Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 185 Rela (1)

Aku mengikuti Tuan Kelima masuk ke dalam kantor, bergaya sangat modern, menunjukkan pesona mode dan kemewahan.

Tuan Kelima memberi perintah pada sekretaris: “Siapkan jus apel untuk Nona Lin.”

Sekretaris mengangguk dan keluar, “Tuan Kelima barulah menatapku dan berkata: “100 miliar rupiah agar tidak menjeratmu lagi, aku berharap kamu senang, bukan seperti sekarang.”

Aku: “Tetapi itu terlalu banyak, dia hanya menginginkan 20 miliar.”

Tuan Kelima: “20 miliar, dia tidak mungkin melepaskanmu, kamu harus memahami kelicikan Mo Ziqian.”

Aku: “.......”

Bagaimana dia bisa begitu mengerti Mo Ziqian? Bukannya dia hanya mengatakan 20 miliar.

Tuan Kelima berkata: “Sudahlah, jangan membicarakan masalah ini lagi, aku akan segera menemui pelanggan, kalau siang hari ingin makan bersama, kamu harus menungguku di sini.”

Tuan Kelima selesai berkata langsung keluar, namun hatiku keberatan, dan aku yang masih memikirkan masalah 100 miliar itu belum pergi, aku duduk di sofa kantornya, panik dan tidak tenang menunggunya kembali.

Sekitar sejam kemudian, aku terdengar suara Tuan Kelima dari luar: “Siang akan makan bersama pacar, maaf.”

“Kalau begitu kita ajak lagi di hari lain.”

“Ok.”

Tidak lama kemudian, Tuan Kelima mendorong pintu masuk, dia mengangkat pergelangan tangannya dan melihat pada jam tangan bermerek mewah yang menandai status dan kekayaan itu berkata: “Sudah jam dua belas siang, ayo kita pergi.”

Aku mengikuti Tuan Kelima meninggalkan Perusahaan investasinya, sama-sama datang ke sebuah restoran Barat yang tidak jauh. Tuan Kelima memesan dua porsi makanan, sederhana namun cocok dengan selera kedua orang, dia terlihat sangat lapar, makanan dihidangkan dia langsung memakannya, dan kecepatan berbicaranya juga menjadi cepat: “Ayolah makan, selesai makan harus kerja lagi.”

Aku menatapnya ingin mengatakan sesuatu tetapi terdiam, masih ingin menanyakannya tentang masalah 100 miliar rupiah, tetapi Tuan Kelima sudah tahu apa yang ingin kukatakan, mengangkat tangannya dan menghentikanku: “Masalah uang, jangan membicarakannya lagi, cepat makan, selesai makan aku mengantarmu kembali ke kantor hukum.”

Sekumpulan perkataanku tersumbat di mulut tenggorokan, hanya dapat menundukkan kepala dan makan, setelah makan kami berdiri dan akan pergi, namun pada saat ini terlihat seseorang sedang berjalan masuk, itu adalah Mo Ziqian dan asistennya.

Mo Ziqian melihatku dan Tuan Kelima, dia sedikit menyipitkan matanya: “Ternyata begitu kebetulan.”

Tuan Kelima berekspresi polos: “Direktur Mo juga datang makan.”

Kedua lengan Mo Ziqian memeluk dadanya, bergaya santai berkata: “Iya, kebetulan ingin pergi mencari Tuan Kelima, 100 miliar rupiah terlalu sedikit, 200 miliar rupiah membeli kebebasan dirinya lebih cocok.”

Mo Ziqian tersenyum, dan melangkah pergi.

“Kamu......” Aku sangat marah, Mo Ziqian bagai singa membuka besar mulutnya, membuka mulut meminta 200 miliar, apa yang ingin dia lakukan, merampok terang-terangan?”

Tuan Kelima mengangkat tangan menghentikanku: “Ayo kita pergi.”

Aku tidak tahu apakah Tuan Kelima mendengar perkataan Mo Ziqian, bagaimana dia bisa begitu tenang, aku berjalan mengikuti langkahnya, namun hatiku belum terasa tenang.

Duduk di dalam mobil Tuan Kelima, hatiku sangat kesal, aku tidak pernah berpikir bahwa Mo Ziqian adalah orang seperti ini, pria gentleman dan lembut, hanyalah khayalan, ternyata dia adalah orang yang paling kejam sedunia.

Tuan Kelima mengantarku ke luar kantor hukum, mengulurkan tangannya ke wajahku, tiba-tiba tersentuh air mata di wajahku, mengerutkan kening dan berkata: “Kamu menangis?”

Aku menyeka air mataku, namun air mataku terus menetes keluar: “Aku tidak pernah tahu dia adalah orang seperti ini, mengapa dia melakukan ini.”

Tuan Kelima tidak berkata, tatapannya yang lembut menatap fokus padaku, tangannya menyeka air mataku: “Semuanya serahkan padaku, ok? Kamu jangan mengurus semuanya, pertempuran antara pria diserahkan pada pria.”

Aku menatap pada sepasang mata yang indah itu, yang mengungkapkan belas kasihan yang kuat, tanpa sadar aku mengangguk, barulah dia tersenyum: “Cepatlah masuk, kamu harus masuk kerja.”

Barulah aku turun dari mobil, dan masuk ke kantor hukum dengan tergesa-gesa.

Berturut-turut beberapa hari, tidak mendapatkan kabar dari Tuan Kelima, pihak Mo Ziqian juga sangat tenang. Aisha kadang-kadang datang menggangguku, memarahiku pembohong, dan berkata Tuan Kelima telah ditipu olehku.

Marah-marah, mumpung juga hanya beberapa kata itu, aku sudah malas untuk melayaninya, membiarkannya marah, aku tetap melakukan hal yang seharusnya kulakukan, akhirnya dia merasa bosan dan tidak datang lagi.

Aku mendapatkan notif wechat, aku membukanya, terlihat Lan Ke mengirimkan amplop merah, aku menekan amplop merah, itu adalah dua belas ribu rupiah.

***********(wechat memiliki fitur mengirim angpao / transfer uang dengan emoticon amplop merah)*****************

Lan Ke: “Amplop ini adalah kado ulang tahun untukmu.”

Aku: “........”

Orang ini benar-benar luar biasa pelitnya.

“Bagaimana kamu tahu hari ini ulang tahunku?”

Lan Ke: “Tidak ada yang aku tidak tahu, tidak ada juga yang aku tidak paham, bahkan Tuan muda itu menyetujui Mo Ziqian untuk memberikan 200 miliar, aku juga tahu.”

Hatiku tertegun: “Apa yang kamu katakan benar?”

Lan Ke: “Tentu saja benar, 200 milliar dan salah satu pulau dari Asia Selatan, ini pembayaran yang harus dia keluarkan untuk penebusan dirimu.”

Akar telingaku serasa ada yang melompat di dalam, apa yang Lan Ke bicarakan aku sudah tidak dapat mendengarnya, otakku terasa mendengung.

200 miliar rupiah, dan ditambahkan pulau kecil yang tidak tahu berapa harganya, apa yang ingin Tuan Kelima lakukan? Apakah aku benar-benar layak memintanya melakukan ini?

Aku ingin menelepon Tuan Kelima, namun jariku bergetar tak terkendali, untuk waktu yang lama baru terkirim pesannya: “Aku akan pergi ke apartemen untuk mencarimu malam ini.

Setelah pulang kerja, aku langsung pergi ke apartemen Tuan Kelima, Tuan Kelima membuka pintu sambil menelepon, hingga dia selesai menelepon, barulah aku berkata dengan tidak sabar: “Apakah kamu benar menyetujui Mo Ziqian untuk memberinya 200 miliar rupiah dan sebuah pulau kecil?”

Tuan Kelima: “Apakah Lan Ke si bocah itu yang memberitahumu?”

Aku: “.......”

Mengangguk.

Tuan Kelima duduk di sofa: dua ratus milliard rupiah dan sebuah pulau kalau dapat menggantikan kebebasan hidupmu, aku rela melakukan ini.”

Aku dengan kaget menatapnya: “Namun apakah aku benar-benar begitu berharga?”

Seseorang dalam seumur hidup hanya dapat menghasilkan berapa banyak uang? Tuan Kelima membiarkan 200 miliar dan sebuah pulau yang tidak tahu berapa harganya dan memberikannya pada yang lain.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu