Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 148 Bajingan (1)

Ibu Wu sembarang berteriak dan menarik banyak perhatian para tetangga di gedung yang sama, mereka semua dengan penasaran menyaksikan adegan ini. Tetapi sepertinya tahu akan karakter pasangan ibu dan anak ini, tidak ada yang datang untuk menghentikan, Chen Hui menarik Wu Zhihai berkata dengan marah: “kamu, Wu, apakah kamu mencuri foto aku dan Xiaoxiao, menjebak kami, ingin merusak hubungan antara aku dan Jiayu! Ayo katakan!”

Wu Zhihai dibanting hingga terasa pusing, otaknya bingung, hanya tahu membuka mulut tertawa: “Ya, itu aku yang foto, mobil yang tidak berlisensi itu juga aku yang cari. Jiayu memang seharusnya milikku, kamu bajingan ini yang merebutnya, Jiayu seharusnya adalah milikku......”

Chen Hui tidak tertahan, dia menampar lagi sebuah tamparan di wajah Wu Zhihai yang membengkak, “Kamu adalah sampah yang tak tahu malu! Masih saja berani membicarakan Jiayu, kamu menggunakan uangnya untuk bersenang-senang dengan wanita lain, berselingkuh, semua hal yang tidak tahu malu, telah kamu lakukan segalanya, sekarang masih ingin menghancurkan kebahagiaannya, aku akan membunuh bajingan seperti kamu ini!”

Chen Hui menendang lagi pada tubuh Wu Zhihai, para penonton menunjuk pada pasangan ibu dan putra itu, tetapi tidak ada yang datang untuk menghentikannya, dan tidak ada yang melapor polisi.

Chen Hui menarik kerah Wu Zhihai dan berkata: “Kalau berani mengganggu Jiayu lagi, berhati-hatilah aku akan menghancurkanmu!”

Kali ini Wu Zhihai benar-benar terasa menyedihkan, hingga tidak memiliki tenaga untuk berkata apa pun.

Chen Hui membalik badan dan turun ke bawah.

Keluar dari gedung bangunan ini, Chen Hui mengendarai mobilnya tanpa mengatakan apapun, dalam mobil masih dilapisi sebuah aura yang menyesakkan. Kata-kata yang dikatakan Wu Zhihai dan ibunya jelas lebih menyebalkan daripada upaya Wu Zhihai untuk merusak hubungan antara Chen Hui dan Jiayu.

Chen Hui mengantarku di lantai bawah apartemen dan langsung pergi, ketika aku naik ke atas, benar-benar terasa tidak nyaman ketika terpikir Jiayu menghabiskan begitu banyak tahun pada orang sampah itu. Untungnya, dia tidak disana hari ini, kalau dia terdengar percakapan menjijikkan antara pasangan ibu dan anak itu, pasti akan membuatnya sangat marah.

“Nona Lin, kamu telah kembali.” Bibi Wang datang membukakan pintu untukku, “Tuan Mo sedang menunggumu.”

Aku melihat ka arah sofa, Mo Ziqian sedang duduk di sofa, dan dengan semangat melihat satu per satu kartu penghargaan Qiang-Qiang yang didapatkan di taman kanak-kanak. Di atas tertulis hal-hal seperti “Anak baik yang menaati peraturan”, “Pangeran piano kecil” dan gelar sejenisnya.

Mo Ziqian melihatnya sambil tersenyum, Mata dan sudut mulutnya melengkung, terlihat ramah dan lembut, dan menunjukkan cinta yang mendalam.

“Qiang-Qiang benar-benar hebat.” Mo Ziqian menyimpan kartu-kartu itu, dan berkata padaku dengan sedikit malu: “Bolehkah aku membawa pergi semua ini?”

“Hei, Kalau kamu suka ya bawa saja.” Tidak peduli kapanpun, dia tetap adalah ayah Qiang-Qiang, hubungan antara ayah dan putranya tidak mungkin dapat diputuskan.

Mo Ziqian memasukkan semua kartu ke dalam sakunya. Dia sepertinya akan berdiri dan pergi, tetapi saat ini Qiang-Qiang mengirimkan undangan video call.

Pada saat aku menerima video call, sosok tubuh Mo Ziqian yang tinggi menempel mendekatiku, kepalanya mendekat ke ponsel sepertinya ingin melihat Qiang-Qiang. Tetapi ketika wajah Qiang-Qiang muncul di layar ponsel, sosok tubuhnya diam-diam menjauh dari ponsel, tanpa mengatakan apapun dan berdiri di tempat yang tidak jauh, mendengarkan aku berbicara dengan Qiang-Qiang.

“Mama, bagaimana dengan paspormu?” Wajah kecil Qiang-Qiang yang murni, dan mata hitamnya yang seperti permata yang paling mempesona di dunia, bersinar terang.

“Harus menunggu beberapa hari lagi.” Saat aku melihat putraku, aku tidak bisa menahan diri untuk mengangkat sudut mulutku, dan semua kabut di hatiku tiba-tiba menghilang.

Qiang-Qiang: “Mama, jangan panik, Qiang-Qiang akan menunggumu. Tunggu Qiang-Qiang besar, ingin menjadi polisi, menangkap semua pencopet!”

Kata-kata Qiang-Qiang membuat Mo Ziqian yang ada di sebelah tertawa.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu