Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 244 Tamparan (2)

“Nyonya Mo sungguh berhati besar, bisa sebaik itu pada anak suamimu, Tuan Mo juga lumayan baik karena bersedia menjadi saksi untuk rivalnya.”

Ditengah orang tua murid yang sibuk mengomentari mereka, Mo Ziqian berkata padaku : “Kuserahkan Qiang Qiang pada kalian bukan untuk membiarkannya difitnah, jika Qiang Qiang masih mendapat masalah seperti ini, aku akan mengambil kembali hak asuh Qiang Qiang.”

Lalu Mo Ziqian berkata kepada kepala sekolah : “Terima kasih karena memberitahukanku tepat waktu.”

“Tidak perlu sungkan, sudah seharusnya.”

……

“Kenapa bisa begitu kebetulan Mo Ziqian dan Lin Xueman juga datang.” Dijalan pulang Aisha bertanya dengan perasaan aneh.

Aku merasa bingung, terus memikirkan maksud kehadiran Mo Ziqian dan Lin Xueman. Dulu Mo Ziqian pernah menggantikanku untuk menerima peluru yang ditambakkan kearahku, dia bilang agar Qiang Qiang tidak kehilangan ibunya, dari kejadian ini, bisa dibuktikan kalau dia masih peduli dengan Qiang Qiang, sehingga dia rela menerima peluru itu.

Dan tadi, meskipun ucapannya itu jelas terdengar kalau posisinya berlawanan dengan kami, namun sebenarnya dia sedang membantu kami.

Dan Lin Xueman, dia merupakan orang yang sangat bisa berpura-pura, dihadapan orang lain dia selalu menjadi seorang ibu yang sempurna, dan ini merupakan kesempatan emas untuk menunjukkan perannya sebagai seorang ibu tiri yang baik, dan dia tidak mungkin melepaskan kesempatan ini. Demi menarik simpati Mo Ziqian, meskipun Qiang Qiang benar terjangkit penyakit semacam itu, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama tanpa ragu.

“Mama, apa itu HIV? Kenapa mereka semua begitu membenci Qiang Qiang? Teman-teman juga tidak mau main dengan Qiang Qiang?”

Dijalan pulang, Qiang Qiang bertanya dengan nada sedih.

Seketika hatiku merasa begitu perih, aku mengelus lembut kepala Qiang Qiang, “HIV itu semacam penyakit menular, namun dikeluarga kita tidak ada yang terjangkit penyakit itu, orang itu hanya megada-ada, namun kelak mereka tidak akan mengatakan Qiang Qiang punya penyakit itu lagi, Qiang Qiang jangan menghiraukan mereka ya?”

“Em.”

Qiang Qiang mengangguk dengan wajah mengerti.

Tuan kelima menelepon, dan aku segera mengangkatnya.

“Bagaimana kondisi kalian? Apa yang terjadi pada Qiang Qiang? Pergi tidak aku kesana?” Tuan kelima bertanya dengan khawatir.

Aku : “Sudah tidak apa-apa, jangan khawatir.”

Sekarang aku tidak ingin memusingkan masalah ini.

Tuan kelima :”Baiklah kalau begitu, aku tunggu kalian kembali.”

Beberapa menit kemudian, kami sudah kembali ke apartemen.

Tuan kelima melihat Qiang Qiang, bertanya dengan lembut : “Beritahu ayah, apa yang terjadi di sekolah? Apakah ada orang yang mengganggumu?”

Qiang Qiang menggeleng, dia masih ingat apa yang kupesankan tadi, sehingga tidak mengatakan apa yang terjadi tadi, “Tidak apa, perutku agak sakit, bu guru meminta mama menjemputku lebih awal.”

Tuan kelima mengkerutkan alis, “Benarkah? Anak kecil tidak boleh berbohong.”

Qiang Qiang mengerutkan bibirnya, menundukkan kepala tanpa mengatakan apapun.

Terlihat jelas kalau Tuan kelima tidak percaya pada ucapan Qiang Qiang, dia bertanya padaku dengan sangat tegas : “Aku ingin tahu penyebab yang sebenarnya.”

Aisha : “Kakak tidak membiarkan Qiang Qiang menceritakannya karena takut kamu semakin pusing, sebenarnya para gerombolan orang tua murid meminta kepala sekolah untuk mengeluarkan Qiang Qiang, mengatakan kalau Qiang Qiang mengidap penyakit menular seksual, tidak boleh membiarkannya tetap tinggal disekolah.”

“Aisha!”

Aku membentak dengan nada ditekan : “Masalah yang sudah selesai untuk apa dibicarakan lagi!”

Urat diwajah Tuan kelima langsung berkedut, terdengar suara gertakkan tulang dari telapak tangannya yang mengepal, aku melihat wajah tampannya menjadi begitu menakutkan. Setelah sekian lama akhirnya ia berkata :

“Maaf, semua salahku!”

Dia berbalik kearah ruang kerja lalu menutup pintunya dengan cukup keras.

Aku sangat khawatir, entah apa yang akan dilakukannya didalam sana, akupun menyusulnya, “Chen Bo?”

Aku sangat jarang memanggil namanya, kecuali jika ada hal yang penting.

Ketika membuka pintu dan masuk, aku melihat Tuan kelima sedang menelepon, “Dengarkan, aturkan dokter untukku, panggil seluruh media, aku mau melakukan pemeriksaan darah didepan seluruh media.”

Aku terkejut, “Benarkah kamu mau melakukan itu?”

Tuan kelima : “Aku tidak punya ide lain algi. Aku tidak bisa membiarkanmu dan juga Qiang Qiang disakiti lagi.”

Tiga hari kemudian, didepan seluruh media dan juga live di semua media sosial, Tuan kelima melakukan live pengambilan darah sampai proses pemeriksaan, semua dilakukan secara live di ruangan yang terbuka, ketika mendengar dokter mengumumkan hasil pemeriksaan HIV negatif, seluruh wartawan langsung heboh.

Tuan kelima berkata dengan sangat tegas : “Sekarang aku meminta seluruh awak media mengembalikan nama baikku, aku tidak bisa membiarkan keluargaku ikut dirugikan oleh masalah ini.”

Dulu ia adalah seorang tuan muda yang tidak pernah mempedulikan apapun, tuan muda yang tidak pernah mempedulikan nama baiknya kini mulai mempedulikan keluarganya, mulai mengkhawatirkan nama baiknya memperngaruhi keluarganya, perubahan seperti ini sungguh membuat hati orang yang melihatnya merasa begitu hangat.

Hanya saja harga yang harus ia bayar untuk sungguh sangat mahal.

Beberapa hari kemudian, berita yang menyudutkan Tuan kelima perlahan menghilang, kehidupan mereka seolah kembali tenang, namun ayahnya tetap saja tidak sadarkan diri.

Tuan kelima setiap hari akan menengok ke rumah sakit, mengajak ayahnya berbicara, meskipun ayahnya tidak pernah ingin mendengar suaranya, namun sebagai anak ia tetap berharap ia bisa sadar, meskipun ia tidak pernah memberikan kasih sayang seorang ayah padanya.

Hari ini, aku dan Aisha pergi berbelanja barang perlengkapan bayi, lalu aku dan Aisha mampir ke sebuah café didekat sana untuk beristirahat, Aisha meminum kopi, aku meminum jus segar, samar-samar aku mendengar ada yang berbicara :

“Nyonya Mo, aku sudah melakukan apa yang anda perintahkan, orang tua murid juga sudah pergi kesekolah untuk membuat kegaduhan, apa yang kamu janjikan padaku sudah boleh ditepati bukan?”

Aku sepertinya pernah mendengar suara ini, ketika aku menengok dan melihat, aku melihat wajah yang begitu familiar, dan itu adanya Nyonya Qian. Ketika itu ia sedang berbicara dengan wanita yang duduk didepannya, wajah wanita itu terhalang oleh sandaran kuris sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.

“Apa yang kamu lakukan sudah cukup baik, hanya sayangnya Kepala sekolah menelepon dan memanggil Ziqian, jika hari itu ia tidak pergi, sepasang ibu dan anak itu pasti sudah menjadi sasaran amuk masa, meskipun hari itu Tuan kelima ingin melakukan tes darah secara live juga sudah terlambat.”

“Benar juga, namun ini tidak ada urusannya denganku, Nyonya Mo, anda pernah bilang…………”

“Sudah cukup belum?”

Nyonya Mo melemparkan selembar cek keatas meja, lalu bangkit dan berjalan kearah sini.

Alisku mengangkat, tanganku gemetar, ternyata kejadian di sekolah hari itu merupakan perbuatan Lin Xueman yang menyuruh Nyonya Qian untuk mengajak para orang tua murid datang untuk mengusir Qiang Qiang. Dia sungguh picik.

Aku bangkit berdiri, ketika Lin Xueman berjalan kearah sini aku langsung menghadangnya, tanpa mengatakan apapun langsung melayangkan dua tamparan ke wajahnya.

Lin Xueman dipukul olehku sampai tercegang, ia terlihat kaget melihatku.

“Dasar wanita jalang, picik!”

Aku memakinya dengan tatapan sinis yang menusuk.

Begitu Nyonya Qian melihatku, ia langsung mengalihkan pandangan, terlihat jelas kalau dia merasa ketakutan, ia segera mengambil cek yang diberikan oleh Lin Xueman dan memasukkan kedalam tasnya dengan terburu-buru, lalu segera kabur.

“Ternyata wanita jalang ini yang merencanakannya, dasar wanita murahan, jablay murahan, wanita suci bohongan, penuh dengan kepicikan!”

Aisha juga meju dan menyerangnya dengan berbagai makian.

Meskipun Lin Xueman mendapat dua tamparan, wajahnya terlihat sedikit berantakan, namun ia tidak goyah, senyum penuh cibiran mengembang di bibirnya, ia tersenyum dengan dinginnya: “Lalu kamu mau apa?”

Aisha : “Kamu bilang aku mau apa, aku hari ini akan merobek wajah jalangmu ini!”

Aisha tidak peduli sekarang dia terlihat feminim atau tidak, dengan cepat ia langsung menarik rambut Lin Xueman, lalu mengangkat tangan dan mencakar wajah Lin Xueman.

Aku mendengar suara jeritan Lin Xueman, namun aku sudah beranjak pergi dari sana.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu