Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 235 Marah
Hatiku kaget, rasa kantuk tiba-tiba menghilang, aku berdiri dan mencari sosok kedua orang itu di sekeliling, tetapi terdengar sebuah suara yang dingin dari belakang:
“Jauh-jauh dari China, mengikuti kami seharian, apakah sudah menemukan sesuatu yang kamu inginkan?”
Mendengar suara yang familiar ini, hatiku terkejut, Mo Ziqian dia menyadari keberadaanku, Aku menenangkan diri dan membalik badan, melihat Mo Ziqian mengenakan baju dan celana putih, dengan tampan berdiri di depanku, sudut matanya membawa suatu ironis, melirikku.
“Bagaimana kamu mengenaliku?” Aku bertanya dengan wajah dingin.
Mo Ziqian tertawa, “Tidur seranjang selama bertahun-tahun, kamu menjadi abu pun aku mengenalmu.”
“Kamu......”
Meskipun hatiku agak kesal, tetapi perkataannya membuatku tidak dapat membantahnya, sudut mulut Mo Ziqian terangkat, matanya penuh tatapan ejekan yang jelas, lalu melangkah pergi.
Hatiku sangat kesal, mengapa aku tertidur tadi? Pada saat itu, apa yang telah mereka lakukan, aku sama sekali tidak tahu.
Sibuk seharian tidak mendapatkan apapun, aku kembali ke tempat tinggal Jia Bang dengan tubuhku yang lelah, Jia Bang melihatku, langsung merasa lega, “Akhirnya kamu kembali, Lan Ke menyalahkanku tidak menjagamu, sudah hampir ingin membunuhku.”
Sambil berkata, Lan Ke mengenakan pakaian santai turun dari lantai atas, setelah melihatku, ekspresinya tiba-tiba menjadi senang, berjalan mendekatiku, “Kamu seharian pergi ke mana? Aku meneleponmu tidak diangkat, aku sangat mengkhawatirkanmu.”
“Kapan kamu datang?”
Aku bertanya sambil mengeluarkan ponsel, barulah terlihat ada dua puluh lebih panggilan tak terjawab, semuanya ditelepon Lan Ke ketika aku tertidur.
“Ketika kamu menelepon, aku kebetulan tertidur, aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir.”
Membuat Lan Ke begitu khawatir, aku merasa sangat bersalah.
Lan Ke menarik tanganku, matanya yang jernih melihat di wajahku dan tubuhku ke kanan dan ke kiri, memastikan diriku benar-benar tidak bermasalah, barulah terasa lega dan berkata: “Naik keatas untuk mandi dan beristirahat, makan malam aku akan menyuruh orang mengantar ke atas untukmu.”
Setelah makan malam, Lan Ke ke kamarku, mendengar aku menceritakan kejadian yang aku alami seharian, dia berkata dengan agak marah: “Sudah kukatakan padamu, mereka datang untuk bermain, kamu malah banyak berpikir, selalu berpikir mereka terlibat dalam kasus Tuan muda, apakah kamu sudah putus asa sekarang? Kalau sudah putus asa, besok kembalilah bersamaku!”
Aku mengerutkan kening berpikir dan menggelengkan kepala, “Tidak, ini baru sehari saja, mereka tidak akan kembali besok, mungkin saja besok mereka baru mulai melakukan sesuatu yang serius?”
Lan Ke: “Melakukan hal apa yang serius! Aku melihat kamu sudah gila! Tidak tahu racun seperti apa yang telah dimiliki Tuan muda itu, dia telah melakukan ini padamu, kamu masih begitu setia padanya.”
Lan Ke sangat kesal, menggertakkan gigi padaku, mulai tak berhenti mengomel di dalam kamar, “Beginilah, mulai besok kamu jangan kemana-mana, aku bertanggung jawab mengawasi mereka, tetapi dalam waktu tiga hari kalau mereka tidak memiliki tindakan apapun, kamu harus kembali bersamaku, dengarkah!”
Wajah Lan ke menjadi suram, meskipun dia adalah kakak, tetapi ketika dia marah, penampilannya lumayan menakutkan.
Aku mengangguk, kalau tiga hari kemudian masih tidak menemukan keanehan pada dua orang itu, maka aku akan menyerah!
Pagi hari, Lan Ke langsung berangkat, dia mengenakan pakain lokal orang Malaysia, dan masker hitam menutupi wajah, melihat sekilas, benar-benar tidak dapat mengenali bahwa ini adalah Tuan muda keluarga Lan yang tampan.
Lan ke pergi seharian, ketika kembali membawa kelelahan, dia meminta segelas bir dingin, dan duduk minum di sofa, selesai minum, dia berkata: “Dua orang itu tak berhenti bermain, tidak melakukan hal lainnya.”
Perkataan Lan ke membuatku terasa semakin keberatan, Mo Ziqian dan Lin Xueman datang ke Malaysia, apa benar hanya datang untuk bermain?
Tuan kelima oh Tuan kelima, betapa aku berharap apa yang kamu katakan tidak benar, betapa aku berharap kamu tidak bersalah, betapa aku berharap kali ini aku tidak salah memilih orang, aku mengangkat tangan pelan-pelan menyentuh perutku, betapa aku berharap anak ini dapat memiliki kasih sayang dari Ayahnya.
Hatiku terasa keberatan, mataku juga berlinang, aku duduk berhadapan dengn Lan Ke, hatiku terasa bingung.
Lan Ke menatap lama padaku, kemudian menghela nafas, “Jangan khawatir, bukankah masih ada dua hari? Aku akan membantumu mengawasi selama dua hari lagi, dalam dua hari ini kalau benar-benar menemukan keanehan dari mereka, maka ini adalah keuntungan Tuan muda itu, kalau tidak ada, kamu juga tidak perlu merasa bersalah lagi, semua ini adalah sesuatu yang pantas diterima Tuan muda itu, dia pantas merasakan tembakan hukuman mati.”
“Aku akan mandi dan beristirahat dulu.”
Lan ke naik ke lantai atas.
Dua hari berturut-turut, Lan Ke tetap keluar di pagi hari dan pulang pada malam hari, dan tetap tidak mendapatkan info apapun, tetapi aku mendapat telepon dari Mo Ziqian, “Beritahu bocah bermarga Lan itu, jangan mengikuti kami lagi, untukmu, aku melihat pada hubungan mantan suami istri dan membiarkanmu, tetapi kalau dia, aku tidak akan membiarkannya. Kalau ingin dia baik-baik saja, suruh dia menjauh dari kami!”
Mo Ziqian berkata dengan penuh ancaman dan menutup telepon.
Hatiku mulai berdebar dengan kencang, segera menelepon nomor ponsel Lan Ke, tetapi tidak ada yang mengangkat.
Memikirkan perkataan Mo Ziqian, hatiku sangat gelisah, Mo Ziqian telah mengetahui keberadaan Lan Ke, bagaimana kalau dia melakukan sesuatu pada Lan Ke! Aku merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.
Meskipun Mo Ziqian bukan mafia, tetapi kalau dia melapor ke pihak polisi, itu sangat tidak menguntungkan Lan Ke, lagipula kalau Mo Ziqian benar masih berkontak dengan kakak Jie, dan menyuruh Kakak Jie melakukan sesuatu pada Lan Ke, maka Lan Ke benar akan dalam bahaya.
Ketika aku dalam ketakutan dan tidak tenang, ada seseorang terhuyung-huyung masuk dari luar. Aku terdengar suara Jia Bang yang penuh kejutan, “Ada apa denganmu? Siapa yang memukulimu?”
Jia Bang memapah Lan Ke masuk ke dalam ruangan, membiarkannya duduk di sofa, dan segera pergi mencari kotak obat.
Kepala Lan Ke penuh dengan darah, baju ditubuhnya juga menjadi merah, dia terlihat sangat menyakitkan bahkan tidak dapat mengatakan apapun, hanya melambaikan tangannya pada diriku yang kaget dan takut, “Jangan takut, hanya luka kecil.”
Jia Bang bergegas turun dari lantai atas, dan meletakkan kotak obat, menyampingkan rambut Lan Ke, dan membantunya menangani luka, “Siapa yang melakukan ini, apakah sudah melapor ke polisi!”
Lan Ke berkata: “Kakak Jie itu.”
Aku kaget, “Kamu bertemu dengannya? Apa mungkin Mo Ziqian yang menyuruhnya melakukan itu? Tadi Mo Ziqian meneleponku, dia sudah mengetahui keberadaanmu.”
Lan Ke sekali lagi berkata dengan menyakitkan, “Tidak tahu, aku juga tidak tahu bagaimana aku bertemu dengan Kakak Jie itu, dia menyuruh orang memukuliku, untungnya, pada saat itu ada polisi yang lewat, kalau tidak......”
Lan Ke tidak meneruskannya, hatiku tiba-tiba menjadi suram, apa mungkin Mo Ziqian yang memberitahu kakak Jie, menyuruhnya menghajar Lan ke?
“Maaf, semuanya karena aku.” Hatiku merasa sangat bersalah, tanpa sadar mataku berlinang.
Lan Ke mengangkat matanya, sudut mulutnya terangkat, merasa agak lucu, “Menangis kenapa, aku belum mati, cepat hapus air matamu, tidak akan terlambat juga kalau menangis setelah aku mati.”
Aku menyeka air mataku dengan tisu, hatiku masih merasa sangat bersalah, Lan Ke terluka karena aku, aku benar-benar sangat menyesal. Aku tidak seharusnya menyuruhya pergi mengawasi Mo Ziqian dan Lin Xueman.
Cukup aku sendiri dalam bahaya, mana boleh melibatkan Lan Ke yang tidak bersalah?
“Aduh, pelan-pelan!”
Mungkin gerakan Jia Bang agak kuat, Lan Ke tak tertahan dan berkata.
Jia Bang: “Aku sudah sangat berhati-hati, seorang pria sejati, harus tahan.”
Setelah menangani luka Lan Ke, Jia Bang menyimpan kotak obat, Lan Ke bersandar miring di sofa, dan kadang-kadang mengeluarkan suara mendesah. Aku merasa sakit hati dan bersalah, menuangkan segelas air untuknya, Lan Ke menerima air, meminum seteguk dan berkata: “Hey, lihat penampilanmu yang ketakutan, kalau hari ini kamu yang bertemu dengan kakak Jie itu, akibatnya tidak terbayangkan, Xiaoxiao, besok pagi kembalilah bersamaku.”
Besok adalah hari sidang Tuan kelima, meskipun sampai saat ini, dia dihukum mati adalah hal yang sudah dipastikan, namun aku masih tetap merasa sangat enggan.
Melihat aku diam tidak berkata, Lan Ke sangat marah, menunjukku dengan jarinya, “Apakah kamu kasih belum menyerah? Oke, aku tidak akan mengurusmu lagi, aku akan menganggap tidak memiliki adik ini, besok pagi aku akan kembali sendiri!”
Lan Ke tiba-tiba berdiri, mengambil langkah akan pergi, tetapi terdengar bunyi bel dari luar, Lan Ke melihat wajah Chen Hui dari kamera bel pintu, langsung membuka pintu.
“Ada apa denganmu?”
Pada saat pintu dibuka, Chen Hui berwajah kaget.
Lan Ke: “Dipukuli orang.”
Chen Hui melirik ke arahku dan bertanya pada Lan Ke: “Siapa yang memukulimu? Apakah sudah melapor polisi?”
Lan Ke berekspresi kesal, dan duduk kembali ke sofa, “Siapa lagi, bertemu dengan kakak Jie itu.”
Mata Chen Hui menjadi suram, mengerutkan kening menatap pada Lan Ke dan tidak berkata.
Jia Bang turun dari lantai atas, dan menyapa dengan Chen Hui, Chen Hui barulah duduk ke sofa, dia menundukkan kepala, jari tangan menyentuh rambutnya. Aku melihat, hanya tidak bertemu dalam beberapa hari saja, rambut Chen Hui bagaikan dicat oleh salju, masalah Tuan kelima pasti membuatnya lelah, jadi hanya dalam beberapa hari, rambutnya beruban.
“Xiaoxiao, kamu kembali dulu ke kamar.” Chen Hui berkata.
Aku tertegun, menatap Chen Hui dengan curiga, tidak tahu apa ingin dia katakan, sampai harus menyembunyikan dari diriku.
Chen Hui tahu aku curiga, langsung berkata: “Aku ingin merokok.”
“Oh.”
Aku merasa lega, dan naik ke lantai atas.
Tuan muda akan disidang besok, Chen Hui datang jam segini, pasti tidak hanya untuk merokok. Dia pasti ada urusan lain, hanya tidak nyaman mengatakan didepanku.
Aku bersembunyi di sudut lantai dua, menahan napas memperhatikan gerakan di bawah.
Chen Hui: “Adik kelima akan disidang besok, aku sebagai kakaknya, meskipun tidak memiliki hubungan darah dengannya, namun tetap sebagai kakaknya, aku masih ingin melakukan hal terakhir untuknya.”
……
Apa yang ingin Chen Hui lakukan untuk Tuan kelima, aku mendengar dengan teliti, namun tidak terdengar.
Tidak lama kemudian, Chen Hui pergi, Lan Ke naik ke lantai atas, dia kaget melihat diriku berdiri di sudut, “Bagaimana kamu berdiri di sini!”
“Aku ingin tahu apa yang dikatakan Chen Hui.”
Tidak tahu mengapa, aku selalu merasa Chen Hui datang dengan tujuan tertentu, dia sengaja menjauhan diriku, karena tidak ingin didengar olehku.
Lan Ke menatap fokus padaku, “Dia akan pergi melakukan sesuatu malam ini, setelah jam dua belas malam kalau dia tidak menelepon, dia menyuruhku melapor polisi.”
“Hal apa yang akan dia lakukan!”
Hatiku kaget,
Hatiku kaget, suatu firasat buruk tiba-tiba muncul di hatiku.
Lan Ke: “Dia akan pergi mencari pelayan itu.”
Hotel terakhir yang ditinggal Tuan kelima, aku dan Lan Ke sudah pernah pergi menyelidikinya, juga pernah mencari manager aula dan pelayan yang bertugas pada malam itu, tetapi tidak mendapatkan apapun.
Aku dan Lan Ke merasa pandangan pelayan itu melayang, pelayan itu mungkin sudah diupah untuk menutup mulutnya, Chen Hui pergi mencari pelayan itu, apa mungkin akan seperti diriku dan Lan Ke, mendapatkan masalah?
Kalau Chen Hui terjadi sesuatu, bagaimana dengan Jia Yu dan putri kecil?
Pada saat hatiku sedang gelisah, ponselku tiba-tiba berdering, nomor yang asing, ketika aku mengangkatnya, terdengar suara pria bernada bahasa Malaysia berkata: “Kami adalah pihak kepolisian Malaysia, tersangka Chen Bo tiba-tiba koma, kami persilakan keluarganya segera datang.”
Perkataan polisi ini membuatku terkejut, saat itu wajahku langsung menjadi pucat, “Tuan kelima terjadi sesuatu.”
Lan Ke juga kaget, “Ada apa dengannya?”
Dan pikiranku telah berantakan, meskipun Tuan kelima pernah melukaiku dengan kejam, tetapi mendengar dia koma tanpa sebab, hatiku seperti dibakar di atas api, aku memutar kepala bergegas turun kebawah.
Terdengar suara Lan Ke dari belakang, “Xiaoxiao!”
Namun pada saat ini, aku sudah keluar dari apartemen Jia Bang, tetapi bagaimanapun aku tidak akan terduga, setelah bergegas keluar dari apartemen Jia Bang, hal seperti apa yang menyambutku.
Kedua lenganku segera ditahan oleh orang, sebuah telapak tangan asing menutup mulutku, aku didorong masuk ke dalam mobil yang berhenti di depan mata, pada saat pintu mobil ditutup, aku terdengar Lan Ke berteriak: “Xiaoxiao!”
Namun, kedua lenganku diikat, mulut juga disumbat sesuatu, aku tidak dapat mengatakan apapun, dengan begitu membiarkan mobil itu melaju pergi.
Jalan Malaysia di bawah cahaya malam sangat ramai, mobil melaju sepanjang jalan, akhirnya tidak tahu berhenti di mana, ketika ditarik turun dari mobil, aku mencium bau air laut, angin laut menghembus di wajah, melambaikan ujung rok.
Aku didorong oleh seseorang, tiba di depan sebuah rumah, cahaya di dalam rumah itu bersinar terang, tanaman tropis dengan daun besar dan tebal melambai di depan jendela.
Orang-orang itu mendorongku masuk ke dalam ruangan, kemudian bump menutup pintu ruangan itu.
Aku tidak tahu dimana tempat ini, rumah Kakak Jie itu sepertinya tidak seperti ini, tanganku terikat ke belakang, dan mulut juga disumbat sesuatu, aku melihat ke sekeliling dengan gelisah, kamar ini bergaya Malaysia, ada kamar mandi di dalam kamar, dan pada saat ini terdengar suara air dalam kamar mandi.
Tepat ketika aku melihat ke sekeliling dengan gelisah, pintu kamar mandi mendadak terbuka, dari dalam keluar sosok seorang pria. Sosoknya yang tinggi, hanya menutup handuk dibagian pinggangnya, sambil menyeka rambutnya yang basah, sambil berjalan keluar, ketika tidak sengaja mengangkat kepala dan melihatku, kami saling bertatapan, menatap pada mata yang jernih itu, aku tiba-tiba menghela nafas dingin.
Mo Ziqian, itu adalah dia.
Mo Ziqian sepertinya juga kaget, ketika melihatku dia tertegun belasan detik, kemudian sadar kembali dan bertanya: “Mengapa kamu bisa berada di sini! Siapa yang membawamu ke sini!”
Wajah Mo Ziqian yang kaget dengan cepat menjadi marah.
Kedua kakinya yang ramping berhenti di depan pintu kamar mandi, dan menatapku dengan wajah marah.
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeWahai Hati
JavAliusAdore You
ElinaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPrecious Moment
Louise LeeLove Is A War Zone
Qing QingAkibat Pernikahan Dini
CintiaCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)