Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)

Kuil Tie Lan?

Tiba-tiba aku terpikir apa yang Lan Ke bilang tadi pagi.

"Tetapi aku sekarang sedang di tempat kerja"

Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku dan menemani Ai Lisi untuk pergi menyembah Buddha.

Ai Lisi: "Ketika kamu menemani istri bosmu untuk pergi menyembah Buddha, bukankah itu termasuk bekerja?"

Ok, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Pada saat itu, atasan datang kepadaku dengan tergesa-gesa, "Lin Xiao, istri bos barusan mengambilkan cuti untuk kamu, minta kamu…...."

“Aku tahu, aku akan segera pergi.” Ai Lisi menghubungi atasanku begitu cepat, atasanku tidak berani membuat bos malu, dan tidak berani menyinggung istri bos yang suka mencari masalah.

Atasanku merasa lega, "Lin Xiao, temani istri bos, temani dengan baik, aku akan hitung kamu kerja lembur."

Atasanku juga takut dipersulit oleh Ai Lisi, dan takut jika aku tidak bisa menemaninya dengan baik, Ai Lisi akan datang dan mencari masalah padanya.

"Oke, tenang saja."

Aku segera berkemas dan berangkat.

Mobil Ai Lisi sudah berhenti di luar firma hukum,sudah beberapa hari tidak ketemu Ai Lisi. Dandanan Ai Lisi semakin berbeda. Sekilas, tidak seperti wanita berusia empat puluh atau lima puluh tahunan.

"Lihat aku, apakah gaya rambut ini bagus?"

Ai Lisi berbalik dan tersenyum padaku, seperti seorang gadis kecil yang polos dan menunggu orang dewasa untuk memujinya.

"Cantik."

Aku melongo dan memandang Ai Lisi, wanita ini, apa tidak sadar dirinya sudah tua, kenapa masih seperti gadis kecil.

Ai Lisi menyeringai, "Aku juga merasa cantik, Butuh waktu tiga jam untuk menata rambut ini."

Keningku berkerut menatapnya, "Apa yang ingin kamu lakukan di Kuil Tie Lan?"

Senyum polos di wajah Ai Lisi segera hilang dan terlihat lapisan kesedihan yang tak dapat dipahami di wajahnya. "aku sepertinya kehilangan sesuatu. Aku ingin pergi ke kuil untuk beribadah, mungkin Buddha akan beri aku petunjuk. "

Pada saat ini, Ai Lisi seperti wanita paruh baya yang normal.

Aku menatap wanita yang sepertinya mempunyai beberapa macam kepribadian, perubahan sikapnya sangat cepat. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia bahkan tidak bisa mengingat dirinya sendiri.

Mobil melaju sampai ke pinggiran kota, dan gedung-gedung tinggi berangsur-angsur hilang. Bukit-bukit dan jalan-jalan pegunungan yang bersih dan rapi memenuhi garis pandangku.

Kuil Tie Lan.

Aku dan Ai Lisi keluar dari mobil, mengambil dupa, dan memasuki Kuil Tie Lan.

Ai Lisi sepertinya sedang memohon sesauatu di depan patung Buddha, dan itu mengingatkanku, aku juga berlutut di depan patung Buddha dan diam-diam memikirkan keinginan diriku untuk mencari keluargaku .

Ai Lisi menyembah Sang Buddha, melihat ke bawah, dan pergi untuk mengambil sebuah slip bambu. Aku tidak melihat isinya. Aku hanya melihat seorang biksu tua menjelaskan arti dari slip bamboo yang dibawa Ai Lisi itu. Dia membaca Amitabha dan memberi tahu Ai Lisi bahwa semua awan gelap akan terbuka suatu hari nanti, tidak perlu khawatir.

Ai Lisi sepertinya mengerti dan mengangguk.

"Ayo kita pergi."

Ai Lisi berbalik dan meraih tanganku, telapak tangannya hangat dan lembut, dan ada perasaan seperti disentuh oleh keluarga. Perasaan ini membuatku merasa terkejut.

Ketika aku dan Ai Lisi pergi, ada seorang wanita muda dengan jas hitam yang panjang dan sepatu bot tinggi, dia keluar dan menutupi setengah wajahnya dengan kacamata hitam, tetapi melihat bentuk tubuh ini, aku sudah tahu kalau dia adalah Lan Yue .

Lan Yue? Tapi dia tidak melihat kita, kelihatannya dia terburu-buru.

Ketika Ai Lisi dan aku keluar dari kuil, mobil Lan Yue sudah tidak ada.

Jalan menuruni gunung jauh lebih mulus daripada ketika kita datang. Mobil berjalan stabil dan mantap, ketika mobil sudah hampir keluar dari jalan pegunungan, aku mendengar suara keras.

Pada saat itu, aku bersandar di tempat duduk dan hampir tertidur, tapi aku dikejutkan oleh suara keras, aku mendengar Ai Lisi menjerit.

"Tabrakan!"

Aku langsung terbangun, setelah menegakkan tubuhku, melihat keluar, dan melihat sebuah mobil hitam menabrak batu di sisi jalan, bagian mesin dari mobil itu sudah ringsek.

Aku terkejut . Itu mobil Lan Yue.

"Tuan, berhenti!"

Aku berteriak pada pengemudi. Pengemudi terlihat ragu, tapi akhirnya dia dengan perlahan menepikan mobil di sisi jalan. Aku membuka pintu mobil dan melangkah cepat kearah mobil Lan Yue.

Aku memang tidak cocok dengan Lan Yue, tetapi Lan Ke pernah membantuku. Kakaknya mengalami musibah dan aku tidak akan bisa duduk diam dan mengabaikannya.

"Kenapa kamu kesana?"

Ketika Ai Lisi melihat aku keluar dari mobil, dia mengikuti aku dengan panik.

Aku bergegas ke depan mobil Lan Yue, menepuk jendelanya dan melihat ke dalam. Aku melihat Lan Yue bersandar di kursinya tidak bergerak, dan dahinya berdarah.

"Sepertinya lukanya tidak ringan, panggil ambulans!"

Kata Ai Lisi dengan panik.

Aku menarik pintu mobilnya dengan keras, untungnya, pintu itu bisa terbuka.

"Hei, sadar "

Aku mendorong Lan Yue, mata Lan Yue berkedip. Awalnya dia sedikit bingung, tetapi ketika dia melihat aku dan Ai Lisi yang berdiri di belakang, yang juga terlihat sangat khawatir, matanya tiba-tiba menyusut, matanya menunjukkan ketakutan yang dalam, tiba-tiba dia menggeser tubuhnya dan memegangi dirinya dengan tangannya dan berkata, "Jangan sentuh aku! Panggil Lan Ke kesini!"

Aku tidak tahu mengapa Lan Yue bisa ketakutan begitu, dan aku segera menelepon Lan Ke. "Hei, kakakmu mengalami kecelakaan mobil di jalan gunung dekat Kuil Tie Lan. Dia menolak pertolongan kami. Dia hanya ingin mencarimu. Kamu cepat datang! "

Aku menutup telepon dan segera bertanya apakah ada sesuatu di mobil Ai Lisi yang bisa menghentikan pendarahan. Ai Lisi menggelengkan kepalanya dan mengangguk, "Ada kain kasa!"

Sopir segera mengambil kain kasa, dahi Lan Yue masih terus mengalir keluar darah. Kalau begini terus, ketika ambulans tiba, takutnya dia sudah kehabisan darah.

Aku memegang kain kasa untuk membantu Lan Yue menekan lukanya, Tetapi Lan Yue malah menjerit, sepertinya sangat ketakutan, "Jangan menyentuhku!"

"Hei, kamu sudah tidak mau hidup ya!" Ai Lisi marah dan kesal, "kamu terluka parah begitu, tidak mau melihatmu mati, siapa lagi yang akan peduli padamu!"

Lan Yue hanya menatap Ai Lisi dengan matanya yang ketakutan, tangannya memeluk badannya dengan kencang, dan bibirnya tertutup tidak menjerit lagi.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu