Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 129 Dirampok (1)

Gao Xing menarik tanganku, mulut kecilnya terus berbicara seakan seperti senapan mesin, “Kakakku kemarin itu di luar berkelahi dengan orang, dipukul orang sampai mata memar, benar-benar jelek, dia beberapa hari ini terus menerus mengurung diri di dalam kamar, tidak berani keluar menemui orang….”

Aku langsung tidak tahu harus mengatakan apa, gadis kecil, ada ya orang yang seperti kamu ini, menjelekkan kakak sendiri? Tuan dan Nyonya Gao tidak ada di rumah, Gao Xing langsung membawa aku mencari Gao Le ke atas.

“Kakak!”

Gao Xing sekaligus mendorong membuka pintu kamar Gao Le, “Kakak, Kak Xiaoxiao datang melihatmu.”

Gao Le yang awalnya berbaring di lantai, melengkungkan satu kaki jangkungnya yang penuh dengan rambut, badan bagian atasnya mengenakan kaos oblong, bagian bawahnya mengenakan celana pendek berwarna putih, memegangi handphone tidak tahu sedang melihat apa, sekali mendengar kata-kata Gao Xing, saat itu kaget melihat aku yang muncul dari pintu, terkejut sampai handphone pun terlepas dari tangan, langsung menarik selimut menutupi badannya.

“Kalian…. Kalian kok tidak tahu mengetuk pintu sih!” Gao Le melotot, marah dan juga malu, meski memar di mata dan ujung mulut sudah sedikit memudar, namun masih bisa terlihat jelas, membuat dia yang memang mukanya berparas laki-laki Korea tampan dan manis itu terlihat agak memikat.

Gao Xing tertawa terbahak, “Kak, Kak Xiaoxiao juga bukan orang asing, kenapa kamu bisa grogi sampai seperti ini, Kak Xiaoxiao datang menjengukmu, bukannya mau mencelakaimu. Kak Xiaoxiao, sekali kakakku melihatmu pasti grogi, kamu lihat dia, lucu ya?”

Gao Xing seakan tidak melihat muka kakaknya sedikit pun, tertawa Hehe, merasa kakaknya benar-benar lucu sekali.

Gao Le marah sampai mukanya memerah dan lehernya membesar, membuang selimut di tangannya, melompat turun dari ranjang, kemudian mengangkat kerah baju gadis cilik itu, “Dasar anak kecil, tiga hari tidak dipukul, kulitmu gatal ya? Jangan panggil aku Gao Le kalau hari ini tidak memukul pantatmu!”

Gao Le menghempaskan pukulan, memukul di pantat Gao Xing, Gao Xing berkata aduh, kemudian berteriak dengan keras.

“Kak Xiaoxiao, tolong aku! Kakakku mau membunuhku!”

Aku terdiam tak dapat berkata-kata, saat mau meminta Gao Le jangan memukuli Gao Xing lagi, Gao Le pun sudah melepaskan Gao Xing, sambil mengambil jaket untuk digantung di pundaknya sambil dengan wajah suram mendengus, “Dasar anak tidak sopan, kalau masih berani sembarangan bicara lagi, sekali lagi aku kuliti kamu!”

Gao Xing langsung berlari ke sini, menarik-narik bajuku, seakan seperti kucing yang bersembunyi dari harimau bersembunyi dari Gao Le, sambil memasang muka mengejek ke kakaknya, “Kak, sebelumnya aku ajak Kakak Li ke sini menjengukmu, kamu kenapa tidak seperti ini, kamu akui saja, sebenarnya kamu menyukai Kak Xiaoxiao, jadi begitu melihatnya kamu grogi, cie….”

Gao Xing belum selesai berbicara, Gao Le pun sudah mengangkat ke atas satu sandalnya mengejar kemari.

Gao Xing terkejut berkata aduh, “Kak Xiaoxiao, cepat selamatkan aku, kakakku mau membunuh adik kandungnya….”

Aku buru-buru menggunakan lengan melindungi Gao Xing, tapi sandal Gao Le tetap memukul juga, kali ini tidak memukul Gao Xing, tapi malah memukul di pantatku.

Aku saat itu terkejut sekali.

Gao Le juga kaget, sandal di tangannya seketika pun terjatuh ke lantai, badannya mundur beberapa langkah, melototi sepasang mata besar yang terkejut, “Kamu…..kamu….”

Gao Xing malah bertepuk tangan tertawa besar, “Kak, Kakak, kamu masih bilang tidak suka Kak Xiaoxiao, sampai pantat pun kamu sudah pukul.”

Anak kecil ini, sampai aku pun ingin memukul pantatnya. Gao Le menjadi lebih malu lagi, satu muka pun tidak tertahankan memerah, tanpa berkedip melototi Gao Xing, “Gadis nakal, diam kamu!”

“Apa yang terjadi, tertawa begitu senang?”

Di luar sana tersebar sebuah suara pria yang sangat akrab, jelas dan merdu bak suara seruling.

Seluruh tubuhku tiba-tiba menjadi kaku, Gao Le terlebih lagi terkejut sampai muka pun memucat, Gao Xing malah tetap tidak peduli terus saja tanpa beban tertawa: “Paman Mo, kakakku tadi memukul pantat Kak Xiaoxiao pakai sandal….”

Gao Xing belum selesai berkata, Gao Le pun sudah berjalan ke sana seperti kecepatan panah, dengan menggunakan telapak tangannya yang besar membungkam mulut Gao Xing, satunya lagi mengangkatnya untuk berdiri di depannya sendiri, “Dasar anak kecil, diam kamu!”

Alis mata Mo Ziqian terangkat, melihatiku, dan melihat sepasang kakak adik yang bermusuhan itu, “Gao Xing, apa yang baru saja kamu katakan tadi?”

Mo Ziqian berdiri di depan pintu kamar tidur Gao Le, bayangan tubuhnya yang langsing, anggun dengan beragam gaya, namun ekspresi mukanya tidak terlalu bagus.

Gao Xing yang ditutup mulutnya oleh Gao Le, tidak bisa mengatakan apa pun, hanya bisa sembarangan um um, namun Gao Le terkejut sampai muka pun memutih, terus-terusan sekuat tenaga menggelengkan kepala ke Mo Ziqian, “Tidak…. tidak berkata apa-apa. Bercanda saja.”

Sorotan mata Mo Ziqian menuju ke arahku, pandangan matanya dingin, “Heh?”

Aku juga agak kaku, “Mereka kakak adik bercanda gurau, Ziqian, kamu kenapa bisa datang?”

Mo Ziqian dengan pandangan mata yang tajam menyoroti Gao Le, “Menjenguk Gao Le, dia bukannya terluka.”

“Aku sudah membaik.”

Sambil mengatakan Gao Le sambil menutup erat-erat mulut Gao Xing dengan telapak tangannya yang besar, takut dari mulut kecil gadis itu berceloteh perkataan yang tidak seharusnya dikatakan, gadis kecil pun dipaksa sudah sampai mau menangis, matanya berkaca-kaca.

Kalau aku melihat, kami tidak boleh di sini lagi, kemudian menarik lengan Mo Ziqian, “Kita pergi, Qiang Qiang menunggu kita pulang.”

Saat ini baru lah Mo Ziqian membelokkan badan, kita bersama-sama pergi dari kamar tidur Gao Le.

Baru lah berjalan sampai di pangkal tangga, kemudian pun terdengar suara Gao Xing seakan seperti hewan yang mau disembelih saja menyebar dari kamar tidur Gao Le, “Tolong…..”

Alisku melompat-lompat, meski kasihan dengan Gao Xing, tapi juga tidak bisa kembali untuk menghentikan Gao Le, hanya bisa dengan hati yang sangat tidak tenang ikut pergi bersama Mo Ziqian.

Dalam perjalanan pulang, Mo Ziqian sambil mengendarai mobil sambil bertanya padaku, “Kamu kenapa bisa berada di rumah keluarga Gao?”

Aku: “Gao Le bukannya terluka karena aku kan, dengar-dengar dia tidak pergi kerja, aku tidak tenang, jadi pergi menjenguknya.”

Mo Ziqian: “Yang dikatakan Gao Xing itu benar? dia memukul pantatmu?”

Aku: “Tidak, tidak, anak itu bercanda saja, kamu juga tahu, anak itu bercandanya kelewatan.”

Mo Ziqian langsung dengan mata pisaunya melirik kemari, ekspresi muka yang sepertinya mengatakan mati kamu kalau berbohong.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu