Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 43 Tidak Memahami
Aku memeluk lututku dan tertidur, dalam mimpiku, muncul banyak adegan-adegan pernikahanku dengan Mo Ziqian, kami mencium dengan mesra menyambut angin laut di ujung bumi, kami mengambil foto dengan riang di depan piramida, kami saling menjerat dalam cahaya lilin romantis ...
Tidak tahu sudah berapa lama terlewati, ketika aku mengangkat kepalaku, cahaya didepan mata sudah berubah gelap, di depan lukisan yang aku lukis berdiri sosok seseorang yang tinggi.
Dia memunggungiku, menatap pada lukisan di dinding, kedua tangannya dimasukkan di dalam saku celana, sosok belakangnya sangat memesona. Pada saat itu, mungkin karena belum sepenuhnya sadar dari mimpi, aku bahkan lupa pria ini pernah mengkhianati pernikahan kami, dan mendorongku ke neraka, aku bingung menatap sosok itu, dan dengan tidak sadar berkata: “Ziqian...........”Mo Ziqian membalikkan badannya, tatapannya yang lebih lembut dari cahaya malam, dia juga menatap padaku. Pada saat itu, waktu seolah-olah berhenti, semua ketidaknyamanan tidak terjadi.
Tetapi tiba-tiba aku sadar, tadinya yang terjadi semuanya adalah mimpi, sekarang yang berdiri didepanku adalah pria sampah Mo Ziqian. Aku tiba-tiba berteriak marah, “Mo Ziqian, bagaimana kamu bisa disini! Untuk apa kamu kesini!”
Mo Ziqian mengerutkan keningnya, wajah lembut tadi segera dilapisi suatu lapisan kedinginan, “Menurutmu?”
“Kamu melukai mata Liyan, aku tentu datang untuk memberi perhitungan denganmu.
”Disaat dia berkata, kakinya yang panjang mulai melangkah mendekatiku, dengan nafasnya yang jernih. “Mulutnya murahan, menyakiti matanya itu hal pantas. Kamu cepat pergi dari sini, atau aku melapor polisi!”
Aku berteriak marah. Aku tidak ingin melihat pria ini. Alis Mo Ziqian bergerak, tubuhnya masih tetap mendekatiku. “Sudah memiliki dukungan dari Tuan kelima, sifat pun menjadi lebih keras.
”Mo Ziqian berjalan ke hadapanku, berkata dengan suara rendah.
“Bagus kalau kamu tahu. Kamu kalau menyakitiku, Tuan kelima tidak akan membiarkanmu pergi, kamu juga sudah melihat, aku adalah wanita Tuan kelima, kami tidur bersama tadi malam.”
Menghadapi pria yang mendekatiku langkah demi langkah, aku memaksa diriku untuk tegas, sehingga wajahku tidak menunjukkan rasa takut.Dia adalah seorang pria, kalau dia ingin melakukan sesuatu padaku, aku sama sekali tidak dapat melawan.
Wajah Mo Ziqian yang tampan, makna ironisnya menjadi semakin jelas: "Kamu tidak bilang, aku hampir lupa, kamu memiliki penyakit kotor, bagaimana dia bisa menidurin kamu?
“Kamu.......” Aku memelototi pria yang hanya dengan satu kalimat langsung bisa menghancurkan akalku, tiba-tiba aku bergegas dan mengepalkan tanganku, dengan kuat aku memukul bagian dada Mo Ziqian,
“Kamu si pria sampah, apakah kamu tidak menumpahkan air kotor ke tubuhku dan mengotoriku, kamu bisa mati ya!” Mo Ziqian membiarkanku meninju di tubuhnya beberapa kali, baru menangkap pergelangan tanganku, dan melihatku, “Mo Wanwan, pertama kali kamu memberikannya padaku, seumur hidupmu juga akan selalu menjadi milikku, kamu harus ingat, tidak ada seorang pun akan mendapatkan tubuhmu, kecuali diriku.”
“Kamu si brengsek.”
Aku menekuk lututku dan membanting ke arah tubuh bagian bawah Mo Ziqian. Mo Ziqian dengan mudah meloloskan dirinya, dan mengangkat kakiku, Tubuhku tidak stabil dan segera jatuh ke belakang. Aku berteriak, dan Mo Ziqian merentangkan tangannya dan menangkap pinggangku tepat pada waktunya.
“Kita belum mencoba gaya ini.” Wajahku langsung memerah karena perkataannya, aku tidak peduli apakah dia akan melepaskanku, aku memukul dengan kuat ke arah dadanya,
“Mo Ziqian, kamu brengsek!”
“Bukannya kamu paling menyukai brengsek? Ya, aku masih ingat gaya kesukaanmu.” Tatapan Mo Ziqian yang ironis, mengatakan kata-kata yang tidak senonoh.
Karena perasaan malu, wajahku sangat merah, aku ingin mencari lubang dan bersembunyi. “Mo Ziqian pergi matilah dirimu!” Mo Ziqian tiba-tiba melepaskanku, dan aku jatuh terduduk di lantai.
Mo Ziqian merapikan kerah bajunya, bagai seorang pria terhormat, dan sepertinya dia ingin pergi. Dan pada saat ini, tiba-tiba mendatangi beberapa orang dari luar.
“Disini, kalian masuk menghancurkan tempat ini, menghancurkan dengan kuat”. Aku melihat An Ran membawa beberapa pria menendang masuk pintu kaca, tangan mereka semuanya memegang tongkat, dan mereka masuk begitu saja.
Tatapan An Ran seperti api memelototiku,
“Wanita murahan, hari ini aku akan memberimu pelajaran.”
“Kalian pergi menelanjangi pakaiannya! Membiarkannya telanjang dan membuangnya ke jalan raya!” Dua pria bergegas menghampiriku.
Aku merasa aneh, tadi Mo Ziqian masih berada disini, mengapa An Ran baru saja muncul, dia langsung menghilang. Tetapi aku tidak memiliki waktu untuk mempedulikan Mo Ziqian, mataku sudah lama melirik ke pel di sudut, aku mengambilnya, dan berteriak pada dua pria yang mendekatiku, “Kalian jangan mendekatiku.”
“Kalian maju, siapa yang dapat membuka bajunya, aku akan memberinya lima ratus ribu!” An Ran berjerit marah.
Tetapi dia tidak berkesempatan lagi untuk melihat pakaianku di telanjangi, karena dari belakang An Ran muncul sosok pria, Mo Ziqian mengangkat tangannya dan memukul di bagian leher belakang An Ran, dan saat itu An Ran langsung jatuh kelantai.
Ternyata Mo Ziqian dia melalui rak kue, diam-diam berkeliaran di belakang An Ran. Aku terkejut melihat adegan ini, tetapi aku melihat Mo Ziqian cepat-cepat mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompet, dan menjepit di ujung jarinya, Dia berkata kepada orang-orang yang sedang mempersiapkan untuk menghancurkan tokoku dan membuka pakaianku: “Di dalam ini memiliki uang sebesar lebih dari satu juta dengan kata sandinya 111111.
Kalian membuang wanita ini sejauh mungkin, hingga dia tidak dapat menemui dirinya sendiri, dan mengatakan bahwa Tuan kelima yang membiarkan orang membuangnya, maka uang di dalam semua menjadi milikmu.” Kartu yang terjepit di ujung jari Mo Ziqian dilemparkan ke arah pria di seberang.
Orang itu saling bertatapan, seperti sedang mencurigai kebenaran dalam perkataan Mo Ziqian, tetapi tetap membungkukkan badannya mengambil kartu bank yang terjatuh di lantai,
“Apa yang kamu bilang, benar?”
“Kalau tidak percaya, kalian boleh mengirim seseorang untuk mengambilnya, ada mesin ATM di sebelah.”
Mo Ziqian mengeluarkan saputangan putih dari saku kemejanya, menyeka tangannya perlahan dan membuangnya.
Pria paling depan itu memainkan mata pada orang di sebelahnya. Orang di sebelahnya mengambil kartu bank dan berjalan pergi. Setelah beberapa saat kemudian, dia kembali dengan membawa uang. Wajahnya penuh kejutan.
"Bos, benar-benar ada uang di dalam, Namun, mesin itu hanya dapat mengeluarkan dua puluh ribu sehari.
Pria paling depan berkata: “Simpan kartunya, nanti mengambilnya lagi, sekarang kita membuang wanita ini sejauh mungkin.” Beberapa orang mengangkat naik An Ran yang pingsan, dan meninggalkan tokoku begitu saja. Dan An Ran, dalam mimpi pun dia tidak akan terpikir, awalnya ingin membalas dendam padaku, tetapi sekarang dia malah di buang ke tempat yang tidak dia kenali. Dan orang yang melakukannya adalah Mo Ziqian, suami dari sahabat baiknya.
Mo Ziqian menatapku dengan sentuhan makna yang mendalam, “Tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan, tetapi selalu membuat permasalahan, Mo Wanwan, kamu benar-benar mempermalukanku.”
Mo Ziqian selesai berkata, tidak lagi mempedulikanku, membalikkan badan menarik pintu kaca dan melangkah pergi. Aku menatap sosoknya yang ramping dan masuk ke mobil hitam yang diparkir di luar pintu.
Dalam sesaat, aku tidak bisa menyadarkan diri. Mo Ziqian memukul An Ran hingga pingsan, mengapa? Bukannya dia datang mengajarku untuk Chen Liyan? An Ran menghancurkan tokoku, dan membiarkan orang menelanjangi pakaianku, ini seharusnya sesuai permintaannya, daripada dia melakukannya sendiri.
Tetapi mengapa dia memukul An Ran hingga pingsan? Dan membiarkan orang mengatakan bahwa ini dilakukan oleh Tuan kelima. Obat apa yang dia pakai? Apakah dia mengalami kram otak? Aku benar-benar tidak mengerti, aku merasa aku tidak pernah memahami Mo Ziqian, dan apa yang dia lakukan, aku semakin tidak memahaminya.
Berkat Mo Ziqian, tokoku tidak mengalami kehancuran yang parah, dan aku juga baik-baik saja. Aku mengemasi toko dan menaiki taksi. Dan pada saat ini, ponselku mendapatkan sebuah pesan, aku mendapatkan pembayaran dari penulisan artikel.
Dua ribu, mengencangkan tali pinggang celana, cukup untuk dipakai sesaat, aku menabung uangnya, dan mencari sebuah pekerjaan di KFC sebagai pengantar barang, meskipun gajinya masih sangat rendah tapi daripada tidak ada sama sekali.
Pada hari musim panas, aku mengendarai sepeda listrik di jalan raya, dan mengantarkan setiap makanan dengan serius. Seminggu kemudian, aku mengantar makanan ke suatu area lingkungan yang lama, selesai mengantar aku turun dari lantai atas, ketika sampai di lantai tiga, aku terdengar suara tangisan anak dari dalam rumah. Mungkin karena aku merindukan putraku, aku sangat sensitif terhadap tangisan anak-anak, tangisan anak itu kelelahan dan hampir kehabisan nafas, namun tidak ada suara orang dewasa di dalam rumah.
Aku berdiri di luar pintu rumah dan benar-benar ingin mendobrak pintu dan masuk membujuk anak itu. Pada saat ini, pintu tetangga seberang terbuka, seorang wanita paruh baya menjulurkan kepalanya. Dia menatapku dan melihat kearah pintu yang tertutup rapat, dengan penuh kasihan dia menggelengkan kepalanya, “Haizz, ini benar-benar berdosa, orang dewasa pergi bekerja, dan membiarkan anak berusia dua tahun sendirian di dalam rumah sepanjang hari. Lihatlah, anak itu menangis, benar-benar sangat kasihan.”
Aku mendengar dan terkejut, “Apakah tidak ada orang dewasa di rumah ini?” Wanita tetangga menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada. Awalnya, ketika pria dari keluarga ini masih hidup, pasangan itu sangat menyayangi anak itu. Dalam beberapa bulan terakhir, pria itu meninggal , dalam rumah tinggal wanita dan anak itu, dan tidak lagi begitu pada anak, setiap hari membiarkan anak itu sendirian di dalam rumah, dan dia pergi bekerja sepanjang hari.”
Alisku berkerut, tidak tahu kenapa, tiba-tiba aku merasakan sakit hati.
Pada saat ini, tangisan anak berangsur-angsur menjadi lebih kecil, dan tangisan itu menjadi isakan rendah, dan tidak ada yang tahu bahwa anak itu menangis lelah, tertidur, atau terjadi sesuatu, berangsur-angsur menghilang suaranya.
“Dengar, anak itu menangis lelah, tertidur. Setiap hari seperti ini.” Tetangga mendesah. Aku bertanya: “Mengapa mereka tidak mengirim anak-anak mereka ke taman kanak-kanak?”
Wanita paruh baya berkata: “Siapa tahu, anak itu memang bukan anak kandung mereka, aku mendengar bahwa itu diambil dari luar dua tahun yang lalu. Ibu anak itu adalah seorang tahanan wanita, setelah melahirkan langsung memberikannya kepada yang lain.”
Aku tertegun. Pada saat itu, wajahku menjadi pucat, tubuhku tergoyang, berat di kepala dan kaki terasa ringan, hampir terjatuh. Akankah anakku yang malang terkunci di belakang pintu yang tertutup ini? Aku membalikkan badan menatap pada pintu yang tertutup rapat, dan wanita tetangga itu sudah mengunci kembali pintunya. Tertinggal diriku sendiri berdiri di koridor lama ini.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanCinta Tapi Diam-Diam
RossieAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Yang Terlarang
MinnieKisah Si Dewa Perang
Daron JayCinta Seorang CEO Arogan
MedellineMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)