Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
Ketika kita sedang ngobrol, Gao Le terus berdiri di kejauhan sana, menjaga suatu jarak dengan kita. Gao Xing sepanjang jalan ikut denganku dan Qiang Qiang berkeliling, sekejap saja sudah hampir mendekati waktu siang hari, Gao Xing berkata: “Kak Xiaoxiao, kita makan siang bersama yuk, biar kakakku yang traktir.”
Aku melirik sejenak ke Gao Le, satu sepatu kulit laki-laki itu yang bersinar terang terus menerus digesek-gesek, menundukkan kepala, tidak tahu apa yang sedang dipikirkan.
Tapi dia masih bisa kedengaran perkataan Gao Xing, langsung melihat kemari membidik dengan sepasang sorotan mata yang berapi, “Bocah kecil, kamu jangan sembarangan bicara!”
Gao Xing melirikkan matanya ke atas, menginjitkan kaki, mendekatkan mulut kecilnya ke diriku, berkata dengan suara kecil: “Kak Xiaoxiao, yang pasti Kakakku menyukaimu, kamu lihat tuh, dia sekali kelihatan kamu muka pun jadi memerah, masih menjaga jarak lagi, tidak berani melihatmu, pasti karena tidak enak hati ketemu dengan kamu.”
Gao Le akhirnya tidak bisa menahan lagi, melangkahkan besar kemari dengan kecepatan bak meteor jatuh, langsung menarik dan mengangkat bagian belakang kerah baju Gao Xing, “Gadis mungil, masih asal bicara ya? Kupukul pantatmu nanti!”
Sambil berkata Gao Le sambil mengayunkan telapak tangannya yang besar, perkataannya saja yang besar tapi gerakannya kecil saja memukul beberapa kali pantat Gao Xing.
Gao Xing dengan bergaya hiperbola berteriak-teriak, “Pembunuhan, Kakak menyiksa adik!”
Gao Le dengan sekuat tenaga menurunkan Gao Xing, “Dasar bocah!”
Handphone Gao Le berdering, dia pergi mengangkat telpon, aku kedengaran dia memanggil sepatah Kakak Qian, selanjutnya balik menarik Gao Xing, “Ayo, aku antar kamu pulang.”
Pundak kecil Gao Xing memberontak, memberontak lepas dari genggaman tangan Gao Le, berlari ke sampingku, “Aku belum selesai kelilingnya, aku mau sama-sama dengan Kak Xiaoxiao.”
Terlihat jelas Gao Le ada hal penting yang mau dikerjakan, melihat Gao Xing tidak mau ikut dengannya, dia juga tidak ada cara lain, hanya bisa dengan ganas memelototi adik perempuannya sendiri sejenak, kemudian bayangannya pun pergi tergesa-gesa.
Aku menundukkan kepala, melihat Qiang Qiang yang tidak menggerakkan matanya sama sekali memelototi arah kemana Gao Le pergi, dengan muka bengong tidak tahu apa yang dilihat, aku memanggilnya, “Qiang Qiang?”
Qiang Qiang pun menoleh tersenyum padaku, “Mama, perutku lapar, kita makan bersama dengan Kakak yuk?”
“Baik lah.”
Aku membawa dua anak kecil makan di restoran fast-food di dalam museum, setelah makan terus mengelilingi lagi sisanya, saat keluar dari museum, Gao Xing bilang dia ingin makan kue buatanku, oleh karenanya, aku pun membawa lagi dua anak ini ke toko kueku.
Ketika aku sedang membuat snack, Gao Xing dan Qiang Qiang satu besar satu kecil dua anak kecil duduk melukis di atas meja.
Aku mendengar Gao Xing berkata: “Aa, siapa yang kamu gambar? Sepertinya ada sedikit mirip Paman Mo Ziqian.”
Qiang Qiang menolehkan mata melihat Gao Xing, tersenyum dan tersenyum, tapi tidak berbicara, lanjut melukis apa yang dipikirkan di hatinya. Setelah selesai membuat kue, Gao Xing berlari ke sini dan mencicipi, lalu dengan tak sabaran mengambil dan memakannya. Qiang Qiang malah masih duduk di meja depan melukis dengan serius.
Aku pergi ke sana melihat-lihat, lukisan itu ternyata adalah sepasang suami istri yang menggandeng seorang anak laki-laki kecil.
Laki-laki itu kurus tinggi, bagian atas wajahnya ada sedikit mirip dengan wajah Mo Ziqian, dan wanita itu berwajah boneka, rambut terikat di kepala belakang, bukannya itu aku?
Anak laki-laki itu, tidak perlu dibilang lagi juga bisa terlihat itu adalah Qiang Qiang sendiri.
Aku langsung jadi terasa kosong.
Di hati Qiang Qiang, ternyata sangat haus akan gambaran seperti ini. Sekeluarga bertiga Bahagia dan harmonis, ini adalah impian Qiang Qiang.
Gao Le datang untuk menjemput Gao Xing, dengan muka suram, masuk dan menarik Gao Xing pergi, Gao Xing dengan tidak rela mengoyang-goyangkan pundak kecil: “Kak, aku belum puas main di sini!”
Gao Le mengomeli: “Ini sudah jam berapa masih belum cukup, apa sudah selesai kerjakan PR?”
Gao Xing pun langsung memuncungkan mulut kecilnya, berkomat-kamit tidak senang, “Sendiri hatinya tidak benar, tidak berani melihat Kak Xiaoxiao, masih tidak memperbolehkan orang ikut Kak Xiaoxiao, dasar pengecut.”
Perkataan Gao Xing membuat muka dan kuping Gao Le memerah, mengayunkan tamparan kecil menampar anak perempuan itu, “Anak kecil, kamu ini bilang apa, aku apanya yang tidak benar!”
Gao Xing menggunakan kesempatan memberontak lepas dari ikatan Gao Le, dari kejauhan menyindir dengan memainkan wajahnya jadi jelek, “Kamu sendiri yang tahu!”
Gao Le sangat marah, mengejar Gao Xing mau memukulnya, Gao Xing pun bersembunyi, dua saudara satu besar dan satu kecil ini pun kejar-kejaran dan sembunyi-sembunyi di tokoku.
Handphone Gao Le berdering lagi, dia melihat-lihat nomornya, kemudian langsung berbalik badan pergi mengangkat telpon, “Benar, aku di toko roti Lin Xiao, Gao Xing di sini, aku datang menjemputnya, baik, aku pergi ambil.”
Tidak tahu Gao Le menerima telepon dari siapa, setelah menutup telpon, Gao Le pun menarik tangan Gao Xing, menekannya duduk di kursi, “Dasar kamu ya, nanti aku kasih pelajaran kamu!”
Aku sedang sibuk membuat cemilan yang baru, bersiap-siap memberi Gao Xing untuk dibawa pulang sedikit, dan memberi sebagian lagi ke Jiayu, jadi tidak menghiraukan Gao Le dan Gao Xing sepasang saudara ini, hingga sampai ada mobil berhenti di luar sana.
Aku tidak sadar mengangkat kepala, melihat mobil itu dengan perlahan berhenti di depan pintu di bawah anak tangga, mobil yang ditempel dengan pelapis kaca yang sangat gelap menyebarkan semacam perintah orang asing jangan mendekat.
Aku mengenalinya, itu adalah mobil Mo Ziqian, Gao Le tergesa-gesa pergi keluar. Dia menyerahkan masuk ke dalam satu barang seiring dengan kaca mobil yang perlahan turun.
Ketika kaca mobil itu hampir mau menutup, Gao Xing malah mengambil lukisan yang tadi baru saja Qiang Qiang lukis, dibawanya keluar.
“Paman!”
Aku ingin menghentikannya tapi tidak sempat, Gao Xing membawa lukisan itu berlari ke depan mobil Mo Ziqian, menyempal masuk lukisan itu ke dalam mobil, “Paman Mo Ziqian, kamu lihat lukisan yang dilukis Qiang Qiang, di atas ini ada kamu.”
Saat itu debaran jantungku bergetar sampai ke tenggorokan, itu adalah impian Qiang Qiang, malah disumpal anak gadis ini ke Mo Ziqian.
Dan detik selanjutnya, gambar itu terbang melayang keluar dari mobil, dengan perlahan melayang terjatuh ke atas lantai, selanjutnya kaca jendela mobil itu pun menutup, mobil dengan dinginnya pergi.
Perlakuan yang tidak berperasaan itu membuat hati Qiang Qiang, seperti dilindas di bawah kaki, hatiku langsung penat tak terhingga.
Qiang Qiang juga melihat semua ini, dia berdiri terpatung di depan kaca jendela toko kue yang terpancari oleh senja.
Gao Le mengangkat tangan besarnya ke atas kepala Gao Xing dengan bengis mengelus sejenak, “Mengurusi urusan orang saja!”
Gao Xing dengan sekuat tenaga menggoyangkan kepala, dengan marah berkata: “Qiang Qiang sudah rindu Papa, dia anak Paman Mo Ziqian kah? Mengapa paman Mo Ziqian tidak mau dia! Paman orang jahat!”
“Aku pukul kamu kalau sembarangan berbicara lagi!” Menghempaskan tamparan di pantat Gao Xing, menyeretnya berlari cepat ke arah mobilnya sendiri.
Senja semakin dalam, Qiang Qiang diam-diam membelokkan badan, dengan sinar cahaya yang agak buram mengangkat pandangan mata, dalam matanya aku melihat dengan jelas kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.
Pergi dari took kue, aku menelpon Jiayu, untuk datang ke rumah mengambil snack, Jiayu datang bersama Chen Hui, mereka berdua sekarang sudah mulai tinggal bersama, Jiayu sudah jarang pulang ke rumah sewaan yang dulu.
Chen Hui bertanya: “Mana Qiang Qiang?”
Aku: “Dia di atas.”
Sejak pulang dari toko kue Qiang Qiang terus sedih, makan malam juga hanya dengan penat makan sedikit saja, kemudian naik ke atas, aku melihatnya duduk di depan meja belajar putih bergambar kartun miliknya, terus melukis sesuatu, aku tidak masuk ke dalam mengganggunya, meski anak ini masih kecil, tetap memerlukan ketenangan juga.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickKing Of Red Sea
Hideo TakashiThe Sixth Sense
AlexanderMy Goddes
Riski saputroPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangPria Misteriusku
LylyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)