Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)

Hari yang baru, kerjaan masih saja sibuk seperti biasa, Ai Lisi yang lucu menelepon lagi, “Itu, apa kamu bisa keluar sebentar? Aku ada sedikit hal yang mau dibicarakan denganmu.”

“Ada apa? Katakan saja di telepon.”

Aku sudah pernah menerima tingkah laku tidak karuan si Ai Lisi, tidak mau lagi diganggu olehnya.

Ai Lisi: “Di telepon tidak jelas, kamu lebih baik keluar sebentar saja, di kafe di samping kantor pengacara, begini saja, aku telepon ke atasanmu.”

“Baik, aku pergi.”

Aku sungguh takut dia menelepon ke atasanku lagi, kemudian melihat muka atasan yang menangis sedih itu, seperti kalau aku pergi menepati janji, itu benar-benar seperti mendapat emas.

Ketika aku sampai di kafe, tangan Ai Lisi menopang pipi, ekspresi wajah yang murung dan suram, tidak tahu sedang memikirkan apa.

“Nyonya, ada apa, katakan saja.”

Aku menarik keluar kursi duduk di depannya.

Ai Lisi dengan jengkel berkata: “Aku bermimpi mimpi itu lagi, bermimpi kelihatan sebuah rumah yang jelek sekali, dan aku tinggal di dalamnya.”

Aku mengangkat alis: “Lalu?”

Ai Lisi: “Sepertinya aku kelihatan seorang wanita berperut besar, dan wanita itu sepertinya aku, sepertinya juga bukan aku, penampilannya tidak terlalu mirip denganku, tapi juga ada sedikit mirip, argh, aku juga tidak bisa menjelaskannya.”

Ai Lisi memijat ringan pelipis, menghelakan nafas, berwajah murung dan suram.

Dan kemudian, perkataan wanita itu malah menarik perhatianku.

“Kamu bilang kamu kelihatan seorang wanita berperut besar?”

Orang tua pemilik rumah itu pernah bilang, perut Yang Zilan membesar sedikit demi sedikit di rumahnya, kemudian melahirkan seorang anak. Apa bisa Ai Lisi bertemu dengan Yang Zilan di dalam mimpi?

Ai Lisi mengangguk.

Aku terjerumus masuk ke dalam renungan, Ai Lisi berkata bahwa penampilan wanita itu mirip dengannya, namun juga tidak mirip, kalau begitu, Ai Lisi dan Yang Zilan, apa bisa ada hubungan?

“Kamu temani aku pergi ke tempat itu?” Mata Ai Lisi memandangiku berharap.

Aku langsung menggelengkan kepalaku, “No, mau pergi, pergi saja sendiri~!”

Aku tidak ingin sekali lagi melihat dia meninggalkan orang tanpa perasaan, bersikeras mengatakan aku dan Lan ke merampok harta dan mesum.

Ai Lisi: “Aku sendirian tidak berani.”

Dia menurunkan bulu mata, bernada suara murung, “Tempat itu, sepertinya ada barang apa yang membuatku ketakutan dari dalam hati, hari itu sekali kelihatan rumah itu, aku tiba-tiba jadi tidak enak.”

“Tidak enak? Tidak enak bagian mana?”

Perkataan Ai Lisi membuatku curiga.

Ai Lisi menggeleng, “Tidak tahu gimana mengatakan, seperti ada sesuatu yang menyumbat di dadaku, nafasku tidak bisa keluar.”

“Kalau begitu apa kamu tahu kamu pernah pingsan, setelah sadar meninggalkan orang tanpa perasaan?” Aku bertanya.

Muka Ai Lisi memerah, dengan sangat aneh berkata: “Aku tidak sengaja, tiba-tiba luar biasa ketakutan, kemudian jadi seperti itu.”

Sekali ujung mulutku tertarik, “Jadi kamu salah sangka terhadap aku dan Lan ke merampok harta dan berbuat mesum?

Ai Lisi menggerutu, “Aku juga bukan sengaja, itu karena ketakutan saja.”

Ternyata hari itu dia bersandirwara ya!

Aku juga tidak dapat berkata apapun lagi.

“Nyonya, aku sungguh tidak mau pergi ke tempat itu, kamu mau pergi, cari putri atau suamimu untuk menemani kamu pergi saja, ya.”

Aku berdiri dan pergi, Ai Lisi tiba-tiba menarik tasku menghentikan.

“Aku tidak bisa meminta mereka menemaniku, suamiku pasti tidak memperbolehkan aku pergi, Aisha juga tidak akan.”

Perkataan Ai Lisi membuatku terdiam, di benak terlintas, muka gelisah Bos Wu di depan Ai Lisi, bagaimanapun merasa, pria itu sedang menutupi sesuatu.

Apa ada sesuatu yang takut diketahui orang lain?

“Baik lah, aku temani kamu pergi, tapi tidak bisa memakai mobilku, tidak bisa melewati jalan itu, kamu perlu cari satu mobil jeep.”

Ai Lisi segera mengangguk, “Ini tidak masalah, kamu panggil juga pria tampan bermarga Lan itu ikut pergi.”

Aku: ……

“Lan ke itu dia minta bayaran.”

Ai Lisi: “Apa kamu pikir aku tidak mampu membayarnya?”

“Kalau begitu baiklah.” Aku mulai menelepon Lan ke.

Sekali Lan Ke mendengar mau menemani Ai Lisi pergi lagi ke kawasan kota tua, langsung berturut-turut mengatakan: “No, no, siapa mau pergi ya pergi saja, aku tidak pergi!”

Melihat Lan Ke mau menutup telepon, aku segara berkata: “Dia bilang ada bayaran, kali ini sungguhan.”

Lan ke: “Kalau begitu 20 juta, kalau tidak, tidak mau.”

Aku melihat Ai Lisi, Ai Lisi: “20 juta ya 20 juta, anggap aku tidak mampu bayar ya!”

“Kalau begitu ok.”

Satu jam kemudian, kita sudah sampai di kawasan kota tua di daerah rumah rendah dan pendek.

Kali ini Ai Lisi tidak pingsan, tapi wajahnya perlahan memucat, aku terus menerus memperhatikan perubahan jiwanya, takut dia seperti hari itu lagi, tiba-tiba pingsan, kemudian jadi tidak berperasaan lagi, juga dari wajahnya, mencari sesuatu yang bisa menjawab pertanyaanku.

Ai Lisi berjalan ke depan pintu besi yang karatan itu, tangan yang kecil dan lembut itu perlahan menyentuh pintu besi itu, sorotan matanya seakan menerawang, dengan seksama mencari sesuatu di dalam perkarangan itu.

Lan Ke di belakang memiringkan kepala melihat wanita itu, saat itu, dia juga sepertinya sedang berpikir sesuatu.

Gorden tebal di rumah itu dengan susah payah dibuka orang, satu orang berbadan tua dengan canggung berpegangan pada tongkat keluar.

“Siapa, siapa yang berdiri di sana.”

Suara orang tua terdengar, orang tua pemilik rumah juga memandangi dengan sepasang mata yang sedikit jengkel kemari.

Ai Lisi langsung saja melihat orang tua pemilik rumah, sorotan mata kosong dan terpukau, orang tua juga melihatnya, meski pandangan matanya kabur, tapi juga mengandung sedikit kecurigaan.

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu