Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 163 Jantung Berdebar (2)

Pada saat aku dan Qiang Qiang kembali ke rumah, Tuan Kelima kebetulan kembali dari tepi sungai sambil membawa beberapa ekor ikan, melihat Tuan Kelima, Qiang Qiang langsung merasa senang dan menepuk jendela mobil sambil memanggil ayah angkat.

Tuan Kelima mengoyangkan ikan di tangannya : "Ayah angkat barusan memancing tadi, nanti kita makan ikan panggang"

Setelah aku parkir mobil, Qiang Qiang langsung turun dari mobil dan lari kepada Tuan Kelima, padahal air liur dia jelas sudah mau mengalir setelah mendengar Tuan Kelima berkata mau makan ikan panggang, tetapi dia malah melambaikan tangan kecilnya dan berkata dengan serius : "Ini tidak boleh dimakan, mama bilang ini adalah hasil kerja keras kamu"

Tuan Kelima tertawa dan melihat ke wajahku yang sudah memerah dengan mata cantiknya : "Ini memang dipancing untuk dimakan, beberapa ekor yang berada di kamar kalian baru kalian bisa rawat"

Tuan Kelima membawa Qiang Qiang masuk ke teras rumahnya, aku juga ikut masuk setelah mengunci mobil.

Karena takut ikannya gosong lagi, aku memanggang ikan malam ini dengan hati-hati.

Pada saat aku sedang memanggang ikan, Qiang Qiang terus mengingatkan aku: "Hati-hati ya ma, Qiang Qiang tidak mau makan sop daging lagi"

Manusia kecil ini masih ingat dengan kejadian aku memanggang 4 ekor ikan sampai gosong kemarin dan akhirnya hanya bisa makan sop daging.

Tuan Kelima : "Kalau kali ini gosong lagi, makan ibumu saja"

Aku menoleh ke Tuan Kelima dan meliriknya.

Tuan Kelima sama sekali tidak peduli dan memberikan aku senyuman yang mengejek beserta ekspresi yang berkata : Kamu bisa berbuat apa kepadaku walaupun aku berkata seperti itu.

Aku tidak tahu harus berkata apa.

Qiang Qiang : "Mamaku tidak enak, dia terlalu kurus, tidak ada daging"

Wajahku tiba-tiba menggelap, aku merasa manusia kecil ini benar-benar akan makan aku jika tubuhku menjadi agak gemuk.

Tuan Kelima tertawa dengan suara besar dan mengelus kepala Qiang Qiang, "Iya, anak pintar"

Aku melirik mereka berdua dengan wajah tidak senang dan memberikan banyak bumbu cabai di bagian belakang ikan pada saat mereka tidak memperhatikan, kemudian aku meletakkan ikan yang sudah dipanggang itu di atas meja makan, "Ayo makan ikan!"

Seperti seekor kucing, mereka berdua mengambil daging ikan menggunakan sumpit bambu dan langsung meletakkannya di dalam mulut.

Akhirnya :

"Ah,.............."

Suara teriakan, mereka berdua meloncat dari kursi pada waktu bersamaan, tangan Tuan Kelima terus mengipas mulutnya sendiri : "Ini apa? Terlalu pedas...."

Tuan Kelima bergegas ke kamar mandi.

Qiang Qiang juga menutupi mulutnya dan mulai berteriak, "mama, uhuh............"

Kemudian berlari ke kamar mandi juga.

Anak nakal, siapa suruh kamu belajar yang tidak baik bersama tuan itu! Aku tertawa dan terus memanggang ikanku, tentu saja, sisa 2 ekor lagi tidak diberi bumbu cabai.

Setelah beberapa saat, mereka baru keluar dari kamar mandi dengan mata merahnya, Tuan Kelima menunjuk kepadaku : "Kamu mau membunuh kami berdua!"

Qiang Qiang menahan air matanya : "Mama, harimau pun tidak pernah mau menyakiti anaknya"

Aku menahan tidak tertawa dan berkata dengan wajah dingin : "Siapa suruh kamu belajar yang tidak baik bersama seseorang"

"Cepat makan, kali ini tidak diberi bumbu cabai"

Kali ini mereka tidak ada yang berani makan. Hanya terus menatap ke dua ekor ikan itu dan memasang ekspresi ingin makan tetapi takut.

"Kalian tidak mau makan aku makan" Aku meletakkan daging ikan itu di dalam mulutku menggunakan sumpit bambu.

Kemudian mereka berdua mengulurkan tangannya kepadaku pada waktu bersamaan :

"Berikan kepadaku"

"Berikan kepadaku"

Tuan Kelima mengambil daging ikan satu ekor lagi dan makan dengan hati-hati, setelah memastikan tidak ada bumbu cabai, dia baru makan dengan tenang.

Tetapi tidak tahu sejak kapan, wajah Tuan Kelima yang putih tiba-tiba ada bintuk-bintik merah, aku menunjuknya dengan kaget : "Hei, mukamu kenapa!"

Tuan Kelima merasa aneh dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajahnya, kemudian dia mengulung lengan bajunya dan lengannya juga sudah dipenuhi oleh banyak bintik-bintik merah, tiba-tiba aku merasa sepertinya aku membuat sebuah kesalahan yang sangat besar.

Tuan Kelima meletakkan ikan di tangannya kembali ke piring dan mulai menggaruk wajah dan lengannya : "Sialan, aku alergi dengan cabai"

Aku merasa kaget dan langsung menahan tangannya : "Jangan sembarangan garuk lagi, aku pergi beli obat untukmu"

Tuan Kelima : "Laci di kamar tidurku ada obatnya"

Aku cepat lari ke dalam rumah dan benar-benar mendapatkan sekotak obat alergi di dalam laci kamar tidurnya.

Pada saat aku lari keluar dengan panik, wajah Tuan Kelima yang tampan sudah terlihat seperti 'sarang lebah'

Qiang Qiang menutupi mulutnya dengan kaget, "Ayah angkat, apakah kamu sudah mau mati?"

Tuan Kelima melirik ke Qiang Qiang dan berteriak sakit.

Kemudian dia mengangkat tangannya dan mulai menggaruk wajahnya lagi, aku berlari kepadanya, "Jangan garuk, aku oleskan obat"

Aku membuka kotak obat dan meremasnya di atas kapas batang, kemudian mengoleskannya ke bintik-bintik merah di wajah Tuan Kelima dengan hati-hati.

Rasa dingin yang dibawa oleh obat membuat Tuan Kelima merasa lebih baikan, ekspresi wajahnya juga sudah tidak begitu cemas lagi.

Setelah mengoleskan wajahnya, aku mengoleskan lengannya, setelah itu Tuan Kelima menarik lengan bajunya : "Sini!"

Kepalaku terasa pegal ketika aku melihat bintik-bintik merah yang memenuhi leher dan dadanya, kalau terus begitu, takutnya nanti aku harus oleskan pantatnya juga!

Pikir sampai sini, sudut mulutku bergetar, tetapi aku juga hanya bisa terus mengoles leher dan dadanya.

Ekspresi Tuan kelima berubah dari alis mengerut menjadi ekspresi menikmati sambil memejamkan matanya.

"Qiang Qiang, kamu bantu ayah angkat oles obat" Kalau oles lagi, aku akan melihat seluruh bagian tubuh pria ini, aku tidak memiliki minat itu.

Tuan Kelima menoleh ke aku dengan tatapannya yang tajam, kemudian sudut mulutnya terangkat : "Malu ya?"

Aku memberikan obat kepada Qiang Qiang dan pergi ke dapur dengan alasan mau mencuci piring.

Seberapa lama Qiang Qiang mengoles obat, seberapa lama aku bersih-bersih di dalam dapur, aku benar-benar malu mau keluar.

Sampai Qiang Qiang berteriak : "mama, sudah"

Aku baru keluar dari dapur, tetapi pemandangan di depan ini membuat kepalaku terasa pegal lagi.

Tuan Kelima hanya memakai celana, seluruh badannya dipenuhi oleh obat.

Aku bisa melihat bulu kaki yang tebal di atas kedua pahanya yang besar dan kuat.

Wajahku tiba-tiba memanas, aku berkata kepada Qiang Qiang : "Waktu sudah malam, ayo kita pulang"

Melihat aku sudah nekad membawa Qiang Qiang pulang, Tuan Kelima juga tidak menghalangi kami dan malah mulai bersiul di belakang kami.

Aku mempercepat langkah kakiku dan membawa Qiang Qiang meninggalkan rumahnya, orang ini benar-benar sangat pintar menganggu orang, mengganggu sampai jantung benar-benar berdebar dengan kencang.

Besok paginya, aku menyuruh Qiang Qiang untuk menelpon Tuan Kelima dan tanya apakah bintik merah di tubuhnya sudah menghilang, tetapi Tuan Kelima malah bertanya kepada Qiang Qiang : "Mamamu yang suruh kamu tanya?"

Aku baru saja mau menyuruh Qiang Qiang jangan bilang aku yang suruh dia tanya, tetapi Qiang Qiang sudah bersuara duluan : "Iya, mama yang suruh aku tanya, ayah angkat, kamu benar-benar pintar, ini saja bisa tebak"

Wajahku menggelap, anak ini benar-benar, tidak paham sama sekali dengan isi kepala orang dewasa.

Aku mendengar suara tertawa Tuan Kelima dari ponsel, "Iya, anak baik, nanti ayah traktir kamu makan"

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu