Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 115 Aneh
Hatiku terasa lucu, Gao Le bocah ini, benar-benar takut padaku.
Ketika aku dengan hati-hati dan teliti melukis wajah Chen Changsheng, aku terdengar Gao Le berbicara di telepon. Aku tidak tahu apa yang dikatakan orang di dalam telepon, tetapi suara awalnya yang bernada rendah tiba-tiba naik dan terlihat sangat marah, “Aku sudah berkata bahwa rumah itu tidak boleh dibeli, kenapa kamu dan ayahku tidak mendengarkanku!”
Ketika Gao Le berbicara, dia berkata dengan kesal dan bolak-balik berjalan di dekat pintu. Ketika aku melihatnya dengan tatapan aneh, dia sudah menutup telepon, tetapi wajahnya sangat merah, dan dia melihat aku menatapnya, matanya berkedip, dan bagai digigit ular, segera memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berkata pada Gao Xing: “Kamu menunggu di sini, aku akan keluar untuk menenangkan diri.”
Ketika Gao Le berkata, dia langsung membuka pintu dan pergi.
Aku menyelesaikan kue dan bertanya pada Gao Xing, “Kakakmu tadi sedang marah dengan siapa?”
Gao Xing mengerutkan alisnya, “Mungkin dengan ayah dan ibuku. Kakakku sangat aneh baru-baru ini. Selain sering melamun sendiri, dia juga tidak mengizinkan ibu dan ayahku membeli rumah yang dikembangkan oleh Paman Mo.”
Aku kaget, “Kenapa?”
Gao Xing dengan teliti menyaksikan pria tampan kecil di atas kue, “Aku tidak tahu, kakakku hanya mengatakan bahwa dia tidak mengizinkan mereka membelinya.”
Sungguh aneh, aku sedang bingung, dan terdengar Gao Xing mengomel lagi: “Ibuku meminta bibiku memperkenalkan wanita untuk kakakku, Kakakku tidak setuju, ibuku bertanya padanya, kamu menyukai wanita bertipe apa? Kamu bilang saja, biar bisa mencari yang seperti itu.”
“Kakakku berkata, tipe seperti apa yang dia inginkan tidak ada urusannya dengan kami. Benar-benar kakak yang aneh.”
Gao Xing menaikkan mulut kecilnya, mengambil kue yang sudah dibungkus dengan indah, dan mengambil 400 ribu dari saku jas, “Kakak Xiaoxiao, ini adalah uang kue, kakakku minta aku untuk membayarmu.”
Aku cepat-cepat mendorong uang itu kembali kepadanya, “Kamu gadis kecil, mengapa menghitung uang dengan aku, cepat simpan, ini aku yang berikan untukmu.”
Gao Xing berkata dengan sangat serius: “Kakakku berkata, aku harus membayar uang padamu, dia berkata bahwa kamu sangat kekurangan uang, tidak boleh makan kuemu tanpa bayar.”
Aku mengangkat alisku, Gao Le begitu memikirkanku, ini membuatku sangat terkejut.
Gao Xing menyipitkan matanya padaku dan melambaikan tangannya padaku. Aku membungkukkan tubuhku, Mulut kecil Gao Xing menempel di telingaku dan berkata, “Kakak Xiaoxiao, apakah kamu sekarang sendirian? Kakakku juga sendirian, bagaimana kalau kalian berdua menikah?”
Kepalaku tiba-tiba dipenuhi garis hitam.
Gao Xing menaikkan nada suaranya, sangat serius, “Kakak Xiaoxiao, kakakku sangat baik, dia tidak punya pacar, dan tidak seperti lelaki lain yang berfoya-foya di luar, jika kamu mengikuti kakakku, dia pasti akan memperlakukanmu dan menyayangimu seperti seorang ratu.”
Gao Le mendorong pintu dan masuk pada saat ini, kebetulan mendengar suara adiknya sendiri yang sedang mempromosikan kakaknya padaku. Pada saat itu, wajah tampannya langsung memerah, dan dia mengulurkan tangan besarnya dan mengangkat kerah mantel gadis kecil. “Apa yang kamu katakan, dasar kamu bocah kecil, aku tidak memukulmu, jadi kamu sudah tidak tahu siapa dirimu ya?”
Wajah Gao Le yang merah bagai hati ayam, mengangkat tangannya memukul berturut-turut beberapa kali di pantat Gao Xing, lalu membuat Gao Xing berteriak, dan mengangkatnya keluar.
Wajahku berkerut melihat Gao Le mengangkat gadis kecil berjalan ke samping mobil, membuka pintu dan langsung melemparkan Gao Xing ke dalam, lalu menutup pintu mobil dengan kuat dan pergi mengendarai mobil.
Setelah terjadi kejadian seperti ini, aku hampir saja melupakan kata-kata Gao Xing. Dia berkata bahwa Gao Le tidak mengizinkan Tuan besar Gao dan Nyonya besar Gao membeli rumah resort Mo Ziqian, ini sangat aneh.
Kalau dikatakan, Pengembang resort adalah Mo Ziqian, mereka seharusnya sangat senang untuk membeli.
Aku teringat kata-kata Tuan Kelima, dia mengatakan bahwa ada yang aneh di dalamnya. Mengapa mereka tidak begitu senang melihat rumah disana?
Aku dengan perasaan penuh keraguan kembali ke apartemen, tanganku membawa kue keju yang dibuat khusus untuk Jiayu, Jiayu terlihat lemah tak berdaya, duduk sendirian di sofa, tidak tahu apa yang sedang dipikirkan.
Ketika aku kembali, dia juga tidak mengatakan apapun, sepertinya berada dalam suatu kesedihan.
Aku menggoyangkan kue di depan Jiayu, “Nah, ini untukmu, sudah lama tidak makan kue lezat yang aku buat kan?”
Jiayu menerima kue itu, dia membuka kotak kue dan menggigit dengan alisnya terangkat, tetapi kesuraman di wajahnya tidak berkurang. “Orang tua itu benar-benar tidak setuju dengan pernikahan kami.”
Aku kaget, “Chen Hui yang memberitahumu?”
Jiayu menggelengkan kepalanya, “Orang tua itu yang secara pribadi datang menemuiku. Dia meminta seseorang untuk membawaku ke gedung kecilnya di tempat militer, aku mendapat jamuan teh yang baik, tetapi dia ingin aku meninggalkan Kakak Hui. Dia berkata bahwa dengan identitasku tidak akan ada bantuan untuk masa depan Kakak Hui. Kakak Hui seharusnya menemukan seorang wanita yang cocok dengan identitasnya untuk menjadi istrinya. Dia sudah menemuka seseorang untuknya, dan sedang bersiap-siap mengatur pertemuan antara mereka tetapi Kakak Hui malah menerima sertifikat pernikahan denganku. Dia berkata bahwa kalau aku benar-benar mencintai kakak Hui, aku seharusnya mengambil inisiatif untuk pergi meninggalkan kakak Hui.”
Ini benar sangat menyebalkan. Tiba-tiba aku sangat membenci kepala Jenderal tua itu. Lebih baik menghancurkan sebuah tempat ibadah daripada menghancurkan sebuah pernikahan. Dia malah ingin menghancurkan sepasang suami istri.
“Apa yang Chen Hui katakan?” Aku bertanya.
Jiayu tampak tertekan, “Ayahnya sendirian mencariku, dia masih belum tahu.”
Aku berkata dengan serius: “Jiayu, kamu seharusnya memberi tahu Chen Hui tentang kata-kata dari pria tua itu, melihat reaksinya, jika dia mendengarkan kata-kata ayahnya, maka orang seperti itu tidak layak kamu mencintainya, jadi tinggalkan dia lebih awal! Jika dia ingin berdiri di sisimu, kalian suami dan istri bergandengan tangan, bersama menghancurkan segala kesulitan. pria tua itu juga tidak akan bisa melakukan sesuatu untuk memisahkan kalian.”
Jiayu mengangguk, “Besok aku menanyakan Kakak Hui.”
Keesokan paginya, ketika aku sedang bekerja, Jiayu mengirimkan pesan, “Dia berkata bahwa dia akan berdiri di sisiku dan juga tidak akan setuju dengan pernikahan yang diatur oleh ayahnya.”
Aku menghela nafas lega, “Bagus kalau begitu.”
Jiayu mengirimkan sebuah emoticon tangan mengepal, dan aku berkata bersemangatlah.
Konfrontasi antara Chen Hui dan Jiayu, mendapatkan kemarahan besar dari kepala jenderal tua, karena marah dia mengusir Chen Hui dan Jiayu keluar dari villa. Dan memberitahu Chen Hui jangan menyesalinya nanti kalau dia memilih Jiayu, Chen Hui berkata dengan tegas bahwa dia tidak akan pernah menyesal selamanya.
Dengan begini, Pria Tua itu mengusir keluar pasangan suami istri ini.
Jarak Festival Musim Semi semakin dekat, pekerjaanku semakin sibuk, aku bekerja lembur setiap hari, bahkan tidak bisa beristirahat di akhir pekan, Tuan Kelima meneleponku beberapa kali, aku hanya menyapa dan dengan cepat menutup telepon. Perawat kecil itu diam-diam mengirimkan sebuah pesan padaku, “Kakak Xiaoxiao, pada hari itu kamu mengatakan kamu akan datang, Tuan Kelima membeli beberapa pot bunga dan menaruhnya di rumah. Lalu, kamu tidak datang, Tuan Kelima menghancurkan semua pot.”
Aku mendengar dan alisku berkerut.
Pada hari terakhir sebelum tahun baru semua pekerjaan terselesaikan, perusahaan akan mengadakan makan bersama, tetapi ketika aku keluar dari perusahaan dengan rekan-rekanku, aku melihat mobil Tuan Kelima berhenti di bawah tangga gedung. Dia mengenakan mantel panjang kerah bulu abu-abu dan celana panjang kasual. Dipasangkan dengan sepatu kasual putih, terlihat tampan dan mewah.
“Kakak Xiaoxiao, lihat pria tampan itu!” Min Min menunjuk pada Tuan Kelima.
Apakah kaki orang ini sudah sembuh total, kenapa dia keluar dan menyetir sendiri. Aku mulai khawatir, aku minta rekan-rekan kerja naik dulu ke bus, aku berjalan ke arah Tuan Kelima.
“Kamu menyetir sendiri? Apakah kakimu sudah sembuh?”
Aku sambil bertanya, sambil mengamati kakinya yang terluka, sekarang kakinya terbungkus di dalam celana jeans, lurus dan ramping, sama sekali tidak terlihat ada keanehan.
Tuan Kelima tersenyum, “Aku tidak sabar jadi hanya dapat datang mencarimu, belum sembuh, juga harus bertahan.”
Ketika dia berbicara, dia sudah membuka pintu mobil.
“Aku ada acara makan bersama rekan-rekan kerjaku.”
Aku berkata.
Tuan Kelima mengangkat alisnya, “Kalau begitu duduk mobilku.”
Aku mengerutkan kening, “Aku tidak bisa ikut menerima kemewahan, Tuan muda, dapatkah aku mencarimu setelah seminggu kemudian?”
Besok pagi aku akan terbang ke Kanada dan berkumpul dengan Qiang-Qiang, jadi aku hanya bisa menunda pertemuan bersama Tuan Kelima sampai waktu kembali dari Kanada.
Tuan Kelima sedikit tidak senang, dan wajah tampan itu menjadi tegang, “Kamu pasti tidak menyukaiku karena kakiku yang pincang kan?”
Aku: ..........
Kaki Tuan muda ini begitu lurus, darimana pincangnya.
“Tuan Muda, hari ini adalah acara makan malam perusahaan, aku benar-benar tidak ingin menunjukan kemewahan diri, aku akan mengajakmu beberapa hari lagi, bye-bye.”
Aku melambaikan tangan ke Tuan Kelima, dan membalikkan badan berlari ke mobil perusahaan. Tuan Kelima mendengus dan cemberut.
Pada hari berikutnya adalah liburan total, aku mengambil koper dan pergi ke bandara pagi-pagi sekali. Terpikir setelah belasan jam kemudian bisa bertemu dengan Qiang-Qiang, hatiku terasa kebahagiaan yang tak terungkapkan.
Terlihat sosok besar tinggi di bagian depan dan menarik koper berjalan mendekati. Dia mengenakan pakaian semalam, sangat tampan dan mulia.
Tuan Kelima?
Aku terkejut melihat dia datang. “Apakah kamu akan pergi ke Maldives?”
Tuan Kelima: “Kanada.”
Selama percakapan, dia mengangkat pergelangan tangan dan melihat pada jam tangan Patek Philippe yang berharga.
“Begitu kebetulan.” Aku sangat terkejut.
Tuan Kelima menaikkan alis sebelah dan membuat ekspresi “Menurutmu?”
Tuan Kelima mengambil koperku, dia sendirian menarik tiga koper dan langsung berjalan ke bagasi dan check-in. Setelah menyelesaikan pengiriman bagasi, dia langsung menggandeng tanganku dan berjalan masuk ke pintu imigrasi.
“Kamu ingin pergi ke Vancouver bersamaku?”
Pada saat ini, aku masih agak sulit untuk percaya. Tuan Kelima tiba-tiba muncul, karena ingin pergi bersamaku.
Tuan Kelima: "Bagaimana menurutmu?"
Aku membuka mulut dan tidak bisa berkata apapun.
Setengah jam kemudian kami naik pesawat bersama. Ketika berjalan ke arah tempat duduk, seorang penumpang berkulit hitam menatapku, dan Tuan Kelima meliriknya dengan tatapan tajam bagai pisau, pria itu segera menarik kembali kepalanya.
Setelah pesawat lepas landas, aku bertanya pada Tuan Kelima: “Hari ini adalah Malam Tahun Baru, kamu terbang ke Kanada, apakah tidak khawatir ayahmu marah?”
Tuan Kelima mendengus, “Dia cukup memiliki istri muda dan anak perempuannya.”
Selama percakapan, dia mengeluarkan sebuah head-band penutup mata dari sakunya dan menutupi matanya, aku melihat situasi ini, juga ikut memejamkan mataku dan tidur.
Semalam begadang bersama rekan-rekan kerja, dan hari ini bangun pagi-pagi. Itu sama dengan hanya tidur beberapa jam, jadi sangat mengantuk.
Aku dengan cepat tertidur. Ketika aku bangun, Tuan Kelima sedang membaca majalah dengan bosan. Di atas meja kecil di depanku ada sekotak makanan yang belum dibuka. Dan ada juga sekotak di atas meja Tuan Kelima, dan itu juga belum dibuka.
Pria muda itu sepertinya tidak akan makan makanan dari dalam pesawat. Perutku benar-benar terasa lapar, jadi aku membuka kotak makanku dan memakannya dengan senang hati.
Tuan Kelima melihat aku makan, dia menunjukkan ekspresi menjijikkan padaku.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniHis Second Chance
Derick HoJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMy Superhero
JessiCinta Tapi Diam-Diam
RossieThick Wallet
TessaMy Goddes
Riski saputroCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)