Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 76 Kesedihan Di Hati

Bab 76 Kesedihan Di Hati

Mo Ziqian dengan marah berkata: “Aku sudah beritahu aku ingin mengambil kembali hak asuh Qiang-Qiang, kamu tidak setuju, baiklah, sekarang, kalau terjadi apa-apa pada anak ini, kamu tunggu untuk menyesal!”

Mo Ziqian selesai berkata, pergi dengan marah.

Perkataannya bagai sebuah lonceng besar membanting di kepalaku, aku bergetar dan tubuhku sudah tidak tertahankan lagi, jatuh duduk di lantai.

Sekitar tiga jam kemudian, saat itu sudah tengah malam, Mo Ziqian meneleponku, dan sekarang aku sedang duduk bingung di koridor rumah sakit.

“Wanita itu sudah meninggal, Qiang-Qiang mengalami luka berat, sekarang berada di Rumah sakit Renming.”

Mo Ziqian menutup telepon.

Aku tiba-tiba merasakan suatu kegelapan, memaksa diri untuk menenangkan pikiran, aku bagai kehilangan jiwa datang ke rumah sakit Renming.

Ketika aku dengan cemas dan panik tiba di pusat darurat Rumah Sakit Renming, Qin Sumin sudah di dorong keluar ruang gawat darurat, sehelai kain putih menutup dari kepala hingga kakinya.

Aku melihat pada wanita yang tadi ketika aku pergi dia masih bernyawa hidup, baru sekejap mata langsung berubah menjadi mayat, tiba-tiba aku bingung berdiri disana, bahkan melupakan keselamatan Qiang-Qiang.

“Ibu......”

Tangisan Qiang-Qiang menarik kembali kesadaranku, dia sedang di peluk Gao Le di dalam pelukannya, wajah sebelah kiri, lengan dan kakinya sedikit memar, dan kain kasa masih melilit kepalanya.

Menangis histeris.

Aku merasakan sakit hati, segera berjalan menggendong kembali Qiang-Qiang.

“Ohh, Qiang-Qiang jangan menangis, tante di sini. tante akan seperti ibumu menyayangimu.”

Aku sambil membujuk Qiang-Qiang, sambil dengan panik memeriksa luka Qiang-Qiang, Mo Ziqian berkata: “Dia dipeluk oleh wanita itu, dilindungi dengan tubuhnya, tubuhnya hanya mengalami luka memar, tidak melukai organ dalam dan tulang.”

Hatiku tertegun lagi sesaat, Qin Sumin menyelamatkan Qiang-Qiang, dia meninggal karena Qiang-Qiang, orang itu ingin menabrak mati Qiang-Qiang.

Air mataku tiba-tiba mengalir keluar, untuk wanita malang itu, dia hanya ingin membawa Qiang-Qiang pergi ke tempat dimana tidak ada yang menganggunya, tetapi tidak terpikir akan mati mengenaskan.

“Apakah tertangkap pengendara mobil itu, dan bagaimana dengan CCTV!” Hatiku timbul kemarahan yang kuat, memelototi Mo Ziqian dengan marah. Semua disebabkan pria ini, kalau bukan dia, tidak akan terjadi semuanya ini, Qiang-Qiang juga tidak akan terus terluka, Qin Sumin juga tidak akan meninggal.

Mo Ziqian menggerutkan alisnya, sepertinya sedang memikirkan sesuatu, tidak berkata.

Gao Le berkata: “Ketika kami tiba di sana, kami hanya melihat mayat ibu angkat, dan Qiang-Qiang sedang menangis keras di pelukannya. Tempat itu sangat jauh dan sepi, sama sekali tidak ada CCTV. Tetapi kami sudah melapor polisi.”

Aku memeluk Qiang-Qiang, hati merasa sedih, untuk Qin Sumin yang mati tidak bersalah, dan juga untuk pembunuh yang dimanjakan Tuhan.

“Gao Le, kamu bawa dia ke apartemenku, aku pergi sebentar.”

Mo Ziqian telah pergi.

Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, Gao Le membawaku dan Qiang-Qiang memasuki mobilnya, dia mengantar kami apartemen Mo Ziqian yang berseberang dengan Tuan kelima.

Qiang-Qiang takut dan kaget, sekarang di dalam pelukanku perlahan-lahan berhenti menangis, dan pelan-pelan tertidur, dan aku memeluk Qiang-Qiang, duduk di sofa apartemen Mo Ziqian, menunggu kedatangan Mo Ziqian.

Gao Le mengantarku masuk kerumah kemudian di langsung kembali ke rumah sakit, dia harus mengurus kematian Qin Sumin di sana.

Pada jam dua tengah malam, Mo Ziqian kembali pulang. Seluruh tubuhnya terlihat lelah, wajah tampan seperti dulu diselimuti lapisan depresi.

Dia mengangkat kepala menatapku, dan kemudian pandangannya jatuh di wajah Qiang-Qiang yang tertidur pulas di pelukanku. Tatapannya tiba-tiba menjadi lembut.

Dia berjalan mendekati, duduk di sebelahku, mengangkat tangannya seperti ingin menyentuh wajah Qiang-Qiang, tetapi sudah sampai di depan, dia berhenti dan merasa ragu, akhirnya dia menyentuh rambut Qiang-Qiang yang hitam.

Mengelus dengan lembut.

Penuh kasih sayang seorang ayah kepada anak kandungnya, dia diam-diam menatap pada wajah anak yang sedang tidur.

Wajah Qiang-Qiang yang lembut dengan luka memar, terlihat jejak daging merah tanpa kulit, Qiang-Qiang yang sedang tidur, bulu mata bergetar beberapa kali, mencibir, menangis, aku bisa melihat tangan Mo Ziqian yang putih, ramping, dan dengan penuh kasih sayang pada putranya berhenti sejenak, matanya dipenuhi kekhawatiran.

Untungnya, setelah tangisan ini, Qiang-Qiang tertidur lagi.

“Ini adalah anak kita.” Beberapa saat kemudian, Mo Ziqian menghela nafas, membawa suatu perasaan sedih yang tidak dapat diungkapkan.

“Aku sudah membayangkan gambaran seperti itu bertahun-tahun yang lalu. Aku tidak terpikir bahwa suatu hari, mimpi ini bisa menjadi kenyataan, Wanwan, katakan padaku, apakah ini benar-benar bukan mimpi?”

Tatapan Mo Ziqian yang mendalam, dia mengatakan ini seperti bisikan.

“Iya, kamu membayangkan kita menggendong anak kita, di saat yang sama tidur melahirkan anak dengan Chen Liyan.”

Aku menyindir.

Mo Ziqian menatapku dengan tatapan sulit mengungkapkan, dengan polos dia berkata: “Kamu percaya atau tidak, semua ini bukan kemauanku, aku hanya jatuh ke dalam perangkap yang dirancang oleh orang lain, Tetapi setelah begitu banyak tahun, aku masih belum menemukan apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak tahu siapa yang memasukkan obat ke dalam minumanku.”

Mo Ziqian menutup wajahnya dengan marah dan kesal, dan pelan-pelan melepaskan, “Apakah aku sangat tidak berguna?”

Aku tidak yakin, jadi tidak berkata apapun, mungkin, apa yang dikatakannya benar, semuanya hanya jebakan dari seseorang.

Tetapi hatiku masih saja terasa sunyi. Aku membencinya. Entah dia ingin tidur dengan Chen Liyan atau tidak, itu adalah fakta bahwa mereka memiliki seorang putri. Itu juga fakta bahwa aku telah berada dalam kegelapan selama hampir empat tahun.

Pikiranku melayang, sepertinya Mo Ziqian masih mengatakan sesuatu, tetapi aku sudah tidak tahu apa yang telah dia katakan.

Waktu berlalu, dan kami berdua tidak bermaksud untuk tidur. Mo Ziqian masih duduk di sebelahku, menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Dan aku, juga tidak terasa ngantuk, tes hukum, aku sepertinya tidak dapat memikirkannya lagi, apapun tidak dapat sebanding dengan keselamatan anakku.

“Kita bertiga berada disini, Kamu tidak takut kalau Chen Liyan mengetahuinya, dia akan membiarkan Hu Yeming datang untuk membunuh kita? Menyalakan api dan membakar kita bersama.” Aku menyindir.

Mo Ziqian berkata: “Ada apa? Kita bertiga sudah bersama, dan kematian tidak mengerikan lagi.”

Aku tertegun, aku memiringkan kepala menatap pada wajah itu.

“Kalau kamu masih peduli padaku, dan mencintai anak ini, kamu antar kami pergi ke Kanada, Direktur Wen akan merawat kami.”

Aku berkata dengan tenang.

Mo Ziqian kaget, “Wen Yiru?”

“Tidak, bagaimana mungkin! Aku tidak akan setuju, kamu dan anak ini harus berada di sampingku, tidak boleh kemana-mana!”

Dia berkata dengan sedikit kesal, lalu berdiri.

Aku berkata dengan ironis, “Berada di sampingmu, melihatmu berpasangan dengan Chen Liyan? Atau kamu bersedia bercerai dengannya, lalu memberi Qiang-Qiang sebuah keluarga yang lengkap?”

Mo Ziqian berkata: “Aku tidak pernah hidup bersama Chen Liyan jadi tidak pernah berpasangan dengannya, kalau keluarga lengkap, aku akan memberinya, tetapi bukan sekarang.”

“Waktu sudah malam, kamu bawa anak ini masuk tidur ke dalam kamar.”

Mo Ziqian selesai berkata, lalu berjalan menuju ke ruang belajar.

Aku memeluk Qiang-Qiang, tetap duduk di sofa, tertegun disana. Dengan begitu duduk semalaman di sana. Mo Ziqian juga tidak tidur semalaman, jam tujuh pagi dia pergi, sebelum pergi dia berpesan, “Jangan membuka pintu untuk siapapun, kecuali Gao Le.”

Aku menelepon Jiayu, memberitahu dia bahwa Qin Sumin sudah meninggal, aku dan Qiang-Qiang sekarang berada di apartemen Mo Ziqian, Jiayu sangat kaget, terdiam sesaat, kemudian berkata, “Apakah Qiang-Qiang baik-baik saja?”

“Dia baik-baik saja.”

“Pulang kerja aku pergi cari kalian.”

“Ya.”

Setengah jam kemudian, Gao Le datang, ketika aku melihat dia dari lubang pintu, aku membuka pintu rumah. Dan sekarang, Qiang-Qiang masih tidur, anak kecil ini semalam kaget dan terkejut, mungkin karena terlalu lelah, sekarang masih belum bangun.

Gao Le membawakan banyak barang, makanan instan, pangsit beku, dan pakaian-pakaianku serta pakaian Qiang-Qiang, “semua ini aku minta Gao Xing pilihkan, mungkin kalian akan suka.”

“Terima kasih.”

Aku menerima sekantong besar barang-barang.

Gao Le berdiri di pintu, seperti hendak mengatakan sesuatu tetapi akhirnya terdiam.

Aku meletakkan barang-barang itu, dan membalikkan badan, melihat Gao Le masih berdiri di pintu, langsung bertanya: “Untuk apa kamu berdiri disana?”

Tatapan Gao Le terlihat rumit, “Sebenarnya kamu benar-benar salah sudah menyalahkan kak Ziqian. Masalah dia dan Chen Liyan itu, dia selalu merasa bersalah, tidak memberitahumu karena dia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya padamu, dan takut kamu akan marah, dia berkata kalau menurut sifatmu, pasti akan minta bercerai dengannya, dia tidak ingin seperti itu.”

“Dan, kamu di dalam penjara, dia bercerai denganmu, dan saat keluar tanpa mendapatkan apapun, itu sebenarnya untuk melindungimu, karena di saat itu, Hu Yeming berusaha ingin membunuhmu.”

“Dia sengaja tidak pergi melihatmu, hanya karena tidak ingin membuat Hu Yeming dan Chen Liyan curiga, dia pergi ke kota, juga bukan untuk berkumpul dengan Chen Liyan, benar-benar karena pekerjaan, hanya.....”

“Hanya..... kadang-kadang pergi melihat anak itu.”

Aku berkata dengan ironis.

Gao Le melihatku, tatapannya memiliki makna yang tak terungkapkan, “Aku tahu kamu masih membenci kak Ziqian, Semua ini juga keinginanku sendiri untuk memberitahumu, hati kak Ziqian sangat pahit, penderitaannya hanya aku yang tahu.....”

Apa lagi yang dikatakan Gao Le? Aku tidak ingin mendengarnya. Aku dengan keras kepala berpikir bahwa semua yang dia katakan hanya untuk membantu Mo Ziqian. Mereka adalah teman baik, benarkan?

“Maaf, Qiang-Qiang sudah bangun.”

Ketika aku terdengar suara Qiang-Qiang memanggil ibunya dari dalam kamar, aku langsung meninggalkan Gao Le, dan lari masuk ke kamar.

Qiang-Qiang membuka matanya yang penuh kebingungan menatap pada ruangan yang asing ini, sangat jelas dia belum bangun dari mimpinya, dia tidak tahu ibunya, wanita yang membesarkannya dari bayi hingga dua tahun, sudah meninggal.

“Ibu......” Akhirnya Qiang-Qiang menangis, air mata mengalir keluar.

“Qiang-Qiang, tante ada disini, tante memelukmu.”

Aku pergi menggendong Qiang-Qiang, anak ini sangat kurus, seluruh tubuhnya sangat ringan, anakku yang malang.

Aku memeluknya, wajah menempel wajah, dalam mata mengeluarkan sesuatu yang hangat.

“tante, aku mau ibu.”

Tangan kecil Qiang-Qiang merangkul leherku dan menangis.

“Anak baik, ibumu pergi ke surga, di masa depan biarkan tante menjadi ibumu, mau ya?”

Qiang-Qiang masih menangis, suara tangisannya terus tak berhenti.

Akhirnya Qiang-Qiang berhenti menangis, aku menggendongnya ke dalam dapur, sama seperti dapur Tuan kelima, dapur Mo Ziqian juga sangat bersih, dilihat sekilas langsung tahu, tidak pernah memasak.

Tetapi tetap memiliki panci. Aku menggunakan panci untuk memasak sekotak pangsit.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu