Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)

“Aku bermarga Lin.” Aku menjawab.

Aisha: “Kalau begitu aku memanggilmu mbak Lin ya!”

“Ais.” Aisha mengedip-ngedipkan mata padaku, “Kamu ini pengasuh Kakak Kelima, kamulah yang paling memahami dia suka apa kan ya? Beritahu aku ya?”

Aku: Apa yang aku bisa beritahu ke kamu ya? Tuan Kelima dia suka wanita, wanita cantik, aku tidak mungkin mengatakan ini kan.

“Eee… barang yang dia sukai banyak sekali.” Aku mencarinya satu putaran di benakku, “Misalnya, dia suka mengendarai mobil sport, suka makan mie, suka baju yang bagus.”

“Ok, asal bukan wanita cantik saja.” Aisha dengan dipenuhi maksud lain menganggukkan kepala, aku memiringkan senyumanku, aku berpikir otak wanita ini kelihatannya berlubang, Suka mobil sport, suka baju pria yang mahal dan mewah, Mungkin tidak sih dia tidak suka dengan wanita cantik?

Aisha dengan percaya diri mengatakan :“Suka wanita cantik juga aku tidak takut, aku kan wanita cantik. Suka loli aku juga tidak takut, aku juga loli. Ais, mbak Lin, kakak Kelima bintangnya apa yah?”

*********(loli adalah kelainan seksual menyukai gadis yang masih kecil/sangat muda)*******

Aisha kembali lagi menoleh dengan ekspresi muka yang penasaran, mengedip-ngedip matanya yang hitam bersinar itu.

Aku berpikir-pikir dan berkata: “Leo deh!”

Aisha pun mengeluarkan gaya semacam gadis kecil yang penuh berharap, aku sungguh tidak sampai hati memberitahu dia. “Sifat kakak Kelima mu, bukan bisa dimengerti oleh orang biasa, dia gembira dan marah bergantian, sesaat baik, sesaat ganas, sedikit-sedikit mengusir orang pergi, seperti seekor keledai.”

Ahh… Aku sedang memikirkan apa? kenapa menghubungkan Tuan Kelima dengan seekor keledai? Kepalaku bercucuran garis-garis hitam.

Saat ini, Tuan Kelima membawa tamu masuk, Aisha berjalan ke samping seorang pria paruh baya, menggandeng lengannya dan memanggilnya Daddy, pria itu dengan penuh kasih sayang menepuk-nepuk di pundak Aisha: “Nakal lagi ya?”

“Daddy apa yang kamu katakan seh? Mana ada, nggak lah.” Aisha seperti anak kecil memuncung-muncungkan bibir dan menggoyang-goyangkan pinggang.

“Ini?” Pria paruh baya melihatku pun bertanya, belum sempat Tuan Kelima berkata, Aisha merebut menjawab berkata: “Ini pembantu yang digaji oleh Kakak Kelima bermarga Lin.”

“Oh..oh..” pria paruh baya mengangguk-angguk, ujung bibir Tuan Kelima tertarik dan tertarik sebentar, dengan lirikan yang mempesona melihatku sejenak.

Tamu satunya lagi berkata: “Pembantu di rumah Tuan Kelima saja begitu cantik, benar-benar keberuntungan yang besar!”

Tuan Kelima tertawa Haha, dengan seenaknya saja berjalan ke depanku, mengangkat tangan dan lengannya menarik ujung pundakku ke arahnya: “Benar yang dibilang, pembantuku ini muda dan juga cantik, juga bisa memasak masakan enak, kehidupanku, semua bergantung pada jasanya!”

“Mari mari, silahkan duduk semua!” Tuan Kelima melepaskanku dan menyambut para tamu.

Semua orang duduk, aku seperti pembantu saja melayani di samping, Tuan Kelima memanggil dengan sepatah kalimat: “Kamu juga duduk?”

Aku tersenyum: “Aku pergi ke dapur saja!” Kalau jadi pembantu ya seharusnya melakukan hal seperti ini.

Melihatku pergi ke dapur, tak disangka Aisha pun ikut kemari: “Mbak Lin, Kakak Kelima suka nonton film apa, suka musik apa?”

“Ah?” Tentang ini aku benar tidak begitu tahu, aku hanya tahu Kakak Kelimanya suka jual-beli saham, suka mencari uang.

“Eee, dia suka Wolf Warriors, suka musik piano Richard Clayderman.”

Aku seenaknya saja berkata, film Wolf Warriors, kebanyakan pria juga suka menontonnya, Richard Clayderman memainkan piano dengan bagus, mungkin saja pria itu juga bisa menyukainya.

Aisha mengangguk-anggukan kepala sepertinya sedang mempertimbangkan sesuatu, “Ternyata dia suka Jason Wu dan Richard Clayderman.”

Aisha pergi, tidak berapa lama aku pun mendengar suara yang menyebar dari ruang tamu itu kemari: “Kak, aku sudah memesan 2 tiket Wolf Warriors, malam nanti kita nonton sama-sama ya!”

“Wolf Warriors? Apa itu?” Ini suara Tuan Kelima.

Aisha membuka mulut terkejut: “Kamu tidak tahu kah? Ini film yang sedang marak sekarang ini, baru saja masuk bioskop, Mbak Lin bilang kamu suka nonton ini, jangan-jangan dia membohongiku ya?”

“Dia yang bilang?” Aku kedengaran suara Tuan Kelima yang mempesona itu.

Aisha: “Iya.”

Langsung saja kulit kepalaku kebal.

Tuan Kelima: “Dia bilang apa lagi?”

Aisha: “Dia juga bilang kamu suka musik piano Richard, suka mobil sport, suka baju bagus, suka makan mie, suka….”

Aku seakan mencium bau ingin membunuh orang yang berat dan samar-samar dari Tuan Kelima, otak Aisha ini kurang apa? Kenapa mengatakan semuanya, OMG Aisha, di dapur kulit kepalaku mati rasa sampai aku sendiri pun hampir tidak bisa tahan lagi.

“Mbak Lin!” Dari luar tiba-tiba kedengaran suara Tuan Kelima.

Aku memberanikan diri menerobos berjalan keluar, bergaya seakan seperti seorang pembantu yang baru saja keluar dari desa tidak pernah melihat dunia luar, “Tuan muda, ada perlu apa?”

Baru saja perkataanku selesai, kemudian pandangan mata yang ingin membunuh orang dari Tuan Kelima memancar dan berpapasan dengan mataku, tapi dia malah tiba-tiba melengkungkan senyuman di bibir, “Pergi beli sekotak kondom”, lanjut berkata,“nanti malam masih pakai, kamu bukannya bilang tidak boleh melahirkan anak dengan Tuanmu kan? Tindakan keamanan perlu dilakukan dengan baik.”

Tuan Kelima menyipitkan mata, gayanya seperti itu sungguh minta ditinju dan minta ditinju lagi. Aku terbengong oleh perkataan pria itu yang tiba-tiba saja muncul ini, setelah sadar, seluruh wajahku dengan cepat menjadi merah, orang-orang semeja itu pun tertegun melihat kita.

Ternyata pembantu ini ada main dengan Tuannya, segerombolan orang ini pasti ada menggosip lagi, dan muka Aisha yang imut itu sudah dari tadi pun jadi membara, mencibir tinggi sekali, sepasang mata yang besar melototiku, seakan ingin sekali menerjang kemari membunuhku si pembohong ini.

Aku tiba-tiba pun jadi garang, dengan tegas memelototi sejenak Tuan Kelima yang bermuka penuh dengan niat jahat itu, dan menerobos keluar.

Sialan! Gila! Pergi keluar dari rumah Tuan Kelima, aku dengan serius mengutuk memarahi pria itu.

Aku tentu saja tidak akan pergi membeli kondom, aku langsung pulang ke rumah.

Di dalam ruang tamu, Wen Yiru sedang menemani Qiang Qiang membaca buku anak-anak, melihatku pulang, Wen Yiru dengan membawa senyuman berkata: “Tadi baru saja Qiang Qiang mencarimu.”

“Mama.” Qiang Qiang mengedip-ngedipkan mata yang hitam bersinarnya ke aku, “Kamu pergi ke tempat ayah angkat ya?”

“Iya, ada tamu di sana, mama ke sana bantu masak.”

Qiang Qiang: “Ow, oh ya, ayah angkat tidak seperti Papa bisa masak.”

Tangan kecil mengait tanganku: “Mama, Papa menelepon mengatakan bahwa kak Sisi terjatuh dan kakinya patah, dia perlu di sana merawat kak Sisi, sementara ini tidak bisa ke sini.”

“Oh?” Aku tanpa sadar memandang ke arah Wen Yiru, ternyata Sisi meloncat tak disangka apakah benar? Hanya saja ular beracun ini sedang melakukan apa lagi?

Wen Yiru: “Ziqian di sana merawat Sisi, anak itu sudah biasa dimanja dari kecil, tidak pernah jauh dari orang tua, sekali ditempatkan di tempat yang begitu jauh, Ziqian juga tidak mengizinkan orang lain pergi menjenguknya, anak itu berpikiran sempit, ingin loncat bunuh diri. Untungnya, hanya patah satu kaki.”

Wen Yiru mengambil dan meminum seteguk tehnya, kembali dengan santainya berkata: “Aku sudah pernah bilang ke Ziqian, tunggu Sisi sudah selesai operasi, kirim kemari, biar aku yang membesarkan dan mendidiknya sendiri, aku tidak percaya tidak bisa mendidik baik anak kecil berusia 8 tahun.”

Perkataan Wen Yiru membuatku terbengong seketika, apa maksud Wen Yiru ini? Tak disangka dia mau membiarkan Sisi ke sini untuk mendidik dan membesarkannya sendiri, ini sengaja mempertentangkan kita ibu dan anak kah?

Tidak, Qiang Qiang adalah cucu kandungnya, orang yang dibidiknya hanya aku seorang saja. Aku terdiam kosong setengah hari, otakku berputar ratusan ribu kali, terakhir hanya dengan nada datar berkata: “Rumah ini milikmu, kamu mau membiarkan siapa ke sini, aku tidak berhak ikut campur.”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu