Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
Ternyata Tuan Kelima yang membantuku, hatiku sangat tersentuh, meskipun tuan muda ini suka marah-marah, sifatnya juga keras, namun hatinya sangat lembut.
“Terima kasih.”
Aku menatapnya lembut, penuh dengan rasa terima kasih.
Tuan Kelima hanya tersenyum, mengangkat alisnya yang lancip melihat kearahku, “Bagaimana membalasku?”
“Ehm….”
Aku bisa membalas dengan apa, aku hanya memiliki tubuh ini, mungkin ini masih bisa bermanfaat untuknya.
“Bagaimana kalau membayar dengan tubuh?”
Ketika ucapan ini keluar dari mulutku, entah betapa malunya diriku, tidak peduli apapun yang ia pikirkan, yang pasti wajahku sangat merah.
Benar-benar merah, seperti awan yang terbakar, sama sekali tidak berani menatapnya.
Tuan Kelima hanya tertawa, dia menghampiri, mengangkat tangannya menopang daguku, “Tubuhmu ini benar-benar sulit untuk didapatkan, aku sudah menunggu selama ini, bagaimana jika kamu melayaniku setelah lukamu sembuh?”
Manusia ini mulai tidak waras lagi.
Wajahku seketika memerah, kedua mataku entah harus diarahkan kemana sebaiknya. Melihat tingkahku yang malu juga bingung, matanya yang bening dan indah bak permata tersenyum dengan nakal, “Aku akan menanti hari dimana kamu sembuh dan datang mencariku.”
Tuan Kelima menggigit bibirnya, ada senyuman yang menghiasi mata indahnya, setelah mengatakannya, ia pun langsung pergi.
Hatiku dibuat berbunga-bunga olehnya, entah di film mana yang mengatakan tentang hutang uang dibayar dengan tubuh, aku sudah berhutang terlalu banyak padanya, yang bisa kupakai untuk mambalasnya hanya tersisa tubuh ini.
Asalkan Tuan Kelima tidak menolak, aku bersedia membayar dengan tubuh yang tidak berarti ini. Semua sudah dewasa juga sudah melalui berbagai macam masalah dan kesulitan, aku sudah lama tidak memandang kesucian sebagai sesuatu yang penting lagi.
Meskipun kakiku belum bisa berjalan, namun aku sudah mengajukan untuk pulang dari rumah sakit, jika terus tinggal di rumah sakit seperti ini, tubuhku akan menjadi lebih rapuh.
Perusahaan memberiku cuti panjang, gaji yang diberikan hanya gaji pokok saja sesuai prosedur perusahaan, meskipun begitu aku sudah sangat berterima kasih.
Aku kembali ke rumah Jiayu, kami kembali lagi seperti dulu masing-masing menempati satu kamar, dia siang pergi kerja, aku turun ke lantai bawah untuk melatih kakiku seorang diri. Rumah Jiayu bersih, sudah disediakan sarapan untukku, setiap malam ia juga selalu membawakan makan malam untukku.
Wen Yiru membawa Qiang Qiang datang untuk menengokku beberapa kali, dia ingin aku pindah tinggal dirumahnya, aku menolaknya dengan halus, dia membantuku menjaga Qiang Qiang saja aku sudah berterima kasih padanya, aku tidak bisa merepotkannya lebih jauh lagi.
Selama bersama dengan Wen Yiru, terlihat kemajuan yang pesat pada Qiang Qiang, anak ini jadi lebih suka berbicara, suka tertawa, matanya yang indah bak bintang bersinar cerah, aura dalam dirinya juga berubah, terlihat lebih terpelajar juga gagah.
Semua ini tidak lepas dari perhatian Wen Yiru
Dan ini membuatku semakin yakin bahwa menitipkan Qiang Qiang padanya adalah pilihan yang paling tepat.
Ketika Qiang Qiang pergi, meskipun tidak rela, namun ia tetap berpamitan padaku sambil berkata, “Mama, kalau sudah sembuh ingat untuk menjemputku ya.”
Aku mengangguk sambil melambaikan tangan, meskipun tidak rela namun aku benar-benar tidak mampu memberinya kehidupan yang baik seperti disisi Wen Yiru.
Berita Mo Ziqian dan Chen Liyan sering terlihat dari ponsel, hubungan mereka begitu harmonis dan mesra, bersama-sama menghadiri wawancara juga acara yang diadakan perusahaan, sang pria gagah dan berwibawa, sang wanita cantik dan mempesona, tidak ada seorangpun yang meresa mereka tidak serasi.
Malah pernah ada yang bertanya apakah mereka berencana memberikan adik untuk putri mereka, Chen Liyan menyandar pada Mo Ziqian dengan malu-malu sambil berkata, “Ini harus bertanya pada Ziqian dulu.”
Lalu orang itu bertanya pada Mo Ziqian, “Presdir Mo, apakah anda berencana memberikan adik untuk putri anda?”
Mo Ziqian hanya menjawab dengan luwes sambil tersenyum, “Sedang diusahakan.”
Satu kata ‘sedang diusahakan’ membuat jarinya bergetar, Mo Ziqian pernah mengatakan kalau dirinya dan Chen Liyan tidak pernah berhubungan tubuh selain kecelakaan ketika acara reuni kali itu, namun sekarang mereka sudah mulai berusaha membuat anak.
Dan apakah dia tidak merasa kotor?
Chen Liyan pernah berselingkuh dengan sahabat Ziqian dibelakangnya, aku mematikan ponsel, kepala terasa mau pecah, hati seolah tersumbat.
Setelah lewat beberapa hari, aku kembali ke kantor untuk bekerja, meskipun berjalan dengan tongkat, namun sudah bisa melakukan beberapa pekerjaan ringan, rekan kerja juga sangat baik, mereka mengcover pekerjaan yang harus keluar kantor, hanya membiarkanku melakukan pekerjaan yang tidak melibatkan kakiku.
Hari ini divisi kamu ada makan bersama, aku juga ikut pergi. Setelah makan, semua keluar dari ruangan VIP, aku melihat dia orang
“Lihat, bukankah itu adalah Mo Ziqian dan istrinya, benar-benar serasi sekali.”
Ada yang berseru sehingga Chen Liyan menengok, Mo Ziqian juga ikut menghentikan langkahnya, Chen Liyan tersenyum dengan sangat manis, merangkul lengan Mo Ziqian, melambaikan tangannya pada wanita yang berseru tadi untuk menyapanya.
Lalu tatapan berikutnya dilayangkan padaku, senyum diwajahnya seketika penuh maksud.
Aku malas meladeni kedua orang ini, berjalan keluar dibantu oleh tongkat, seorang rekan kerja memapahku dengan sabar. Siapa sangka Chen Liyan malah berjalan menghampiriku.
“Aiyo, bukankah ini Lin Xiao? Kenapa kakimu?” Chen Liyan berlaga bodoh.
Dia mengenakan sepatu berhak lancip, mengenakan gaun biru langit yang anggun juga seksi, matanya dipenuhi senyuman, hangat bagai musim semi, indah bagai bunga yang bersemi, namun ucpaan yang keluar dari mulutnya tidak mungkin ada maksud baik.
“Aduh, kasian sekali, kaki yang baik-baik saja kenapa bisa cacat seperti ini?”
Aku memelototi wanita ini, “Matamu yang mana yang melihat kakiku cacat!”
“Betul!” rekan kerja yang memapahku juga sangat tidak suka mendengar ucapan yang baru saja ia katakan, “Kak Xiaoxiao hanya patah kaki, dimananya yang cacat!”
Namun Chen Liyan tertawa dengan riangnya seolah tidak mendengar ucapan kami, “Sudah menggunakan tongkat seperti itu bukankah karena sudah cacat?”
Setelah mengatakannya, Chen Liyan merangkul tangan Mo Ziqian lalu pergi, ia berjalan sambil berkata, “Ziqian, setelah pulang ingat untuk minum obat ya, kamu harus menjaga kondisi tubuhmu, dengan begitu kita baru bisa memberikan adik untuk Sisi. Sisi setiap hari memintaku cepat-cepat melahirkan seorang adik untuknya.”
Mendengar nada sombong Chen Liyan, hatiku bergejolak, tanganku menggenggam erat tongkat yang kupakai, hatiku seperti tersumpal kapas, aku mengigir bibir, namun hanya bisa mengatakan satu kata, “Tidak jijik?!”
Tubuh Mo Ziqian menegang, keduanya seolah menghentikan langkah bersamaan, tangan Chen Liyan yang merangkul lengan Mo ZIqian terlihat mengetat, aku tahu ucapanku tepat mengenai kelemahan mereka, lalu aku melanjutkan satu tusukan lagi, “Pria yang tidak jijik pada istrinya yang membawa sahabatnya sendiri naik keatas ranjang memang sangat jarang ditemui.”
“Kau!”
Chen Liyan marah, ia berbalik dan memelototiku.
Tapi aku malah hanya tersenyum padanya, senyumku memberitahunya dengan jelas, jika ingin marah silakan saja, tidak takut jika ada orang yang merasa tersindir.
Tentu saja Chen Liyan tidak berani, ia hanya bisa marah tapi tidak bisa menunjukkannya.
Namun Mo Ziqian bersuara, kedua matanya yang tegas menatapku tajam, “Nona Lin, hati-hati dengan ucapanmu, hanya karena ucapan yang tidak disengaja bisa membuat anda mendapat masalah.”
Setelah Mo Ziqian selesai mengatakannya, ia merangkul pinggang Chen Liyan lalu pergi seolah tidak pernah berbicara denganku, tidak akan melukai aku dan anakku, hanya orang asing.
Mungkin semua ucapan yang pernah diucapkan oleh orang ini hanya kebohongan, yang selalu dicintainya adalah Chen Liyan, sementara aku hanya pelariannya ketika ia kesepian.
Sekarang ia sudah cukup berlari, sudah saatnya kembali ke sisi orang yang ia cintai.
“Sedang apa berdiri disini?”
Terdengar suara Tuan Kelima dari belakang, aku berbalik, dia berdiri tidak jauh dibelakangku, cahaya lampu kristal besar membuat wajahnya yang tampan dikelilingi sinar yang menyilaukan.
Aku menopang dahiku dengan satu tangan, “Digigit anjing.”
Bibir Tuan Kelima mengangkat, terlihat tampang dan gagah, “Anjing gila mana yang tidak tahu melihat siapa majikannya?”
Entah ia melihat kejadian yang tadi atau tidak, ia berjalan menghampiri, lalu menggendongku, “Ayo, aku antar kamu pulang.”
Kedua tongkatku jatuh dilantai, aku berteriak, “Tongkatku.” Dan rekan kerjaku juga berteriak, “Kak Xiaoxiao?”
Tuan Kelima tersenyum dengan nakal, “Untuk apa memungutnya, nanti aku hadiahkan kamu kursi roda.”
Sial.
Aku membalikkan bola mata melihat sikapnya, manusia ini seperti tidak mengerti bahasa manusia, aku butuh tongkat karena aku harus latihan berjalan, memberikanku kursi roda apakah ia pikir aku ini gerobak?
Tuan Kelima memasukkanku kedalam mobil sport yang cantik, entah ada berapa banyak mobil yang ia miliki, setiap mobilnya membuatku kebingungan menyebut merknya.
Aku ingin kembali memungut tongkatku, namun untuk orang yang sedang cedera sepertiku, gerakanku tidak akan bisa dibandingkan dengan kecepatan mobil sportnya. Sekali ‘Syuuuttt’, mobil mundur dengan cepat, belum sempat mengenakan sabuk pengaman, tubuhku sudah terlempar kedepan, untung aku sempat menahan dengan tanganku, kalau tidak wajahku pasti sudah menghantam dashboard depan.
Aku hanya bisa melihat rekan kerjaku yang tercengang kebingungan melalui kaca mobil, melambaikan tangan mengisyaratkan mereka untuk tidak mempedulikanku.
Kelihatannya suasana hati Tuan Kelima cukup baik, mobilnya melaju dengan sangat cepat dijalanan malam yang sepi, kaca jendela terbuka, angin malam berhembus masuk, aku mendengar ia bersiul.
Entah lagu apa yang sedang ia nyanyikan, namun iramanya terdengar riang.
Dalam waktu singkat dia sudah mengantarku hingga apartemen, tanpa tongkat sangat sulit turun dari mobil, Tuan Kelima hanya tersenyum, turun dari kursi pengemudi, melangkah dengan besar, punggungnya menghadap kearahku, “Ayo, aku gendong kamu naik.”
Aku tercengang, Tuan Kelima sudah menguberku dengan tidak sabar, “kenapa, memandang rendah aku? Takut aku tidak kuat menggendongmu?”
Tiba-tiba ia berbalik, “Kamu berapa kilo?”
“Aku….”
Aku tidak mengerti kenapa suasananya berubah secepat itu, hanya diam terpaku disana.
Tuan Kelima tertawa kecil, dibawah remang-remang cahaya bulan, wajahnya terlihat polos dan manis seperti seorang bocah laki-laki yang besar, “jika melebihi 50kg aku harus mempertimbangkannya dengan baik, namun kelihatannya tidak sampai.”
Dia kembali berbalik, membungkukkan badannya, “Pundakku beluk pernah dinaiki oleh siapapun, hari ini khusus untukmu.”
Bibirku melengkung, ketika sedang ragu mau naik atau tidak, Tuan Kelima kembali berkata, “Ayo naik, kenapa bengong?”
Lalu kedua tanganku aku kalungkan di lehernya, menempelkan tubuhku ke pundaknya, tangan Tuan Kelima menjulur kebelakang, kedua tangannya menopang bokongku, menaikkannya keatas dengan sedikit dilempar, lalu ia menahan kedua pahaku dengan tangannya, menggendongku naik ke lantai atas dengan langkah besar.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Perfect Lady
AliciaUntouchable Love
Devil BuddyGet Back To You
LexyPejuang Hati
Marry SuCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)