Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
Aku dengan marah mendorong Sisi yang berenang ke arahku dan ketika aku meraih Qiang Qiang, aku berenang secepatnya ke tepi kolam, tetapi Sisi tiba-tiba sepertinya menelan banyak air dan kemudian mulai berteriak, "Tante, jangan, Sisi tidak mau mati!"
Aku terkejut, "Apa yang kamu teriakkan!"
Sisi masih terus berteriak: "Papa selamatkan aku, Sisi tidak ingin mati, Tante ingin membunuh Sisi!"
Sisi bisa berenang, dan aku hanya mendorongnya dan tidak melakukan apa-apa lagi.
"Kamu jangan sembarangan berteriak!"
Aku buru-buru menutup mulutnya, tapi aku menyangka, ada suara kemarahan di belakangku: "Mo Wanwan, apa yang kamu lakukan!"
Tiba-tiba aku merasa tatapan dingi, Mo Ziqian, dia datang dengan tepat waktu dan sangat pas.
Ada percikan air di belakangku. Itu adalah Mo Ziqian yang melompat ke air. Dia berenang dengan cepat dan mengulurkan tangannya untuk melepas tanganku dari Sisi. Dia bahkan tidak peduli kalau Qiang Qiang masih di lenganku. Air menerjang muka kami. Mo Ziqian dengan cepat meraih Sisi, "Sisi? Sisi?"
Wajah Sisi penuh air, tangan kecil itu mengaitkan ke leher Mo Ziqian dan menangis dengan sedih. "Papa, aku tidak menjaga adik dengan baik. Adik jatuh ke kolam. Tante mau menenggelamkanku. Dia mendorongku ke dalam air dan menekanku . ...... "
Kata-kata Sisi membuat otakku langsung kosong.
Ular kecil ini ternyata lebih beracun dan walau bukan yang paling beracun. Aku berteriak, "kamu jangan sembarangan ngomong, jelas kamu yang mendorong Qiang Qiang ke dalam air!"
"Papa, aku tidak, aku tidak memdorongnya ... uhuk ..." Sisi terus batuk, sepertinya ada air tertahan di tenggorokannya.
Mo Ziqian menoleh dan melirik matanya yang berlinang air mata, tatapan itulah yang membuatku jatuh ke Samudra Arktik yang dingin dan beku.
Mo Ziqian membawa Sisi ke tepi dan bergegas pergi, dan Qiang Qiang masih ada di tanganku, wajahnya masih menempel di badanku.
Saat ini musim gugur, dan tubuh akan menjadi dingin ketika basah. Jangankan terendam dalam air untuk waktu yang lama seperti Qiang Qiang. Aku saja yang membawanya ke tepi juga merasa kedinginan. Pada saat ini, ada beberapa tamu di sana, beberapa orang melihat situasi ini, melepas jas mereka, dan mengenakannya kepada Qiang Qiang, aku mengucapkan terima kasih, memegang Qiang Qiang dan bergegas ke villa rumah utama.
Keluarga utama tidak tahu apa yang terjadi, tetapi matanya berubah seperti tamu lainnya. Mereka semua menganggap aku sebagai ibu tiri yang mencoba membunuh Sisi.
Sisi dibungkus selimut, dan Mo Ziqian memeluk erat dengan tangannya. Tangan kecil itu menarik pakaian Mo Ziqian. Dia berkata dengan mulut kecilnya: "Papa, aku yang tidak jaga adik dengan baik, jangan salahkan tante. Karena tante terlalu marah, jadi mendorong aku ke dalam air, menekan aku ke dalam air, Papa, jangan menyalahkannya? Papa, tolong kasih tahu dia, aku akan lebih baik lagi di masa depan ....... "
Aku terkejut melihat gadis kecil ini yang baru berusia tujuh tahun, Dia memiliki wajah malaikat, tetapi hatinya lebih beracun daripada kalajengking beracun.
Dia sekarang menarik hati papanya dengan kelembutan dan kepolosannya. Mulut Mo Ziqian bergetar, dan tangan yang memegang Sisi juga gemetar, tetapi mulutnya yang kaku tidak bisa mengatakan apa-apa.
Keluarga utama dan para tamu telah melemparkan pandangan marah kepadaku.
"Benar saja, hati ibu tiri yang paling beracun, anak ini tidak tahu sudah mengalami berapa banyak penderitaan dan siksaan di rumah, benar-benar tidak bisa menilai orang dari luarnya saja."
Orang-orang mulai banyak mencibir dan membicarakan tentang aku, sepasang mata penuh kemarahan seperti sejuta panah langsung ke arahku, aku hampir tertusuk mati oleh mata orang-orang ini.
"Ma, aku kedinginan."
Qiang Qiang dalam pelukanku terus menjerit, aku meraih dan menyentuh dahi anak itu, dia sudah mulai demam.
"Tidak peduli kalian percaya atau tidak, aku tidak mendorong Sisi ke dalam air, dan aku tidak menekannya masuk ke dalam air."
Aku tidak bisa menunda lagi, aku segera meninggalkan vila dengan terburu-buru.
Kebetulan ada taksi di luar, aku menghentikannya dan membawa Qiang Qiang masuk kedalam dan menyuruh pengemudi untuk pergi ke rumah sakit. Ketika taksi kami melaju, aku melihat mobil Mo Ziqian melaju.
Mataku panas, dadaku pengap, dan di mata Mo Ziqian hanya ada Sisi. Dia hanya melihat Sisi di kolam, tetapi dia tidak bisa melihat putranya juga di dalam kolam.
Qiang Qiang mengigil sepanjang jalan, ibu dan anak yang basah berpelukan.
Ketika tiba di rumah sakit, aku bergegas ke klinik anak dengan Qiang Qiang. Dokter itu sangat pandai berbicara. Dia meminta aku untuk meletakkan Qiang Qiang di tempat tidur, memberinya selimut, dan memberinya diagnosa sebelum merawatnya, sesudah itu minta aku mendaftarkan diri dan melakukan pembayaran.
Suhu tubuh Qiang Qiang meningkat dengan cepat, setelah satu jam, telah melebihi tiga puluh lima derajat. Setelah aku menyelesaikan prosedur rawat inap, perawat memberikan jarum antipiretik untuk Qiang Qiang dan memberinya beberapa obat antiinflamasi. Di tengah malam, demam Qiang Qiang semakin tinggi hingga hampir empat puluh derajat, aku membawanya ke dokter yang bertugas, dokter mengatakan akan dikasih obat antipiretik dulu, besok pagi akan di rontgen untuk melihat apakah ada pneumonia aspirasi.
Aku memeluk dan menemani Qiang Qiang di bangsal selama satu malam, bangsal ini ada sepuluh anak, tangisan anak-anak datang satu demi satu, tetapi Qiang Qiang tidur dengan tenang di lenganku, bagaimanapun, ini hal yang baik.
Setelah dokter datang pada pukul delapan pagi, aku membawa Qiang Qiang ke tempat rontgen, untuk melihat paru-parunya. Dokter telah mengatur rencana perawatan yang baru, dan aku bersikeras ingin tinggal di rumah sakit.
Jiayu tahu bahwa Qiang Qiang ada di rumah sakit dan meminta Chen Hui menghubungi rumah sakit untuk mengatur kamar perawatan tunggal. Jiayu berkata dengan marah di telepon: "aku sudah tahu Sisi bukan anak yang baik, ternyata dia malah lebih buruk, usia yang begitu kecil sudah begitu pintar akting, kalau tidak memberinya piala Oscar sih benar-benar bersalah padanya. "
Jiayu sedang tidak enak badan. Tidak bisa datang, Chen Hui yang datang ke rumah sakit. Dia bantu jaga Qiang Qiang di rumah sakit untukku. Aku bergegas ke perusahaan untuk menangani beberapa pekerjaan yang diperlukan. Ketika aku kembali ke rumah sakit, Wen Yiru sudah tiba.
Dia berdiri di tempat tidur Qiang Qiang, memegang tangan Qiang Qiang dengan erat, dan matanya gelisah dan khawatir. Ketika aku tiba, dia menghela nafas. "aku benar-benar tidak bisa menyangka, anak itu masih sangat kecil. Sifat jahatnya benar-benar Mewarisi sifat jahat sepenuhnya dari Chen Liyan, dan bahkan lebih dari itu. "
Ketika aku menyebutkan Sisi, Wen Yiru sangat sedih. Pada hari itu, dia melihat cucu perempuan ini yang tampak sangat menurut dan patuh. Dia merasa sangat bersyukur dan memberikan gelang gioknya yang berharga kepada Sisi, ternyata malah seekor ular berbisa yang masih belum dewasa.
Qiang Qiang telah tertidur, berulang kali demamnya naik, dan Mo Ziqian, dia bahkan belum menampakkan batang hidungnya sama sekali, hatiku terasa dingin.
Aku berdiri di pintu bangsal, sambil mengangkat telepon dari atasanku, sambil menggosok dengan tanganku, karena tidak dirawat dengan baik, dan tulang belakang leherku mulai terasa sakit lagi.
Ada bayangan putih lewat, dan orang itu berkata dengan dingin, "Ini benar-benar ibu tiri paling beracun di dunia, tidak ada yang melebihi itu."
Aku mendengar suara yang kukenal dan melihat ke arah suara, aku melihat Lan Ke berdiri di depan, dia sedang berbicara dengan seorang pasien tentang catatan medis. Ketika lewat, dia dengan sengaja mengucapkan kalimat yang menyindir.
"Berhenti!"
Lan Ke yang sudah lewat, tapi aku tidak bisa menahan diri dan berteriak.
Lan Ke dengan santai berbalik, "Apa?"
Aku sangat marah: "kamu dengar baik-baik ya, aku bukan ibu tiri yang kejam, aku malah digigit ular kecil yang berbisa, dan kamu sialan, aku bersumpah, kalau kamu bilang aku seorang ibu tiri yang kejam lagi, kamu akan tahu akibatnya!"
Lan Ke terpaku, mungkin tidak menyangka, aku bisa berteriak mengumpat dia, saat dia masih mau buka mulut dan menyindirku, aku tiba-tiba merasa tubuhku lemas dan jatuh ke lantai .
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Only One
Alice SongRahasia Istriku
MahardikaMi Amor
TakashiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)