Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 244 Tamparan (1)
“Disaat seperti ini, kamu memukul pelakunya sampai seperti itu lalu mengeksposenya, lalu memintanya merekam video, mengakui kalau dirinya melakukan itu hanya untuk mencari perhatian, hanya akan membuat orang lain merasa kalau Tuan Kelima yang memaksanya untuk melakukan semua itu, kamu seperti ini bukan membantu Tuan Kelima melainkan sedang mencelakakannya.”
Aisha tercengang, lalu berkata sambil menunduk : “Kalau begitu aku harus bagaimana sekarang?”
Aku menggeleng, “Aku juga tidak tahu, Tunggu Tuan Kelima kembali baru dibicarakan lagi saja.”
Tuan Kelima pulang setelah menjaga di rumah sakit selama sehari semalam, matanya menjadi cekung, janggut diwajahnya tidak dicukur, matanya dipenuhi urat darah karena tidak tidur.
Begitu kembali ia langsung memelototi Aisha, “Video itu kamu yang membuatnya? Kamu kurang kerjaan kenapa malah membuat masalah baru untukku?”
Aisha mengkerut, ia memonyongkan bibir tanpa berani menjawab.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” aku bertanya pada Tuan Kelima dengan khawatir.
Tuan Kelima terlihat begitu stres, “Aku juga tidak tahu, sekarang tidak akan ada orang yang percaya perkataanku, meskipun aku mengeluarkan bukti pemeriksaanku-pun, mereka juga hanya akan menganggap itu sebagai buatan, hanya akan mengira kalau aku membayar pihak rumah sakit untuk membuat keterangan palsu.”
“Kak, kakak ipar, aku ada sebuah ide!”
Aisha berkata dengan mata berbinar.
Aku dan Tuan Kelima mengalihkan pandangan kearahnya, Aisha berkata : “Beberapa hari lagi bukankah ulang tahun kakak? Kakak ipar buatkanlah pesta ulang tahun untuk kakak, undang tamu terhormat untuk datang ke pestamu, lalu undang juga wartawan, lalu kalian berciuman di depan umum, jika orang yang benar-benar terkena penyakit, istrinya tidak mungkin berani berciuman dengannya. Ketika itu, semua orang akan percaya kalau kakak ipar tidak terkena penyakit.”
Aku melirik kearah Tuan Kelima, alisnya mengkerut, seolah sedang mempertimbangkan persentase ide ini akan berhasil.
“Tapi kalau sampai ada yang bilang kalau aku juga terjangkit HIV bagaimana?” aku bertanya dengan khawatir.
Tuan Kelima : “Mulut orang-orang itu tidak akan bisa ditutup, apapun yang kamu lakukan, mereka akan memikirkan berbagai alasan untuk mencurigaimu. Didunia ini, orang seperti ini tidak tahan melihat orang lain hidup bahagia.”
Ide Aisha ditolak, Tuan Kelima pergi mandi, ponselku berdering, yang menelepon adalah sebuah nomor asing, “Nyonya Chen, saya adalah kepala sekolah TK Chunyu, jika anda ada waktu luang bolehkah anda datang ke sekolah sebentar? Ada sesuatu yang harus kami bicarakan langsung dengan anda.”
“Masalah apa?”
Ucapan kepala sekolah membuat hatiku menjadi tercekat, takut terjadi sesuatu pada Qiang Qiang disekolah.
Kepala sekolah : “Anda datanglah dulu, kita bicarakan secara langsung.”
“Aisha, temani aku kesekolah.”
TK berada dekat apartemen yang kami tinggali, hanya dengan naik mobil beberapa menit sudah sampai, kami tiba disekolah dengan cepat, didepan pintu sekolah ada banyak mobil terparkir, ini membuatku merasa begitu gugup, entah apa yang terjadi didalam, jam seperti sekarang tidak biasanya ada begitu banyak mobil.
Aku dan Aisha berjalan menuju ruang kepala sekolah, belum sampai didepan pintu, kami sudah melihat di koridor berkerumun begitu banyak orang, suara gaduh sudah terdengar dari jauh.
“Sekolah tidak boleh membiarkan anak seperti ini berada di sekolah, harus mengeluarkannya, jika tidak kami akan keluar dari sekolah ini bersama-sama.”
“Benar, kami akan keluar dari sekolah ini, kami tidak bisa membiarkan anak kami tertular penyakit kotor seperti itu.”
Jantungku langsung berdegup kencang, kelihatannya hal yang kutakutkan benar-benar terjadi.
“Semuanya jangan panik dulu, pihak sekolah akan memberikan anda sekalian sebuah penjelasan. Mohon semuanya mempercayai saya.”
Kepala sekolah dan guru-guru berusaha menenangkan semua orang tua murid yang berdemo.
Dan Qiang Qiang meringkuk di sudutan sambil menatap semuanya dengan wajah ketakutan.
“Qiang Qiang?”
Melihat apa yang terjadi padanya hatiku begitu perih, aku segera melangkah dengan cepat lalu merangkulnya
Ketika itu, semua orang tua langsung mengalihkan perhatian mereka padaku, diantaranya ada seorang Nyonya Qian, anaknya sering main dengan Qiang Qiang, ketika bertemu selalu memanggilku Nyonya Chen dengan akrabnya, namun sekarang, dia menatapku dengan tatapan penuh amarah, “Nah, itu mama Qiang Qiang sudah datang, kita cari saja dia!”
Nyonya Qiang mengajak orang tua murid lainnya mengepungku, “Nyonya Chen, anakmu mengidap penyakit kotor, tidak bisa terus berada disini, cepat bawa dia pergi, jangan mencelakakan anak lain!”
“Iya benar, cepat bawa anakmu pergi dari sini, jangan sampai menulari anak lain, jika sampai terjangkit penyakit itu bisa mematikan.”
Semua berbicara bersamaan dengan ricuh seolah ingin menelanku hidup-hidup.
Aisha kesal sampai membentak : “Woi, tolong bicara yang benar, diapa yang terkena penyakit kotor? Mata kalian yang mana yang melihat Qiang Qiang mengidap penyakit menular? Memfitnah orang seperti ini, apakah kalian sudah siap mempertanggungjawabkan semuanya secara hukum.”
Orang tua murid :”Apakah ini perlu dilihat? Orang yang hidup bersama orang yang terjangkit penyakit kotor, tidak tertular baru aneh. Oh iya, kita menjauhlah darinya, wanita itu adalah istri tuan muda kaya itu, dia pasti juga sudah terjangkit penyakit yang sama.”
Ucapan orang-orang ini sungguh membuatku kesal : “Aku punya penyakit atau tidak, cukup dengan pemeriksaan darah saja sudah bisa ketahuan, kalian boleh menyuruh pihak rumah sakit datang kemari untuk memeriksa kami berdua untuk membuktikannya, jika kami punya penyakit, aku akan membawa Qiang Qiang pergi, kalau kamu berdua tidak sakit, kalian tutup mulut kalian semua!”
“Baiklah kalau begitu sekarang juga kita cari dokter untuk melakukan pemeriksaan darah!”
Nyonya Qian langsung menyetujui.
“Tunggu dulu.”
Terdengar suara pria yang cukup familiar.
Ternyata itu adalah Mo Ziqian dan Lin Xueman.
Mo Ziqian memandang orang yang berada disana, berkata dengan tenang : “Semuanya, mohon ijinkan saya menyampaikan sesuatu. Semua tahu kalau saya dan Tuan Kelima merupakan rival dalam hubungan asmara, kami saling bersaingan satu sama lain. Jadi ucapanku tidak akan berpihak padanya.”
Aku mengkerutkan alis, mulai menebak apa yang akan dikatakan Mo Ziqian, bagaimana dia dan Lin Xueman bisa ada disini.
Mo Ziqian : “Ketika Tuan Kelima disidang, saya dan istri saya juga hadir dipengadilan, bisa dikatakan aku tahu seluruh kenyataan yang berkaitan dengan kasus ini, aktris itu memang mengidap HIV, Bos mafia itu yang menyuruh orang untuk mencekiknya sampai mati lalu meletakkannya disamping Tuan Kelima, sama sekali tidak terjadi apapun diantara Tuan Kelima dan aktris itu, sehingga kemungkinan untuk terinfeksi virus itu tidak ada.
Lalu Qiang Qiang adalah putraku, meskipun sejak awal dia sudah ikut dengan ibunya dan tidak mengakui saya sebagai ayahnya, namun jika seandainya dia tertular penyakit seperti itu, aku sebagai ayah kandungnya tidak mungkin membiarkan ini semua terjadi, aku tidak mungkin tidak membawa putraku untuk berobat. Jadi kalian bisa menyekolahkan anak kalian dengan tenang disini, disini aman.”
Lin Xueman : “Benar, aku bisa menjadi saksi untuk hal ini, Tuan Kelima tidak terinfeksi HIV, istrinya dan Qiang Qiang lebih tidak mungkin lagi. Jika kalian bisa mempercayai ucapan kami, kami sangat berterima kasih, karena kami tidak mungkin mencelakakan kalian.”
Setelah Lin Xueman selesai mengatakannya, tanpa mempedulikan perutnya yang sudah mulai membesar, ia menggendong Qiang Qiang lalu mencium pipi Qiang Qiang yang lembut, ketika menurunkannya ia berkata : “Semua sudah melihatnya, aku ini seorang ibu hamil, ibu hamil tidak mungkin mau mengambil resiko terinfeksi HIV lalu menggendong anak HIV untuk membuktikan anak itu tidak terjangkit HIV, jadi semua tenang saja, anak ini sangat sehat.”
Lin Xueman bisa menggunakan cara ini, aku sungguh tidak menyangkanya, dan kelihatannya cara ini cukup manjur, orang tua murid yang tadi berbondong-bondong ingin mengusir aku dan Qiang Qiang dari sekolah sekarang terlihat lebih tenang.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseBehind The Lie
Fiona LeeMenantu Hebat
Alwi GoWonderful Son-in-Law
EdrickAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanUnperfect Wedding
Agnes YuAkibat Pernikahan Dini
CintiaVillain's Giving Up
Axe AshciellyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)