Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 187 Menguntungkan Suami (2)

“Hiks! Tuan kelima akan menyesal suatu hari nanti!” Aisha tidak dapat mengatakan apapun, mendengus dan pergi.

Rekan kerja menyerahkan handuk padaku, aku menyeka wajahku, hatiku masih sedikit kesal, semua dikarenakan Mo Ziqian dan Aisha.

Pada sore hari hampir tiba waktu pulang kerja, Lan Ke meneleponku, “Hey, keluar sebentar, aku ajak menemui seseorang.”

“Siapa?”

Aku masih sedang menangani pekerjaan.

Lan Ke: “Seseorang yang mirip dengan orang ingin kamu temui.”

“Mirip apa?” Aku tidak mengerti perkataan Lan Ke, orang ini selalu bersikap licik, mungkin saja dia merencanakan sesuatu lagi.

Lan Ke: “Apakah kamu tidak ingin bertemu dengan Yang Zilan?”

Yang Zilan?

Hatiku tertegun, “Apakah kamu melihatnya? Bukankah kamu mengatakan dia sudah meninggal?”

Lan Ke: “Aku hanya bilang mirip, penampilan orang ini sangat mirip, apakah kamu ingin datang?”

“Dimana kamu?” Hatiku mulai panik, tak sabar ingin langsung menemui wanita itu.

Lan Ke: “Youyi Mall, lantai tiga.”

Aku menghentikan pekerjaanku, segera berangkat.

Belasan menit kemudian, aku tiba di Youyi Mall, di depan pintu lift lantai tiga, aku melihat Lan Ke, bocah itu mengenakan kacamata hitam, dan berpakaian indah, dia bagai seorang model yang diupah oleh suatu merek, berdiri di depan pintu lift, dan menatapku naik.

“Hey bodoh, kuucapkan selamat untukmu telah berpindah dari kolam naga ke goa harimau.”

Lan Ke tersenyum berkata padaku, aku memelototinya dengan kejam, “kolam apa goa apaan, apakah otakmu berlubang!”

Lan Ke: “Mo Ziqian adalah kolam naga, dan Tuan muda itu adalah goa harimau!”

Aku meliriknya dengan dingin, “Apa yang sedang kamu katakan, hati-hati aku mencari obat racun dan memasukkan ke mulutmu!”

Lan Ke mencibir, “Benar-benar kejam.”

Dia menunjuk ke arah depan, “Nah, kamu lihat apakah mirip dengan Yang Zilan?”

Aku melihat ke arah yang dia tunjuk, melihat sosok punggung seorang wanita yang mengenakan pakaian bermerek. Wanita itu sedang memilih pakaian, ketika dia memutar kepala, hatiku terkejut. Wanita itu adalah Ibunya Aisha, Nyonya Wu itu.

“Mirip si mirip, tetapi usianya tidak cocok.”

Lan Ke: “Wanita melakukan perawatan dengan baik, tentu saja akan terlihat lebih muda. Hey, Yang Zilan!” Seolah-olah ingin mengkonfirmasikannya, apakah wanita ini adalah Yang Zilan, Lan ke tiba-tiba berteriak.

Namun Nyonya Wu tidak memutar kepala menatap kami, aku dan Lan Ke saling bertatapan, hatiku sangat bingung, kelihatannya wanita ini bukan Yang Zilan.

Namun pada saat ini, aku terdengar suara Aisha, “Mengapa kamu berada di sini?”

Aisha datang mencari ibunya, langsung melihat diriku yang berdiri di dekat pintu lift, langsung memelototiku. Nyonya Wu mendengar suara putrinya dan menatap ke arah sini, ketika melihatku dia langsung meletakkan pakaian yang baru saja dia pilih, berjalan menghampiriku.

“Ternyata kamu ya, aku mendengar Aisha mengatakan, karena kamu Tuan kelima memberikan ratusan miliar kepada mantan suamimu, kamu benar-benar pandai merugikannya! Tuan kelima bersamamu, benar-benar sangat sial, orang pada bilang harus menikah dengan wanita yang menguntungkan suami, kamu ini belum menikah sudah mulai membiarkan Tuan kelima menghabiskan uang!”

Lan Ke mendengarnya, langsung tertawa. Matanya yang indah menatapku dengan menarik, wajahku menjadi pucat, benar-benar sangat memalukan.

“Nyonya Wu, jika aku bisa menguntungkan suami, apakah ini berhubungan denganmu? Kamu sendiri bisa menjamin dirimu dapat menguntungkan suamimu kah?” Aku berkata pada Nyonya Wu.

Nyonya Wu membuka mulut, disumbat oleh perkataanku, untuk waktu yang lama baru berkata:

“Orang muda sekarang, benar-benar tidak tahu menghormati orang tua, sama sekali tidak tahu sopan santun. Aisha, ayo kita pergi.”

Aisha mendengus padaku, barulah mengikuti ibunya pergi.

Lan Ke: “Apakah kamu kenal dengan wanita ini?”

Aku: “Itu adalah istri bosku.”

Lan Ke: .........

Satu tangan memeluk dada, dan tangannya yang satu lagi menggaruk ujung hidung, memikirkan sesuatu dan berpikir: “Benar-benar wanita yang konyol, suka mengurus urusan orang lain. Hiks, tetapi apa yang dia katakan sepertinya benar, kamu masih belum menikah dengannya, sudah menghabiskan begitu banyak aset Tuan kelima, di masa depan Tuan muda itu akan sangat lelah.”

“Tak ada hubungannya denganmu!”

Aku memelototi Lan Ke.

Jari Lan Ke mendorong kacamatanya, baru saja ingin berkata, langsung terdengar suara Nyonya Wu, “Hey, bocah, kamu harus menghindari kecurigaan, harus menjaga jarak!”

Sambil berkata, Nyonya Wu membawa Aisha kembali lagi.

Matanya yang indah melihat Lan Ke dari atas ke bawah, berkata dengan sangat tidak senang: “Hey anak muda, Nona Lin ini adalah wanita yang bersuami, dia memiliki pria, kamu sudah berusia segini, bersama seorang wanita yang memiliki suami, apakah ayah dan ibumu tidak mengurusmu?”

Lan Ke merasa aneh mendengar perkataan Nyonya Wu, berwajah malu, wajahnya yang putih bersih langsung memerah, aku yang di sebelahnya, tertawa dengan tanpa merasa segan.

Nyonya Wu ini, benar-benar suka mengurus urusan orang lain, kurang kerjaan ingin mencari kerjaan.

Aku juga menggunakan tatapan menarik menatap Lan Ke seperti Nyonya Wu menatapku tadi, bocah, apakah sudah merasakan keahlian wanita ini?

Lan Ke berkata dengan sangat tegang: “Hey, Nyonya, apakah kamu telah keterlaluan ikut campur? Aku bersama siapa, apa hubungannya denganmu? Kamu kalau benar-benar kurang kerjaan, kembali kerumah untuk menjaga priamu sana, jangan sembarang mengomel di sini.”

Nyonya Wu memiringkan kepalanya menatap pada Lan Ke, “Kamu bocah ini, apakah kamu tahu sopan santun, berbicara dengan orang tua, menggunakan perkataan kasar seperti begini, kamu benar-benar terlalu tidak menghormati orang tua.”