Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 32 Keterlaluan Bodohnya

Segera, aku sudah mengendarai mobil masuk ke Distrik Blue Bay. Tuan Kelima mengatakan lokasi yang dituju. Aku mencarinya sepanjang jalan. Akhirnya, aku tiba di depan gedung dengan sekitar tiga puluhan lantai. Tuan Kelima sendiri yang membuka pintu dan keluar dari mobil. Aku parkir di tempat parkir kosong dan mengikuti Tuan Kelima. Tuan Kelima terluka karena aku. Aku memiliki kewajiban untuk merawatnya.

Tuan Kelima langsung menuju ke lantai tiga puluh dua, dan kemudian membuka pintu dan memasuki ruangan. Aku merasakan desahan di hatiku. Bukankah hidup di rumah setinggi ini, sama saja hidup di atas awan?

Ketika memasuki rumah, aku menyadari bahwa rumah itu sangat besar dan berdampingan. Ruang tamu di lantai bawah cukup besar untuk ukuran apartemen aku dan Jiayu. Tidak ada jejak wanita di rumah, hanya dekorasi mewah dan furniture kebutuhan sehari-hari yang sederhana.

"Apakah ada kotak obat?"

Aku mencari-cari sambil bertanya.

Tuan Kelima duduk di sofa, lengannya bertumpu pada lutut, wajahnya tenang dan walau dia terluka parah ,tapi dia kembali kerumah dengan dingin seolah-olah dia tidak bisa merasakan sakitnya. "Jangan repot-repot, tidak ada apa-apa di sini."

Aku terkejut dan menatap Tuan Kelima dengan pandangan kaget. Apakah pria ini terbuat dari besi? Jelas menderita luka serius seperti itu, tidak mau pergi ke rumah sakit, masih mending,malah kotak obat saja tidak tersedia disini.

"Aku akan membelinya!"

Aku segera berbalik dan keluar.

Di belakangnya terdengar suara Tuan Kelima, "Jangan kembali lagi kalau kamu pergi!"

Tubuh aku sempat terpaku di tempat sesaat. Kesan aku terhadap Tuan Kelima memang tahu kalau emosinya tidak stabil, terkenal kejam dan sadis dalam bertindak. Tapi tidak menyangka dia juga begitu kejam pada dirinya sendiri.

Aku menatapnya sejenak, tidak mengatakan apa-apa, dan langsung keluar.

Tentu saja, ketika aku pergi, tanpa menutup pintu, pintu yang terlihat dengan securiti sistem yang canggih dan sangat indah itu aku sengaja biarkan terbuka lebar.

Aku mengendarai mobil Tuan Kelima dengan cepat dan keluar lagi. Aku menemukan klinik pribadi terdekat dengan aplikasi navigasi di telepon seluler sepanjang jalan.

Aku menceritakan tentang cedera Tuan Kelima. Dokter swasta sana memberi aku banyak obat, termasuk untuk menyeka dan yang dimakan. Aku berkonsultasi dengannya tentang proses perawatan luka dengan terperinci, dan kemudian aku pergi lagi dengan tergesa-gesa.

Pintu rumah Tuan Kelima masih terbuka sama seperti ketika aku pergi. Dapat dilihat bahwa lelaki itu tidak benar-benar ingin mengunci aku diluar.

Aku membawa tas berisi obat ke kamar, dan Tuan Kelima melirik aku, wajahnya masih muram seperti tadi tidak berubah.

Aku pergi untuk membersihkan tangan dulu, kemudian mengambil tas obat dan pergi ke sisinya. Aku langsung menarik lengannya yang terluka . Tuan Kelima bergetar dan berkata, "Apa yang kamu lakukan?"

Sepertinya aku akan membunuhnya.

Aku berkata, "Jika kamu terluka seperti ini, kalau tidak mau vaksin rabies,ya sudahlah,masak tidak mau orang lain membantu menangani lukamu. kamu ingin mati?"

"Ayolah, kamu masih sangat muda, kamu memiliki banyak uang, kamu dapat menghabiskan banyak musim semi dan musim lainnya, dan kamu memiliki wajah yang sangat tampan. Akung sekali jika kamu mati seperti itu."

Aku sambil berbicara , aku sambil membantu Tuan Kelima membersihkan luka yang terbuka dan kelihatan darah dan daging sesuai dengan cara yang dikatakan dokter swasta tadi kepada aku. Setiap kali aku membersihkannya, ujung hati aku terasa seperti tertusuk jarum , dan jari-jari aku sedikit gemetar. Bahkan, aku sebenarnya terlalu takut melihat orang lain terluka. Tapi Tuan Kelima terluka untukku, dan dia menolak pergi ke rumah sakit. Kalau aku tidak membantunya dan membersihkan lukanya. Aku takut lukanya akan bernanah dan infeksi.

"Tidak ada rabies."

Tuan Kelima hanya mengatakan kalimat itu, selanjutnya tidak berbicara lagi, dia menundukkan kepalanya, alisnya berkerut, aku tidak tahu sedang berpikir apa, mungkin aku terlalu kuat membersihkan lukanya, aku mendengarnya mendesis, lengannya bergetar.

"Maaf, maaf."

Aku buru-buru meminta maaf.

"Tidak apa-apa, ini jauh lebih ringan daripada gigitan anjing."

Suara ejekan cuek Tuan Kelima terdengar.

Aku mengerutkan kening dan melihat ke atas, dan melihat alis tampan dari Tuan Kelima. Tapi melihat wajahnya sekarang, itu jauh lebih baik daripada tadi.

Setidaknya garis-garis wajah tidak lagi kencang, dan tidak ada keganasan di matanya.

"Ini pertama kali aku membantu seseorang mengatasi lukanya, jika kamu merasa sakit , beri tahu aku. aku akan lebih berhati-hati." Aku berkata dengan lembut.

Tuan Kelima menaikkan sudut bibirnya, masih dengan nada mengejek, "Kelihatan kok,keterlaluan bodohnya."

Aku mencibir, karena demi menyelamatkan hidupku, jadi aku tidak akan membuat perhitungan dengan ejekan pria ini.

Mungkin karena aku kehilangan fokus, aku tidak sengaja membuat Tuan Kelima berteriak lagi, "Aduh!"

Lengannya yang berotot bergetar hebat.

Aku takut sampai berkeringat dingin. "Kenapa?" Oh,Maaf, maaf. Apakah sudah lebih baik?

"Sudah."

Mungkin karena sudah bosan karena kelamaan,dia memalingkan wajahnya. Sepertinya dia terlalu malas untuk memperhatikanku lagi. "Kamu harus membalutnya lebih cepat. Aku seorang pria berteriak dan menjerit begitu. Apa kata orang-orang kalau sampai mendengarnya?”

"Baiklah."

Aku mempercepat gerakanku untuk membantu Tuan Kelima menangani lukanya. Begitu aku mempercepat gerakan, kekuatan aku mungkin tidak bisa terkontrol dengan baik. Tuan Kelima kadang-kadang membuat suara serak rendah, tetapi dia mengerutkan kening, menggertakkan giginya dan menahannya, dan tidak berteriak lagi. Sekitar setengah jam kemudian, aku dengan hati-hati membungkus luka itu dengan kain kasa. Ikatannya diakhiri dengan ikatan berbentuk kupu-kupu.

Tuan Kelima memiringkan wajahnya memandang pada kupu-kupu putih itu, yang sepertinya mengepakkan akupnya, dan bergumam dengan sinis, "Inilah gaya wanita, membalut luka masih juga seperti ini."

Alih-alih memperhatikan keluhannya, aku mengatakan kepadanya dengan cemas, "Aku pikir lebih baik kamu pergi suntik vaksin rabies, kalau-kalau anjingnya sakit?" Itu semua tentang hidupmu. Jika terkena penyakit itu, kamu tahu betapa menyedihkannya kalau sampai mati karena penyakit itu. "

Tuan Kelima menatapku, dan sepertinya ada makna yang tidak diketahui di mata sayu itu, "Bawel."

Tuan Kelima berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Lengan yang terluka terangkat di dadanya, dan kupu-kupu putih berdiri diam di atasnya.

Ketika Tuan Kelima keluar dari kamar mandi, aku sudah berada di dapurnya.

Melihat situasi ini, Tuan Kelima seharusnya belum makan. Jika dia memiliki sesuatu di rumah, aku dapat membantunya memasak makanan.

"Apa yang kamu lakukan disana?"

Tuan Kelima terdengar dari luar.

Aku berkata, "Aku ingin membantu kamu membuat makan malam."

Tuan Kelima mengendus sejenak, dan datang ke dapur. Aku mendengar suaranya datang dari belakang. "Tidak ada apa-apa di rumahku. Jika kamu lapar, pesan online saja."

Aku juga menemukan bahwa dapur ini walau lebih besar dari kamar tidur orang biasa. Sangat bersih dan mewah. Tidak ada jejak dan bekas masakan sama sekali. Hanya ada beberapa bir dalam kulkas. Selain itu, kosong.

Tuan Kelima mengeluarkan bir dari kulkas, mengambilnya dan membuka kalengnya. Terdengar suara minuman itu masuk ke tenggorokannya. Dia bertanya, "Bagaimana kamu bisa sampai di sana?"

"Apa?"

Aku tidak mengerti di mana yang dia maksud.

Ada bayangan di mata Tuan Kelima itu. "Daerah vila itu, tempat keluarga Li tinggal."

"Oh."

Aku tertegun sebentar, dan hati aku perlahan merasa kehilangan sesuatu lagi. Tuan Kelima menatapku dengan agresif, seolah menunggu jawabanku.

"Aku mencari seseorang, dan tidak sadar tahu-tahu sudah berjalan melangkah sampai kesana."

"Siapa yang kamu cari?" Tuan Kelima menatapku, menunggu jawabanku.

"Mencari seseorang yang penting dalam hidupku."

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu