Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 237 Pernikahan (1)
Setelah Tuan kelima kembali, dia tidak datang ke apartemen di area militer, namun tinggal di apartemen dalam kota, Desas-desus tentang dirinya telah berhenti ketika kasus berakhir.
Tiga hari kemudian, Tuan kelima mengirimkan pesan teks padaku, “Lihat dan pilih beberapa model, jadikan gaun pernikahan.”
Dan kemudian dikirimkan beberapa foto, semuanya gambar desain, yang mendesainnya adalah seorang desainer Paris yang sangat terkenal.
Jariku sedikit gemetar, dan mengirim pesan teks padanya, “Apakah kamu akan menikah denganku?”
Tuan kelima: “Kenapa, apakah kamu tidak ingin?”
Aku terdiam sejenak, “Ingin.”
Tuan kelima mengirimkan sebuah wajah senyum padaku.
“Pilihlah, selesai memilih memberitahuku, aku akan segera menyuruh mereka membuatnya, perutmu akan segera membesar, sampai saat itu akan menjadi jelek ketika mengenakannya.”
Aku melihat foto-foto itu dalam waktu yang lama, lalu memilih satu gaun pengantin dan dua gaun malam, kemudian memberitahu Tuan kelima: “Aku merasa aku lebih menyukai gaun gaya China, kalau tidak kapan-kapan kita pergi memilih sebuah gaun gaya China, kita seperti orang dahulu, mengenakan jubah panjang dan cheongsam melakukan sebuah pernikahan gaya China.”
Tuan kelima: “Ini boleh dipertimbangkan, nanti aku mencari orang khusus mendesainnya.”
Beberapa hari kemudian, Tuan kelima mengirimkan beberapa foto lagi, kali ini adalah desain gaun gaya China. Aku memilih satu model yang paling kusuka.
Tuan kelima: “Bagaimana kita pergi mengambil surat pernikahan besok?”
Aku: “Ok.”
Akhir-akhir ini, Tuan kelima tetap tidak datang ke apartemenku, aku hanya melihatnya di dalam internet, mengenakan pakaian hitam, kacamata hitam menutupi wajah, dia yang tergesa-gesa, kasus itu menunda banyak pekerjaannya, dia sekarang pasti sangat sibuk!
Pada hari berikutnya, Tuan kelima datang pada waktu janjian, meskipun wajahnya belum pulih seperti situasi paling baik sebelumnya, namun setiap senyumannya masih tetap sangat mempesona.
Dia mengantarku ke biro urusan sipil, pengambilan surat pernikahan terlaksana dengan lancar, keluar dari kantor urusan sipil, dia bertanya padaku, “Foto pernikahan, kamu ingin memotretnya di sini atau pemandangan di luar negeri?”
Aku: “Foto di sini saja, akhir-akhir ini agak malas, tidak ingin pergi begitu jauh.”
Tuan kelima: “Ok.”
Foto pernikahan diambil di taman botani tropis dalam kota ini, meskipun kelihatannya tidak seromantis pemandangan laut, tetapi aku yang berdiri di sebelah Tuan muda, dirangkul pinggang olehnya dengan lembut, kebahagiaan itu benar-benar sangat memuaskan diriku.
Hal-hal berikutnya, semuanya dipersiapkan oleh Tuan kelima, dalam internet mengatakan bahwa Tuan muda playboy ini benar-benar akan memiliki keluarga, tetapi tidak tahu berapa lama dia dapat tinggal di dalam kekangan ini, dan juga ada yang mengatakan bahwa Tuan muda tidak membutuhkan waktu yang lama akan bercerai, seorang playboy mana mungkin hanya memeluk seorang wanita setiap hari, itu pasti akan membosankannya.
Ada juga yang mengatakan: “Semuanya dapat menunggu dan melihat, tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, Tuan muda akan seperti Tuan kaya lainnya tak berhenti berselingkuh.”
Untuk spekulasi jahat ini, aku tidak bisa mengatakan apa-apa, dan juga tidak berdaya untuk menghentikannya, hanya bisa menutup mata.
Di masa persiapan pernikahan antara aku dan Tuan kelima, ayahnya sama sekali tidak pernah muncul, sama seperti anak ini tidak pernah ada atau sama sekali tidak dapat diurus, jadi tidak ingin mengurusnya.
Setelah kembali dari Malaysia, selalu tidak bertemu dengan Lan Ke, aku meneleponya, dia hanya mengatakan beberapa lama ini agak sibuk, menunggu ketika aku menikah, sudah dapat bertemu dengannya.
Pekerjaan Tuan muda ini, biasanya hanya untuk mengisi waktu luang, kalau begitu, apa yang dia sibukkan? Aku mencari waktu pergi ke rumah sakit tempat kerja Lan Ke. Di luar ruang pemeriksaannya, tetap mengantri sekumpulan orang, aku mendorong membuka pintu ruang pemeriksaan, melihat Lan Ke sedang menelepon, dia tertegun ketika melihatku, dan berkata pada orang di sana, “Aku menutup dulu.” Kemudian menyimpan ponselnya.
“Kenapa kamu datang?”
Lan Ke membalik badannya padaku.
Aku: “Sudah lama tidak bertemu denganmu, lumayan kangen denganmu.”
Memiliki kakak seperti Lan Ke, adalah hal teruntung dalam hidup ini.
Lan Ke tersenyum, “Aku juga lumayan kangen kamu dan Qiang-Qiang, akhir-akhir ini agak sibuk, baru saja berpikir setelah selesai sibuk akan langsung pergi melihat kalian.”
Kain kasa di kepalanya telah tiada, dan memotong rambut gaya baru, menutup luka di kepala dengan bagus, kedua tangan yang bersih, masih terlihat jelas bekas luka di telapak tangannya.
Melihatku menatap fokus pada tangannya, Lan Ke tersenyum, “Semuanya sudah sembuh, bekas luka ini tidak lama lagi akan menghilang, tidak perlu khawatir.”
“Ada waktu luang? Makan bersama malam ini?”
Aku tersenyum bertanya.
Lan Ke mengerutkan kening berpikir, “Sepertinya tidak bisa, orang tua itu memaksa mengaturkan beberapa gadis untukku, menyuruhku kencan buta, lain saja, lain kali aku mentraktirmu dan Qiang-Qiang.”
“Ok.”
Aku tidak lagi mengganggu Lan Ke, di luar masih banyak pasien yang menunggunya.
Setelah meninggalkan rumah sakit, aku menerima panggilan dari Aisha, “Kak, dimana kamu sekarang, aku sudah kembali, aku membawa banyak barang, sudah tidak dapat mengangkatnya, cepat kembali membuka pintu untukku.”
“Oh, ok.”
Aku tidak memperlambat, langsung mengendarai mobil kembali ke apartemen.
Setelah aku kembali dari Malaysia, Aisha langsung kembali ke Kanada, mendengar aku akan menikah, dia langsung kembali.
Ketika aku tiba di bawah apartemen, benar-benar terlihat di tepi kaki Aisha meletakkan beberapa kotak besar dan kecil dan berdiri di lantai bawah.
Melihat mobilku, segera melambaikan tangan padaku, “Hai, kakak.”
Aku lumayan senang melihat Aisha, aku tidak memiliki adik kakak kandung, jadi langsung mengganggap Aisha sebagai adik kandungku, aku memarkirkan mobil kemudian pergi membantunya mengambil barang bawaannya, Aisha langsung menghentikanku, “Jangan jangan, aku akan mengangkatnya sendiri, kamu cukup membukakan pintu untukku. Kamu seorang ibu hamil, tidak boleh melakukan hal-hal yang berat, ada seorang saudaraku karena mengangkat sedikit barang, menggugurkan kandungannya yang sudah tiga bulan.”
Aisha berkata sambil mengangkat sebuah kotak yang paling besar, berlari sambil menariknya naik ke lantai atas.
“Tempat ini hanya ada satu hal yang tidak bagus, tidak memiliki lift.”
Aisha sambil berjalan sambil berkata, semakin berjalan semakin terengah-engah, ketika tiba di luar pintu, sudah sangat lelah.
Aku membukakan pintu, membantunya membawa masuk kotak besar ke dalam rumah, Aisha menyeka keringat dan turun lagi ke bawah. Semua kotak sudah terangkat ke atas, Aisha langsung duduk ke sofa, bernafas terengah-engah, sudah tidak berbicara dengan normal.
Gadis kecil tumbuh begitu besar, mana pernah melakukan hal seperti ini, aku tertawa melihatnya, dan membawakan segelas jus yang kuperas sendiri untuknya, Aisha menerima dan langsung sekaligus menghabiskannya dalam seteguk.
Pada malam hari, bibi Li datang dan menyiapkan makan malam, setelah makan malam Tuan kelima juga datang.
Dia agak kurusan dari sebelumnya, kembali begitu lama dia juga tidak sering kembali, namun semangat dan temperamennya tidak berubah.
“Kamu melihat apakah bisa di hari ini? Aku telah mencari orang khusus menghitungnya.”
Dia mengeluarkan selembar kartu yang unik, di atas kartu tertulis tanggal 6 bulan Januari, jarak dengan sekarang tidak sampai sebulan.
“Aku tidak memiliki pendapat, semua mendengarmu.”
Aku percaya, Tuan muda akan melakukan semuanya dengan sangat bagus.
Tuan muda: “Kalau begitu aku memesan restoran pada hari ini, dan membagikan undangan.”
Aisha: “Tidak sampai sebulan, waktunya begitu ketat, apakah gaun dan asesoris Kakakku sudah ada semuanya?”
Tuan kelima memelototinya, “Gaun akan diantar minggu depan, asesoris juga akan diantar dalam setengah bulan.”
Aisha mengerutkan kening dan berpikir, “Pokoknya kamu tidak boleh merugikan Kakakku, dia sangat penting.”
Mata Tuan kelima semakin mendalam, “Tenang saja.”
Pada saat ini, ada yang mengetuk pintu di luar, tok tok tok..... Tenaganya sangat kuat.
Aku pergi membuka pintu, terlihat Ayah Tuan kelima, berwajah suram berdiri di luar.
Novel Terkait
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)