga bisa mengerti.
Dia tahu wanita di dekat ayahnya yang ingin membunuh kami.
Chen Hui menatap Qiang Qiang dengan tatapan rumit, namun ia tidak mengatakan apapun, langsung melangkah keluar seorang diri.
Mo Ziqian merasakan sikap Qiang Qiang yang dingin padanya, tangannya membatu diudara, tatapannya mulai muram, namun dengan cepat ia hanya tersenyum, “Papa memang salah.”
Dia berbalik dan keluar, dia berjalan sambil memasukkan tangannya kedalam kantong celana untuk mencari rokok, setelah mendapatkan rokoknya, ia berjalan sambil menyalakannya.
Jiayu duduk memangku Qiang Qiang dengan wajah kesal, “Ada apa dengan orang bermarga Chen itu, suka sekali berkelahi, Mo Ziqian juga sama, ucapannya sangat kasar, apa maksudnya selera khusus, apakah wanita yang sudah tidak dia inginkan tidak boleh disukai orang lain? Minta dihajar.”
Aku dibuat tertawa oleh ucapan Jiayu, perasaan emosi yang tadi memenuhi hatiku sekejap hilang sebagian, “Dia memang tidak tahu malu.”
Aku berkata sambil menggendong Qiang Qiang, membiarkannya duduk di pelukanku, mengusap lembut kotoran yang menempel diwajahnya.
“Tante, mama.”
Qiang Qiang menatapku dengan tatapan polos dan bingung, “Apakah paman Mo benar ayahku?”
Aku mengangkat alis perlahan, tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan anak ini, “Ya, dia ayahmu, ayah kandungmu.”
Qiang Qiang menunduk dengan wajah murung, “Tapi ayah orang lain selalu mendampingi anaknya, kenapa hari itu dia tidak berada dirumah menemani kita? Jika hari itu dia ada, mama tidak mungkin dicekik orang.”
Aku menempelkan pipiku ke kepalanya dengan lembut, menghela pelan, kejadian malam itu benar-benar membekas di hati Qiang Qiang.
Aku tidak tahu apakah Mo Ziqian mendengar perkataan Qiang Qiang atau tidak, yang pasti dia cukup lama tidak kembali masuk. Malam hari, setelah Qiang Qiang tertidur, Mo Ziqian duduk dismaping tempat tidurnya dengan tenang, tatapannya penuh dengan berbagai macam perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, tangannya mengelus pelan rambut anaknya, tatapannya penuh rasa kasihan dan bersalah yang amat dalam.
Setelah terdiam cukup lama disana, ia mengecup pelan kening anaknya, lalu pergi tanpa suara.
Setelah kejadian ini, beberapa hari berturut-turut aku tidak lagi melihat Mo Ziqian, Chen Hui khusus memesankan makanan untukku, sehari tiga kali, semua menunya adalah menu sayur yang sangat bergizi dan ditambahkan sumsum tulang, bahkan Jiayu bilang, Chen Hui benar-benar baik padaku, apakah ia juga ingin mengejarku?
Aku juga merasa kesulitan, aku dan Chen Hui hanya hubungan teman biasa, meskipun dulu sempat berkomunikasi beberapa kali, namun tidak sampai titik itu, dia hanya memperhatikan dan menjagaku saja.
Dihari ke 22 aku dirawat dirumah sakit, Wen Yiru datang menengokku, dia baru kembali dari Kanada, baru tahu kalau tulangku patah hingga harus dirawat di rumah sakit.
Tatapannya yang hangat diiringi oleh perasaan kasihan, menghela nafas pelan, “Bagaimana bisa menjadi seperti ini? Baru sebulan tidak pulang sudah terjadi hal seperti ini. Hati manusia benar-benar hal yang sangat menakutkan.”
Lalu Wen Yiru mengalihkan pandangannya kearah Qiang Qiang, dalam tatapan ragunya ada rasa sayang dan kelembutan, dia menggendong Qiang Qiang, Masih ingat nenek?”
“Ingat.”
Qiang Qiang mengalihkan pandangannya kearah Wen Yiru, mata keduanya bertemu, nenek dan cucu yang terlihat mirip, aku memperhatikan, mata Wen Yiru dan Qiang Qiang terlihat cukup mirip.
“Xiaoxiao, apakah kamu setuju aku membawa Qiang Qiang untuk menjaganya sendiri?”
Aku terkejut, “Hmmm… kalau begitu merepotkan anda.”
Ketika aku mengatakan ini, ada banyak pikiran yang lewat diotakku, Qiang Qiang sepanjang hari tinggal dirumah sakit bersamanya sama sekali tidak melakukan kontak dengan dunia luar, ini tidak baik untuk tubuh juga perkembangannya.
Sementara Wen Yiru berada di luar negeri, bahkan didunia internasional memiliki kepopuleran, jika Qiang Qiang diurus olehnya, pro dan kontra pasti ada, sementara sekarang menyerahkan Qiang Qiang pada siapapun ia tidak tenang, berbeda dengan Wen Yiru, dia pasti bisa melindungi Qiang Qiang dengan baik, entah mengapa aku berpikir seperti ini.
“Tidak merepotkan. Kamu juga tahu aku tidak mempunyai anak, ada anak disampingku, kebetulan bisa membuatku merasakan kebahagiaan mengurus cucu.”
Wen Yiru berkata dengan wajah penuh senyuman
Aku bertanya kepada Qiang Qiang, “Qiang Qiang, kamu ikut nenek Wen Yiru pulang ya?”
Qiang Qiang melihatku lalu melihat kearah Wen Yiru, menggeleng, “Qiang Qiang hanya mau tinggal bersama mama.”
We Yiru membujuknya, “Qiang Qiang, kaki tantemu sedang terluka sekarang, tidak bisa menjagamu, kamu ikut nenek pulang, nanti setelah luka tantemu sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit, baru meminta tantemu menjemput ke rumah nenek ok?”
Qiang Qiang mengalihkan pandangannya kearahku, seolah sedang berpikir, namun ia tetap mengangguk dengan nurut, “Tapi mama harus ingat untuk menjemputku kembali.”
“Em, pasti.”
Menatap anak yang begitu pengertian, hatinya terenyuh.
Anak yang tadinya tidak ingin pergi, malah berhasil dibujuk oleh kata-kata Wen Yiru yang mengatakan aku terluka, tidak bisa menjaganya, sehingga memutuskan untuk ikut dengan nenek yang asing baginya, anak yang begitu pengertian benar-benar membuat orang tidak tega padanya.
Wen Yiru membawa Qiang Qiang pergi, hatiku terasa hampa. Malamnya aku tidak bisa tidur, aku browsing dengan handphone, halaman website muncul, aku melihat Mo Ziqian menggandeng tangan Chen Liyan mengikuti acara perayaan perusahaan. Dalam foto itu mereka terlihat serasi menerima wawancara dan difoto oleh para wartawan.
Chen Liyan merangkul tangan Mo Ziqian dengan mesra, terlihat sangat manja, Mo Ziqian tersenyum tipis, penuh dengan kebahagiaan pria sukses.
Dibawah panggung anak perempuan kesayangannya membawa bunga naik keatas panggung, para wartawan semakin heboh memotret anak gadis kesayangan mereka, headline untuk pemandangan ini : Melihat keluarga bahagia, keluarga kami.
Entah karyawan yang mana yang memotretnya.
Satu pencetan aku mematikan ponselku, malam ini, aku kembali tidak bisa terlelap.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaPergilah Suamiku
DanisDiamond Lover
LenaEverything i know about love
Shinta CharityMy Greget Husband
Dio ZhengDoctor Stranger
Kevin WongSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)