Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 43 Tidak Memahami

Aku memeluk lututku dan tertidur, dalam mimpiku, muncul banyak adegan-adegan pernikahanku dengan Mo Ziqian, kami mencium dengan mesra menyambut angin laut di ujung bumi, kami mengambil foto dengan riang di depan piramida, kami saling menjerat dalam cahaya lilin romantis ...

Tidak tahu sudah berapa lama terlewati, ketika aku mengangkat kepalaku, cahaya didepan mata sudah berubah gelap, di depan lukisan yang aku lukis berdiri sosok seseorang yang tinggi.

Dia memunggungiku, menatap pada lukisan di dinding, kedua tangannya dimasukkan di dalam saku celana, sosok belakangnya sangat memesona. Pada saat itu, mungkin karena belum sepenuhnya sadar dari mimpi, aku bahkan lupa pria ini pernah mengkhianati pernikahan kami, dan mendorongku ke neraka, aku bingung menatap sosok itu, dan dengan tidak sadar berkata: “Ziqian...........”Mo Ziqian membalikkan badannya, tatapannya yang lebih lembut dari cahaya malam, dia juga menatap padaku. Pada saat itu, waktu seolah-olah berhenti, semua ketidaknyamanan tidak terjadi.

Tetapi tiba-tiba aku sadar, tadinya yang terjadi semuanya adalah mimpi, sekarang yang berdiri didepanku adalah pria sampah Mo Ziqian. Aku tiba-tiba berteriak marah, “Mo Ziqian, bagaimana kamu bisa disini! Untuk apa kamu kesini!”

Mo Ziqian mengerutkan keningnya, wajah lembut tadi segera dilapisi suatu lapisan kedinginan, “Menurutmu?”

“Kamu melukai mata Liyan, aku tentu datang untuk memberi perhitungan denganmu.

”Disaat dia berkata, kakinya yang panjang mulai melangkah mendekatiku, dengan nafasnya yang jernih. “Mulutnya murahan, menyakiti matanya itu hal pantas. Kamu cepat pergi dari sini, atau aku melapor polisi!”

Aku berteriak marah. Aku tidak ingin melihat pria ini. Alis Mo Ziqian bergerak, tubuhnya masih tetap mendekatiku. “Sudah memiliki dukungan dari Tuan kelima, sifat pun menjadi lebih keras.

”Mo Ziqian berjalan ke hadapanku, berkata dengan suara rendah.

“Bagus kalau kamu tahu. Kamu kalau menyakitiku, Tuan kelima tidak akan membiarkanmu pergi, kamu juga sudah melihat, aku adalah wanita Tuan kelima, kami tidur bersama tadi malam.”

Menghadapi pria yang mendekatiku langkah demi langkah, aku memaksa diriku untuk tegas, sehingga wajahku tidak menunjukkan rasa takut.Dia adalah seorang pria, kalau dia ingin melakukan sesuatu padaku, aku sama sekali tidak dapat melawan.

Wajah Mo Ziqian yang tampan, makna ironisnya menjadi semakin jelas: "Kamu tidak bilang, aku hampir lupa, kamu memiliki penyakit kotor, bagaimana dia bisa menidurin kamu?

“Kamu.......” Aku memelototi pria yang hanya dengan satu kalimat langsung bisa menghancurkan akalku, tiba-tiba aku bergegas dan mengepalkan tanganku, dengan kuat aku memukul bagian dada Mo Ziqian,

“Kamu si pria sampah, apakah kamu tidak menumpahkan air kotor ke tubuhku dan mengotoriku, kamu bisa mati ya!” Mo Ziqian membiarkanku meninju di tubuhnya beberapa kali, baru menangkap pergelangan tanganku, dan melihatku, “Mo Wanwan, pertama kali kamu memberikannya padaku, seumur hidupmu juga akan selalu menjadi milikku, kamu harus ingat, tidak ada seorang pun akan mendapatkan tubuhmu, kecuali diriku.”

“Kamu si brengsek.”

Aku menekuk lututku dan membanting ke arah tubuh bagian bawah Mo Ziqian. Mo Ziqian dengan mudah meloloskan dirinya, dan mengangkat kakiku, Tubuhku tidak stabil dan segera jatuh ke belakang. Aku berteriak, dan Mo Ziqian merentangkan tangannya dan menangkap pinggangku tepat pada waktunya.

“Kita belum mencoba gaya ini.” Wajahku langsung memerah karena perkataannya, aku tidak peduli apakah dia akan melepaskanku, aku memukul dengan kuat ke arah dadanya,

“Mo Ziqian, kamu brengsek!”

“Bukannya kamu paling menyukai brengsek? Ya, aku masih ingat gaya kesukaanmu.” Tatapan Mo Ziqian yang ironis, mengatakan kata-kata yang tidak senonoh.

Karena perasaan malu, wajahku sangat merah, aku ingin mencari lubang dan bersembunyi. “Mo Ziqian pergi matilah dirimu!” Mo Ziqian tiba-tiba melepaskanku, dan aku jatuh terduduk di lantai.

Mo Ziqian merapikan kerah bajunya, bagai seorang pria terhormat, dan sepertinya dia ingin pergi. Dan pada saat ini, tiba-tiba mendatangi beberapa orang dari luar.

“Disini, kalian masuk menghancurkan tempat ini, menghancurkan dengan kuat”. Aku melihat An Ran membawa beberapa pria menendang masuk pintu kaca, tangan mereka semuanya memegang tongkat, dan mereka masuk begitu saja.

Tatapan An Ran seperti api memelototiku,

“Wanita murahan, hari ini aku akan memberimu pelajaran.”

“Kalian pergi menelanjangi pakaiannya! Membiarkannya telanjang dan membuangnya ke jalan raya!” Dua pria bergegas menghampiriku.

Aku merasa aneh, tadi Mo Ziqian masih berada disini, mengapa An Ran baru saja muncul, dia langsung menghilang. Tetapi aku tidak memiliki waktu untuk mempedulikan Mo Ziqian, mataku sudah lama melirik ke pel di sudut, aku mengambilnya, dan berteriak pada dua pria yang mendekatiku, “Kalian jangan mendekatiku.”

“Kalian maju, siapa yang dapat membuka bajunya, aku akan memberinya lima ratus ribu!” An Ran berjerit marah.

Tetapi dia tidak berkesempatan lagi untuk melihat pakaianku di telanjangi, karena dari belakang An Ran muncul sosok pria, Mo Ziqian mengangkat tangannya dan memukul di bagian leher belakang An Ran, dan saat itu An Ran langsung jatuh kelantai.

Ternyata Mo Ziqian dia melalui rak kue, diam-diam berkeliaran di belakang An Ran. Aku terkejut melihat adegan ini, tetapi aku melihat Mo Ziqian cepat-cepat mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompet, dan menjepit di ujung jarinya, Dia berkata kepada orang-orang yang sedang mempersiapkan untuk menghancurkan tokoku dan membuka pakaianku: “Di dalam ini memiliki uang sebesar lebih dari satu juta dengan kata sandinya 111111.

Kalian membuang wanita ini sejauh mungkin, hingga dia tidak dapat menemui dirinya sendiri, dan mengatakan bahwa Tuan kelima yang membiarkan orang membuangnya, maka uang di dalam semua menjadi milikmu.” Kartu yang terjepit di ujung jari Mo Ziqian dilemparkan ke arah pria di seberang.

Orang itu saling bertatapan, seperti sedang mencurigai kebenaran dalam perkataan Mo Ziqian, tetapi tetap membungkukkan badannya mengambil kartu bank yang terjatuh di lantai,

“Apa yang kamu bilang, benar?”

“Kalau tidak percaya, kalian boleh mengirim seseorang untuk mengambilnya, ada mesin ATM di sebelah.”

Mo Ziqian mengeluarkan saputangan putih dari saku kemejanya, menyeka tangannya perlahan dan membuangnya.

Pria paling depan itu memainkan mata pada orang di sebelahnya. Orang di sebelahnya mengambil kartu bank dan berjalan pergi. Setelah beberapa saat kemudian, dia kembali dengan membawa uang. Wajahnya penuh kejutan.

"Bos, benar-benar ada uang di dalam, Namun, mesin itu hanya dapat mengeluarkan dua puluh ribu sehari.

Pria paling depan berkata: “Simpan kartunya, nanti mengambilnya lagi, sekarang kita membuang wanita ini sejauh mungkin.” Beberapa orang mengangkat naik An Ran yang pingsan, dan meninggalkan tokoku begitu saja. Dan An Ran, dalam mimpi pun dia tidak akan terpikir, awalnya ingin membalas dendam padaku, tetapi sekarang dia malah di buang ke tempat yang tidak dia kenali. Dan orang yang melakukannya adalah Mo Ziqian, suami dari sahabat baiknya.

Mo Ziqian menatapku dengan sentuhan makna yang mendalam, “Tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan, tetapi selalu membuat permasalahan, Mo Wanwan, kamu benar-benar mempermalukanku.”

Mo Ziqian selesai berkata, tidak lagi mempedulikanku, membalikkan badan menarik pintu kaca dan melangkah pergi. Aku menatap sosoknya yang ramping dan masuk ke mobil hitam yang diparkir di luar pintu.

Dalam sesaat, aku tidak bisa menyadarkan diri. Mo Ziqian memukul An Ran hingga pingsan, mengapa? Bukannya dia datang mengajarku untuk Chen Liyan? An Ran menghancurkan tokoku, dan membiarkan orang menelanjangi pakaianku, ini seharusnya sesuai permintaannya, daripada dia melakukannya sendiri.

Tetapi mengapa dia memukul An Ran hingga pingsan? Dan membiarkan orang mengatakan bahwa ini dilakukan oleh Tuan kelima. Obat apa yang dia pakai? Apakah dia mengalami kram otak? Aku benar-benar tidak mengerti, aku merasa aku tidak pernah memahami Mo Ziqian, dan apa yang dia lakukan, aku semakin tidak memahaminya.

Berkat Mo Ziqian, tokoku tidak mengalami kehancuran yang parah, dan aku juga baik-baik saja. Aku mengemasi toko dan menaiki taksi. Dan pada saat ini, ponselku mendapatkan sebuah pesan, aku mendapatkan pembayaran dari penulisan artikel.

Dua ribu, mengencangkan tali pinggang celana, cukup untuk dipakai sesaat, aku menabung uangnya, dan mencari sebuah pekerjaan di KFC sebagai pengantar barang, meskipun gajinya masih sangat rendah tapi daripada tidak ada sama sekali.

Pada hari musim panas, aku mengendarai sepeda listrik di jalan raya, dan mengantarkan setiap makanan dengan serius. Seminggu kemudian, aku mengantar makanan ke suatu area lingkungan yang lama, selesai mengantar aku turun dari lantai atas, ketika sampai di lantai tiga, aku terdengar suara tangisan anak dari dalam rumah. Mungkin karena aku merindukan putraku, aku sangat sensitif terhadap tangisan anak-anak, tangisan anak itu kelelahan dan hampir kehabisan nafas, namun tidak ada suara orang dewasa di dalam rumah.

Aku berdiri di luar pintu rumah dan benar-benar ingin mendobrak pintu dan masuk membujuk anak itu. Pada saat ini, pintu tetangga seberang terbuka, seorang wanita paruh baya menjulurkan kepalanya. Dia menatapku dan melihat kearah pintu yang tertutup rapat, dengan penuh kasihan dia menggelengkan kepalanya, “Haizz, ini benar-benar berdosa, orang dewasa pergi bekerja, dan membiarkan anak berusia dua tahun sendirian di dalam rumah sepanjang hari. Lihatlah, anak itu menangis, benar-benar sangat kasihan.”

Aku mendengar dan terkejut, “Apakah tidak ada orang dewasa di rumah ini?” Wanita tetangga menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada. Awalnya, ketika pria dari keluarga ini masih hidup, pasangan itu sangat menyayangi anak itu. Dalam beberapa bulan terakhir, pria itu meninggal , dalam rumah tinggal wanita dan anak itu, dan tidak lagi begitu pada anak, setiap hari membiarkan anak itu sendirian di dalam rumah, dan dia pergi bekerja sepanjang hari.”

Alisku berkerut, tidak tahu kenapa, tiba-tiba aku merasakan sakit hati.

Pada saat ini, tangisan anak berangsur-angsur menjadi lebih kecil, dan tangisan itu menjadi isakan rendah, dan tidak ada yang tahu bahwa anak itu menangis lelah, tertidur, atau terjadi sesuatu, berangsur-angsur menghilang suaranya.

“Dengar, anak itu menangis lelah, tertidur. Setiap hari seperti ini.” Tetangga mendesah. Aku bertanya: “Mengapa mereka tidak mengirim anak-anak mereka ke taman kanak-kanak?”

Wanita paruh baya berkata: “Siapa tahu, anak itu memang bukan anak kandung mereka, aku mendengar bahwa itu diambil dari luar dua tahun yang lalu. Ibu anak itu adalah seorang tahanan wanita, setelah melahirkan langsung memberikannya kepada yang lain.”

Aku tertegun. Pada saat itu, wajahku menjadi pucat, tubuhku tergoyang, berat di kepala dan kaki terasa ringan, hampir terjatuh. Akankah anakku yang malang terkunci di belakang pintu yang tertutup ini? Aku membalikkan badan menatap pada pintu yang tertutup rapat, dan wanita tetangga itu sudah mengunci kembali pintunya. Tertinggal diriku sendiri berdiri di koridor lama ini.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu