Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 222 Egois (2)

Mo Cheng menurunkan Qiang-Qiang, dan berkata pada Qiang-Qiang: “Jangan khawatir, Papa sudah mendapatkan darah, dia tidak akan ada apa-apa.”

Mata Qiang-Qiang yang hitam, air mata mengalir keluar, dan mengangguk.

Mo Cheng menyerahkan Qiang-Qiang padaku, “Pulanglah lebih awal, tempat ini tidak aman, Hu Yeming akan keluar kapan saja, kamu dan Qiang-Qiang sebaiknya berada dalam area militer, sementara jangan keluar.”

Aku menjawab iya, menarik tangan Qiang-Qiang, kebetulan akan pergi, namun terlihat Wu Juan dan Lin Xueman terburu-buru datang. Tangan Wu Juan masih menggandeng tangan Sisi.

Mata Wu Juan memerah, dan Lin Xueman berpandangan dingin.

Melihat kami, Wu Juan tidak mengatakan apapun, Lin Xueman malah melirik kami dengan dingin, “Ziqian sudah menemukan darah, apa gunanya kalian datang ke sini? Ketika ayah membutuhkan putra, putranya tidak ingin datang, sekarang ayahnya sudah mendapatkan darah, putranya malah datang, perasaan berpura-pura baik ini, Ziqian tidak butuh.”

Wu Juan mendengarkan ini, mendengus dingin pada kami.

Mo Cheng mengerutkan kening, “Apa yang kamu katakan, Qiang-Qiang datang melihat Ziqian, apa salahnya? Xueman, kamu jangan karena marah, bicara tidak jelas.”

“Tadi dia pergi ke taman kanak-kanak, mencari Qiang-Qiang, ingin menyuruh Qiang-Qiang menyumbangkan darah untuk Ziqian, aku tidak setuju, dia langsung membenci kami pasangan ibu dan anak.”

Aku berkata dengan dingin.

Mo Cheng tertegun, dan dengan tidak berani percaya berkata pada Lin Xueman: “Kamu meminta Qiang-Qiang menyumbang darah untuk Ziqian? Qiang-Qiang hanya seorang anak yang berusia empat tahun! Apakah kamu memiliki otak!”

Lin Xueman berkata dengan tegas: “Apakah empat tahun masih kecil? Tiga tahun sudah bisa melihat masa tuanya.”

Mo Cheng juga tak berdaya, jari tangannya menunjuk pada Lin Xueman: “Ok ok, kamu benar.”

“Keluarga Mo Ziqian, pasien sudah bangun.”

Pada saat ini ada staf medis memanggil.

Mo Cheng dan Lin Xueman serta Wu Juan terburu-buru masuk melijat Mo Ziqian, Mo Cheng berjalan beberapa langkah, tiba-tiba teringat sesuatu dan memutar kepala, melambaikan tangan pada Qiang-Qiang, “Qiang-Qiang, kesini.”

Qiang-Qiang berjalan ke sana, Mo Cheng langsung menarik tangan Qiang-Qiang dan masuk ke dalam kamar pasien.

Aku sendirian berdiri di luar, menunggu Qiang-Qiang keluar, sambil menelepon Tuan kelima, “Apa yang sedang kamu lakukan?”

Tuan kelima: “Sedang rapat dengan sekumpulan orang bodoh, sedikit masalah pun tidak terselesaikan, benar-benar memboroskan begitu banyak gaji yang kuberikan.”

Aku tersenyum, “Santai bos, jangan marahi orang di dalam rapat, kamu adalah seorang bos, harus menunjukkan perilaku seorang bos.”

Tuan kelima: “Perilaku apa, sekumpulan bocah yang hanya tahu mengambil uang, tidak tahu cara bekerja dengan baik!”

Tuan kelima sambil marah dan menutup telepon.

Hak dasar terhadap karyawan dari perusahaan Tuan kelima terkenal baik dalam industri, tentu saja bosnya ini juga terkenal sifatnya yang keras, para karyawan menghormati dan juga takut padanya.

“Xueman, apakah kamu ketakutan?”

Pada saat ini, aku terdengar suara pria yang lembut dari dalam kamar.

Hatiku tergerak, aku memiringkan kepala menatap ke dalam, terlihat Mo Ziqian baru bangun, dan menggenggam tangan Lin Xueman, matanya penuh kelembutan dan perasaan bersalah.

Lin Xueman menangis, “Untungnya kamu tidak ada apa-apa, kalau tidak aku tidak tahu bagaimana hidup.”

Mo Ziqian: “Aku punya keberuntungan dalam hidup, tidak akan mati. Tetapi kamu dan Sisi, jangan sampai terjadi sesuatu.”

“Papa.”

Sisi berkata, “Tadi, bibi Lin pergi mencari Qiang-Qiang, ingin menyuruhnya menyumbang sedikit darah untuk Papa, tetapi dia tidak mau, sekarang mengetahui Papa sudah mengdapatkan darah, dia malah datang, hiks benar-benar tidak tahu malu!”

Mo Ziqian: “Iya, Papa salah membesarkannya.” Ketika berbicara dia juga melirik Qiang-Qiang dengan dingin, kedinginan itu sama sekali tidak seperti sedang melihat pada putranya sendiri.

Aku tidak tahu bagaimana Mo Ziqian mengatakan perkataan seperti ini, dia adalah seseorang yang memiliki otak yang normal, apaka dia tidak mengingat Qiang-Qiang hanya berusia empat tahun? Anak yang begitu kecil benar dapat menyumbang darah untuknya?

Api kemarahanku tiba-tiba membangkit, bahkan otaknya memiliki tumor, dia juga tidak seharusmya perkataan seperti itu!

Aku tak tahan dan mendorong buka pintu pasien, dan malah tersenyum marah pada orang itu: “Mo Ziqian, apakah otakmu memiliki tumor? Qiang-Qiang baru berusia empat tahun, apakah kamu benar menyangka dia dapat menyumbang darah untukmu? Atau kamu sama sekali tidak menganggapnya sebagai manusia!”

Mo Cheng juga sangat marah, jari tangannya menunjuk pada putranya sendiri, “Ziqian, kamu benar-benar sudah gila, kamu mana boleh melakukan ini pada anak yang baru berusia empat tahun......”

Aku menggandeng tangn Qiang-Qiang, “Ayo pergi bersama Mama, untuk yang akan datang jangan datang ke tempat ini lagi, ok?”

Mata Qiang-Qiang berlinang air mata, dan mengangguk, hati si kecil benar-benar terluka, mengikuti aku meninggalkan kamar pasien tanpa mengatakan apapun.

Kembali ke apartemen, Qiang-Qiang tetap tidak bicara, sendirian masuk ke kamar tidur, dan tidur di ranjang, diam-diam menangis. Aku sakit hati, namun tidak memiliki cara, aku sama sekali tidak tahu bagaimana menghiburnya, Mo Ziqian terlalu banyak berubah, dia sekarang tidak ingin mengenal putra kandungnya.

‘phong phong’, ada yang mengetuk pintu.

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu