Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
“Aku bermarga Lin.” Aku menjawab.
Aisha: “Kalau begitu aku memanggilmu mbak Lin ya!”
“Ais.” Aisha mengedip-ngedipkan mata padaku, “Kamu ini pengasuh Kakak Kelima, kamulah yang paling memahami dia suka apa kan ya? Beritahu aku ya?”
Aku: Apa yang aku bisa beritahu ke kamu ya? Tuan Kelima dia suka wanita, wanita cantik, aku tidak mungkin mengatakan ini kan.
“Eee… barang yang dia sukai banyak sekali.” Aku mencarinya satu putaran di benakku, “Misalnya, dia suka mengendarai mobil sport, suka makan mie, suka baju yang bagus.”
“Ok, asal bukan wanita cantik saja.” Aisha dengan dipenuhi maksud lain menganggukkan kepala, aku memiringkan senyumanku, aku berpikir otak wanita ini kelihatannya berlubang, Suka mobil sport, suka baju pria yang mahal dan mewah, Mungkin tidak sih dia tidak suka dengan wanita cantik?
Aisha dengan percaya diri mengatakan :“Suka wanita cantik juga aku tidak takut, aku kan wanita cantik. Suka loli aku juga tidak takut, aku juga loli. Ais, mbak Lin, kakak Kelima bintangnya apa yah?”
*********(loli adalah kelainan seksual menyukai gadis yang masih kecil/sangat muda)*******
Aisha kembali lagi menoleh dengan ekspresi muka yang penasaran, mengedip-ngedip matanya yang hitam bersinar itu.
Aku berpikir-pikir dan berkata: “Leo deh!”
Aisha pun mengeluarkan gaya semacam gadis kecil yang penuh berharap, aku sungguh tidak sampai hati memberitahu dia. “Sifat kakak Kelima mu, bukan bisa dimengerti oleh orang biasa, dia gembira dan marah bergantian, sesaat baik, sesaat ganas, sedikit-sedikit mengusir orang pergi, seperti seekor keledai.”
Ahh… Aku sedang memikirkan apa? kenapa menghubungkan Tuan Kelima dengan seekor keledai? Kepalaku bercucuran garis-garis hitam.
Saat ini, Tuan Kelima membawa tamu masuk, Aisha berjalan ke samping seorang pria paruh baya, menggandeng lengannya dan memanggilnya Daddy, pria itu dengan penuh kasih sayang menepuk-nepuk di pundak Aisha: “Nakal lagi ya?”
“Daddy apa yang kamu katakan seh? Mana ada, nggak lah.” Aisha seperti anak kecil memuncung-muncungkan bibir dan menggoyang-goyangkan pinggang.
“Ini?” Pria paruh baya melihatku pun bertanya, belum sempat Tuan Kelima berkata, Aisha merebut menjawab berkata: “Ini pembantu yang digaji oleh Kakak Kelima bermarga Lin.”
“Oh..oh..” pria paruh baya mengangguk-angguk, ujung bibir Tuan Kelima tertarik dan tertarik sebentar, dengan lirikan yang mempesona melihatku sejenak.
Tamu satunya lagi berkata: “Pembantu di rumah Tuan Kelima saja begitu cantik, benar-benar keberuntungan yang besar!”
Tuan Kelima tertawa Haha, dengan seenaknya saja berjalan ke depanku, mengangkat tangan dan lengannya menarik ujung pundakku ke arahnya: “Benar yang dibilang, pembantuku ini muda dan juga cantik, juga bisa memasak masakan enak, kehidupanku, semua bergantung pada jasanya!”
“Mari mari, silahkan duduk semua!” Tuan Kelima melepaskanku dan menyambut para tamu.
Semua orang duduk, aku seperti pembantu saja melayani di samping, Tuan Kelima memanggil dengan sepatah kalimat: “Kamu juga duduk?”
Aku tersenyum: “Aku pergi ke dapur saja!” Kalau jadi pembantu ya seharusnya melakukan hal seperti ini.
Melihatku pergi ke dapur, tak disangka Aisha pun ikut kemari: “Mbak Lin, Kakak Kelima suka nonton film apa, suka musik apa?”
“Ah?” Tentang ini aku benar tidak begitu tahu, aku hanya tahu Kakak Kelimanya suka jual-beli saham, suka mencari uang.
“Eee, dia suka Wolf Warriors, suka musik piano Richard Clayderman.”
Aku seenaknya saja berkata, film Wolf Warriors, kebanyakan pria juga suka menontonnya, Richard Clayderman memainkan piano dengan bagus, mungkin saja pria itu juga bisa menyukainya.
Aisha mengangguk-anggukan kepala sepertinya sedang mempertimbangkan sesuatu, “Ternyata dia suka Jason Wu dan Richard Clayderman.”
Aisha pergi, tidak berapa lama aku pun mendengar suara yang menyebar dari ruang tamu itu kemari: “Kak, aku sudah memesan 2 tiket Wolf Warriors, malam nanti kita nonton sama-sama ya!”
“Wolf Warriors? Apa itu?” Ini suara Tuan Kelima.
Aisha membuka mulut terkejut: “Kamu tidak tahu kah? Ini film yang sedang marak sekarang ini, baru saja masuk bioskop, Mbak Lin bilang kamu suka nonton ini, jangan-jangan dia membohongiku ya?”
“Dia yang bilang?” Aku kedengaran suara Tuan Kelima yang mempesona itu.
Aisha: “Iya.”
Langsung saja kulit kepalaku kebal.
Tuan Kelima: “Dia bilang apa lagi?”
Aisha: “Dia juga bilang kamu suka musik piano Richard, suka mobil sport, suka baju bagus, suka makan mie, suka….”
Aku seakan mencium bau ingin membunuh orang yang berat dan samar-samar dari Tuan Kelima, otak Aisha ini kurang apa? Kenapa mengatakan semuanya, OMG Aisha, di dapur kulit kepalaku mati rasa sampai aku sendiri pun hampir tidak bisa tahan lagi.
“Mbak Lin!” Dari luar tiba-tiba kedengaran suara Tuan Kelima.
Aku memberanikan diri menerobos berjalan keluar, bergaya seakan seperti seorang pembantu yang baru saja keluar dari desa tidak pernah melihat dunia luar, “Tuan muda, ada perlu apa?”
Baru saja perkataanku selesai, kemudian pandangan mata yang ingin membunuh orang dari Tuan Kelima memancar dan berpapasan dengan mataku, tapi dia malah tiba-tiba melengkungkan senyuman di bibir, “Pergi beli sekotak kondom”, lanjut berkata,“nanti malam masih pakai, kamu bukannya bilang tidak boleh melahirkan anak dengan Tuanmu kan? Tindakan keamanan perlu dilakukan dengan baik.”
Tuan Kelima menyipitkan mata, gayanya seperti itu sungguh minta ditinju dan minta ditinju lagi. Aku terbengong oleh perkataan pria itu yang tiba-tiba saja muncul ini, setelah sadar, seluruh wajahku dengan cepat menjadi merah, orang-orang semeja itu pun tertegun melihat kita.
Ternyata pembantu ini ada main dengan Tuannya, segerombolan orang ini pasti ada menggosip lagi, dan muka Aisha yang imut itu sudah dari tadi pun jadi membara, mencibir tinggi sekali, sepasang mata yang besar melototiku, seakan ingin sekali menerjang kemari membunuhku si pembohong ini.
Aku tiba-tiba pun jadi garang, dengan tegas memelototi sejenak Tuan Kelima yang bermuka penuh dengan niat jahat itu, dan menerobos keluar.
Sialan! Gila! Pergi keluar dari rumah Tuan Kelima, aku dengan serius mengutuk memarahi pria itu.
Aku tentu saja tidak akan pergi membeli kondom, aku langsung pulang ke rumah.
Di dalam ruang tamu, Wen Yiru sedang menemani Qiang Qiang membaca buku anak-anak, melihatku pulang, Wen Yiru dengan membawa senyuman berkata: “Tadi baru saja Qiang Qiang mencarimu.”
“Mama.” Qiang Qiang mengedip-ngedipkan mata yang hitam bersinarnya ke aku, “Kamu pergi ke tempat ayah angkat ya?”
“Iya, ada tamu di sana, mama ke sana bantu masak.”
Qiang Qiang: “Ow, oh ya, ayah angkat tidak seperti Papa bisa masak.”
Tangan kecil mengait tanganku: “Mama, Papa menelepon mengatakan bahwa kak Sisi terjatuh dan kakinya patah, dia perlu di sana merawat kak Sisi, sementara ini tidak bisa ke sini.”
“Oh?” Aku tanpa sadar memandang ke arah Wen Yiru, ternyata Sisi meloncat tak disangka apakah benar? Hanya saja ular beracun ini sedang melakukan apa lagi?
Wen Yiru: “Ziqian di sana merawat Sisi, anak itu sudah biasa dimanja dari kecil, tidak pernah jauh dari orang tua, sekali ditempatkan di tempat yang begitu jauh, Ziqian juga tidak mengizinkan orang lain pergi menjenguknya, anak itu berpikiran sempit, ingin loncat bunuh diri. Untungnya, hanya patah satu kaki.”
Wen Yiru mengambil dan meminum seteguk tehnya, kembali dengan santainya berkata: “Aku sudah pernah bilang ke Ziqian, tunggu Sisi sudah selesai operasi, kirim kemari, biar aku yang membesarkan dan mendidiknya sendiri, aku tidak percaya tidak bisa mendidik baik anak kecil berusia 8 tahun.”
Perkataan Wen Yiru membuatku terbengong seketika, apa maksud Wen Yiru ini? Tak disangka dia mau membiarkan Sisi ke sini untuk mendidik dan membesarkannya sendiri, ini sengaja mempertentangkan kita ibu dan anak kah?
Tidak, Qiang Qiang adalah cucu kandungnya, orang yang dibidiknya hanya aku seorang saja. Aku terdiam kosong setengah hari, otakku berputar ratusan ribu kali, terakhir hanya dengan nada datar berkata: “Rumah ini milikmu, kamu mau membiarkan siapa ke sini, aku tidak berhak ikut campur.”
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Cute Wife
DessySuami Misterius
LauraMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLove and Trouble
Mimi XuCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)