Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 88 Sinis

“Ada apa?” Aku bertanya.

Chen Hui berkata : “Wanita itu sudah meninggal. Katanya dia menelan racun pagi ini, waktunya juga sudah diperkirakan.”

Aku : ….

Apa yang Chen Liyan berikan kepada bibi Li hingga ia rela mati demi menutupi Chen Liyan.

“Asalkan ada uang apapun bisa dilakukan, didunia ini banyak orang yang rela menjual nyawanya demi keuntungan yang tidak seberapa. Mungkin saja Chen Liyan memberikan sejumlah uang atau sejenisnya kepada putri bibi Li sehingga bibi Li memilih menggunakan nyawanya untuk membantu Chen Liyan.”

Wajah Chen Hui seketika menjadi serius.

“Apakah kita sudah tidak ada ide lain lagi?” hatiku benar-benar sedih, saksi sebaik itu tiba-tiba mati begitu saja, sementara pelakunya masih bebas berkeliaran di luar sana, aku mulai mencurigai keadilan dunia ini.

Chen Hui terdiam, “Melihat kondisi sekarang memang tidak ada cara lain, pihak kepolisian tidak memiliki bukti apapun yang dapat membuktikan Chen Liyan berhubungan dengan kasus ini, anak bibi Li juga hingga sekarang tidak menunjukkan hal yang mencurigakan, pihak kepolisian sudah memperhatikannya berhari-hari namun tidak mendapatkan hasil apapun.”

Mataku terpejam rapat, hatiku dipenuhi ketidak berdayaan.

Chen hui melihat anak kecil di tepi ranjang, dia menatap lembut anak yang bermata bulat dan berbinar ini, anak ini juga sedang menengadahkan kepala sambil menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

“Ini anakmu?”

Chen Hui bertanya

“Ya.”

Aku mengangguk, sama sekali tidak tahu Chen Hui menghadapi anak ini dengan suasana hati seperti apa.

“Siapa namamu?”

Chen Hui menggendong Qiang Qiang.

“Namaku Qiang Qiang.”

Qiang Qiang menatapnya dan menjawab dengan serius, sepasang mata yang jernih membulat dan mengamati pria berwajah tegas didepannya.

“Em, hai Qiang Qiang.” Nada bicara Chen Hui, tatapan mata yang matang karena waktu, penuh dengan kasih sayang.

Dan tepat pada saat ini, Mo Ziqian masuk dari luar, bodyguardnya yang meneleponnya.

Dia melihat Chen Hui menggendong Qiang Qiang, wajahnya terlihat tidak bersahabat, “Ada apa ini, apakah inspektur Chen juga berminat pada anak orang lain?”

Ucapan ini penuh dengan rasa sinis.

Chen Hui yang menggendong Qiang Qiang berbalik lalu membungkuk menurunkannya, dia berjalan kearah Mo Ziqian, detik berikutnya, tinjunya melayang.

“Brengsek, apakah kamu pantas menjadi seorang laki-laki!”

Ini pertama kalinya aku mendengarkan Chen Hui mengucapkan perkataan kotor.

Mo Ziqian merasakan tinjunya, wajahnya sampai berpaling, tinjunya mendarat tepat di pipinya.

“Apakah ini sikap seseorang yang menjadi aparat keamanan?”

Tatapan dan ucapan Mo Ziqian semakin sinis, “Hanya bertubuh kekar. Namun aku merasa aneh, kenapa inspektur Chen begitu baik kepada wanita juga anak orang lain? Jangan-jangan inspektur memang memiliki selera khusus?”

Ucapan ini sangat tidak enak didengar, bahkan kepribadiannya diragukan, urat diwajah Chen Hui berkedut, aku mendengar suara tulang yang menggertak karena kepalan yang sangat kuat, secepat petir disiang hari, tinju Chen Hui kembali melayang.

Qiang Qiang yang melihat kejadian ini ketakutan hingga berlari memelukku, “Mama, takut.” Setiap kali ia ketakutan, ia akan melupakan panggilan tante yang biasa ia pakai untuk memanggilku.

Aku berteriak, “Sudah cukup, apa yang kalian lakukan!”

Saat ini, Jiayu yang berdiri didepan pintu dengan ekspresi terkejut sama denganku, dia berdiri disana hingga keduanya menghentikan tinju mereka.

“Apa yang sedang kalian lakukan? Berkelahi di dalam kamar pasien apakah kalian ini preman?”

Jiayu marah hingga dadanya kembang kempis, sementara aku juga dibuat cukup kesal oleh kelakuan mereka, kenapa Chen Hui selalu saja menggunakan tinjunya, sementara ucapan Mo Ziqian memang sangat tidak enak didengar.

“Kalian berdua dengarkan baik-baik, kelak kalian jangan pernah datang lagi, aku tidak ingin melihat dua ekor binatang buas disini!”

Chen Hui dan Mo Ziqian melihat kearahku bersamaan, ekspresi bersalah langsung muncul diwajah Chen Hui, “Maaf Xiao Xiao, aku salah, aku tidak akan mengulanginya lagi.”

Mo Ziqian juga hanya melihatku sambil mengangkat alis, entah ekspresi apa yang terlihat dalam sorot matanya.

Jiayu berjalan kemari, wajahnya terlihat sangat marah, “Aku tidak tahu apa penyebab kalian berkelahi, namun ini adalah kamar pasien, bukankah sebelum kalian berkelahi seharusnya kalian mempertimbangkan perasaan pasien terlebih dahulu? Apa lagi disini ada anak kecil, apakah kalian tidak khawatir membuat anak kecil ketakutan?”

Jiayu menggendong Qiang Qiang sambil menenangkannya, “Qiang Qiang jangan takut, tante bantu kamu mengusir kedua orang jahat ini.”

Mo Ziqian melangkah maju, menjulurkan tangan ingin menggendong Qiang Qiang, “Sini papa gendong, kelak papa tidak akan berkelahi lagi, Qiang Qiang maafkan papa ya?”

Namun Qiang Qiang sama sekali tidak mempedulikannya, malah merangkul leher Jiayu semakin erat, kepalanya menyender di bahu Jiayu, hanya melihatnya dengan tatapan asing.

Sejak kejadian bibi Li mencekikku malam itu, ia menjadi menjauh dari Mo Ziqian. Mungkin anak kecil juga bisa mengerti.

Dia tahu wanita di dekat ayahnya yang ingin membunuh kami.

Chen Hui menatap Qiang Qiang dengan tatapan rumit, namun ia tidak mengatakan apapun, langsung melangkah keluar seorang diri.

Mo Ziqian merasakan sikap Qiang Qiang yang dingin padanya, tangannya membatu diudara, tatapannya mulai muram, namun dengan cepat ia hanya tersenyum, “Papa memang salah.”

Dia berbalik dan keluar, dia berjalan sambil memasukkan tangannya kedalam kantong celana untuk mencari rokok, setelah mendapatkan rokoknya, ia berjalan sambil menyalakannya.

Jiayu duduk memangku Qiang Qiang dengan wajah kesal, “Ada apa dengan orang bermarga Chen itu, suka sekali berkelahi, Mo Ziqian juga sama, ucapannya sangat kasar, apa maksudnya selera khusus, apakah wanita yang sudah tidak dia inginkan tidak boleh disukai orang lain? Minta dihajar.”

Aku dibuat tertawa oleh ucapan Jiayu, perasaan emosi yang tadi memenuhi hatiku sekejap hilang sebagian, “Dia memang tidak tahu malu.”

Aku berkata sambil menggendong Qiang Qiang, membiarkannya duduk di pelukanku, mengusap lembut kotoran yang menempel diwajahnya.

“Tante, mama.”

Qiang Qiang menatapku dengan tatapan polos dan bingung, “Apakah paman Mo benar ayahku?”

Aku mengangkat alis perlahan, tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan anak ini, “Ya, dia ayahmu, ayah kandungmu.”

Qiang Qiang menunduk dengan wajah murung, “Tapi ayah orang lain selalu mendampingi anaknya, kenapa hari itu dia tidak berada dirumah menemani kita? Jika hari itu dia ada, mama tidak mungkin dicekik orang.”

Aku menempelkan pipiku ke kepalanya dengan lembut, menghela pelan, kejadian malam itu benar-benar membekas di hati Qiang Qiang.

Aku tidak tahu apakah Mo Ziqian mendengar perkataan Qiang Qiang atau tidak, yang pasti dia cukup lama tidak kembali masuk. Malam hari, setelah Qiang Qiang tertidur, Mo Ziqian duduk dismaping tempat tidurnya dengan tenang, tatapannya penuh dengan berbagai macam perasaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, tangannya mengelus pelan rambut anaknya, tatapannya penuh rasa kasihan dan bersalah yang amat dalam.

Setelah terdiam cukup lama disana, ia mengecup pelan kening anaknya, lalu pergi tanpa suara.

Setelah kejadian ini, beberapa hari berturut-turut aku tidak lagi melihat Mo Ziqian, Chen Hui khusus memesankan makanan untukku, sehari tiga kali, semua menunya adalah menu sayur yang sangat bergizi dan ditambahkan sumsum tulang, bahkan Jiayu bilang, Chen Hui benar-benar baik padaku, apakah ia juga ingin mengejarku?

Aku juga merasa kesulitan, aku dan Chen Hui hanya hubungan teman biasa, meskipun dulu sempat berkomunikasi beberapa kali, namun tidak sampai titik itu, dia hanya memperhatikan dan menjagaku saja.

Dihari ke 22 aku dirawat dirumah sakit, Wen Yiru datang menengokku, dia baru kembali dari Kanada, baru tahu kalau tulangku patah hingga harus dirawat di rumah sakit.

Tatapannya yang hangat diiringi oleh perasaan kasihan, menghela nafas pelan, “Bagaimana bisa menjadi seperti ini? Baru sebulan tidak pulang sudah terjadi hal seperti ini. Hati manusia benar-benar hal yang sangat menakutkan.”

Lalu Wen Yiru mengalihkan pandangannya kearah Qiang Qiang, dalam tatapan ragunya ada rasa sayang dan kelembutan, dia menggendong Qiang Qiang, Masih ingat nenek?”

“Ingat.”

Qiang Qiang mengalihkan pandangannya kearah Wen Yiru, mata keduanya bertemu, nenek dan cucu yang terlihat mirip, aku memperhatikan, mata Wen Yiru dan Qiang Qiang terlihat cukup mirip.

“Xiaoxiao, apakah kamu setuju aku membawa Qiang Qiang untuk menjaganya sendiri?”

Aku terkejut, “Hmmm… kalau begitu merepotkan anda.”

Ketika aku mengatakan ini, ada banyak pikiran yang lewat diotakku, Qiang Qiang sepanjang hari tinggal dirumah sakit bersamanya sama sekali tidak melakukan kontak dengan dunia luar, ini tidak baik untuk tubuh juga perkembangannya.

Sementara Wen Yiru berada di luar negeri, bahkan didunia internasional memiliki kepopuleran, jika Qiang Qiang diurus olehnya, pro dan kontra pasti ada, sementara sekarang menyerahkan Qiang Qiang pada siapapun ia tidak tenang, berbeda dengan Wen Yiru, dia pasti bisa melindungi Qiang Qiang dengan baik, entah mengapa aku berpikir seperti ini.

“Tidak merepotkan. Kamu juga tahu aku tidak mempunyai anak, ada anak disampingku, kebetulan bisa membuatku merasakan kebahagiaan mengurus cucu.”

Wen Yiru berkata dengan wajah penuh senyuman

Aku bertanya kepada Qiang Qiang, “Qiang Qiang, kamu ikut nenek Wen Yiru pulang ya?”

Qiang Qiang melihatku lalu melihat kearah Wen Yiru, menggeleng, “Qiang Qiang hanya mau tinggal bersama mama.”

We Yiru membujuknya, “Qiang Qiang, kaki tantemu sedang terluka sekarang, tidak bisa menjagamu, kamu ikut nenek pulang, nanti setelah luka tantemu sembuh dan sudah keluar dari rumah sakit, baru meminta tantemu menjemput ke rumah nenek ok?”

Qiang Qiang mengalihkan pandangannya kearahku, seolah sedang berpikir, namun ia tetap mengangguk dengan nurut, “Tapi mama harus ingat untuk menjemputku kembali.”

“Em, pasti.”

Menatap anak yang begitu pengertian, hatinya terenyuh.

Anak yang tadinya tidak ingin pergi, malah berhasil dibujuk oleh kata-kata Wen Yiru yang mengatakan aku terluka, tidak bisa menjaganya, sehingga memutuskan untuk ikut dengan nenek yang asing baginya, anak yang begitu pengertian benar-benar membuat orang tidak tega padanya.

Wen Yiru membawa Qiang Qiang pergi, hatiku terasa hampa. Malamnya aku tidak bisa tidur, aku browsing dengan handphone, halaman website muncul, aku melihat Mo Ziqian menggandeng tangan Chen Liyan mengikuti acara perayaan perusahaan. Dalam foto itu mereka terlihat serasi menerima wawancara dan difoto oleh para wartawan.

Chen Liyan merangkul tangan Mo Ziqian dengan mesra, terlihat sangat manja, Mo Ziqian tersenyum tipis, penuh dengan kebahagiaan pria sukses.

Dibawah panggung anak perempuan kesayangannya membawa bunga naik keatas panggung, para wartawan semakin heboh memotret anak gadis kesayangan mereka, headline untuk pemandangan ini : Melihat keluarga bahagia, keluarga kami.

Entah karyawan yang mana yang memotretnya.

Satu pencetan aku mematikan ponselku, malam ini, aku kembali tidak bisa terlelap.

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu