Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
"Nek, sedikit lebih banyak ayam dan bunga mete."
Aku mendengar Wei Xiuxiu berteriak pada seorang wanita paruh baya, yang menjawab, "Aku tahu."
Aku akhirnya tahu bahwa Wu Zhihai, manusia sampah ini, membawa Jiayu dan aku ke sini untuk makan malam untuk membantu bisnis selingkuhannya.
Tiba-tiba aku merasakan keprihatinan bagi Wu Zhihai. Mo Ziqian punya keluarga lagi di luar rumahnya. Dia juga tahu bahwa mereka tinggal di kota yang terpisah. Wu Zhihai bahkan lebih parah. Dia membawa tunangannya yang sebenarnya ke restoran selingkuhannya untuk makan malam. Ini untuk membujuk Jiayu yang bodoh menjadi semakin bodoh.
Mau tak mau aku menunjuk Wei Xiuxiu dan bertanya kepada Jiayu, "Gadis itu, sepertinya dia sangat akrab dengan Wu Zhihai."
Niat awal aku adalah untuk menarik perhatian dan memprovokasi Jiayu, tetapi aku akhirnya batal. Jiayu hanya melihat wanita itu sekali dan berkata, "Oh, itu asisten baru yang direkrut di Perusahaan Zhihai. Aku sudah pernah melihatnya. dia sangat cakap dalam bekerja."
Aku:……...
"Jiayu, Wu Zhihai benar-benar baik pada asisten baru itu. Kita diundang makan ke restoran yang baru dibuka oleh asisten baru itu. Itu benar-benar dapat membantunya menghasilkan uang."
Aku dengan hati yang tidak puas mencoba mengingatkan Jiayu, aku hanya berharap Jiayu dapat berpikir lebih logis.
Jiayu hanya tersenyum tanpa sadar. "Dia adalah karyawan Zhihai. Tindakannya sudah tepat sebagai bos yang membantu karyawannya!"
Yah, aku hanya terdiam.
Wu Zhihai membawa dua piring besar barbekyu dan memintaku untuk memakannya dengan tawa yang ceria. Bagaimana aku bisa memiliki nafsu makan lagi? Sambil makan, sambil berpikir, bagaimana membuat Jiayu memperhatikan bahwa Wu Zhihai dan Wei Xiuxiu itu memiliki hubungan yang tidak biasa, rasanya tidak makan apa pun yang masuk ke perut, makan banyak begitu, tidak tahu seperti apa rasanya barbekyu.
Wei Xiuxiu secara pribadi membawa sepiring barbekyu, sangat sopan dan ramah, "Ini adalah hadiah dari restoran, silahkan dinikmati perlahan."
Wei Xiuxiu sambil berkata sambil menyapu matanya dan berhenti pada Jiayu, wajahnya sedikit suram, sepertinya menyiratkan sesuatu yang lain. Aku buru-buru menundukkan kepala. Takut Wei Xiuxiu mengenaliku, dan aku tidak bisa membiarkannya melihatku.
Untungnya, pada saat ini, sudah senja, meskipun ada lampu di sekitar, tetapi itu tidak cukup untuk melihat wajah seseorang dengan jelas.
Aku membenamkan kepalaku lebih rendah lagi, dan Wei Xiuxiu berpaling tanpa menghentikan pandangannya padaku.
Aku percaya bahwa Wei Xiuxiu tahu keberadaan Jiayu, jadi wanita ini tidak murahan seperti wanita selingkuhan pada umumnya,karena bisa menjaga sikap.
"Aroma pada gadis tadi sepertinya sangat mirip dengan yang ada di mobil Wu Zhihai."
Aku pura-pura santai.
Wajah Wu Zhihai sedikit kaku. "Aku membawanya keluar untuk bekerja pagi ini. Aku yakin mobilku berbau seperti dia."
Ada senyum sinis di bibirku. Otak Wu Zhihai berputar sangat cepat.
"Jiayu, kamu harus pergi untuk membantu Zhihai pada liburan tahunan terakhirmu. Dia sibuk sepanjang hari dan sepanjang malam. terlalu lelah."
Wu Zhihai tidak menunggu jawaban Jiayu, "Tidak, tidak usah, tidak perlu, Jiayu kesulitan untuk beristirahat dengan baik selama beberapa hari ini. Aku tidak akan mengganggunya di sana, tetapi biarkan dia beristirahat di rumah dan menjaga kebugarannya dengan cara itu."
Aku bergumam, ini Wu Zhihai, ekor rubahnya sudah keluar.
Aku baru saja akan membuka mulut lagi dan melihatnya. Jiayu tertawa dan berkata, "Tubuhku tidak apa-apa. Aku berlari ke panti asuhan setiap hari baru-baru ini. Aku benar-benar tidak punya waktu untuk pergi ke kantornya. Lagipula, aku tidak tahu apa-apa tentang pekerjaannya. Aku pergi di sana, mungkin itu malah merepotkan. Sebaiknya aku melakukan hal aku sendiri dengan baik saja.”
Tidak peduli bagaimana aku memberikan dia isyarat, Jiayu tidak berpikir terlalu jauh. Aku gusar. Jiayu benar-benar polos. Bagaimana aku bisa menyadarkannya?
Pada saat ini, aku dengan santai melirik ke seberang jalan dan melihat seorang wanita bergegas melewati seorang anak. Wanita itu berusia lima puluh atau enam puluh tahun, tetapi sosok samar anak itu kelihatannya akrab.
Pada jarak lebih dari seratus meter, cahayanya tidak terlalu jernih, tetapi naluriku mengatakan bahwa anak itu adalah putraku.
Aku tidak tahu ke mana ibu asuh pergi dan mengapa wanita seperti itu yang membawa putraku. Pada saat itu, aku melempar sisa dari kebab kambing dan berlari ke seberang jalan.
"Xiao Xiao!"
Jiayu terkejut melihatku melarikan diri tiba-tiba.
"Biarkan saja dia, wanita itu gak beres otaknya."
Aku mendengar suara Wu Zhihai samar-samar bersamaan dengan angin panas dari tempat barbekyu. Orang itu sangat membenciku.
Tetapi aku tidak punya waktu untuk mengindahkannya, aku ingin mengejar dan tak mau ketinggalan lagi melihat putra aku, dan tidak akan pernah membiarkannya keluar dari pandangan aku.
Wanita itu menyeret tangan kecil putranya dan berjalan sangat cepat. Tampaknya ada sesuatu yang mendesak. Putranya masih kecil, berkaki pendek, tidak bisa mengikuti langkah wanita itu, dan diseret sampai jatuh mengenai tumitnya. Pada saat itu, jatuhnya tidak ringan, dan anak itu menangis meraung. Tanpa perduli dengan keadaan putranya, wanita itu memukul pantatnya dan memarahinya. "Menangis melulu, kamu tahunya hanya menangis sepanjang hari!"
Saat dia mengutuk, dia mengangkat putranya dengan lengannya dan berjalan maju dengan cepat.
"Berhenti, tunggu!"
Aku berteriak di seberang jalan , lalu lintas di jalan saat itu sangat ramai, dan ada penghalang di tengah, jadi aku tidak bisa berlari langsung menyeberang jalan. Aku sangat marah dan cemas sehingga ketika aku melihat celah, aku berlari ke pagar pembatas jalan dan mengangkat kaki aku, tetapi pagar pembatas itu sangat tinggi. Aku tersangkut di sana dalam posisi yang memalukan dan tidak bisa turun. Butuh waktu lama akhirnya terlepas dan menyeberangi jalan itu. Putraku dan wanita itu ternyata sudah masuk dan pergi dengan bus ke arah pinggiran Barat.
Pada saat itu, aku berjongkok tak terkendali di sisi jalan, menangis.
Nak, ibu kehilanganmu lagi.
Pada saat ini, Jiayu bergegas menyusul, diikuti oleh Wu Zhihai, yang kelihatannya sangat enggan.
" Xiao Xiao!”
Jiayu berlari terengah-engah. Dia lebih pendek dari aku. Dia melintasi pagar pembatas yang berat. Jelas bahwa dia telah menghabiskan banyak energi dan berkeringat di dahinya.
Wu Zhihai mengikuti, mengeluh dengan keras dan bergumam, "Berlarian dan histeris sampai begitu ,seperti kesurupan saja!"
Jiayu memelototinya, dan kata-kata Wu Zhihai berakhir.
Air mata terus jatuh di mataku. "Jiayu, aku kehilangan putraku lagi."
Jiayu menghela nafas, "Tidak apa-apa. ibu dan anak. Cepat atau lambat akan bertemu."
Kami tidak kembali ke restoran barbekyu. Jiayu meminta Wu Zhihai untuk membawa kami kembali. Jelas bahwa Wu Zhihai tidak begitu berniat, tetapi dia terpaksa mengantar kami kembali ke apartemen kami.
Sepanjang malam, aku berpikir berulang-ulang, siapa yang sedang menggandeng putranya dan memukulnya juga, ibu angkat anak itu?
Apakah ibu angkat telah memberikan anaknya kepada orang lain?
Berkali-kali, bolak-balik dan tidak bisa tidur, di pagi hari, suasana hati aku menjadi semakin cemas. Jiayu tidak pergi ke panti asuhan, tetapi tinggal bersamaku. Kami pergi ke pinggiran Barat bersama.
Kami berdua berangkat di pagi hari dan pergi ke pinggiran Barat dan meminta informasi dari orang-orang dari desa ke desa, tetapi kami tidak mendapatkan apa-apa setelah seharian penuh.
Dan selama berhari-hari.
Aku berkecil hati dan berkata, "Jiayu, kita tidak akan menemukannya. Masih banyak yang harus kita lakukan. Dia putra aku, ibu dan anak. Cepat atau lambat, pasti akan bertemu lagi."
Meskipun aku melihat putra aku dan wanita itu naik bus ke pinggiran barat, itu tidak berarti bahwa mereka benar-benar tinggal di pinggiran barat. Mungkin mereka hanya singgah dan tidak tahu lanjut ke mana lagi.
Saat ini, masih banyak yang harus aku lakukan.
Liburan yang bahagia sudah berakhir. Aku menggunakan semua tabungan aku selama periode ini dan akhirnya bisa membuka toko rotiku.
Aku menamakannya "Good Time Bakery Shop"
Tetapi selama berhari-hari, terlepas dari orang-orang yang lalu lalang di depan toko, dan pelanggan yang memang kenal dengan Jiayu dan masuk untuk membeli beberapa macam kue kecil , kelihatannya tokoku tidak menarik perhatian orang lain.
Di malam hari, camilan buatanku terpaksa harus didiskon setengahnya. Ini membuat aku sangat sedih.
Aku mengerti bahwa ada begitu banyak toko roti dan kue di kota ini, dan ada banyak franchise terkenal di antara mereka. Tidak ada persaingan sama sekali untuk toko kecil seperti toko aku.
Aku khawatir itu akan menjadi jalan buntu jika aku hanya buka toko roti saja.
Setelah refleksi siang dan malam, aku membuat beberapa kue berwarna biru dan putih berbentuk bunga, mengambil foto dan mengirimkannya ke forum internet yang terkenal.
Kue berbentuk bunga berwarna biru dan putih terbuat dari bahan gaya Barat seperti mentega, selai dan sebagainya, dengan ciri khas dari toko aku.
Dibandingkan dengan kue-kue khas Barat yang terkenal, kue bunga biru-putih ini memiliki postur yang unik. Dengan cepat, ada banyak pesan di bawah posting aku, menanyakan alamat toko aku.
Pada saat ini, mereka yang berkeliaran di toko aku juga berhenti di depan kue bunga biru dan putih aku, mereka terkejut, berkata, "Kue juga bisa dibuat seperti ini."
Orang-orang muda yang mengejar mode tidak terlalu menyukai tema gaya China semacam ini, tetapi ada banyak juga orang di kota ini yang menyukai gaya kuno. Mereka menganjurkan budaya China dan suka memakai pakaian China. Mereka memiliki nama yang bagus, Hutan Pohon Persik.
Untuk mempublikasikan kue antik aku, aku terus memposting di Internet, mengenakan pakaian penyerap keringat yang sudah dirancang dengan baik, dan dengan lembut menguraikan kue unik dengan kedua tangan.
Ketika foto-foto indah dari “Hutan Pohon Persik” dan wanita yang terlena berbaring dibawahnya sambil memegang kue disajikan di depan orang-orang, ada banyak pesan di bawah posting.
Ada seruan kagum bahwa kue itu begitu indah.
Belakangan, di tokoku, sudah banyak pelanggan baru yang datang setiap hari. Mereka adalah penggemar barang antik. "Hutan pohon persik" dibeli oleh seorang gadis muda yang menyukai gaya antik dan romantis. Harga kue adalah satu juta rupiah, dan tidak menawar harganya sama sekali.
Selanjutnya, pesanan kue aku mulai berdatangan, ada yang suka seri bunga biru dan putih, ada juga untuk seri "Sungai Musim Semi" dan ada " Jembatan Manis Berombak".
Kue-kue ini berniansa puitis dan indah, menambah imajinasi aku, benar-benar memiliki konsepsi artistik yang berbeda, untuk sementara waktu, pesanan pelanggan semakin banyak.
Aku juga mengubah tanda "Good Time" menjadi "Peach Blossom Old Style Bakery Shop".
Malam itu, aku bekerja lembur di toko untuk menyiapkan bahan untuk kue yang harus diserahkan besok untuk pesanan pelanggan. Jiayu datang. Dia tersenyum dan berkata, "Sepertinya bisnis kamu ini bagus ya akhir-akhir ini."
Pikiranku yang sedang fokus tidak mengangkat kepalaku. "Ya, terlalu sibuk sampai aku hampir tidak mampu lagi."
Jiayu berkata, "Kalau tidak, kamu bisa merekrut seorang asisten. Kamu hanya cukup peduli dan mengurus dekorasi luar dan gambar kue. Selebihnya dikerjakan oleh asisten toko. Kamu tidak bisa mengurus sendiri seperti itu."
Aku kira juga begitu, "Ya, aku akan mengiklankan pencarian asisten toko."
Aku sibuk dengan pekerjaan aku, Jiayu berkata, "Sekarang Kamu sudah berada di jalur yang benar, saatnya untuk menyelesaikan masalah pribadi Kamu. Aku kenal seorang pria yang telah dipindahkan dari dinas militer. Sekarang dia bekerja di biro pajak. Dia seorang pria yang sangat baik. Apakah Kamu mau mengenalnya
Novel Terkait
Cinta Tak Biasa
SusantiDiamond Lover
LenaHanya Kamu Hidupku
RenataI'm Rich Man
HartantoLove And War
JanePria Misteriusku
LylyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)