Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 111 Hukuman Yang Mesra

Diluar tempat pemandian, aku melihat Mo Ziqian bersama Gao Le dan Jiangyi. Mereka bertiga juga datang.

Jiangyi duluan melihatku, pada saat itu dia mengerutkan kedua alisnya yang tebal, wajahnya yang lembut menjadi suram, sikunya terangkat dan menyodok lengan Mo Ziqian, “Barang-barang di rumahku, apakah kamu mau mengganti rugi, kalau kamu tidak mengganti rugi aku akan mencarinya?”

Mata Mo Ziqian yang mendalam melirikku, “Cari dia.”

Sambil berkata, sambil memasuki tempat pemandian.

Wajah Jiangyi semakin hitam, melangkah besar mengikuti langkah Mo Ziqian, “Kamu yang membawanya, aku seharusnya mencarimu.”

Dia tahu, mencari aku sama sekali tidak mungkin, aku tidak sanggup mengganti rugi.

Kedua pria itu memasuki tempat pemandian bersama-sama. Tanganku dan tangan Gao Le hampir bersamaan memegang di pintu putar tempat pemandian, dan ujung jari menyentuh jarinya. Gao Le seperti digigit ular, bergetar dan langsung menarik kembali tangannya, kemudian berwajah ketakutan mundur ke samping, menungguku masuk duluan.

Aku membawa Min Min masuk ke tempat pemandian, sudah tidak terlihat bayangan Mo Ziqian dan Jiangyi, dan setelah Gao Le masuk, dia langsung melarikan diri ke ruangan pria bagai dikejar hantu.

Setelah menyelesaikan prosedur pendaftaran pemandian air panas. Aku dan Min Min membungkus handuk mandi putih dan datang ke kolam. Karena aku ingin berenang, kami memilih salah satu kolam yang terbesar. Suhu airnya hangat seperti tubuh manusia, permukaan kolamnya luas dan tidak ada orang.

Kebetulan cocok untuk berenang.

Aku dan Min Min turun ke kolam, dengan senang berenang beberapa putaran, Min Min tiba-tiba berteriak, “Cepat lihat, pria tampan!”

Aku melihat ke arah pandangannya, terlihat tiga pria yang bertubuh besar sedang berjalan ke arah sini, enam kaki yang lurus panjang, otot perut yang rapi, ketiganya memiliki bentuk tubuh yang bagus, dan berwajah tampan, terutama yang berjalan paling belakang, pandangannya yang polos tetapi mempesona, hanya wajah tampak sampingnya sudah cukup membuat orang tidak dapat mengalihkan tatapannya.

Aku mendengus, menyelamkan tubuhku ke dalam air, aku tidak ingin melihat sosok tubuh Mo Ziqian.

Berenang untuk jarak yang lumayan jauh, aku mengeluarkan kepalaku ke atas permukaan air, dari kejauhan terlihat tiga pria itu sedang memasuki kolam ini.

Mo Ziqian terjun ke dalam air, dan berenang ke arah kanan depan.

Gaya itu benar-benar sangat standar dan indah, aku melihat dia berenang ke arah taman berbatu karang di seberang, jadi aku berenang ke arah lain, tiba-tiba kakiku kram, aku berteriak aiyoo, tubuhku menimbulkan gelombang besar. Mo Ziqian sepertinya bertelepati, mata yang mendalam seperti panah mengarah ke sini, kami berjarak sekitar sepuluh meter, dia langsung mengetahui situasi di sisiku, lengannya seperti dayung, renang laju ke arahku.

“Kram kaki?”

Dia mengulurkan lengannya, memelukku ke dalam pelukannya, “kaki sebelah mana?”

Aku terasa sangat menyakitkan: “kiri.”

Tangan Mo Ziqian jatuh di kaki kiriku, hanya beberapa gerakan pijatan. Kakiku yang kaku dan tidak bisa bergerak, perlahan-lahan terasa lega. Pada saat yang sama, pikiranku bergerak dan tiba-tiba aku menarik tali pundak pakaian ke bawah, dan seluruh pundakku terbuka, kulit putih bagai susu di permukaan air, dan tali baju renang itu terbaring miring di lenganku. aku menutup dadaku dan berteriak, “Tolong! Ada oarng cabul!”

Mo Ziqian tanpa persiapan, langsung terdengar teriakanku yang tak terduga, dia mendadak mengangkat matanya yang mendalam, dengan tidak berani percaya menatapku, lengannya masih merangkul pinggangku, dan satu tangannya lagi masih bergaya memijatkan kaki kiriku, tatapannya yang mendalam dari kaget perlahan-lahan berubah menjadi suram.

“Tolong!” Aku berteriak, aku berpura-pura berjuang di dalam pelukan Mo Ziqian, padahal dia tidak mengikatku sama sekali.

Jeritanku memecahkan kesunyian di dalam tempat pemandian, suara kecapi cina yang merdu dikacaukan langkah-langkah pengawas keamanan, orang-orang di kolam sebelah juga naik dan bergegas menuju sini.

Di sekitar aku dan Mo Ziqian dikelilingi sekumpulan orang.

Aku menangis, kedua lenganku memeluk dadaku, “Tolong, dia seorang cabul! Dia membuka bajuku, melakukan hal tidak senonoh padaku!”

Aku sambil menangis, sambil memeluk dadaku, tubuhku gemetaran, pengawas keamanan dan tamu tempat pemandian lainnya berteriak marah pada Mo Ziqian, “Itu dia, laporkan ke polisi untuk menangkapnya!”

Tatapan Mo Ziqian yang tajam menatapku, matanya tertulis tidak berani percaya, Gao Le dan Jiangyi juga bingung, tertegun berdiri di tempat kejauhan, melihat adegan ini, Min Min menyangka aku benar-benar di bully, segera berenang mendekatiku, langsung memelukku, dan berteriak pada Mo Ziqian: “Kamu si cabul, berani melakukan hal begini di dalam kolam, benar-benar kurang ajar, cepat tangkap dia!”

“Benar, cepat tangkap!”

Tamu wanita yang di sekeliling juga ikut berteriak.

Para pengawas keamanan melepaskan sandalnya terjun ke dalam kolam, dan dengan cepat mengikat tangan Mo Ziqian, mereka dengan begitu membawanya pergi.

Aku menghela nafas lega, seperti ada bunga yang mekar di hatiku, aku tertawa, Mo Ziqian, akhirnya aku membalas dendam padamu.

Min Min sangat khawatir padaku, “Kakak Xiaoxiao, bagaimana denganmu? Apakah penjahat itu melakukan sesuatu?”

Tetapi aku tersenyum pada Min Min, “Sebentar lagi kita pergi makan malam, aku traktir.”

Aku menyelam ke dalam air, seperti seekor ikan yang bahagia dan keluar ke permukaan air di tempat beberapa meter jauhnya, berenang dengan senang.

Mo Ziqian dibawa pergi oleh pengawas keamanan, Gao Le dan Jiangyi secara alami mengejar mengikuti, Aku dan Min Min berenang sebentar lalu merasa sudah cukup dan naik bersiap-siap akan pulang.

Setelah mandi, ketika bersiap-siap akan mengganti baju, aku baru menemukan bahwa kunci magnet yang tergantung di pergelangan tanganku hilang.

Tanpa itu, lemari pakaian sama sekali tidak bisa dibuka, dan meskipun benda itu kecil, depositnya harus satu juta rupiah. Aku tiba-tiba panik.

Aku bergegas ke arah kolam hanya dengan dibungkus handuk mandi, aku berpikir itu mungkin jatuh di jalan ketika aku kembali, atau jatuh di kolam ketika aku sedang berenang.

Aku mencari kemana-mana, bahkan bayangan gesper magnet pun tidak terlihat, staf kerja juga membantuku untuk menyiarkan berita kehilangan tetapi setengah jam berlalu, sama sekali tidak ada berita.

Satu juta rupiah, jika benda ini benar-benar hilang, satu juta rupiahku akan menghilang, dan sekarang aku hanya memiliki pakaian renang, sama sekali tidak dapat keluar dari sini.

Tas tangan dan semua kebutuhanku juga ada di dalam lemari, apa yang harus aku lakukan? Aku sangat panik, Min Min juga ikut panik, dan bolak-balik membantuku mencarinya beberapa kali.

Pada saat ini, seorang staf wanita mencariku, “Nona, kunci magnetmu sudah ditemukan, tetapi pria itu berkata, kmu harus mengambilnya sendiri.”

“Orangnya dimana?”

Hatiku senang.

Staf kerja: “Di tempat istirahat pria.”

Aku mulai merasa kesal, aku sekarang hanya mengenakan baju renang, apa mungkin pergi ke tempat istirahat pria begitu saja?

Melihat aku tidak tahu harus bagaimana, tidak bergerak untuk waktu yang lama. Staf mendesak: “Pria itu mengatakan waktunya sangat berharga. Jika kamu tidak mengambil gesper magnetik dalam waktu lima menit, ia akan pergi.”

Aku segera mengertakkan gigi, aku mengambil handuk mandi bersih dan membungkus diriku dan langsung mengikuti staf wanita ke area tempat istirahat pria. Di pintu area istirahat, staf berhenti, “Pria itu sedang menunggumu di dalam.”

Aku mengangkat kepala melihat kata “Area Pria”, kepalaku tiba-tiba terasa tegang, apakah ada pria telanjang di dalam?

Aku dengan ragu masuk ke dalam, sambil melangkah, hatiku sambil merasa ketakutan, aku berharap jangan terlihat sesuatu yang tidak pantas dilihat, dan di waktu bersamaan merasa orang yang menemukan kunci magnet itu benar-benar cabul, mengapa tidak langsung menyerahkannya ke staf kerja barulah mengembalikannya ke aku, mengapa harus begitu mengerikan memilih di tempat istirahat pria?

Apa mungkin dia ingin mengambil kesempatan memerasku?

Aku dengan khawatir dan penuh ketakutan memasuki area tempat istirahat pria, untungnya, selain sosok hitam pria yang mengenakan jas hitam, tidak ada pria aneh lainnya.

Aku segera mendekati, “Tuan........”

Tetapi kata-kataku belum selesai dikatakan, aku langsung tertegun. Orang itu perlahan-lahan membalikkan badannya dan terlihat begitu kenal, wajah tampan itu polos bagai bulan, tetapi terlihat serius, dan tatapannya yang tajam seperti pisau.

“Mo Wanwan, kamu melakukannya dengan baik.”

Mo Ziqian sambil berkata sambil melangkah dengan kakinya yang ramping, perlahan-lahan mendekati, nada suaranya yang penuh ironis, hatiku tiba-tiba terkejut, Mo Ziqian, apakah dia tidak dibawa pergi oleh polisi?

Benar juga, seharusnya ada pemantauan di dekat kolam, hanya dengan memeriksa di pemantuan akan tahu apakah dia melepaskan bajuku atau tidak, aku tahu dia tidak akan kena masalah apapun, aku hanya ingin melihat dia malu dan terhina, itu sudah cukup.

Tetapi sekarang melihatnya perlahan-lahan mendekatiku, jarinya yang ramping menggantung sebuah kunci magnet yang berwarna merah muda, itulah punyaku yang hilang.

Hatiku terkejut, dasar....ternyata kunci magnet ada dengan dia. Kelihatannya, sekali lagi aku melempar batu jatuh ke kaki sendiri.

Mo Ziqian terlihat diriku yang tidak tenang, dia sudah berdiri di depanku, tubuhnya yang tinggi menimbulkan sebuah bayangan besar di depanku.

Dia mengangkat tangannya memegang di lemari belakangku, dia sedikit membungkukkan tubuhnya, dengan gaya menekanku mengurungku diantara dia dan lemari.

Kunci magnet merah muda yang digantung di jarinya menggoyang di telingaku

Mo Ziqian mengeluarkan tiupan yang hangat dan ironis, dengan tatapannya yang penuh sindiran berkata: “Tetapi, tetap saja bodoh.”

Wajahku tiba-tiba memerah, “Mo Ziqian kamu kurang ajar!”

Kunci magnet gantung di pergelangan tangan, kalau tidak ada tenaga dari luar tidak mungkin jatuh, Mo Ziqian pasti mengambil kunci magnetku ketika aku tidak memperhatikannya.

“Semuanya diawali oleh kamu, kamu yang duluan memulainya, aku hanya memberimu sedikit pelajaran.”

Mo Ziqian menegakkan tubuhnya, mengangkat tangan, dan melemparkan kunci magnet itu ke dalam tong sampah yang tidak jauh dari sini.

“Kamu.......”

Aku sangat marah hingga tidak dapat berkata, melangkah besar kesana, ingin mengambil kembali kunci magnet, tetapi baru saja mulai melangkah, lenganku ditarik oleh Mo Ziqian, dia menarikku kearah belakang, sosok tubuhku dengan begitu ditarik kembali olehnya, dan kemudian dia memutarku dan menekanku di lemari.

Handuk yang membungkus tubuhku tiba-tiba jatuh, tubuhku hanya mengenakan baju renang, punggung yang hampir telanjang membanting ke lemari yang berbahan kayu yang keras, terasa menyakitkan, aku mendengus kesakitan.

Pada saat itu, telapak tangan Mo Ziqian yang besar melepaskan tali bahu di baju renangku, dia menundukkan kepalanya, bibirnya yang dingin jatuh di kepekaan salah satu sisiku, membuatku tiba-tiba bagai kesetrum, dia.......

“Mo Ziqian, jangan!”

Seluruh tubuhku bergetar karena tindakannya yang mendadak, suatu perasaan terhina membuatku ingin menangis.

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu