Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 61 Kekasih Lain
Bab 61 Kekasih Lain
Wajah Tuan Kelima menjadi sangat pucat setelah muntah, dia keluar dari kamar mandi dan menatap aku. Aku merasa ketakutan dan berkata, “Tuan Kelima, lebih baik jika aku pulang dulu. Aku takut aku akan mengotori rumahmu…”
“Pergi sana!”
Tuan Kelima menjawab. Aku meletakkan pengepel lantai di kamar mandi dan berlangkah kearah pintu. Tuan Kelima di belakangku bersuara lagi, “Bawa baju itu dan pergi sejauh mungkin!”
“Apa?”
Aku menatap tuan kelima dengan wajah tidak mengerti. Dia melirik aku dengan wajah tidak senang dan berkata, “Aku menyuruh kamu buang baju itu!”
“Baik”
Aku segera pergi dan mengambil baju yang aku harus habiskan waktu yang lama untuk menyucinya. Setelah itu, aku langsung membawa baju itu dan meninggalkan rumah Tuan Kelima. Aku pikir sangat sayang jika baju yang mahal ini di buang. Tetapi Tuan Kelima yang kaya tidak akan peduli tentang ini. Aku membuang baju yang bersih itu di tong sampah. Sebelum aku sempat mulai berjalan lagi, ada seseorang menghalangi aku. Di bawah malam hari, mata orang itu sangat lembut dan hangat. Dia berkata dengan suara kecil, “Wanwan”
Aku melihat Mo Ziqian dengan wajah terkejut, “Mau apa?”
Tatapan Mo Ziqian memiliki banyak ekspresi yang bercampuran, “Aku ingin bicara dengamu tentang masalah dulu. Aku telah hutang banyak penjelasan kepadamu tentang masalah itu”
“Mo Ziqian, aku sudah melepaskan semua kebencian. Aku sudah tidak peduli dengan masalah dulu. Aku tidak ingin mengingat tentang masalah dulu dan aku juga minta tolong kepadamu jangan datang mencari aku lagi. Kamu cepat pulang dan temani istrimu. Aku masih muda dan tidak ingin mati sekarang”
Mo Ziqian menarik lenganku ketika aku mau melangkah pergi dari sisinya, “Aku membuat dia minum obat tidur. Dia tidak akan bangun lagi sampai besok pagi. Ini adalah kesempatan terakhir kita”
Aku melihat Mo Ziqian dengan kaget, “Apa yang kamu katakan?”
“Aku membuat dia minum obat tidur agar kita ada kesempatan bersama untuk sekali ini” Mo Ziqian melepaskan tanganku dan berkata. Aku melihatnya dengan wajah tidak percaya, “Mo Ziqian, mengapa kamu bisa melakukan hal seperti ini?”
Walaupun aku sangat membenci Chen Liyan tetapi melihat mengapa Mo Ziqian bisa sanggup membuat wanita yang selalu mencintai dia minum obat tidur? Apa pun tujuan Mo Ziqian, aku tidak bisa menerima kelakuannya seperti itu. Apakah pria ini juga pernah berpikir membuat aku minum obat tidur ketika dia bersamaku pada waktu itu?
"Aku terpaksa melakukannya. Aku harus mencari kesempatan untuk menjelaskan kepadamu. Masalah waktu itu benar benar adalah sebuah kecelakaan”
“Bir yang aku minum ditaruh obat tidur oleh orang lain. Pada saat aku bangun kembali, aku sudah bersama dengan Chen Liyan. Dia tidak bergerak dan aku sedang berbaring di atas tubuhnya. Tubuh kita bahkan telanjang bersentuhan…”
Otakku segera membengkak. Adegan itu adalah adegan yang aku tidak akan pernah berani membayangkannya. “Mo Ziqian, kamu diam! Aku tidak mau dengar”
"Tidak, Aku harus beri tahu" Suara Mo Ziqian sedikit gemetar. Jelas, dia sendiri juga membutuhkan keberanian yang lebih untuk mengatakan hal ini. Dia mulai mencari rokok disakunya dan menghidupkan rokok tersebut. Dia berlanjut berkata setelah mengisap rokoknya sekali, “Aku tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Setelah aku sadar diri, aku segera menghindarnya. Tetapi wanita itu malah mulai menangis dan berkata aku memperkosanya setelah aku mabuk”
“Tetapi, aku selalu merasa dia berbohong kepadaku”
“Aku tidak pernah memiliki perasaan terhadapnya. Aku seperti bertemu dengan orang asing ketika aku melihat wajahnya. Hatiku hanya milikmu, Mo Wanwan. Bahkan orang yang aku pikirkan ketika aku melihat orang berciuman di film adalah kamu! Aku tidak mungkin melakukan apa apa terhadapnya”
“Tetapi kejadian di hari itu membuat aku tidak bisa tidak mengaku. Waktu itu, Cheng Ziang tiba tiba masuk ke dalam ruangan. Dia menunjuk ke aku dan berkata, “Mo Ziqian mengapa kamu bisa melakukan hal seperti itu? Liyan sudah bukan milikmu sejak dulu!”
“Aku bahkan tidak terpikir untuk menutup badanku yang telanjang dan aku menjelaskan kepadanya bahwa aku benar benar tidak tahu mengapa hal ini bisa terjadi.” Cheng Ziang berkata, “Mo Ziqian, kamu harus bertanggung jawab atas kejadian ini!”
Aku hanya berkata, “Aku butuh waktu untuk berpikir. Semua ini pasti ada yang salah” Setelah itu aku langsung buru buru meninggalkan hotel itu.
“Yang aku tidak tahu adalah setelah itu, Chen Liyan hamil. Ketika Chen Ziang memberi tahu aku, Chen Liyan sudah hamil 37 minggu. Aborsi sudah tidak bisa dilakukan lagi”
Pada saat itu, aku sangat kaget. Aku merasa bersalah denganmu dan merasa takut kehilangan kamu. Aku tidak tega memberi tahu kamu bahwa aku membuat cinta pertamaku hamil mengandung anakku. Aku takut kamu tidak bisa menerimanya. Tiga tahun pun terlewat dan Sisi sudah berusia tiga tahun”
“Jangan bicara lagi” Aku menghentikannya
“Mo Ziqian kamu pergi!” Aku berteriak sambil memegang kepalaku dan melarikan diriku dari pria itu. Apapun yang sebenarnya terjadi pada waktu itu, aku tetap tidak bisa menerimanya. Aku tidak ingin merasakan kesakitan waktu itu. Aku terus berlari. Sampai tengah malam, aku pulang ke rumah. Aku memeluk Jiayu dan berkata kepadanya, “Jiayu, aku ingin meninggalkan tempat ini. Aku tidak mau pulang ke sini lagi”
Jiayu tidak tahu apa yang terjadi. Dia hanya memeluk aku dengan wajah risau, “Jangan menangis. Bolehkah kamu beri tahu apa yang terjadi?”
Setelah menangis beberapa saat di bahu Jiayu, aku baru bercerita tentag apa yang dikatakan Mo Ziqian. Jiayu diam sangat lama setelah mendengar kata kataku.
“Bisa jadi kita benar benar salah paham dengannya”
Jiayu berkata, “Tidak. Mo Ziqian hanya sembarang berkata untuk mencari alasan. Aku tidak akan percaya kepadanya. Mo Ziqian itu manusia sampah!”
Aku tidak bisa melupakan ketidakpeduliannya ketika dia mengusir aku keluar dari rumah. Aku tidak bisa melupakan kejamnya ketika dia memaksa aku untuk menggugurkan anakku. Aku tidak bisa melupakan semua ini selamanya. Setelah beberapa saat, Jiayu menyeka air mataku dengan tissue dan berkata, “Mo Ziqian itu manusia sampah. Masalah yang dulu biarkan saja berlalu. Kamu mempunyai masa depan yang sangat bagus kok”
Suasana hatiku menjadi tenang setelah Jiayu menghiburku. Tidak tahu kapan, aku tertidur…
Setelah bangun pada pagi hari, kepalaku sakit. Aku minum bir semalam dan menangis sampai tengah malam. Mataku sangat bengkak. Aku meletakkan handuk hangat di mataku. Setelah merasa baikan, aku menata riasan untuk diriku dan pergi ke toko.
Ketika aku sedang sibuk membuat pesanan, ada seorang wanita masuk ke toko. Wanita sepertinya baru turun dari pesawat. Dia membawa koper dan memakai sebuah gaun berwarna kopi. Rambutnya pendek dan dia sangat cantik. Walaupun usianya menengah, dia terlihat seperti seorang wanita yang sangat elegan dan feminim.
“Nona, apakah kamu ingin melihat kue?” Aku menyapanya. Wanita itu memberikan aku sebuah senyuman. Dia memiliki sepesang mata yang lembut dan cantik dan membuat aku merasa aku pernah melihat orang ini.
“Aku mendengar toko kalian bisa membuat kue yang sangat kuno. Aku ingin memesan sebuah kue dengan gaya dekorasi bunga hijau. Bisakah kamu mengantar kuenya ke alamat ini besok sebelum siang?”
Wanita itu menyerahakan sebuah kertas kepadaku. Ada tulisan tertulis, “Universitas A, Profesor Mo Cheng”
Aku terkejut sejenak, Mo Cheng adalah ayah Mo Ziqian yang aku kagumi, dan menjawab, “Boleh. Tidak masalah”
Wanita itu membayar enam ratus ribu rupiah kepadaku dan berkata, “Ini adalah uangnya. Tolong antarkan kue itu dengan tepat waktu”
Aku menerima uangnya dan berkata lagi ketika wanita itu mau meninggalkan toko, “Nona, bisa tanya nama anda? Aku akan memberi tahu penerima kue jika dia bertanya”
“Kamu hanya perlu mengantar kuenya ke tangan dia. Tidak perlu tahu siapa namaku” Setelah berbicara, wanita itu menarik kopernya dan meninggalkan toko.
Setelah membuat kuenya, aku membungkusnya dengan teliti dan membawa kue tersebut berangkat ke universitas A. Mo Cheng seharusnya masih di kampus pada jam segini.
Dulu ketika aku masih bersama dengan Mo Ziqian, Mo Cheng sering tidak pulang ke rumah. Dia adalah professor paling terkenal di universitas A. Mahasiswa dan kerjaan yang harus diurus olehnya sangat banyak sehingga dia sering tinggal di asrama kampus. Wu Juan sudah berkelahi banyak kali karena hal ini tetapi Mo Cheng bersikap keras kepala.
Aku membawa kuenya dan berjalan di kampus universitas A yang tidak asing. Aku teringat masa masa kuliah yang bahagia ketika aku melihat mahasiswa yang berjalan melewatiku. Masa masa itu sudah pergi jauh dariku dan semuanya tidak bisa kembali seperti dulu lagi. Aku mengetuk pintu kantor Mo Cheng dan terdengar sebuah suara yang berkata, “Tunggu sebentar”
Setelah itu, seorang mahasiswa yang muda membuka pintu. Aku melihat Mo Cheng sedang menjelaskan materi kepada beberapa mahasiswa di dalam. Bayangan Mo Cheng yang memiliki usia setengah abad lebih bahkan tidak terlihat tua di antara mahasiswa yang muda. Aku menyerahkan kue itu kepada Mo Cheng dan berkata, “Tolong serahkan kue ini kepada professor Mo Cheng. Terima kasih”
Pada saat mahasiswa itu mau mengambil kueku, Mo Cheng mengangkat kepalanya dan melihat aku yang berdiri di luar. “Wanwan? Oh maaf. Xiaoxiao”
Mo Cheng sudah terbiasa dengan memanggil aku dengan nama pertamaku. Dia berjalan kepadaku dan aku memberikan sebuah senyuman kepadanya, “Profesor Mo Cheng, Selamat ulang tahun”
Mo Cheng melihat kue itu dengan wajah ragu, aku menjelaskan, “Seorang nona ingin memberikan professor kue ini” Aku tidak tahu wanita itu memiliki hubungan apa dengan professor dan hanya memberi tahu dia apa yang aku tahu. Setelah mendengar kata kataku, Mo Cheng terlihat kaget. Dia melihat kepadaku dengan tatapan yang kosong. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
“Terima kasih”
Mo Cheng menerima kue itu dan berkata, “Apakah kamu mau masuk?”
"Tidak." Aku hanya senyum dan meninggalkan ruangan. Besok adalah hari ulang tahun Mo Cheng dan wanita itu memilih untuk memberikan kue kepadanya satu hari lebih awal. Wanita itu tidak memilih untuk memberikan kue kepadanya pada hari ulang tahunnya di rumah Mo Cheng dan malah memberikannya di kampus. Mengapa begitu? Apakah wanita itu adalah kekasih Mo Cheng?
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaHis Soft Side
RiseLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyTen Years
VivianAsisten Bos Cantik
Boris DreyCutie Mom
AlexiaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAwesome Guy
RobinCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)