Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)

"Kamu cari mati!"

Aku sangat marah.

Tuan Kelima terkejut, dan tiba-tiba tertawa lagi, "Kamu mengkhawatirkan aku! Yakinlah, walau aku tertidur, aku juga bisa berkendara dan pulang dengan selamat."

Aku sangat marah dengan sikap Tuan Kelima karena menganggap nyawa sebagai permainan. "Kamu sapi ya? Oke, kamu bisa minum setiap hari, lalu tidur dan pulang, tapi jangan datang menemui aku lagi!"

Aku tidak tahu mengapa aku bisa begitu marah, dan mendorongnya keluar dengan kasar, lalu membanting pintu.

"Hei? Halo?"

Tuan Kelima masih mengetuk pintu dari luar.

Aku mengabaikannya dan masuk ke dalam rumah dengan marah, dia tidak peduli dengan hidupnya, kenapa aku harus peduli padanya.

Tuan Kelima di luar untuk sementara waktu, melihat bahwa aku benar-benar mengabaikannya, dan kemudian pergi sambil mengomel tidak jelas.

Di malam hari, Tuan Kelima datang lagi.

Aku tahu kalau dia yang mengetuk pintu, aku sengaja tidak pergi buka. Qiang Qiang yang berlari kecil dan pergi membuka pintu untuknya. "Ayah angkat!"

Tuan Kelima dengan suara kecil berkata: "Dimana mamamu?"

Qiang Qiang "di kamar tidur."

Tuan Kelima datang ke arah kamarku.

Tapi sebelum dia melangkah masuk, dan aku sudah menghentikannya: "Tidak boleh masuk!"

Tuan Kelima tertegun, kaki yang terangkat dan hendak melangkah masuk, tiba-tiba berhenti di udara dan akhirnya mendarat di tempat semula.

Terdengar suara Qiang Qiang berbisik: "Ayah angkat, mama marah padamu, sebaiknya jangan mengemudi dalam keadaan mabuk."

Tuan Kelima menjawab, "Oke, Ayah angkat tahu, kamu pergi main sana."

Tuan Kelima berhasil menyuruh Qiang Qiang pergi, dan kemudian dengan perlahan melangkah masuk ke kamarku.

"Ehem, ini, aku tidak akan minum lagi lain kali, hm, aku tidak akan menyetir saat minum, bagaimana?"

Aku mengabaikannya dan terus mengerjakan pekerjaanku yang belum selesai dari perusahaan.

Tuan Kelima mendekatkan wajahnya yang tampan, "Kamu masih marah denganku?"

" Jangan ganggu aku!"

Aku sengaja menaikkan nada biacaraku, mengangkat tangan dan berniat menjauhkan wajahnya, tetapi tidak disangka. Kekuatanku ternyata berlebihan, dalam ruangan terdengar suara keras, tanganku bertabrakan dengan wajahnya.

Tuan Kelima mendengus, "Sangat kejam."

Aku juga terkejut, aku tidak ingin memukulnya, hanya ingin melambai, tidak lebih.

Aku berbalik dan menahan amarah di hatiku, " Tuan Kelima, bagaimana kabar orang yang terjatuh ke selokan?"

Tuan Kelima mengangkat alisnya, pandangannya agak tertekan, "Patah dua buah tulang rusuk, masih dirawat di rumah sakit."

Tiba-tiba aku tidak bisa berkata-kata, akhirnya dengan perasaan tertekan berkata: "Jika kamu yang secara tidak sengaja jatuh ke dalam selokan, maka sekarang yang patah dua buah tulang rusuk, orang yang tinggal di rumah sakit adalah kamu, Tuan Kelima."

Tuan Kelima menunjukkan wajah yang terlihat sangat serius. "Ini benar juga ya. Begini, aku tidak akan minum lagi, atau aku tidak akan menyetir lagi setelah minum. Apakah kamu bisa menjadi saksi dari janjiku ini ? Jika aku minum alkohol dan mengemudi lagi, kamu boleh pukul aku, bunuh aku, aku tidak akan marah. "

Aku menggelengkan kepala dan mendesah, orang ini benar-benar seperti anak kecil.

"Buat apa aku membunuhmu? Membunuh kamu ada ganjaran hukumnya. Aku hanya berharap kamu bisa menghargai hidupmu. Jangan tidak menganggap hidupmu dengan serius, kamu mengerti?"

Tuan Kelima mengungkapkan ekspresi yang sangat serius, dan cemberut, seperti anak kecil, "Oke, aku akan menghargai hidupku."

"Nah, begini seharusnya."

Aku terhibur oleh penampilannya yang lucu.

Setelah makan malam, Seperti biasa Tuan Kelima tetap tinggal dan menyusun puzzle dengan Qiang Qiang. Mereka akhirnya menyelesaikan puzzle peta dunia sepenuhnya, dan mereka dengan senang hati bertepuk tangan, "Oh, akhirnya."

Setelah Qiang Qiang tidur, Tuan Kelima terlihat enggan untuk pergi, dan aku membiarkan kamar tidurku untuknya dan pergi ke kamar Qiang Qiang. Karena ini, Tuan Kelima terlihat tertekan dan tidak berdaya, dan menatap aku dengan pandangan yang sangat memelas. "Kalau tidak bisa makan daging, boleh kan kalau hanya berpelukan saja?"

Aku : "Tidak boleh."

Aku menutup pintu dan pergi tidur.

Di pagi hari, mereka sudah bangun dan turun dari tempat tidur. Aku teringat keraguan dalam hatiku selama beberapa hari ini, dan aku mencoba mencari tahu dengan Tuan Kelima. "Apakah kamu kenal Bos Wu? kenal istrinya juga?"

Tuan Kelima: "Apakah ada masalah?"

Aku : "Tidak ada. Aku hanya terpikir kalau wanita itu sangat aneh, di usianya yang sudah lanjut, dan masih seperti seorang gadis kecil yang masih dimanja oleh suaminya."

Tuan Kelima: "Mereka memiliki hubungan yang baik sebagai suami dan istri. Bos Wu sangat memanjakan istri gila-gilaan. Semua orang tahu itu."

Aku : "Apakah Bos dan istrinya memiliki seorang anak?"

Tuan Kelima: "Yah, hanya satu."

Aku : "Tidak ada aturan satu anak di luar negeri. Mengapa mereka tidak mau memiliki satu anak lagi, bukankah orang kaya lebih menyukai anak laki-laki? Bos Wu tidak ingin memiliki anak laki-laki untuk mewarisi bisnis keluarganya?"

Tuan Kelima : "Kenapa kamu peduli tentang anak laki-laki atau perempuan?"

Tuan Kelima tertawa dengan heran, "Aku pikir orang-orang seusia kita tidak akan memiliki pikiran patriarkal, yang lebih memandang penting anak laki-laki dibanding perempuan. Ternyata disini ada satu yang begitu ya?"

Wajahku langsung menghitam, tuan muda, aku bukan patriarki atau diskriminasi, aku hanya ingin tahu apakah Ai Lisi pernah melahirkan anak atau tidak.

"Aku hanya ingin tahu, makanya aku bertanya, kalau kamu tidak tahu, ya sudahlah."

Aku sengaja memprovokasi dia.

Tuan Kelima : "Bagaimana mungkin aku bisa tidak tahu? Istrinya memiliki jantung yang lemah. Dia tidak berani membiarkan istrinya mengambil risiko, jadi cukup melahirkan satu kali saja, sesederhana itu."

Mendengar nada bicara Tuan Kelima, Aisha seharusnya adalah putri biologis Bos Wu dan Ai Lisi, tapi aku masih merasa ada yang salah.

"Kalau jantung Ai Lisi tidak baik, dia seharusnya tidak boleh melahirkan, mengapa bos Wu masih membiarkan istrinya mengambil risiko itu?"

Tuan Kelima menatapku dengan tatapan yang sangat mencurigakan, menarik nafas dan bertanya dengan wajah heran: "Kamu sepertinya tertarik pada suami isteri itu, tapi ini bukan tertarik yang biasa! Katakanlah, apakah kamu menutupi sesuatu dariku, jadi kamu mencoba memutar-mutar, kamu sedang mencoba untuk mendapatkan informasi apa dariku sebenarnya? "

Orang ini sangat waspada rupanya.

"Aku sudah bilang, ini hanya rasa ingin tahu saja. Tidakkah kamu berpikir bahwa Nyonya Wu dan putrinya adalah sepasang orang yang sangat luar biasa?"

Aku mencoba mengalihkan perhatiannya.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu