Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 159 Serba Salah (1)

Petang hari, aku menjemput Qiang Qiang, membawanya pergi makan di luar, pulang ke tempat tinggal baru kami.

Qiang Qiang dan pemilik kontrakan di taman menyiram bunga, aku naik ke atas mau mempersiapkan draft naskah yang mau diberikan ke majalah.

Telepon Tuan Kelima terhubung ke sini, “Sudah pindah? Pantas saja dua hari ini kok tidak kelihatan orangnya. Sudah pindah kemana?”

“Pinggiran kota.” Aku tidak ingin memberitahu Tuan Kelima aku dimana. Mo Ziqian bukan orang yang baik, Tuan Kelima juga sama, bukan.

Memang tidak salah, dia cukup baik terhadapku, dengan berusaha keras, dari negaraku mengejar sampai ke Kanada, juga sangat bisa menyenangkan hati orang, tapi itu hanya terbatas saat dia gembira saja, saat aku tidak membuatnya naik darah, sekali tuan muda ini tidak senang hati, aku pun langsung bergelinding pergi. Lebih tidak perlu dibilang lagi, dia sebenarnya masih ada banyak wanita.

“Pinggiran kota mana.” Tuan Kelima membuka mulut.

Aku kedengaran dari dalam handphone suara mesin mobil yang dinyalakan, aku tahu dia mau datang mencariku, kemudian dengan sembarangan merespon sepatah: “Aku juga tidak begitu tahu, aku masih belum kenal jalan di sini.”

Aku segera menutup telepon.

Tuan Kelima pun menelepon beberapa kali kemari, semuanya langsung aku tolak. Tidak lama lagi, Tuan Kelima mengirim pesan kemari: “Lin Xiao, kau mau mempermainkan aku. Kamu tunggu, kalau sampai aku menemukanmu, aku pasti mengulitimu!”

Perkataan Tuan Kelima membuat alis mataku langsung melompat, aku sangat percaya, dia tidak perlu setengah jam pun bisa menemukan aku.

Sekali tanya ke makelar rumah di pinggiran kota itu juga sudah bisa tahu.

Aku menenangkan diri, berpikir, dia bisa berbuat apa terhadapku, masih bisa mengusirku keluar? Aku juga tidak tinggal di rumahnya lagi.

Aku tiba-tiba saja merasa tidak tenang, baru 20 menitan berlalu, aku mendengar ada suara mobil tersebar dari luar sana, selanjutnya mendengar suara Qiang Qiang memanggil ayah angkat.

Aku memandangi melalui jendela, tapi yang berhenti di luar bukan mobil Tuan Kelima. Dia sudah turun dari mobil, sedang berbincang dengan ibu pemilik rumah. Sambil berbincang sambil mengangkat kepala ke atas memandangi, aku terkejut buru-buru menyimpan kembali kepalaku, saat itu, benar-benar kehilangan keberanian.

Tuan Kelima berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris dengan ibu pemilik rumah, mengatakan bahwa dia itu pacarku, datang dari negara kita, ingin melihatku. Dan juga mengatakan banyak sekali perkataan yang menyanjung ibu tua itu, menyanjung sampai ibu tua pun menjadi sangat gembira, kemudian meminta Qiang Qiang membawa Tuan Kelima naik ke atas.

Pada dasarnya aku tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, hanya bisa berdiam di kamar dengan mata kepalaku ini melihat orang itu datang kemari.

“Qiang Qiang, kamu pergi main sana, Ayah angkat ada hal mau dibicarakan dengan mamamu.” Tuan Kelima meminta Qiang Qiang pergi.

Setelah Qiang Qiang pergi, Tuan Kelima lalu mengunci pintu, sepasang tangan mengerat disana, wajahnya dipenuhi dengan aura ganas. “Lin Xiao, kamu main-main denganku, masih bilang tidak tahu dirimu dimana, kamu anggap aku ini anak umur 3 tahun, sembarangan berbohong lalu berpikir aku bisa tertipu.”

Sambil berkata Tuan Kelima sambil melangkahkan menggerakkan kakinya yang langsing dan panjang itu satu tapak demi satu tapak berjalan mendekatiku, aku langsung merasa kulit kepalaku mati rasa. Badanku tanpa disangka secara reflek mundur. Suara ‘bok’, pinggang belakangku menabrak meja belajar. Seketika kesakitan dan mengeluarkan nafasku.

Tuan Kelima berjalan mendekati, sepasang tangan menopang membungkuk di samping badanku, wajahnya yang sangat tampan memandangi kemari, dengan nada suara dingin yang membuat orang tertekan, “Lin Xiao, kamu mau mengelabui aku, aku mau lihat sampai dimana kemampuanmu.”

Pria itu meluruskan badannya, dengan dingin menghembuskan nafas, membuang sorotan mata yang bermakna mendalam, membalikkan badan dan turun ke bawah kembali.

Dari jendela aku melihat, dia mengambil banyak sekali bungkusan kotak yang sangat bagus ke Qiang Qiang, kemudian mengelus-elus kepalanya dan menyalakan mobil lalu pergi.

Barang-barang itu tentu saja hadiah buat Qiang Qiang, Qiang Qiang dan ibu pemilik rumah menggendong barang-barang itu masuk ke rumah, ketika aku keluar, ibu pemilik rumah dengan penuh semangat berkata: “Nona Lin, pacarmu sangat lah hebat.”

Aku juga tidak tahu yang dikatakan olehnya hebat itu apa karena dia berparas tampan, atau dia sangat kaya.

Sejak saat itu, aku membangunkan Qiang Qiang 15 menit lebih awal, seperti ini, setelah mengantar dia ke taman kanak-kanak, aku tidak terlambat lagi ke kantor pengacara.

Tapi aku bisa menjamin untuk tidak terlambat, namun tidak bisa menjamin tidak ada lembur, setelah meninggalkan rumah Wen Yiru di hari pertama aku lembur pun membuatku tidak tahu cara untuk menghadapinya.

Melihat sudah waktunya menjemput Qiang Qiang, dan aku tidak bisa pergi meninggalkan perkerjaan, hatiku gelisah bak kebakaran, menelepon ke guru TK Qiang Qiang, berharap dia bisa membantuku menjaga Qiang Qiang sebentar, atau mungkin meminta Qiang Qiang di dalam kelas menungguku. Guru wanita itu dengan sangat serius memberi tahuku: “Tidak boleh membiarkan anak kecil di bawah usia 10 tahun sendiri berada di dalam kelas. Saya hanya bisa menjaga Qiang Qiang untuk sementara, tapi hanya untuk sekali saja, lain kali tidak boleh.”

Aku sibuknya bukan main, dengan tidak mudah menyelesaikan pekerjaan, buru-buru ke TK menjemput Qiang Qiang, berterima kasih banyak ke guru. Tapi tiga hari seterusnya aku juga harus lembur.

Aku hanya bisa menelepon ke guru Qiang Qiang, memintanya untuk menitipkan Qiang Qiang ke pos satpam, gurunya tidak berkata apapun, langsung mematikan telepon.

Setelah lembur, aku bergesa-gesa pergi ke TK, tapi juga tidak bisa menjemput Qiang Qiang, namun kelihatan dua orang polisi, mereka bertanya padaku apakah aku ibunya Qiang Qiang, mengatakan bahwa aku tidak melakukkan tugasku sebagai pengasuh dengan baik, tidak bisa merawat anakku sendiri, aku mungkin bisa berhadapan dengan hak asuhku dicabut.

Otakku kosong, “Dimana putraku?” aku lebih khawatir lagi terhadap keamanan Qiang Qiang.

“Putramu sudah dijemput pergi oleh Papanya.” Polisi menjawab.

Mo Ziqian?

Aku langsung segera menekan nomor handphone Mo Ziqian, “Mo Ziqian, Qiang Qiang dimana!”

Mo Ziqian sedang mengendarai mobil: “Di mobilku, aku tadi baru saja menjemputnya kembali dari TK, Wanwan, kamu sendiri tidak bisa merawat Qiang Qiang, kenapa bisa mau pindah keluar? Hari ini untung saja aku sudah pulang, kalau tidak Qiang Qiang saat ini sudah dibawa pergi oleh polisi.”

Aku terbengong mendengarnya, otakku kosong semua. Mo Ziqian masih mengatakan sesuatu, aku sudah tidak bisa kedengaran lagi, aku mengendarai mobil bergegas pergi ke rumah Wen Yiru.

Aku tidak bisa membuat mereka berkesempatan membawa pergi Qiang Qiang, Qiang Qiang adalah milikku satu-satunya.

Ketika aku sampai di rumah Wen Yiru, mobil yang dikendarai Mo Qian parkir di dalam perkarangan, sudah tidak ada orang di dalam mobilnya. Aku masuk ke ruang tamu, melihat hari ini di ruang tamu ternyata ada banyak orang.

Sisi dan Qiang Qiang, masih ada seorang gadis muda berumur 20an tahun duduk di atas sofa. Gadis itu berambut pendek kecoklatan, berpenampilan fashion, paras wajahnya juga sangat cantik. Duduk di atas sofa memotong-motong apel yang sudah dikupas kulitnya, menusuk dengan tusuk gigi, memberikan sepotong ke Sisi terlebih dahulu, dan juga memberikan sepotong ke Qiang Qiang. Sambil tersenyum berkata: “Ini apel yang tante Bai kupas, enakan kan?”

Sisi: “Enak.”

Qiang Qiang: “Terima kasih tante.”

Bai Shan memiringkan kepalanya ke arah Sisi, senyuman yang memanjakan: “Sisi, kalau kemudian hari tante Bai Shan menikah dengan papamu kamu mau kan?”

Sisi menyipitkan mata: “Tentu saja mau, tante cantik begini, orangnya baik lagi, Sisi maunya orang seperti tante ini jadi mama.”

Nona Bai langsung membengkokkan matanya, tersenyum, dia memuncungkan bibir mencium di wajah Sisi, “Iya, tante pasti bisa menyayangimu.”

Bai Shan memiringkan badan bertanya ke Qiang Qiang: “Qiang Qiang, kamu mau tidak tante Bai jadi mamamu?”

Qiang Qiang yang sudah memakan setengah apel, terbengong melihat nona Bai, menggelengkan kepala dan meletakkan apel yang ada di tangannya: “Aku ada Mama, ibuku adalah seorang pengacara.”

Bai Shan membengkokkan bibir tersenyum, “Tapi mamamu sudah tidak mencintai papamu lagi, mereka cepat atau lambat bisa bercerai.”

Qiang Qiang: “Sudah bercerai, mamaku ya masih tetap mamaku, Qiang Qiang tidak akan mau orang lain jadi mama.”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu