Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 196 Tidur Bersama (1)

Bab 196 Tidur Bersama (1)

Ketika Mo Ziqian selesai berbicara, dia meninggalkanku dengan tatapan yang sangat rumit, dia berbalik dan berjalan ke arah tempat mobilnya diparkir.

Dan emosi aku sudah memuncak, dan dia berani mengatakan bahwa penyebab Qiang Qiang menolaknya karena aku telah mempengaruhi pikiran Qiang Qiang kalau ayahnya memang sudah tidak menginginkannya lagi.

Padahal faktanya tidak demikian, aku tidak berbuat apapun seperti yang dituduhkannya.

Mo Ziqian begitu kejam, membalikkan fakta, dan putranya sendiri menolaknya menjadi salahku.

Dalam hatiku marah dan berteriak, "Mo Ziqian, orang ingin muka, pohon ingin kulit, kamu jelas tahu, mengapa Qiang Qiang bisa menolakmu, tetapi masih menempatkan tanggung jawab tersebut dan menyalahkan aku, aku ingin tahu, kulit wajah kamu setebal apa! "

Mo Ziqian berbalik pelan, dengan wajah tenang menghadapku, tapi bibirnya perlahan melengkungkan lengkungan yang terlihat indah, "Pertanyaan yang bagus. Aku juga kebetulan ingin tahu."

Mo Ziqian dengan kata-katanya yang terdengar ringan, menghantam ke dalam lubuk hatiku, membuat aku tidak bisa menjawab apapun saat itu, lelaki itu berjalan kembali dengan santai, berjalan perlahan ke arah mobilnya, masuk dan duduk di samping kursi driver. Dan membawa pacar barunya pergi, meninggalkan tempat itu.

"Lin Xiao?"

Terdengar teriakan kecil Tuan Kelima datang dari belakangku, aku dan Qiang Qiang berbalik dan melihat bahwa Tuan Kelima yang tidak tahu kapan sudah ada disana.

Dia meletakkan tangannya di sakunya dan terlihat tenang. Dia berjalan mendekati kami, mengangkat tangannya dan mengelus kepala Qiang Qiang, dan memandang kearah Mo Ziqian pergi. Dia berkata: "Mo Ziqian, dia itu hanya sengaja membuatmu kesal, dia tidak akan menyukai Lin Xueman itu. "

Dia mengangkat Qiang Qiang dan berkata, "Ayo kita pergi, makan bersama dengan ayah angkat."

Tuan Kelima menggendong Qiang Qiang melangkah pergi duluan, tetapi aku tertegun dan berpikir, mengapa Tuan Kelima mengatakan itu, Mo Ziqian, apakah dia benar-benar hanya ingin membuatku marah saja? Bagaimana mungkin? Bagaimana dia yang begitu susah ditebak jalan pikirannya bisa melakukan hal yang begitu kekanak-kanakan?

Tuan Kelima menggendong Qiang Qiang masuk ke dalam restoran militer, Qiang Qiang saat itu masih terlihat tidak begitu senang, Tuan Kelima mencoba menghiburnya dengan trik sulap, jari-jarinya bergerak kesana kemari, tidak tahu bagaimana caranya, tangannya sudah ada sebuah pensil bercorak kartun yang lucu .

"Suka?"

Dia menyerahkan pensil kartun itu kepada Qiang Qiang.

Qiang Qiang mengambil alih pensil itu, wajah kecil itu mulai menunjukkan kebahagiaan, "Suka."

"Yah, aku tahu kamu akan menyukainya, katakan pada Ayah angkat, apakah kamu ingin tahu bagaimana caranya pensil ini bisa muncul."

Tuan Kelima bertanya.

Mata Qiang Qiang tiba-tiba terlihat bersinar, "Bagaimana caranya? Ayah angkat cepat kasih tahu aku."

Jadi, Tuan Kelima yang berada di depan Qiang Qiang, memperagakan trik sulap dalam gerakan lambat sekali lagi, Qiang Qiang sangat cerdas, memori dan pemahamannya sangat tajam, setelah melihat, langsung bisa menyerapnya, anak kecil itu mencoba melakukannya beberapa kali, ternyata berhasil dilakukannya walau masih terlihat kaku dan lucu.

Kembali ke apartemen, Tuan Kelima mengikuti kami sampai ke dalam rumah, satu pria besar dan kecil rebahan di lantai ruang tamu, menyusun puzzle peta dunia. Puzzle ini memiliki tingkat kesulitan tertentu. Kedua lelaki itu berjongkok dengan tangan di dagu dan mencoba menyusunnya. Pada pukul sebelas malam, masih ada beberapa tempat di mana mereka tidak bisa menemukan pecahan puzzlenya yang tepat.

"Lupakan dulu, ayo kita susun lagi besok, Qiang Qiang tidur dulu ya."

Tuan Kelima berdiri, dan Qiang Qiang juga terlihat sangat lelah. Dia menguap dan berkata, "Aku harus menyusunnya sampai selesai besok."

Pria kecil itu kembali ke kamar tidur dan pergi ke ranjangnya. Ketika aku selesai menulis naskah, Qiang Qiang sudah tertidur.

Dan Tuan kelima belum pergi, lengannya berada didadanya, dan sepasang matanya yang bening seperti kaca memandangku dengan pandangan khusus.

"Kamu masih belum pulang, apa besok tidak kerja?"

Aku mengingatkan.

Tuan Kelima perlahan-lahan berjalan ke arahku, "Seekor kucing, setiap hari, menjaga seekor ikan, tetapi tidak bisa memakannya. Menurutmu itu terasa nyaman apa tidak? Atau, biarkan aku memakannya malam ini?"

Aku: ……..

"Tuan Kelima, jika kamu ingin makan ikan, aku akan beli beberapa ekor untukmu besok, biar kamu bisa makan sepuasnya."

Tuan Kelima menarik napas ringan dengan mulut kecilnya, "Lupakan saja, aku tidak mau makan ikan seperti itu."

Tuan Kelima terlihat sangat tertekan, dia berbalik dan berjalan pergi, tetapi tiba-tiba dia berbalik, lengannya yang panjang terulur dan mengangkat seluruh pinggangku, matanya yang indah memancarkan senyum licik, memelukku melintasi anak tangga yang besar menuju ke kamarku.

Dia melemparkan dirinya bersama denganku ke tempat tidur dan memegang pinggangku dengan kedua tangannya, dan mengangkat aku lalu meletakkannya di atas badannya, "Aku sudah tidak tahan, aku mau memakanmu sekarang."

Ketika dia selesai mengatakan itu, dia berbalik dan menekan aku.

Seperti harimau yang sedang memangsa dan dia menyerang wajah dan leherku dengan mulutnya.

Benar-benar kacau, seperti orang kelaparan yang melihat bakpao yang lezat.

Kumis yang baru tumbuh dan keras menusuk ke wajah dan leherku. Aku tidak bisa menahan diri untuk berteriak dan meraihnya untuk menghentikannya,

"Tidak, itu menyakitkan."

Tuan Kelima tidak mengangkat wajahnya, dan kumisnya masih menusuk di leherku dan berkata, "Jika kamu sudah terbiasa, kamu tidak akan merasa sakit lagi."

Aku tidak tahan karena ketajaman kumisnya, kakiku sedikit terangkat, yang tidak terpikir olehku adalah bahwa Tuan Kelima sampai terguling dari tempat tidur, dan tubuh yang kekar itu sampai jatuh ke lantai

Seketika itu wajah Tuan Kelima langsung menjadi gelap.

Tuan Kelima yang mungkin sudah pengalaman dalam bercinta selama bertahun-tahun, mungkin tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu, ditendang jatuh dari tempat tidur oleh seorang wanita.

Dia mengepalkan tinjunya padaku, menggertakan giginya, dan aku sangat terkejut.

"Aku ... aku tidak bersungguh-sungguh."

Aku buru-buru melambaikan kedua tanganku dan mencoba menjelaskan.

Tuan Kelima dengan muka marah dan penuh kebencian memanjat naik ke tempat tidur, mendengus berat, dan kemudian tiba-tiba menerjang aku seperti seekor harimau yang menerjang mangsanya, kali ini harimau itu benar-benar sedang memakan mangsanya.

Karena Tuan Kelima sedang marah.

Aku berpikir bahwa kali ini pasti tidak bisa menghindar lagi dan menutup mataku, siap untuk menerima serangan lebih lanjut, tetapi dia tidak melakukan tindakan yang lebih dalam, dia hanya menempatkanku ke dalam pelukannya. Dengan suara berat dan tertekan, berkata: "Tidur."

Aku terpana oleh Tuan Kelima ini. Aku bahkan tidak berani berbicara dan bernapas dengan suara keras. Aku tidak berani bergerak. Selama hidup ini, kecuali Mo Ziqian, aku tidak pernah tidur dalam pelukan lelaki lain dan hatiku terasa gugup dan serba salah.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu