Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 109 Tidak Masuk Akal
Air mataku mengalir keluar, mengapa setelah bertahun-tahun, terluka parah oleh pria ini, tubuhku masih juga menerimanya. Aku benar-benar sangat sedih.
Mo Ziqian awalnya menempelkan pipinya di dadaku, memelukku dengan lembut dan penuh kasih sayang, mendengar isak tangisku, dia mengangkat kepalanya dan melihat air mata yang jatuh di wajahku, dia tertegun sesaat, dan kemudian bangkit, mengangkat jari-jarinya yang ramping menyeka air mataku, “Aku tahu kamu merasa dirugikan, aku tidak akan mengecewakanmu.”
Dia menatapku dengan tatapan mendalam, hingga ponselnya berdering di ruangan yang sunyi ini, kemudian dia keluar untuk mengangkat telepon.
Sambil mengangkat, sambil mengenakan pakaian.
Dalam pandangan, kakinya yang ramping sedang mengenakan celana, sambil berkata: “Aku tahu, aku segera ke sana.” Selesai mengenakan celana, telepon di tutup, dia kembali lagi ke samping ranjang, membungkukkan tubuhnya, dadanya yang kencang tapi merah menghadapku, dia mencium di sudut mulutku, “Kamu beristirahatlah.”
Dia pergi begitu saja.
Aku membalikkan badan, mulai menangis.
Tubuhku meninggalkan jejak nyata yang dia berikan, bisa terasa sakit meskipun berbaring diam, setelah tiga tahun, aku masih juga kehilangan diriku.
Telepon berdering, menjernihkan pikiranku, aku bangun untuk mencari ponselku, dan terlihat kata “Perawat kecil” berdetak di layar ponsel.
Aku mengangkat, “Kakak Xiaoxiao, mengapa kamu tidak datang semalam, Tuan muda marah-marah lagi, aku mohon kamu cepat datang, aku benar-benar tidak tahan lagi........”
Hatiku tersentak dan tiba-tiba teringat bahwa aku telah berjanji pada perawat kecil akan pergi ke rumah sakit tadi malam. Namun, setelah aku bertemu Gao Le, aku hanya berpikir untuk membalas dendam dan melupakan semuanya.
“Malam ini aku pasti pergi.”
Setelah menutup telepon, aku menguatkan semangat, membersihkan diri lalu mengganti pakaian yang bersih, dan membeli sekotak pil KB di toko dekat pintu masuk komplek, dan bergegas ke perusahaan.
Sangat jelas, aku terlambat lebih dari satu jam.
Omong-omong, aku benar-benar sangat malu, setelah bekerja di Kaiwelz, selalu meminta cuti, sudah tidak tahu berapa kali, dan hari ini terlambat begitu lama.
Ketika memasuki kantor, hatiku sangat tidak tenang, karena takut dengan pandangan aneh dari rekan kerja. Untungnya tidak ada yang memperhatikan diriku, hanya atasan mengangkat pergelangan tangannya melihat jam, berkata dengan sangat serius: “Lin Xiao, kamu terlambat hampir dua jam, meskipun sudah ada orang yang memintakan izin untukmu, tetapi aku berharap jangan terjadi kejadian seperti ini lagi.”
Ada yang memintakan izin?
Apakah itu Mo Ziqian? Hatiku bingung.
“Maaf, telah merepotkan kalian semua.” Aku membungkukkan tubuhku minta maaf pada semuanya.
Min Min melihatku dan melihat pada atasan, tersenyum berkata: “Wajah kakak Xiaoxiao tidak terlalu bagus, sepertinya sakit. Supervisor, kamu maafkan saja dia.”
Atasan melemparkan sebuah tatapan yang dingin dan tajam, lalu pergi.
Aku langsung duduk di kursi kantor, seluruh tubuhku benar-benar tak berdaya. Mo Ziqian sangat ganas, apa mungkin benar seperti yang dia katakan, telah menahan nafsu selama tiga tahun, mungkin saja itu benar, dia melampiaskannya bagai seekor binatang yang ganas, memiliki kekuatan yang tak ada habisnya, sekali dan sekali, berturut-turut tiga kali, sepertinya ingin menghancurkan tulangku.
Aku duduk di kursi kantor, seluruh tubuhku terasa pegal, dan kelopak mata terasa berat ingin tidur.
Min Min mendekatiku, meregangkan hidungnya dan mencium di bagian leherku, berbisik padaku, “Kakak Xiaoxiao, apakah kamu melepas keperawanan semalam?”
Kata-kata Min Min hampir saja membuatku muntah, tetapi perutku kosong, jadi tidak ada yang bisa di muntahkan.
Aku berkata: “Min Min, aku sudah memiliki seorang putra, mana mungkin masih memiliki keperawanan.”
Min Min mengedipkan mata padaku, wajahnya penuh dengan gosip, “kalau begitu apakah itu One Night Stand? Pria yang tadi menelepon, suaranya sangat merdu.”
Wajahku dipenuhi garis hitam, semakin memastikan bahwa itu adalah Mo Ziqian yang menelepon meminta ijin. Tetapi aku benar-benar berpikir, meskipun bukan one-night stand, tetapi juga memiliki hubungan intim dengan orang lain, dan orang itu adalah mantan suami yang aku benci.
Aku mengangkat sudut mulutku pada Min Min, benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.
Atasan membawakan sebuah kontrak, “Ini adalah sesuatu yang diinginkan Direktur Gao. Kamu mengantarkannya. Dan kantor hukum memutuskan untuk mengirim kamu menjadi pengacara khusus perusahaan Gao, khusus bertanggung jawab atas urusan perusahaan Gao.”
“Oh.”
Hatiku agak kaget, meskipun tiga tahun yang lalu, aku seorang pengacara yang lumayan terkenal di industry ini, tetapi sekarang aku sama sekali tidak memiliki apapun.
Sepertinya Wen Yiru berniat ingin melatihku.
Aku membawa kontrak itu dan segera berangkat ke Perusahaan Gao.
Sama juga berada di jalan gedung perkantoran ini, berjalan lebih jauh dua meter dari Qianpin International akan terlihat gedung perusahaan Gao.
Aku turun dari mobil perusahaan dan memasuki gedung perusahaan Gao. Aku memberi tahu resepsionis bahwa Kaiwelz datang mengantarkan kontrak untuk direktur Gao. Resepsionis memintaku untuk langsung naik mencari Gao Le.
Aku berpikir sudah ada yang meninggalkan pesan sebelumnya.
Aku tiba di luar kantor Gao Le, baru saja ingin mengetuk pintu, pintu kantor ditarik dibuka dari dalam, Gao Le berpakaian jas rapi kebetulan mau keluar, tiba-tiba terlihat aku, langsung berwajah kaget dan mundur beberapa langkah, “Kenapa kamu datang!”
Gao Le melihatku bagai terlihat tsunami atau binatang buas, aku melihat ada memar di bagian matanya, hatiku mengetahui bahwa bocah ini telah diberi pelajaran oleh Mo Ziqian.
Aku mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan melempar ke dia, “Kembalikan ke kamu.”
Gao Le sepertinya tersentuh kentang panas, ponsel dilempar ke dadanya, dia tidak berani menerima malah membiarkan ponselnya jatuh ke lantai, untuk waktu yang lama baru membungkukkan badannya memungut.
“Untuk apa kamu datang ke sini, apakah kamu ingin kakak Mo menghantamku hingga mati?”
Gao Le mengomel dengan tidak senang.
Aku mengeluarkan kontrak dan melemparkan ke dia, “Kamu kebanyakan berpikir, aku datang karena ini.”
Gao Le barulah terasa lega, mengangkat tangan menyeka keringat.
Dia mengambil kontrak itu dan melihat dengan teliti di meja kantor, lalu menyerahkannya padaku, “Kamu boleh membawanya untuk memberi cap.”
Aku menerima kontrak, tersenyum melihatnya, “Gao Le.”
“Apa yang ingin kamu lakukan lagi?”
Bocah ini bagaikan sekali digigit ular menjadi takut pada tali selamanya, karena pernah ditakuti olehku, jadi sekali aku memanggilnya, seluruh tubuhnya menjadi tegang, apalagi tatapannya itu penuh dengan kewaspadaan.
Aku mengangkat sudut bibir, “Perusahaan memutuskan untuk minta aku bertanggung jawab atas semua masalah hukum di pihak kamu, jadi selamat bekerja sama.”
Aku menggulurkan tanganku pada Gao Le, Gao Le melihat pada tanganku yang putih dan melihat mataku, sepertinya sedang memastikan tidak ada jebakan disini, akhirnya, dia mengulurkan tangannya dengan ragu, dan bersalaman denganku.
Setelah menyentuh langsung lepas, sepertinya tanganku menggenggam seekor ular, akan menggigit jarinya.
Keluar dari Perusahaan Gao, duduk di dalam mobil perusahaan, aku selalu terasa ngantuk ingin tidur, mau bagaimana, pada pagi hari, berturut-turut diminta tiga kali oleh binatang itu, aku kelelahan, kalau bukan harus bekerja, aku takut aku akan setidaknya berbaring tiga hari tiga malam.
Terpikir Mo Ziqian, hatiku terpendam api besar, aku benar-benar tidak mendapat ayamnya malah kehilangan beras , mengambil batu melempar di kaki sendiri.
Gagal mencelakan Mo Ziqian, malah dimanfaatkan olehnya.
Ketika melewati Qianpin internasional, aku melihat Mo Ziqian sedang turun dari dalam mobil, sosok punggungnya yang tegak tinggi melangkah dengan langkah yang stabil memasuki gedung perusahaan, dia sama sekali tidak terlihat lelah, orang ini benar-benar energik.
Pada saat yang sama, aku menggertakkan gigiku memelototinya dengan penuh kebencian.
Dengan tidak mudah tiba waktunya pulang kerja, aku bergegas pergi ke rumah sakit, disini masih ada seorang Tuan Muda yang hidup, sedang menungguku.
Aku belum memasuki kamar, langsung terdengar suara jeritan Tuan Kelima, “Hari ini aku tidak ingin diobati lagi!”
Aku mengerutkan keningku, segera mempercepat langkahku datang di luar pintu kamar, aku melihat ada dokter dan perawat berdiri sebaris di dalam, perawat kecil berdiri bergetar di belakang kumpulan dokter dan perawat, Tuan Kelima menarik lepas jarum infus dari telapak tangannya, dan melemparkan botol cairan infus ke lantai.
Dokter juga sangat marah, “Ya ya ya, kamu tidak ingin diobati kan? Kamu sekarang telepon ke ayahmu, atau Direktur Chen, jangan nanti mengatakan kami pihak rumah sakit yang melecehkanmu.”
Tuan Kelima mengeluarkan ponsel akan menelepon, aku terburu-buru berteriak, “Jangan!”
Terdengar suaraku Tuan Kelima langsung mengangkat kepala, matanya yang indah bagai batu alam sepertinya bersinar cahaya terang, tetapi langsung mendengus membalikkan badannya, “Tidak berhati nurani, untuk apa kamu datang lagi? Aku tidak memerlukanmu, segera pergi dari sini!”
Tuan hidup ini memarahiku di depan banyak orang, dia marah hingga wajahku terasa panas, siapa yang tidak berhati nurani, kalau aku benar-benar tidak berhati, maka aku patut dimarahi, tetapi ini bukan seperti yang dia pikirkan.
Wajahku juga menjadi suram, “Kamu ingin menelepon silakan saja, aku sedang malas melayanimu. Mumpung aku tidak berhati, jadi aku tidak akan datang lagi di masa depan.”
Aku bersiap-siap akan pergi, sebenarnya bukan benar-benar ingin pergi, tetapi emosi Tuan muda ini kalau terus dimanjakan, hanya akan membiarkannya menjadi semakin parah, semakin sombong dan tidak takut pada apapun .
Tuan Kelima tiba-tiba memutarkan kepalanya, menunjuk padaku, dengan tatapannya yang tajam, “Silakan melangkah kalau kamu berani! Kalau berani keluar dari kamar, kamu akan.......”
Tuan Kelima tiba-tiba berhenti, tatapannya melayang, untuk waktu yang lama baru berkata, “Tuan muda ini tidak akan melayanimu lagi.”
Aku menggelengkan kepala tak berdaya, tuan muda ini, berusia lebih besar sedikit daripada aku, tetapi psikologisnya mirip anak kecil yang terkurung di badan orang dewasa.
“Aku tidak pergi, tetapi kamu harus meminta maaf pada dokter dan perawat yang merawatmu, dan pengasuh.”
Aku berkata.
Ekspresi wajah Tuan Kelima yang tampan berubah-ubah, tatapannya yang tajam mati-matian menatap padaku.
“Keberanianmu menjadi kuat?”
“Keberanianku tidak kuat, aku akan pergi.” Aku membalikkan badanku berpura-pura akan pergi.
Tuan Kelima marah dan melemparkan gelas yang di atas meja ke lantai.
“Kalau kamu pergi, selamanya jangan berharap aku akan meminta maaf pada mereka!”
Aku mengerutkan keningku, semakin merasa Tuan muda ini adalah anak yang tidak masuk akal.
“Aku tidak pergi, kamu minta maaf.”
Aku berkata.
Pada saat ini, dokter dan perawat semuanya menatap padanya.
Wajah dokter tetap suram, dan para perawat juga berekspresi tidak nyaman, apalagi perawat kecil itu dengan sangat tidak nyaman menatapku, “Tidak...... tidak perlu meminta maaf?”
Perawat kecil duluan mengaku lemah.
Dokter mendengus, dan melangkah ingin pergi, aku membalikkan badanku akan pergi, aku memastikan bahwa Tuan muda ini tidak akan meminta maaf. Dia adalah orang yang sombong, selalu berada di ketinggian, selalu melakukan hal sesuka hatinya pada siapapun, kapan pernah memikirkan perasaan orang lain.
“Aku meminta maaf.”
Akhirnya Tuan Kelima membuka mulut, suaranya tidak terlalu senang, meskipun kedengarannya tidak begitu memuaskan, tetapi benar-benar dikeluarkan dari mulut emas Tuan muda ini.
Aku sudah sangat puas, hatiku terasa lega, dokter dan semua perawat juga berekspresi lega.
Dokter memerintah perawat, untuk memasang kembali cairan infus yang tersisa tadi, lalu langsung pergi.
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaInnocent Kid
FellaCintaku Pada Presdir
NingsiMy Lady Boss
GeorgeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiThat Night
Star AngelCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)