Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
“Hei, siapa ini!”
Ada seorang wanita yang sedang menggoyangkan pinggang rampingnya menatapku, sedikit mengerutkan alisnya, tidak begitu senang.
“Kenapa ada yang datang tanpa diundang.”
Wanita itu mengomel dengan sangat marah
Tatapan Tuan kelima menoleh ke arahku, dia sedikit menyipitkan matanya, tetapi batuk yang keras juga mengikuti.
Cairan alkohol di tangan Tuan kelima itu memercik keluar, dan dia belum berhenti batuk.
“Tuan kelima! Tuan kelima!”
Beberapa wanita mendekatinya dan menyatakan keprihatinan mereka.
Namun Tuan kelima mendorong mereka semua, “Terus menari!”
Para wanita tidak berani menyinggung dewa kekayaan, jadi mereka membuka pola tarian kelompok. Mata Tuan kelima yang indah menatapku dengan tatapan ganas, “Untuk apa kamu datang ke sini?”
“Kalian semua keluar.”
Aku tidak ingin wanita-wanita ini mendengarkan pembicaraan aku dan Tuan kelima.
Para wanita itu memandangku dengan tatapan menghina, “Hei, siapa kamu, untuk apa kami menurutimu, kamu kira kamu itu siapa!”
“Keluar!”
Tuan kelima berkata dengan nada rendah dan beberapa wanita itu tidak berani mengatakan apa pun, dan pergi.
Tuan kelima barulah mengangkat matanya yang ganas padaku, “Apakah kamu datang untuk memohon padaku lagi?”
“Ya, aku di sini untuk memohon padamu, tolong angkat tanganmu dan biarkan aku pergi.”
Tuan kelima melengkungkan bibirnya dan tersenyum, “Apa yang mereka katakan benar, kamu kira siapa dirimu? Kamu menyangka kamu berhak berbicara denganku!”
Tuan kelima berdiri, tetapi batuk yang mendadak membuatnya membungkukkan badannya. Aku melihatnya batuk dengan keras, aku mulai khawatir, “Apa yang terjadi padamu?”
“Apa yang terjadi padaku, apa hubungannya denganmu.”
Tuan kelima berkata menyindirku, tersenyum dingin akan pergi, namun tidak tahu apakah karena merasa tidak enak badan, atau karena mabuk, dia menabrak meja kopi, mengeluarkan suara bang, sudut meja kopi tertindih ke tulang kakinya, aku melihat wajahnya yang tampan sedikit berubah bentuk.
Tuan kelima berjalan melangkah keluar, tetapi langkahnya terlihat berat, dan bentuk tubuhnya terhuyung-huyung, aku dengan ragu menatap sosok kepergiannya berjalan sampai di pintu, lalu perlahan-lahan jatuh memiring.
“Tuan kelima?”
Aku segera bergegas mendekati.
“Bawa aku pulang.”
Tuan kelima duduk di lantai, nafas yang dihembus keluar pun terasa panas.
Aku mengulurkan tangan menyentuh dahinya, dan dahinya terasa panas. Orang ini, sudah demam masih saja bersenang-senang di May Club.
“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit, kamu sedang demam.”
“Aku bilang pulang!”
Tuan kelima berteriak marah.
Aku tertegun dan mengangkat lengannya ke atas bahuku tanpa mengatakan apapun. Bentuk tubuhnya besar dan tinggi, dengan kekuatanku sendiri, sama sekali tidak dapat mengangkatnya. Itu adalah kekuatannya sendiri melalui bahuku dan tangan satunya lagi memegang kusen pintu dan perlahan-lahan berdiri.
Aku membawanya keluar dari May Club dan membantu mengangkatnya ke dalam mobil, dia melemparkan kunci mobil padaku, “Kendarai mobil.”
Aku mengendarai mobil Tuan kelima dan mengantarnya kembali ke apartemen. Aku ingat bahwa rumah orang ini tidak pernah menaruh peralatan medis, jadi aku langsung mengendarai mobil pergi ke apotek luar untuk membeli beberapa obat penurun demam dan antibiotik.
Ketika aku memasuki rumah, Tuan kelima berbaring di ranjang besar di kamar tidur, dengan posisi tidur menghadap ke langit, kedua tangan dan kaki terbuka lebar seperti gaya bintang laut, tidak melepaskan pakaian dan sepatu masih dikenakan di kaki. Tidak tahu apakah itu karena efek alkohol, atau karena demam, dia menggelengkan kepalanya dan tidak berhenti mengerang.
Aku pergi menuangkan segelas air dan mengambil obat penurun demam, berdiri di samping ranjang dan memanggilnya, “Minum dulu obat penurun demam, kalau tidak demam akan merusak otakmu.”
Tuan kelima seperti tidak terdengar, masih mengomel di dalam mulutnya, “Tidak nyaman, bu, tidak nyaman.”
Aku mengerutkan kening, dan tiba-tiba aku teringat, pada hari ini di tahun yang lalu, aku pernah melihat Tuan kelima sedang mengunjungi di makam ibunya di pinggiran kota. Dihitung-hitung, hari ini seharusnya adalah hari ibunya meninggal.
Tidak heran bisa minum sampai begini.
Hanya saja orang ini sudah hampir berusia tiga puluh tahun. Ketika demam, saja memanggil ibu.
Aku duduk, lalu membalikkan wajahnya dan membuka mulutnya lalu memasukkan obat ke mulutnya, “Makan dulu obat itu, baru memanggil ibumu.”
Pada saat ini, aku menemukan bahwa kulit Tuan kelima semakin panas.
Dia tiba-tiba memelototiku, “Apa yang kamu katakan!”
“Tidak apa-apa.”
Aki tidak ingin menyinggung Tuan ini, karena aku datang untuk memintanya melepaskan aku, melepaskan Kaiwelz.
Aku menyerahkan gelas air ke mulutnya dan meminum seteguk air. Namun tatapannya masih ganas dan menakutkan.
Setelah aku meletakkan gelas itu, aku berdiri dan berkata: “Alasan demam pada dirimu tidak diketahui, aku sarankan kamu pergi ke rumah sakit untuk melihat, obat ini hanya dapat meredakan demam, kalau tubuhmu memiliki masalah, beberapa jam kemudian akan kambuh kembali, jangan merusak kesehatan tubuhmu.”
Tuan kelima tiba-tiba menarik pergelangan tanganku, pandangannya masih agak ragu, tetapi ada beberapa kekuatan tekanan yang berbahaya.
Dia demam, dan tidak sadarkan diri. Aku sama sekali tidak dapat mengatakan apa pun padanya, namun tangan yang menarik di pergelangan tanganku tiba-tiba mengencang. “Aku masih sakit, kamu tidak tidak boleh pergi!”
Sifat khas Tuan kelima yang sombong muncul lagi.
Aku terdiam, “Tuan kelima, aku memiliki sesuatu untuk dibicarakan denganmu, tetapi kamu sekarang kurang sadar, aku berada di sini juga memboroskan waktu. Lebih baik aku kembali untuk beristirahat.”
Wajah Tuan kelima menjadi dingin, wajahnya memerah, tetapi matanya sangat dingin, “Kalau kamu kembali, maka tidak perlu membicarakannya lagi.”
Aku: .........
Aku tertegun dan duduk diam, “Apakah kamu bersedia menyetujui perubahan pengacara Kaiwelz?”
Namun Tuan kelima mengabaikan kata-kataku, “Karena terluka oleh Mo Ziqian, lalu ingin melarikan diri? Benar-benar wanita yang tak berguna, tidak heran akan membiarkan seorang anak berusia delapan tahun buang air besar di atas kepalamu!”
Aku: ........
Benar-benar tidak dapat berkata, dan ucapan orang ini benar-benar sangat kotor.
“Kamu sebaiknya merawat dirimu dulu, demam seperti ini, tidak takut ibumu sedih di bawah sana ya!”
Tuan kelima mendengus, tidak melayaniku.
Orang ini seperti anak kecil.
Aku bangkit dan ingin pergi. Tuan kelima berkata lagi dengan membawa nada suara tidak tahu malu, “Aku lapar, buatkan sup untukku.”
Aku menatap pria itu dengan tatapan tak berdaya, “Oke.”
Aku pergi ke dapur, sangat jelas tidak ada apa-apa di dapur tuan muda ini, aku hanya bisa berjalan dibawah bintang-bintang di atas langit dan pergi membeli beberapa bahan dan kembali sibuk di dalam dapur.
Ketika aku selesai membuat sup, aku masuk dan memanggilnya, tetapi aku melihat bahwa pria itu sudah tidur dengan mata tertutup. Lapisan merah di wajahnya berangsur-angsur berkurang, aku mengulurkan tangan dan menyentuhnya, dahinya berkeringat.
Orang ini sudah tidak demam.
Aku diam-diam membungkukkan badanku, melepaskan sepatunya yang bersinar, menambahkan selimut di atas tubuhnya, dan keluar.
Sup yang sudah disiapkan, kuletakkan dalam waktu yang lama, akan menjadi tidak enak, aku hanya bisa memakannya sendiri. Aku bersiap-siap untuk memasakkan seporsi lagi ketika Tuan muda itu bangun.
Terdengar bisikan seperti anak yang bergumam di kamar: “Bu.....”
Aku memegang mangkuk dan lanjut makan.
Tuan kelima setelah memanggil beberapa kali ibu, langsung tidak ada suara lagi. Aku pikir dia tertidur lagi, namun tanpa diduga tiba-tiba terdengar suaranya yang dingin, “Dimana makananku?”
Kulit kepalaku terasa kebal, aku mengangkat kepala ke atas. Terlihat pria berwajah agak merah berdiri di depan pintu kamar tidur. Tubuh yang tadinya terlihat kuat dan kekar sekarang tampak agak lemah. Bagaimana Tuan muda ini bisa begitu kebetulan, aku baru saja menghabiskan sup, dia langsung bangun.
“Ehmm, sekarang aku masak lagi untukmu.”
Aku segera masuk ke dapur.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraThick Wallet
TessaMy Cute Wife
DessyMy Only One
Alice SongWonderful Son-in-Law
EdrickPernikahan Kontrak
JennyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)