Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
Tentang ini, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, hanya berkata: “Untuk yang akan datang kalau tidak berkepentingan, jangan pergi lagi.”
Bel pintu berbunyi.
Bibi Li pergi membuka pintu, melihat sekeluarga tiga orang berdiri diluar pintu, bibi Li bertanya: “Siapa yang kalian cari?”
Tuan tua mendengus, “Mencari Tuan Kelima.”
Ketika bibi Li masih berwajah bingung, Tuan tua sudah membawa istri dan anak masuk ke dalam.
Aku dan Tuan kelima, tak terduga Tuan tua sekeluarga akan datang, kami semuanya tertegun di ruang tamu, hati penuh keraguan, tidak tahu apa tujuan mereka ke sini.
Tetapi pasti bukan hal bagus.
Tuan tua baru masuk, langsung duduk di sofa dengan penuh emosional, Xu Jingya menggandeng tangan Jiao Jiao, duduk di samping Tuan tua, Xu Jingya juga berwajah suram, Jiao Jiao duduk di samping Xu Jingya, menatap ke sekeliling dengan penasaran.
“Jingya, hubungi Chen Hui, bertanya padanya kenapa belum sampai.” Tuan tua berkata.
Xu Jingya mengeluarkan ponsel, tetapi panggilan belum terhubung, bel pintu langsung berdering, Bibi Li pergi membuka pintu, kali ini adalah Chen Hui.
Chen Hui memanggil ayah angkat, bibi Xu, kemudian mengangguk padaku dan Tuan kelima, duduk disofa yang berhadapan.
Tuan tua berkata: “Chen Hui, hari ini memanggilmu ke sini, ingin menyuruhmu datang menjadi saksi, menyuruh Tuan Kelima menulis sebuah pernyataan, untuk setiap tahun yang akan datang, dia harus mengeluarkan 200 juta sebagai biaya masa tuaku, hingga aku meninggal, 200 juta untuk biaya pendidikan Jiao Jiao, hingga semua pendidikan Jiao Jiao selesai.”
Chen Hui mengangkat kepala, melirik Tuan kelima, tatapannya penuh keanehan tetapi tidak mengatakan apapun.
Tuan kelima tersenyum dingin: “Biaya di masa tuamu, aku bisa memberimu, tetapi mengapa aku harus menanggung biaya putrimu. Maaf, aku tidak memiliki kewajiban ini.”
Tuan tua: “Kamu memberikan semua harta kepada wanita ini, dan membesarkan anak orang lain, Apakah itu adalah sebuah kewajiban? Jiao Jiao adalah adik perempuanmu. Kamu memberinya 200 juta setiap tahun, hanya terhitung sedikit, apakah kamu tidak rela?”
Xu Jingya: "Bukankah hukum waris sudah menyebutkan, pewaris pertama adalah pasangan, anak, atau orang tua? Kalau kamu tidak ingin menanggung biaya Jiao Jiao, maka serahkanlah sebagian dari hartamu pada ayahmu. Bukankah ini seharusnya?”
Tuan tua mendengar kata-kata dingin yang dikeluarkan Xu Jingya, sangat marah hingga tertawa, “Kenapa, apakah kamu anggap aku sudah mati? Berlari ke sini untuk berbagi warisanku.”
Xu Jingya bercemberut, dan tidak berkata.
Tuan kelima: “Dunia ini benar-benar aneh, ketika aku dalam kesusahan, mengapa tidak melihat siapapun dari kalian yang datang membantuku, sekarang aku kembali, langsung datang meminta warisanku, aku masih belum mati!”
Tuan kelima tiba-tiba berteriak, kemarahan yang mendadak, membuat urat di wajahnya muncul keluar.
Jiao Jiao terkejut, tanpa sadar memanggil Mama, dan langsung masuk ke dalam pelukan Xu Jingya.
Xu Jingya juga agak kaget, duduk di sana tidak mengeluarkan suara.
Wajah Tuan tua agak tegang, karena ketika Tuan kelima dalam kesusahan, dia sebagai ayahnya, tidak hanya tidak memikirkan cara untuk menyelamatkan putranya, masih saja berteriak tentang keadilan, dan mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki putra yang seperti bajingan ini. Tidak peduli bagaimanapun pihak polisi menanganinya, dia pasti akan menerimanya.
Tetapi sekarang, dia malah berlari ke sini untuk meminta uang dengan putra bajingan ini.
“Apakah kamu tidak ingin mengenal aku sebagai ayahmu lagi? Kamu tidak ingin menanggung biaya pendidikan Jiao Jiao, kalau begitu kamu memberiku biaya hari tua sebanyak 400 juta tiap tahunnya.”
Ketika Tuan tua berkata, dia memiliki perasaan bersalah, wajah yang berbentuk persegi agak tegang, tetapi dapat terlihat sikapnya sudah tidak begitu keras lagi.
Chen Hui membulatkan, “Adik kelima, begitu saja, tiap tahun kamu memberi Ayah angkat sebagian dari biaya masa tuanya, ayah angkat sudah berumur, meninggalkan sedikit uang untuknya, kamu juga bisa lebih tenang.”
Tuan kelima mengangkat sudut mulutnya dengan dingin, “Maaf, aku sudah tidak memiliki harta apapun, semua hartaku milik Ibu dari anakku.”
Pandangan Chen Hui mengarah padaku, dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya tidak jadi.
Tuan tua berteriak: “Kamu memiliki istri, dan lupa pada Ibu! Kamu dasar tak punya hati nurani, benar-benar rugi membesarkanmu!”
Tuan kelima: “Ibuku sudah lama meninggal, dan untungnya beberapa tahun ini kamu tidak pernah membesarkanku, kalau tidak aku khawatir akan mewarisi sifatmu, menjadi seorang pria yang membuang anak dan istri.”
“Kamu......”
Tuan tua tersumbat oleh perkataan putranya, dia memutarkan bola matanya, dan hampir pingsan.
“Ayah angkat!”
Chen Hui segera pergi mengangkat Tuan tua.
Xu Jingya marah dan berkata: “Kamu sangat keterlaluan, benar-benar tidak memiliki hati nurani, memelihara seekor anjing saja masih sadar harus menggoyangkan ekor pada majikan, apalagi putra sendiri. Suamiku, ayo kita pergi! Kamu anggap saja tidak pernah melahirkan putra ini!”
Xu Jingya benar-benar pandai menambah-nambahkan, menuangkan minyak pada api, wajah Tuan tua menjadi semakin memerah.
“Baik, aku akan menganggap sama sekali tidak pernah melahirkanmu.”
Tuan tua mengambil langkah akan segera pergi, Chen Hui segera memapahnya.
Akhirnya semua ini selesai, hatiku bagai tersumbat permen kapas, sangat tidak nyaman.
Dan Tuan kelima, wajahnya lebih buruk, duduk di sofa, tidak mengatakan apapun.
Chen Hui kembali lagi, dia melihat kami berdua, dan berkata: “Beberapa hari ini, banyak yang mengunjungi Ayah angkat, tidak heran kalau ada yang menggosip tentang kamu memberikan semua hartamu kepada Xiaoxiao, jadi Xu Jingya membujuk Ayah angkat datang untuk meminta uang, kalau tidak Ayah angkat tidak akan datang meminta padamu.”
Tuan kelima mendengus, “Benar-benar tidak tahu dari mana mereka memiliki wajah untuk datang, kalau aku adalah mereka, sebelum masuk pintu aku akan mati menabrak dinding dulu.”
Chen Hui: “Jangan mengatakan seperti itu, Ayah angkat adalah orang yang memberimu nyawa. Aku tahu kamu tidak ingin memberi mereka uang, tetapi bagaimanapun Ayah angkat adalah ayahmu, 200 juta bagimu bukan apa-apa, anggap saja membeli ketenangan!”
“Jangan membujuk di sini.”
Tuan kelima berkata dengan kesal, “Aku tidak memiliki uang untuk diberikan kepada mereka, kalau kamu mau, kamu boleh berikan pada mereka.”
Tuan kelima berdiri dan berjalan menuju kamar.
Chen Hui mengerutkan kening dan menghela nafas, kemudian bangkit: “Sudahlah, Xiaoxiao, sebaiknya kamu membujuk adik Kelima, bagaimanapun Ayah angkat adalah Ayahmu, jangan mendapatkan nama buruk karena tidak berbakti.”
Chen Hui pergi dengan keberatan, sebagai anak angkat dari Tuan tua, kakaknya Tuan kelima, dia terjepit ditengah benar-benar sangat sulit. Chen Hui adalah seseorang yang sangat jujur, dia selalu berpikir ingin menyenangkan kedua pihak.
Aku merasa ragu dalam waktu yang lama di ruang tamu, lalu mendorong buka pintu kamar, Tuan kelima baring bersandar di ranjang, wajahnya penuh kesuraman.
Aku berjalan ke sana, mencoba mengambil tangannya dan pelan-pelan meletakkan di bagian perutku, “Coba pegang, anakmu menyuruhmu jangan marah!”
Tuan kelima mengangkat mata, matanya yang indah bagai batu amber, menatapku dengan tatapan mendalam, kemudian menundukkan kepalanya, dan menempelkan telinganya di bagian perutku, “Anakku, apakah mengagetkanmu? Jangan khawatir, Papa baik-baik saja.”
Aku tersenyum dan mengelus rambutnya yang hitam seperti seorang anak kecil, “Anakmu berkata, tidak ingin kamu membuat perhitungan dengan mereka, dia ingin kamu menjadi seseorang yang penuh kasih.”
Tuan kelima mengangkat sudut mulutnya, tersenyum, “Aku tidak membuat perhitungan dengan mereka, begitu lama, aku sudah biasa.”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyHei Gadis jangan Lari
SandrakoHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoBretta’s Diary
DanielleMore Than Words
HannyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)