Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 75 Sudah Pergi
Bab 75 Sudah Pergi
Ketika aku sedang merisaukan tentang Qiang Qiang, aku menerima telepon Wen Yiru. "Xiao Xiao, apakah kamu setuju kalau aku membawa Qiang Qiang ke Kanada? Ibu angkatnya juga boleh ikut datang. Aku akan mengurus semua surat yang di perlukan. Sampai Kanada, kamu kerja saja di kantor konsultanku. Qiang Qiang dan ibu pengasuhnya tinggal bersamaku. Aku akan menanggung semua biaya hidup mereka berdua termasuk biaya pendidikan Qiang Qiang"
Aku merasa sangat kaget
"Kalau begitu, aku akan sangat merepotkan kamu"
Aku berkata dengan gugup. Pergi ke Kanada memang merupakan sebuah solusi yang bagus. Hu Yeming tidak akan bisa menganggu sampai ke sana. Chen Liyan dan Wu Juan juga tidak bisa melukai Qiang qiang lagi. Kalau Mo Ziqian, dia juga tidak bisa membawa Qiang Qiang pergi dengan mudah lagi.
"Tidak merepotkan. Asal kamu setuju, aku akan mengurus semuanya" Wen Yiru berkata
"Aku...aku ingin diskusi dulu bersama ibu angkat" Masalah sebesar ini, aku tentu saja harus dapat persetujuan dari Sumin dulu.
Wen Yiru : "Boleh, kalian diskusi. Beri tahu aku jawabannya secepat mungkin"
Wen Yiru mematikan teleponnya. Hal ini membuat aku semakin percaya bahwa dia benar benar berhubungan dengan Mo Ziqian. Mungkin saja, dia adalah nenek kandung Qiang Qiang, makanya mau membawa Qiang Qiang ke kanada.
Aku berpikir beberapa saat, Sumin melihat aku dengan tatapan yang ragu. Dia tidak tahu aku sedang telepon dengan siapa.
"Bosku menelepon tadi, dia bilang dia ingin membawa Qiang Qiang ke Kanada. Kamu dan aku juga akan pergi ke sana bersama"
Sumin mengerutkan alisnya, nada suaranya berisi ketidak inginan yang jelas, "Buat apa ke sana? Kita sudah tinggal begini lama di sini. Pergi ke sana, kita akan bekerja ke mana? Setidaknya kita memiliki pekerjaan kalau di sini"
"Kalau ini kamu tidak perlu khawatir, bosku akan mengurus semuanya"
Aku juga sedang memirkirkan apakah solusi ini bagus atau tidak. Aku lahir dan tumbuh di tempat ini, aku juga tidak ingin meninggalkan kampungku. Aku juga berharap Qiang Qiang bisa belajar tentang budaya negara kita. Aku berharap Qiang Qiang bisa belajar ke luar negeri, tetapi bukan pada usia sekecil ini.
"Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan. Aku tidak akan setuju" Wajah Sumin sangat tidak senang. Aku tidak berkata apa apa lagi. Satu malam ini, aku berpikir apakah harus pergi atau tidak. Kalau pergi, aku harus bagaimana membuat Sumin setuju?
Pada saat hari sudah pagi, Sumin tetap memasangkan wajah tidak senang. Dia bahkan tidak ingin berbicara dengan aku. Aku berkata "Apakah kamu mau pikirkan lagi? Kalau pergi ke Kanada, Qiang Qiang akan aman. Kamu juga tidak perlu khawatir tentang masalah kerja, Direktur Wen akan mengurus semuanya"
Sumin mengeluh dengan suara tidak senang : "Wanita itu? Aku tahu dia. Dia pasti adalah nenek kandung Qiang Qiang. Dia dan pria bermarga Mo itu memiliki wajah yang sangat mirip dengan Qiang Qiang. Kalian pasti merancang ini agar bisa membawa Qiang Qiang pergi dari sisiku. Jangan mengira aku tidak tahu, aku tidak akan setuju!"
Kata kata Sumin membuat aku tidak tahu harus berkata. Aku tidak bisa mengabaikan kata-katanya tentang Wen Yiru adalah nenek Qiang Qiang. Karena aku juga sedang meragukan hal itu.
"Baik. Ya sudah kalau kamu tidak setuju. Tetapi aku tidak merancang sesuatu untuk membawa Qiang Qiang pergi"
Aku menghela sebuah nafas yang panjang, ternyata ibu angkat masih belum percaya denganku! Pada saat jam kerja, aku menerima telpon dari Tuan Kelima, "Kenapa, apakah kamu bermaksud untuk membuang aku setelah menggunakan aku?"
Aku tidak mengerti maksud Tuan Kelima dan aku menjelaskan, "Anakku mengalami cedera. Beberapa hari ini aku di rumah sakit terus"
Tuan Kelima : "Anak Mo Ziqian?"
Aku hanya menjawab iya
Tuan Kelima, "Dia benar benar diberkati. Terima bersih dapat seorang putra. Malam ini kamu datang kemari. Aku kangen kamu"
Aku : "...."
Pria ini bisa berkata kata 'kangen' dengan mudah. Tidak tahu apa lagi yang dia mau sampai menyuruhku pergi ke sana.
"Malam hari aku harus pergi ke rumah sakit. Kalau kamu ada masalah penting, aku bisa pergi ke sana. Tetapi tidak bisa pergi lama"
"Tawar menawar? Kamu tahu aku siapa kan?" Nada suara Tuan Kelima agak tidak senang
"Tahu"
Tuan Kelima, "Malam ini aku akan hitung-hitungan semua masalah dengan kamu"
Setelah itu, Tuan Kelima mematikan telponnya. Siapa yang bisa menebak pikiran di benak pria ini?
Dia pernah menolongku dan aku berhutang budi kepadanya. Aku tetap harus mendengarkan kata katanya. Setelah pulang kerja, aku pergi ke apartemen Tuan Kelima. Tuan Kelima memakai baju santai berwarna putih dan sedang minum kopinya sambil berjalan.
"Ada masalah apa kamu mencari aku?" Aku bertanya pada saat aku memasuki ruangan. Melihat Tuan Kelima yang sangat santai, dia sama sekali tidak terlihat seperti ada masalah.
"Hari ini adalah ulang tahunku. Kamu harus ikut partisipasi dikit"
Aku "...."
Pria ini tidak memberitahuku bahwa dia ulang tahun hari ini. Aku memutar balik badanku, "Aku pergi beli kado dulu"
Tetapi, selain tahu pria ini suka bersenang senang dan suka bermain dengan wanita. Aku benar benar tidak tahu dia suka apa.
Tuan Kelima, "Apakah kamu tahu aku mau kado apa?"
"Kado apa yang kamu mau?" Aku menoleh kepadanya. Jika Tuan Kelima bisa memberi tahu aku apa yang dia mau, masalah akan menjadi lebih gampang.
Tuan Kelima menatap ke mataku, "Buatkan aku semangkuk mie. Aku ingin makan mie"
"oh..."
keinginan Tuan Kelima membuat aku sedikit kaget.
"Mie apa yang kamu mau? Aku pergi beli bahannya"
Aku meninggalkan apartemen Tuan Kelima dan pergi ke supermarket membeli bahan makanan. Setelah pulang ke apartemennya, aku masuk ke dalam dapur. Aku juga kurang tahu bagaimana memasak mie ini, jadi aku sambil memasak sambil mencari resep nya di internet. Tuan Kelima hanya berdiri di depan pintu dapur sambil mencicipi kopinya dan melihat aku yang sedang memasak.
Setelah beberapa saat, aku sudah selesai memasak, "Ini adalah pertama kali aku membuat mie sendiri, mungkin bisa jadi tidak enak. Tolong pengertiannya"
Tuan Kelima tidak berkata apa apa. Dia mengambil sumpitnya dan mulai makan mie. Sepertinya masih baik baik saja, karena Tuan Kelima mulai makan dengan ekspresi yang puas.
"Mie ibuku lebih enak. Tetapi orang seperti kamu, sudah termasuk lumayan bagus" Cara Tuan Kelima memuji orang itu membawa penghinaan pada waktu yang sama.
"Bukankah kamu harus merayakan ulang tahunmu bersama wanita cantik, kue dan bir? Mengapa tiba tiba ingin makan ini?"
Wajah senang Tuan Kelima menghilang, "Kamu begitu cerewet. Menyuruhmu memasak buatku itu kehormatan buatmu"
Jika bukan karena aku berhutang budi dengan pria ini, aku sudah memarahinya. Aku tidak akan membiarkan orang menghinaku
"Baik, aku cerewet. Aku sudah memasak mie untukmu. Apakah aku sudah boleh pergi?" Aku teringat Qiang Qiang
Tuan Kelima melihat aku dengan tatapan tidak senang, "Ulang tahunku masih belum lewat, kamu tidak boleh pergi"
Suara nada Tuan Kelima seperti seorang anak yang nakal. Aku duduk kembali di depannya dan Tuan Kelima terus memakan mienya.
"Dibanding sama mie yang dibuat ibuku, Mie nya tidak enak sama sekali. Terlalu matang. Tetapi orang seperti kamu bisa buat sampai seperti ini, sudah termasuk baik" Tuan Kelima tidak lupa menghina aku.
Aku menekan bibirku. Kalau bukan aku tahu ibunya sudah meninggal. Aku pasti akan menjawab, "Kalau begitu pergi makan mie yang ibumu buat!"
Aku mengerti sifat Tuan Kelima. Pria ini kalau lagi emosi tidak peduli siapa pun orang itu. Kata kata itu juga sangat tidak menghormati ibunya yang telah meninggal. "Apakah kamu ingin tahu apa yang sedang aku pikirkan ketika kamu sedang masak tadi?"
Wajah Tuan Kelima ada sedikit kesedihan, "Apa?" Aku bertanya
Tuan Kelima, "Aku keingat ibuku. Penampilanmu memasak mirip dengan ibuku"
Aku memuntahkan air yang baru saja mau aku telan. Tuan Kelima melihat aku dengan tatapan yang aneh, "Bilang kamu mirip dengan ibuku, itu sedang memandang tinggi dirimu. Di dalam hatiku, tidak ada yang bisa sebanding dengan ibuku"
Pada saat berkata, Tuan Kelima menghabiskan minuman anggur merahnya.
"Makanan enak dan mahal yang aku makan beberapa tahun ini, masih kalah dengan masakan ibuku yang biasanya" Kesedihan di wajah Tuan Kelima menjadi lebih berat. Hatiku tiba tiba merasa kacau.
"Lupakan saja. Kamu juga tidak akan mengerti" Tuan Kelima bangun sambil membawa anggur merahnya, "Kamu pergi saja. Anakmu masih sedang menunggu kamu" Tuan Kelima kemudian masuk ke ruang tidurnya.
Pria ini sangat berkuasa. Tetapi sebenarnya, dia sangat kesepian. Di dalam hatinya memilki dunia yang hanya dia sendirian di sana. Tidak ada yang bisa masuk ke dunia itu. Aku tidak punya waktu untuk khawatir tentang masalah Tuan Kelima, teringat Qiang Qiang, aku langsung memanggil taksi dan pergi ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, aku baru tahu, Sumin sudah membawa Qiang Qiang pergi. Aku mengira setelah bersama begitu banyak hari, dia akan lebih mengerti aku. Dia akan percaya bahwa aku bukan orang jahat. Aku mengira dia akan memberikan aku kesempatan untuk lebih sering bersama Qiang Qiang. Tetapi akhirnya dia juga membawa Qiang Qiang pergi secara diam diam.
Aku merasa kaget setelah membaca surat yang Sumin meminta perawat untuk berikan kepadaku. Sumin menulis, "Aku tidak ingin Qiang Qiang dibawa pergi oleh pria bermarga Mo itu. Aku juga tidak ingin Qiang Qiang pergi ke Kanada. Anak ini adalah nyawaku. Aku tidak akan berpisah dengannya"
"Sejak kapan mereka pergi?" Aku bertanya kepada perawat, "Mereka pergi pada saat sore ketika sudah siap infus"
Penglihatanku menjadi kabur, aku hampir pingsan. Mo Ziqian masuk ke dalam ruangan dengan tatapan yang tidak senang, "Wanita itu membawa anaknya pergi?"
Aku hanya berkata iya.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMore Than Words
HannyThe Winner Of Your Heart
ShintaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)