Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 31 Pembalasan Li Li
Bab 31 Pembalasan Li Li
Berlari ke depan sekitar 10 meter, aku senang ada taksi di depan dan aku tidak ragu untuk membuka pintu dan masuk kedalam.
Kembali ke apartemen aku, aku masih menggigil kedinginan. Aku menambahkan banyak air panas ke dalam bak mandi, dan kemudian aku merendam diri aku di dalam bak mandi.
Suhu airnya sangat tinggi, tetapi aku tidak bisa merasakan panas, aku kedinginan, sangat dingin, hanya suhu air yang seperti itu yang bisa menghangatkan aku.
Aku berbaring di bak mandi, semua sarafku merasa rileks pada saat itu, dan aku tertidur sampai mimpi buruk membangunkanku. Aku bermimpi bahwa anak aku dianiaya oleh pasangan itu. Tubuh lembut anakku penuh dengan luka. Dia menangis dan meminta aku memeluknya.
Aku langsung bangun, dan kemudian aku baru menyadari bahwa posisi aku di bak mandi hanya wajah yang masih diatas air,rambut dan otak belakang aku semuanya sudah terendam. Jika aku tadi tidak terbangun, aku mungkin sudah mati tenggelam.
Tenggelam di bak mandi waktu sedang mandi.
Aku mengeringkan tubuh aku, mengeringkan rambut aku dan kembali ke kamar aku, tetapi aku tidak segera tertidur. Dalam benak aku, aku terus mengulang adegan mimpi tadi itu, anak aku, dia penuh dengan luka, dengan tangan kecil meminta aku memeluknya.
Tiba-tiba, aku menangis. Anakku, ibu akan menemukanmu.
Pagi berikutnya, aku pergi ke rumah sakit terlebih dahulu, menjalani prosedur perawatan jalan, dan dokter menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Wu Zhihai dan aku akhirnya membawa Jiayu pulang.
Wu Zhihai prihatin dengan bisnis di tokonya dan setelah mengantar Jiayu pulang. Dia langsung ke tokonya,Aku sangat paham, yang lain mungkin tidak tahu tentang itu, tetapi aku tahu bahwa tokonya, 365 hari dalam setahun, ada sekitar 250 hari tokonya sepi tanpa ada yang datang.
Seratus hari yang tersisa, di delapan puluh hari, ada tamu yang datang , itupun berkat bantuan Jiayu dan dia juga tahu tamu yang datang itu karena Jiayu, yang membuat dia bisa mempertahankan bisnisnya.
Bisnis apa yang lebih penting daripada pacar?
Tetapi Jiayu tidak mengatakan apa-apa, aku juga tidak bisa mengatakan apa-apa.
Jiayu istirahat di rumah selama sehari, dan aku menemaninya di rumah selama sehari juga. Wu Zhihai pulang pada malam hari dengan rantangan berisi sup ayam yang dimasak ibunya untuk Jiayu.
Jiayu terharu dan meminta Wu Zhihai untuk menyampaikan terima kasih kepada ibunya.
Wu Zhihai tertawa dan berkata, "Tentu, tentu saja."
Pada malam hari, Jiayu memberi tahu aku bahwa meskipun Wu Zhihai sedikit bodoh, dia memiliki hati yang baik dan selalu menghargainya. Dia merasa puas.
Apa lagi yang bisa aku katakan tentang ini? Aku hanya bisa mendoakan mereka bisa bahagia seumur hidup.
Setelah pagi, Jiayu mulai bekerja lagi. Aku mengatakan kepadanya untuk ingat minum obat tepat waktu. Jangan mengerjakan pekerjaan yang berat dulu. Jangan terlalu lelah. Jiayu tertawa dan mengiyakan.
Setelah Jiayu pergi, aku pergi ke perbelanjaan.
Aku mencari berkeliling di perbelanjaan, dan tidak melihat putra aku dan ibu angkatnya, aku mencoba mencari di sepanjang jalan lagi.
Karena dua kali aku melihat putra aku di sini, tempat tinggal putra aku dan ibu angkatnya tinggal pasti tidak jauh dari sini.
Dengan pemikiran ini, aku mencoba mencari di setiap jalan dan gang kecil.
Aku mengambil foto hasil lukisan aku dan menunjukkannya kepada penjaga keamanan di setiap komunitas sana. Aku bertanya kepada mereka apakah mereka pernah melihat anak itu.
Semua penjaga keamanan hanya menggelengkan kepala. Sepanjang hari, aku tidak mendapat apa-apa.
Aku berjalan di lalu lintas malam di jalan dengan tampilan muka sedih. Tiba-tiba, aku merasakan kesedihan. Aku tidak dapat menemukan anak aku. Apa yang harus aku lakukan dalam hidup aku?
"Kamu?"
Suara tiba-tiba itu membuatku gugup. Aku baru menyadari bahwa aku telah tiba di luar area vila mewah. Seorang gadis muda yang modis, menggandeng seekor anjing mastiff ras Tibet di tangannya, berdiri beberapa meter di depan aku dan menatap aku dengan marah.
Sekilas aku mengenali bahwa gadis itu adalah tunangan Tuan Kelima, namanya Li Li.
Pada saat ini, Li Li tiba-tiba berteriak kepada mastiff tibetnya yang mengenakan rantai emas, "Gigit dia!"
Tiba-tiba Mastiff Tibet itu melompat menyerang ke arahku. Yang memang jaraknya hanya beberapa meter jauhnya denganku, dan anjing itu gerakannya sangat cepat sehingga aku bahkan tidak sempat menghindarinya, jadi aku terjatuh ke tanah ditubruk oleh anjing besar itu.
"Tolong!" Aku menjerit panik, dan ada suara tawa penuh kemenangan dan kebencian terdengar di telingaku, "Gigit dia, gigit wajah dia, gigit dia sampai mati!"
Aku pikir aku pasti akan mati. Aku tidak pernah berhadapan dengan anjing mastiff Tibet yang galak ini. Aku mencoba melawan dengan tas tangan, melindungi diri dari serangan mastiff Tibet itu. Tepat ketika gigi tajam anjing itu akan merobek kulit dan daging lenganku dengan ganas, aku mendengar suara keras: "Berhenti!"
Itu adalah suara dari Tuan Kelima. Pada saat itu, hati aku tiba-tiba seperti menemukan titik terang. Aku tidak tahu kenapa. Aku sadar dan berpikir bahwa Tuan Kelima itu tidak akan hanya berpangku tangan saja.
Benar saja, Tuan Kelima meraih rantai emas di leher Mastiff Tibet itu dan menariknya mundur. Mastiff Tibet melepaskan aku, memutar kepalanya dan menggigit lengan kanan Tuan Kelima.
Dengan suara mendesis rendah, Tuan Kelima mencabut pisau Swiss dari pinggangnya dan menusuk ke leher belakang Mastiff Tibet itu.
Satu kali, dua kali,tiga ... Sampai Mastiff Tibet itu melonggarkan mulutnya yang sudah sempat merobek lengannya, terakhir menancapkan pisau ke kepala Mastiff Tibet itu.
Pada saat ini, Tuan Kelima dengan mata memerah, lengan kanan robek dan kelihatan sebagian besar daging, darah bercucuran, dan Mastiff Tibet berguling di tanah dan tidak bergerak lagi.
Suara Li Li terdengar di telinganya dan berteriak, "Oh, Tuhan! Tuhanku!"
Dalam pandangannya, Li Li menutup mulut dengan tangannya, wajahnya menjadi pucat, dan matanya melotot ,matanya kelihatan besar sekali. Tuan Kelima terhuyung dan menutupi lengan kanannya yang terluka dengan tangannya.
"Sekali lagi aku melihat kamu menyakitinya lagi. pisau ini akan menusukmu!" Tuan Kelima mengatakannya dengan garang, seperti macan tutul yang sedang marah.
Li Li menatap dengan ngeri dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Dan aku bergegas dan meraih lengan Tuan Kelima yang terluka itu dan berkata, "Kita cepat pergi ke rumah sakit!"
Tuan Kelima melepaskan tangan aku dan berkata "Tidak usah!"
Ketika dia selesai berbicara, dia melangkahkan kakinya dan pergi ke mobil hitam yang diparkir tidak jauh dari sana. Aku tidak ragu untuk menyusulnya.
Ketika tiba di mobil, aku masuk lebih dulu dan berkata, "Aku yang menyetir!"
Tuan Kelima dengan mata tajam menatapku. Dia membuka pintu belakang dan duduk.
"Pergi ke Distrik Blue Bay."
Perintah Tuan Kelima.
"Tidak, kamu harus pergi ke rumah sakit!"
Aku mencoba starter mobil mewah ini.
"Distrik Blue Bay!"
Tuan Kelima begitu marah sehingga seluruh mobil tenggelam dalam suasana kemarahan yang meledak-ledak.
"Tidak, kamu harus pergi ke rumah sakit dan mengobati lukamu!"
Aku tidak tahu dimana itu Distrik Blue Bay, tetapi aku tahu bahwa dia terluka parah sehingga harus pergi ke rumah sakit.
Aku sudah menyalakan mobil dan perlahan berbalik.
"Distrik Blue Bay atau kamu keluar saja!"
Aku mendengar suara amarah di belakang telingaku, dan tangan besar Tuan Kelima mencengkeram setir dengan kuat sehingga aku tidak bisa menggerakkannya. Aku harus menggertakkan gigi dan berkata, "Oke."
Sepertinya aku pernah mendengar tentang Distrik Blue Bay, dan aku berkendara di sepanjang rute samar-samar yang aku tahu. Aku belum menyentuh mobil selama hampir tiga tahun. Untungnya, keterampilan menyetir mobil aku masih ada. Dan untungnya juga, tidak ada yang memeriksa SIM di jalan, jika tidak, itu akan kacau.
SIM itu sudah lama aku tinggalkan di laci apartemenku.
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Perfect Lady
AliciaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCantik Terlihat Jelek
SherinCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)