Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 244 Tamparan (1)

“Disaat seperti ini, kamu memukul pelakunya sampai seperti itu lalu mengeksposenya, lalu memintanya merekam video, mengakui kalau dirinya melakukan itu hanya untuk mencari perhatian, hanya akan membuat orang lain merasa kalau Tuan Kelima yang memaksanya untuk melakukan semua itu, kamu seperti ini bukan membantu Tuan Kelima melainkan sedang mencelakakannya.”

Aisha tercengang, lalu berkata sambil menunduk : “Kalau begitu aku harus bagaimana sekarang?”

Aku menggeleng, “Aku juga tidak tahu, Tunggu Tuan Kelima kembali baru dibicarakan lagi saja.”

Tuan Kelima pulang setelah menjaga di rumah sakit selama sehari semalam, matanya menjadi cekung, janggut diwajahnya tidak dicukur, matanya dipenuhi urat darah karena tidak tidur.

Begitu kembali ia langsung memelototi Aisha, “Video itu kamu yang membuatnya? Kamu kurang kerjaan kenapa malah membuat masalah baru untukku?”

Aisha mengkerut, ia memonyongkan bibir tanpa berani menjawab.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” aku bertanya pada Tuan Kelima dengan khawatir.

Tuan Kelima terlihat begitu stres, “Aku juga tidak tahu, sekarang tidak akan ada orang yang percaya perkataanku, meskipun aku mengeluarkan bukti pemeriksaanku-pun, mereka juga hanya akan menganggap itu sebagai buatan, hanya akan mengira kalau aku membayar pihak rumah sakit untuk membuat keterangan palsu.”

“Kak, kakak ipar, aku ada sebuah ide!”

Aisha berkata dengan mata berbinar.

Aku dan Tuan Kelima mengalihkan pandangan kearahnya, Aisha berkata : “Beberapa hari lagi bukankah ulang tahun kakak? Kakak ipar buatkanlah pesta ulang tahun untuk kakak, undang tamu terhormat untuk datang ke pestamu, lalu undang juga wartawan, lalu kalian berciuman di depan umum, jika orang yang benar-benar terkena penyakit, istrinya tidak mungkin berani berciuman dengannya. Ketika itu, semua orang akan percaya kalau kakak ipar tidak terkena penyakit.”

Aku melirik kearah Tuan Kelima, alisnya mengkerut, seolah sedang mempertimbangkan persentase ide ini akan berhasil.

“Tapi kalau sampai ada yang bilang kalau aku juga terjangkit HIV bagaimana?” aku bertanya dengan khawatir.

Tuan Kelima : “Mulut orang-orang itu tidak akan bisa ditutup, apapun yang kamu lakukan, mereka akan memikirkan berbagai alasan untuk mencurigaimu. Didunia ini, orang seperti ini tidak tahan melihat orang lain hidup bahagia.”

Ide Aisha ditolak, Tuan Kelima pergi mandi, ponselku berdering, yang menelepon adalah sebuah nomor asing, “Nyonya Chen, saya adalah kepala sekolah TK Chunyu, jika anda ada waktu luang bolehkah anda datang ke sekolah sebentar? Ada sesuatu yang harus kami bicarakan langsung dengan anda.”

“Masalah apa?”

Ucapan kepala sekolah membuat hatiku menjadi tercekat, takut terjadi sesuatu pada Qiang Qiang disekolah.

Kepala sekolah : “Anda datanglah dulu, kita bicarakan secara langsung.”

“Aisha, temani aku kesekolah.”

TK berada dekat apartemen yang kami tinggali, hanya dengan naik mobil beberapa menit sudah sampai, kami tiba disekolah dengan cepat, didepan pintu sekolah ada banyak mobil terparkir, ini membuatku merasa begitu gugup, entah apa yang terjadi didalam, jam seperti sekarang tidak biasanya ada begitu banyak mobil.

Aku dan Aisha berjalan menuju ruang kepala sekolah, belum sampai didepan pintu, kami sudah melihat di koridor berkerumun begitu banyak orang, suara gaduh sudah terdengar dari jauh.

“Sekolah tidak boleh membiarkan anak seperti ini berada di sekolah, harus mengeluarkannya, jika tidak kami akan keluar dari sekolah ini bersama-sama.”

“Benar, kami akan keluar dari sekolah ini, kami tidak bisa membiarkan anak kami tertular penyakit kotor seperti itu.”

Jantungku langsung berdegup kencang, kelihatannya hal yang kutakutkan benar-benar terjadi.

“Semuanya jangan panik dulu, pihak sekolah akan memberikan anda sekalian sebuah penjelasan. Mohon semuanya mempercayai saya.”

Kepala sekolah dan guru-guru berusaha menenangkan semua orang tua murid yang berdemo.

Dan Qiang Qiang meringkuk di sudutan sambil menatap semuanya dengan wajah ketakutan.

“Qiang Qiang?”

Melihat apa yang terjadi padanya hatiku begitu perih, aku segera melangkah dengan cepat lalu merangkulnya

Ketika itu, semua orang tua langsung mengalihkan perhatian mereka padaku, diantaranya ada seorang Nyonya Qian, anaknya sering main dengan Qiang Qiang, ketika bertemu selalu memanggilku Nyonya Chen dengan akrabnya, namun sekarang, dia menatapku dengan tatapan penuh amarah, “Nah, itu mama Qiang Qiang sudah datang, kita cari saja dia!”

Nyonya Qiang mengajak orang tua murid lainnya mengepungku, “Nyonya Chen, anakmu mengidap penyakit kotor, tidak bisa terus berada disini, cepat bawa dia pergi, jangan mencelakakan anak lain!”

“Iya benar, cepat bawa anakmu pergi dari sini, jangan sampai menulari anak lain, jika sampai terjangkit penyakit itu bisa mematikan.”

Semua berbicara bersamaan dengan ricuh seolah ingin menelanku hidup-hidup.

Aisha kesal sampai membentak : “Woi, tolong bicara yang benar, diapa yang terkena penyakit kotor? Mata kalian yang mana yang melihat Qiang Qiang mengidap penyakit menular? Memfitnah orang seperti ini, apakah kalian sudah siap mempertanggungjawabkan semuanya secara hukum.”

Orang tua murid :”Apakah ini perlu dilihat? Orang yang hidup bersama orang yang terjangkit penyakit kotor, tidak tertular baru aneh. Oh iya, kita menjauhlah darinya, wanita itu adalah istri tuan muda kaya itu, dia pasti juga sudah terjangkit penyakit yang sama.”

Ucapan orang-orang ini sungguh membuatku kesal : “Aku punya penyakit atau tidak, cukup dengan pemeriksaan darah saja sudah bisa ketahuan, kalian boleh menyuruh pihak rumah sakit datang kemari untuk memeriksa kami berdua untuk membuktikannya, jika kami punya penyakit, aku akan membawa Qiang Qiang pergi, kalau kamu berdua tidak sakit, kalian tutup mulut kalian semua!”

“Baiklah kalau begitu sekarang juga kita cari dokter untuk melakukan pemeriksaan darah!”

Nyonya Qian langsung menyetujui.

“Tunggu dulu.”

Terdengar suara pria yang cukup familiar.

Ternyata itu adalah Mo Ziqian dan Lin Xueman.

Mo Ziqian memandang orang yang berada disana, berkata dengan tenang : “Semuanya, mohon ijinkan saya menyampaikan sesuatu. Semua tahu kalau saya dan Tuan Kelima merupakan rival dalam hubungan asmara, kami saling bersaingan satu sama lain. Jadi ucapanku tidak akan berpihak padanya.”

Aku mengkerutkan alis, mulai menebak apa yang akan dikatakan Mo Ziqian, bagaimana dia dan Lin Xueman bisa ada disini.

Mo Ziqian : “Ketika Tuan Kelima disidang, saya dan istri saya juga hadir dipengadilan, bisa dikatakan aku tahu seluruh kenyataan yang berkaitan dengan kasus ini, aktris itu memang mengidap HIV, Bos mafia itu yang menyuruh orang untuk mencekiknya sampai mati lalu meletakkannya disamping Tuan Kelima, sama sekali tidak terjadi apapun diantara Tuan Kelima dan aktris itu, sehingga kemungkinan untuk terinfeksi virus itu tidak ada.

Lalu Qiang Qiang adalah putraku, meskipun sejak awal dia sudah ikut dengan ibunya dan tidak mengakui saya sebagai ayahnya, namun jika seandainya dia tertular penyakit seperti itu, aku sebagai ayah kandungnya tidak mungkin membiarkan ini semua terjadi, aku tidak mungkin tidak membawa putraku untuk berobat. Jadi kalian bisa menyekolahkan anak kalian dengan tenang disini, disini aman.”

Lin Xueman : “Benar, aku bisa menjadi saksi untuk hal ini, Tuan Kelima tidak terinfeksi HIV, istrinya dan Qiang Qiang lebih tidak mungkin lagi. Jika kalian bisa mempercayai ucapan kami, kami sangat berterima kasih, karena kami tidak mungkin mencelakakan kalian.”

Setelah Lin Xueman selesai mengatakannya, tanpa mempedulikan perutnya yang sudah mulai membesar, ia menggendong Qiang Qiang lalu mencium pipi Qiang Qiang yang lembut, ketika menurunkannya ia berkata : “Semua sudah melihatnya, aku ini seorang ibu hamil, ibu hamil tidak mungkin mau mengambil resiko terinfeksi HIV lalu menggendong anak HIV untuk membuktikan anak itu tidak terjangkit HIV, jadi semua tenang saja, anak ini sangat sehat.”

Lin Xueman bisa menggunakan cara ini, aku sungguh tidak menyangkanya, dan kelihatannya cara ini cukup manjur, orang tua murid yang tadi berbondong-bondong ingin mengusir aku dan Qiang Qiang dari sekolah sekarang terlihat lebih tenang.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu