Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)

Aku bertanya dengan penasaran, “Kamu begitu tidak takut menyinggung Tuan Li!”

Tuan kelima berdecak dengan wajah kesal : “Pria yang bisa menikahi wanita seperti itu, seleranya tidak setinggi yang kamu kira, tersinggung terus mau apa, aku tidak membutuhkan orang seperti itu untuk jadi tetanggaku!”

“baiklah.” Namun tiba-tiba ada rasa penasaran yang mendera hatiku, “Kamu bilang mau steril, kelak jangan menyesal yah, misalnya orang lain punya putra tapi kamu hanya punya seorang putri.”

Tuan kelima : “Satu orang putri terus kenapa, Tian Tian merupakan permata hatiku, aku punya seorang putri seperti Tian Tian saja sudah cukup, lagipula bukankah aku masih punya Qiang Qiang? Apakah Qiang Qiang bukan putraku?”

Aku : “Aaa…. Iya benar.”

Aku tidak menyangka Tuan kelima bisa begitu terbuka, bukankah biasanya semakin kaya seseorang maka semakin mengharapkan putra? Namun ucapan Tuan kelima sungguh menghangatkan hatiku, dia menganggap Qiang Qiang bagai putra kandungnya sendiri, hal ini saja sudah membuatku sangat terharu.

“Jika kamu bicara seperti ini lagi, hati-hati kupukul kepalamu!” Tuan kelima mengangkat jarinya dan mengetuk dahi kepalaku, lalu aku mendengar suara mungil disampingku, “Tuan nima… tuan nima.”

Aku dan Tuan kelima serempak menengok kearah asal suara, kami melihat bocah yang berada diatas ayunan sedang bertepuk tangan sambil sambil mengulang ucapan Tuan kelima.

Aku dan Tuan kelima seketika merasa pusing.

Tuan kelima menggendong Tian Tian, mendaratkan ciuman segemas-gemasnya di pipinya yang gemuk dan bulat, “Tian Tian putri papa, papa sungguh cinta mati padamu sayang!”

Ciuman Tuan kelima dibayar dengan suara tawa Tian Tian yang begitu manis dan renyah.

Sejak melahirkan Tian Tian, aku tidak pernah berkumpul dengan Jiayu lagi, siang ini, dia mengajakku bertemu disebuah café, kami berdua minum sambil mengobrol, setelah memiliki putri, obrolan kami tentu saja tidak jauh-jauh dari anak kami, dia membicarakan putrinya dengan wajah begitu bahagia, dan aku membicarakan Tian Tian dengan wajah penuh kehangatan.

Ketika Qiang Qiang lair langsung diberikan kepada orang lain, dua tahun pertamanya sudah kulewatkan, aku ingin mengganti penyesalanku dengan menikmati semua waktuku bersama Tian Tian, terkadang ketika melihat Tian Tian yang begitu gemuk dan lucu memanggilku ‘mama’ dengan suara yang begitu imut, membuatku berfikir apakah dulu Qiang Qiang juga seperti itu ketika seusia Tian Tian.

Setiap kali memikirkannya, rasa penyesalan dan sedih langsung menerpaku, membuatku merasa sangat bersalah.

Untungnya ketika ia masih kecil tidak ada trauma yang membekas, sekarang Qiang Qiang sudah tumbuh menjadi anak lelaki yang kuat dan tinggi. Bahkan seorang kakak perkasa yang protektif sekali pada adik perempuannya, bahkan ayahnya saja tidak boleh menyentuh Xiao Tian Tian, padahal ketika itu Tian Tian melemparkan jam tangan ayahnya yang berharga ratusan juta rupiah kedalam kolam ikan.

“Hei, kamu ini bagaimana sih bersih-bershinya, sudah kuberitahu berkali-kali, kain pel harus diperas sampai kering, kamu lihat sekarang lantai penuh dengan air, bagaimana jika ada pelanggan yang terpeleset! Apakah kamu mampu tanggung jawab? Sudah setua ini, bahkan hal sekecil ini saja tidak becus, jika begini terus, kamu tidak perlu kerja disini lagi!”

Tiba-tiba terdengar suara orang sedang marah-marah, membuat aku dan Jiayu menengok kearah sumber suara.

Aku melihat seorang wanita mengenakan setelan jas biru seperti seorang manager restoran sedang memarahi seorang wanita paruh baya.

Wanita itu terlihat berusia 50 tahunan, mengenakan baju cleaning service, rambutnya menutupi sebagian wajahnya, tangannya menggenggam sebatang kain pel, kepalanya menunduk begitu rendah, mulutnya terus mengatakan : “Maaf…maaf.”

Suara itu terdengar begitu familiar, namun aku dan Jiayu sama sekali tidak berfokus pada orang itu.

Setengah jam kemudian, aku dan Jiayu membayar minuman kami dan pergi, didepan café, Jiayu baru akan turun dari tangga, tiba-tiba sebatang kain pel menjulur kearahnya dengan cukup keras dan langsung mengenai pinggan Jiayu, Jiayu kesakitan sampai meringis dan memegang pinggangnya.

Wanita yang sedang membungkuk membelakangi kami mengetahui kalau ia melukai orang lain tanpa sengaja, segera menarik kembali kain pelnya sambil minta maaf pada Jiayu, “Maaf, maaf.”

Detik itu mata ibu itu membelalak sangat besar, aku dan Jiayu juga terkejut.

Yang membuat kami terkejut adalah, ibu tukang bersih-bersih itu bukan orang lain, melainkan Xu Jingya.

Dan yang tadi dimarahi oleh manager di lobby café juga dia.

Rasa kaget Xu Jingya tidak lebih ringan dari kami, lalu ia buru-buru menundukkan kepala, mengambil kain pelnya lalu pergi.

Aku dan Jiayu berkata dengan lirih : “Sungguh tidak disangka seorang Xu Jingya bisa bekerja sampai seperti ini.”

Bukan karena kami merendahkan pekerjaan tukang bersih-bersih, hanya saja status Xu Jingya sebelumnya sungguh tidak biasa. Dia merupakan seorang nyonya besar yang selalu dilayani oleh banyak pelayan, jarinya tidak pernah menyentuh pekerjaan sekecil apapun, keluar masuk rumah diikuti pelayan, selalu dikelilingi oleh orang yang berniat menjilatnya, namun sekarang ia pergi dari sisi Tuan besar, dia bukan siapa-siapa, ikut denga pria itu sama saja seperti ditendang dari surga ke neraka, dirinya yang tidak perlu melakukan apapun, setelah tidak ada lagi Tuan besar, dia hanya bisa melakukan pekerjaan bersih-bersih seperti ini.

Menyambungkan pekerjaan bersih-bersih dengan Xu Jingya, jika bukan karena melihat dengan mata kepala sendiri, mungkin aku dan Jiayu tidak mungkin percaya.

Malamnya, aku menceritakan pada Tuan kelima kejadian aku bertemu Xu Jingya tadi siang, Tuan kelima berkata dengan dingin : “Ada orang yang memang kegatelan, meninggalkan kehidupan yang enak, mencari penyakit sendiri, hari-hari Xu Jingya masih panjang dibelakang!”

Tidak ada yang memberitahukan tentang Xu Jingya pada Jiao Jiao, kami takut anak itu akan menjadi sedih. Waktu berlalu dengan sangat cepat, tiga bulan berlalu lagi.

Pernikahan Lan Yue.

Aku dan Tuan kelima membawa sepasang anak kami, beserta Aisha dan Jiao Jiao.

Dulu Jiao Jiao paling suka Lan Ke, bahkan ia pernah mengatakan kalau sudah besar nanti ia ingin meminta Lan Ke menikahinya, namun Jiao Jiao yang sekarang seolah sudah menjadi orang yang berbeda, tatapannya sudah tidak berada pada Lan Ke lagi, ia lebih banyak diam.

Lan Yue yang menjadi mempelai wanita berdandan begitu cantik dan natural, rambutnya yang indah tergerai indah, mempelai pria begitu tinggi dan tampan, ketika keduanya bersanding terlihat begitu serasi.

Tuan besar Lan, yang juga ayah kandungku itu, ia menyapa Tuan Kelima dengan begitu sopan, bahkan menggoda Tian Tian yang berada di gendongan Tuan kelima, ia tahu kalau aku sama sekali tidak menyukainya, sehingga ia hanya mengangguk pelan kearahku, dan tidak mengatakan apapun.

Ketika acara pernikahan berlangsung, entah putri dari keluarga mana yang memainkan piano dengan lagu yang begitu ceria dan indah, aku melihat Lan Ke mendengarkan lantunan melodinya sampai terbuai. Setelah pulang kerumah, Aisha langsung menyuruh Qiang Qiang mengajarinya bermain piano, Qiang Qiang masih kecil, masih ada banyak hal yang sulit untuk ia sampaikan dengan jelas, Aisha langsung mendaftar kelas piano saja sekalian.

Begitu belajar ia langsung belajar selama satu harian, begitu pulang kerumah, ia akan masuk ke kamar dan berlatih dengan sangat giat tanpa henti.

Perubahan Aisha sangat drastis, aku agak kebingungan, Tuan kelima juga kelimpungan, “Adikmu ini, apakah sudah stres ya? Kenapa dia bisa tiba-tiba ingin belajar piano sampai seperti itu?”

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu