Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
Saat ini, berhadapan dengan Wen Yiru aku tiba-tiba saja mengerutkan alis, aku merasakan semacam perasaan dingin dan kesendirian, Wen Yiru bagaimana pun bukan ibuku, yang dipikirkan di hatinya bagaimana pun adalah cucunya sendiri, dan aku, hanya lah orang luar.
“Mama, kak Sisi sudah mau datang, dia jahat, Qiang Qiang takut.” Setelah kembali ke kamar, Qiang Qiang berdiri di sampingku berkata.
Aku menghiburnya dengan mengelus-elus kepala Qiang Qiang, dengan lembut berkata: “Jangan takut, Mama bisa menjagamu, Mama bawa kamu pergi dari sini ya?”
Qiang Qiang menganggukkan kepala, namun berkata lagi: “Tapi Qiang Qiang tidak ingin meninggalkan Nenek.”
Aku: “Kita bisa datang menjenguk Nenek.”
Qiang Qiang terdiam beberapa saat dan menganggukkan kepala.
Malam harinya, aku lagi-lagi masuk ke website property makelar rumah, dan pagi keesokkan harinya menelepon salah satu kantor, bertanya pada mereka ada tidak rumah yang lokasi dan harganya yang cocok. Harga yang bisa kuterima semuanya di daerah terpencil, jaraknya dari Kaiwelz bukan jauh biasa-biasa saja, bagi aku kalangan yang tak ada mobil ini benar-benar tidak praktis. Dan untuk tempat yang agak lumayan, harganya pun mahalnya bukan main, sebagai seorang ibu tak bersuami yang simpanan uangnya terbatas ini, aku benar-benar tidak bisa membelinya.
Beberapa hari pun lewat begitu saja, rencana untuk mengontrak rumahku tertundah seperti ini.
Dan Mo Ziqian malah membawa Sisi pulang kemari.
Sisi digendong tidur oleh Papanya, satu kakinya masih menggunakan gips, tangan kecilnya merangkul erat leher Mo Ziqian, auranya masih sombong dan juga dingin.
Wen Yiru berpesan ke pengasuh: “Bawa Tuan dan Nona ke kamar.”
Pengasuh dengan hormat membawa jalan di depan, Mo Ziqian menggendong Sisi naik ke atas.
Kamar Sisi diatur di sebelah kamar Qiang Qiang, meski dulunya adalah sebuah kamar tamu, tapi setelah ditata dengan seksama beberapa waktu ini sudah jadi seperti kamar anak-anak.
Wen Yiru menambahkan satu set secara keseluruhan perabotan anak-anak, dan juga berpesan ke pembantu tidak boleh tidak melayani Nona dengan baik.
Aku dan Qiang Qiang seperti ini, melihat ayah dan anak itu masuk ke kamar Sisi, ketika Mo Ziqian meletakkan Sisi, tangan kecil Sisi masih saja mengenggami lehernya tidak mau lepas, memuncungkan mulut kecil berkata: “Papa jangan pergi, Sisi takut.”
Sambil berkata, Sisi sambil memandang ke arahku, yah seakan seperti aku kapan saja bisa melukainya. Mo Ziqian menyentuh kepala Sisi dengan lembut, “Anak baik, jangan takut, tidak ada orang yang bisa melukaimu.”
Sisi mengerutkan rambut alis bergaya menangis, “Kalau Tante memukulku gimana? Papa, Tante paling benci aku, dia pasti bisa mempersulit aku saat Papa tidak di rumah.”
Mo Ziqian membalikkan kepala memandangiku sejenak, agak mengerutkan alis, dan menoleh kembali berkata ke Sisi: “Tidak mungkin, asal kamu baik, Tante tidak akan memukulmu.”
Perkataan Mo Ziqian ini membuat hatiku tersumbat sebuah batu besar, aku kelihatan Sisi yang berada di balik badan Mo Ziqian mengedip-ngedipkan mata, maksudnya itu sedang mengatakan: Aku sudah kembali, Papa paling sayang aku, kamu sudah boleh membawa Qiang Qiang angkat kaki.
“Mama, kita pergi ya.” Qiang Qiang menarik-narik tanganku. Aku membawa Qiang Qiang kembali ke kamarku sendiri.
Satu jam kemudian, Mo Ziqian mengetuk pintu kamarku, “Wanwan.”
“Diam!” Aku memberi kode tangan untuk diam ke pria itu, “Namaku Lin Xiao, ok?”
Mo Ziqian menghela nafas sejenak, “Maaf, aku bawa pulang Sisi. Suasana hatinya di sana tidak baik, selalu saja berpikir mau bunuh diri, kali ini karena pihak keamanan sekolah tidak memperhatikan, dia loncat dari gedung. Pihak sekolah tidak mengizinkan dia tinggal lagi di sana, memintaku membawanya pulang, atau mungkin pindah ke tempat lain.”
“Aku tahu, aku lagi-lagi membuatmu sulit, tapi bagaimanapun aku adalah ayah Sisi, sebelum kakinya membaik, aku ada kewajiban untuk menemaninya, merawatnya. Tapi di sini, kamu tahu juga Neneknya hanya bisa lebih memanjakannya lagi, jadi aku bawa dia ke sini supaya……”
Mo Ziqian bimbang sejenak, “Supaya dia bisa merawat, mendidik Sisi. Aku percaya, hanya dia lah yang bisa mendidik Sisi dengan baik.”
Saat menyebut Wen Yiru, Mo Ziqian memilih menggunakan kata “Dia” sebagai pengganti kata.
Aku sudah tidak ingin mendengar pria itu berkata lagi, “Urusan keluargamu aku tidak bisa ikut campur, juga tidak mau mengatur, tapi mohon jangan ganggu aku lagi ok? Aku sangat lelah, mau tidur.”
“Baiklah.” Pandangan mata Mo Ziqian menggelap, dia membelokkan badan diam-diam pergi, dan sakit di kepalaku sangat hebat, Mo Ziqian membawa Sisi kemari, membuat rasa tidak sampai hati meninggalkannya yang tersisa pun menjadi terbakar habis.
Pagi hari, ketika aku membawa Qiang Qiang turun, kelihatan Mo Ziqian sedang menyuapi Sisi di kamarnya, kasih sayang seorang ayah itu membanjiri penuh wajah itu. Sisi tersedak kuah, Mo Ziqian pun mengeluarkan satu tangan menepuk-nepuk di punggungnya, kemudian dengan cermatnya menggunakan sapu tangan mengusap kering sisa kuah di ujung mulutnya.
“Mama, Papa baik sekali terhadap kakak.” Qiang Qiang berdiri di depan pintu kamar Sisi dengan kaki yang tak bergerak, di dalam sepasang mata bak batu permata hitam itu penuh mendambakan dan mengharap.
Aku dengan lembut menarik tangan Qiang Qiang, “Kita pergi ya.”
Di ruang makan, Wen Yiru sedang berpesan ke pelayan untuk menghidangkan sarapan ke meja, aku dan Qiang Qiang turun tangga dari atas ke bawah, Wen Yiru menoleh memanggil: “Xiaoxiao, Qiang Qiang ke sini makan.”
Qiang Qiang berlari ke sana, tapi aku malah tidak bergerak, dengan datar berkata: “Aku sekarang tidak lapar, kalian makan saja.”
Sepasang mata Wen Yiru yang cantik itu melihat dingin diriku, diam beberapa saat berkata: “Baiklah, ingat jangan sampai kelaparan.”
Aku pergi meninggalkan rumah Wen Yiru, juga tidak makan sarapan, karena juga tidak ada nafsu sama sekali. Siang ketika jam istirahat, aku masih saja mengecek info tentang rumah, tapi dari awal sampai akhir tidak menemukan kontrakan yang memuaskan.
Setelah pulang kerja, aku dengan hati yang berat keluar dari Kaiwelz, namun kedengaran suara bersiul dari belakang, tanpa disadari menoleh ke sana, aku melihat Tuan Kelima duduk di dalam sebuah mobil berplat nomor daerah lain, memakai kacamata hitam di wajahnya, bergaya cool bersiul terhadapku.
Aku mengerut-ngerutkan alis, mau apa Tuan muda ini, bermaksud sekali-sekali untuk tebar pesona di Kaiwelz kah?
“Wah, gantengnya.” Karyawan-karyawan wanita bak seperti lalat terlihat makanan saja, mengeluarkan ekspresi muka seperti tersambar kebodohan cinta yang tak ada tandingannya.
Tuan Kelima memajukan mobil bergerak beberapa meter, sampai ke depanku, mengangkat tangan mendorong kacamata hitam ke atas kepalanya, “Hei, hari itu bukan pergi beli “payung kecil” ya? Kenapa sudah pergi tidak kembali lagi, aku Tuanmu ini menunggumu lama sekali!”
*****(payung kecil=kondom)******
“Hei” teringat hari itu dia mempermalukan aku, berbuat hal yang mencemarkan nama baikku, aku pun ingin mencabik-cabik mukanya.
Tuan Kelima tersenyum puas, “Kenapa, marah ya? Nah, ini souvenir dari daerah lokal sini, hadiah untukmu untuk tanda minta maaf.”
Tuan Kelima melemparkan sepasang boneka babi kecil. Sepasang babi kecil itu satu memakai dasi, satu memakai pita di kepala, jelas sekali satu jantan satu betina, dan saat ini, mereka sedang terus menahan pegas, satu gerakan berciuman dari mulut ke mulut.
Aku tak bisa menahan diri menarik memisahkan kedua babi kecil, siapa yang tahu baru saja melepaskan tangan, dua babi itu kemudian dengan cepatnya bersatu kembali, melanjutkan gerakan tadi.
Tuan muda ini sedang mempermainkan aku lagi kah, aku tidak ada tenaga lagi memisahkan mereka berdua lagi, Tuan Kelima tertawa Hihi, “Kenapa, tidak biasa ya melihat dua orang bermesraan!”
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityMy Lifetime
DevinaKing Of Red Sea
Hideo TakashiCinta Yang Dalam
Kim YongyiAfter Met You
AmardaLove And War
JaneCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)