Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 159 Serba Salah (1)
Petang hari, aku menjemput Qiang Qiang, membawanya pergi makan di luar, pulang ke tempat tinggal baru kami.
Qiang Qiang dan pemilik kontrakan di taman menyiram bunga, aku naik ke atas mau mempersiapkan draft naskah yang mau diberikan ke majalah.
Telepon Tuan Kelima terhubung ke sini, “Sudah pindah? Pantas saja dua hari ini kok tidak kelihatan orangnya. Sudah pindah kemana?”
“Pinggiran kota.” Aku tidak ingin memberitahu Tuan Kelima aku dimana. Mo Ziqian bukan orang yang baik, Tuan Kelima juga sama, bukan.
Memang tidak salah, dia cukup baik terhadapku, dengan berusaha keras, dari negaraku mengejar sampai ke Kanada, juga sangat bisa menyenangkan hati orang, tapi itu hanya terbatas saat dia gembira saja, saat aku tidak membuatnya naik darah, sekali tuan muda ini tidak senang hati, aku pun langsung bergelinding pergi. Lebih tidak perlu dibilang lagi, dia sebenarnya masih ada banyak wanita.
“Pinggiran kota mana.” Tuan Kelima membuka mulut.
Aku kedengaran dari dalam handphone suara mesin mobil yang dinyalakan, aku tahu dia mau datang mencariku, kemudian dengan sembarangan merespon sepatah: “Aku juga tidak begitu tahu, aku masih belum kenal jalan di sini.”
Aku segera menutup telepon.
Tuan Kelima pun menelepon beberapa kali kemari, semuanya langsung aku tolak. Tidak lama lagi, Tuan Kelima mengirim pesan kemari: “Lin Xiao, kau mau mempermainkan aku. Kamu tunggu, kalau sampai aku menemukanmu, aku pasti mengulitimu!”
Perkataan Tuan Kelima membuat alis mataku langsung melompat, aku sangat percaya, dia tidak perlu setengah jam pun bisa menemukan aku.
Sekali tanya ke makelar rumah di pinggiran kota itu juga sudah bisa tahu.
Aku menenangkan diri, berpikir, dia bisa berbuat apa terhadapku, masih bisa mengusirku keluar? Aku juga tidak tinggal di rumahnya lagi.
Aku tiba-tiba saja merasa tidak tenang, baru 20 menitan berlalu, aku mendengar ada suara mobil tersebar dari luar sana, selanjutnya mendengar suara Qiang Qiang memanggil ayah angkat.
Aku memandangi melalui jendela, tapi yang berhenti di luar bukan mobil Tuan Kelima. Dia sudah turun dari mobil, sedang berbincang dengan ibu pemilik rumah. Sambil berbincang sambil mengangkat kepala ke atas memandangi, aku terkejut buru-buru menyimpan kembali kepalaku, saat itu, benar-benar kehilangan keberanian.
Tuan Kelima berbincang dengan menggunakan bahasa Inggris dengan ibu pemilik rumah, mengatakan bahwa dia itu pacarku, datang dari negara kita, ingin melihatku. Dan juga mengatakan banyak sekali perkataan yang menyanjung ibu tua itu, menyanjung sampai ibu tua pun menjadi sangat gembira, kemudian meminta Qiang Qiang membawa Tuan Kelima naik ke atas.
Pada dasarnya aku tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi, hanya bisa berdiam di kamar dengan mata kepalaku ini melihat orang itu datang kemari.
“Qiang Qiang, kamu pergi main sana, Ayah angkat ada hal mau dibicarakan dengan mamamu.” Tuan Kelima meminta Qiang Qiang pergi.
Setelah Qiang Qiang pergi, Tuan Kelima lalu mengunci pintu, sepasang tangan mengerat disana, wajahnya dipenuhi dengan aura ganas. “Lin Xiao, kamu main-main denganku, masih bilang tidak tahu dirimu dimana, kamu anggap aku ini anak umur 3 tahun, sembarangan berbohong lalu berpikir aku bisa tertipu.”
Sambil berkata Tuan Kelima sambil melangkahkan menggerakkan kakinya yang langsing dan panjang itu satu tapak demi satu tapak berjalan mendekatiku, aku langsung merasa kulit kepalaku mati rasa. Badanku tanpa disangka secara reflek mundur. Suara ‘bok’, pinggang belakangku menabrak meja belajar. Seketika kesakitan dan mengeluarkan nafasku.
Tuan Kelima berjalan mendekati, sepasang tangan menopang membungkuk di samping badanku, wajahnya yang sangat tampan memandangi kemari, dengan nada suara dingin yang membuat orang tertekan, “Lin Xiao, kamu mau mengelabui aku, aku mau lihat sampai dimana kemampuanmu.”
Pria itu meluruskan badannya, dengan dingin menghembuskan nafas, membuang sorotan mata yang bermakna mendalam, membalikkan badan dan turun ke bawah kembali.
Dari jendela aku melihat, dia mengambil banyak sekali bungkusan kotak yang sangat bagus ke Qiang Qiang, kemudian mengelus-elus kepalanya dan menyalakan mobil lalu pergi.
Barang-barang itu tentu saja hadiah buat Qiang Qiang, Qiang Qiang dan ibu pemilik rumah menggendong barang-barang itu masuk ke rumah, ketika aku keluar, ibu pemilik rumah dengan penuh semangat berkata: “Nona Lin, pacarmu sangat lah hebat.”
Aku juga tidak tahu yang dikatakan olehnya hebat itu apa karena dia berparas tampan, atau dia sangat kaya.
Sejak saat itu, aku membangunkan Qiang Qiang 15 menit lebih awal, seperti ini, setelah mengantar dia ke taman kanak-kanak, aku tidak terlambat lagi ke kantor pengacara.
Tapi aku bisa menjamin untuk tidak terlambat, namun tidak bisa menjamin tidak ada lembur, setelah meninggalkan rumah Wen Yiru di hari pertama aku lembur pun membuatku tidak tahu cara untuk menghadapinya.
Melihat sudah waktunya menjemput Qiang Qiang, dan aku tidak bisa pergi meninggalkan perkerjaan, hatiku gelisah bak kebakaran, menelepon ke guru TK Qiang Qiang, berharap dia bisa membantuku menjaga Qiang Qiang sebentar, atau mungkin meminta Qiang Qiang di dalam kelas menungguku. Guru wanita itu dengan sangat serius memberi tahuku: “Tidak boleh membiarkan anak kecil di bawah usia 10 tahun sendiri berada di dalam kelas. Saya hanya bisa menjaga Qiang Qiang untuk sementara, tapi hanya untuk sekali saja, lain kali tidak boleh.”
Aku sibuknya bukan main, dengan tidak mudah menyelesaikan pekerjaan, buru-buru ke TK menjemput Qiang Qiang, berterima kasih banyak ke guru. Tapi tiga hari seterusnya aku juga harus lembur.
Aku hanya bisa menelepon ke guru Qiang Qiang, memintanya untuk menitipkan Qiang Qiang ke pos satpam, gurunya tidak berkata apapun, langsung mematikan telepon.
Setelah lembur, aku bergesa-gesa pergi ke TK, tapi juga tidak bisa menjemput Qiang Qiang, namun kelihatan dua orang polisi, mereka bertanya padaku apakah aku ibunya Qiang Qiang, mengatakan bahwa aku tidak melakukkan tugasku sebagai pengasuh dengan baik, tidak bisa merawat anakku sendiri, aku mungkin bisa berhadapan dengan hak asuhku dicabut.
Otakku kosong, “Dimana putraku?” aku lebih khawatir lagi terhadap keamanan Qiang Qiang.
“Putramu sudah dijemput pergi oleh Papanya.” Polisi menjawab.
Mo Ziqian?
Aku langsung segera menekan nomor handphone Mo Ziqian, “Mo Ziqian, Qiang Qiang dimana!”
Mo Ziqian sedang mengendarai mobil: “Di mobilku, aku tadi baru saja menjemputnya kembali dari TK, Wanwan, kamu sendiri tidak bisa merawat Qiang Qiang, kenapa bisa mau pindah keluar? Hari ini untung saja aku sudah pulang, kalau tidak Qiang Qiang saat ini sudah dibawa pergi oleh polisi.”
Aku terbengong mendengarnya, otakku kosong semua. Mo Ziqian masih mengatakan sesuatu, aku sudah tidak bisa kedengaran lagi, aku mengendarai mobil bergegas pergi ke rumah Wen Yiru.
Aku tidak bisa membuat mereka berkesempatan membawa pergi Qiang Qiang, Qiang Qiang adalah milikku satu-satunya.
Ketika aku sampai di rumah Wen Yiru, mobil yang dikendarai Mo Qian parkir di dalam perkarangan, sudah tidak ada orang di dalam mobilnya. Aku masuk ke ruang tamu, melihat hari ini di ruang tamu ternyata ada banyak orang.
Sisi dan Qiang Qiang, masih ada seorang gadis muda berumur 20an tahun duduk di atas sofa. Gadis itu berambut pendek kecoklatan, berpenampilan fashion, paras wajahnya juga sangat cantik. Duduk di atas sofa memotong-motong apel yang sudah dikupas kulitnya, menusuk dengan tusuk gigi, memberikan sepotong ke Sisi terlebih dahulu, dan juga memberikan sepotong ke Qiang Qiang. Sambil tersenyum berkata: “Ini apel yang tante Bai kupas, enakan kan?”
Sisi: “Enak.”
Qiang Qiang: “Terima kasih tante.”
Bai Shan memiringkan kepalanya ke arah Sisi, senyuman yang memanjakan: “Sisi, kalau kemudian hari tante Bai Shan menikah dengan papamu kamu mau kan?”
Sisi menyipitkan mata: “Tentu saja mau, tante cantik begini, orangnya baik lagi, Sisi maunya orang seperti tante ini jadi mama.”
Nona Bai langsung membengkokkan matanya, tersenyum, dia memuncungkan bibir mencium di wajah Sisi, “Iya, tante pasti bisa menyayangimu.”
Bai Shan memiringkan badan bertanya ke Qiang Qiang: “Qiang Qiang, kamu mau tidak tante Bai jadi mamamu?”
Qiang Qiang yang sudah memakan setengah apel, terbengong melihat nona Bai, menggelengkan kepala dan meletakkan apel yang ada di tangannya: “Aku ada Mama, ibuku adalah seorang pengacara.”
Bai Shan membengkokkan bibir tersenyum, “Tapi mamamu sudah tidak mencintai papamu lagi, mereka cepat atau lambat bisa bercerai.”
Qiang Qiang: “Sudah bercerai, mamaku ya masih tetap mamaku, Qiang Qiang tidak akan mau orang lain jadi mama.”
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaSuami Misterius
LauraThe Revival of the King
ShintaStep by Step
LeksSi Menantu Buta
DeddyMenantu Hebat
Alwi GoPernikahan Kontrak
JennyCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)