Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 108 Memaksa
Tetapi pada malam hari, aku melupakan hal ini, karena aku bertemu Gao Le di perusahaan. Beberapa hari yang lalu, Perusahaan Gao menandatangani kontrak hukum dengan Kaiwelz.
Saat itu jam tiga sore. Aku melihat Gao Le dan Supervisor perusahaan keluar dari kantor. Supervisor mengantarnya ke lift. Setelah Gao Le memasuki lift, Supervisor langsung pergi, pintu lift sudah tertutup, Aku berpikir, dan menekan tombol sebelum lift turun, lalu pintu lift terbuka.
Gao Le menatapku dengan kaget dan berkata, “Apa yang kamu lakukan?”
Aku tersenyum pada Gao Le dan menekan tombol lift. Pintu lift menutup di belakangku. Aku mendekati Gao Le dan mengangkat satu kaki ke atas. Aku mengelus di kakinya yang mengenakan celana panjang. Gao Le terkejut dan mundur, menabrak di dinding lift, “Apa yang kamu lakukan?”
Aku menempelkan tubuhku padanya, dan kakiku samar-samar mengelus pada kakinya, aku menyipitkan mataku bagai bunga persik, tetapi satu tangan sudah mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan dengan nada dingin berkata: “Pesankan sebuah ruangan di May club, dan telepon Mo Ziqian, beritahu dia bahwa ada hal-hal penting akan dibahas pada jam delapan malam.”
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
Gao Le dengan wajah terkejut melihat padaku, semakin aku mendekatinya, kepala Gao Le semakin bersandar ke belakang, akhirnya membanting ke dinding lift.
Aku mengangkat tanganku mencubit di dagu Gao Le, “Kalau kamu tidak menelepon, aku akan berteriak kamu melakukan hal tidak senonoh, tetapi sekarang Kaiwelz.......”
Wajah Gao Le memerah, menerima ponsel, dan jarinya menyentuh beberapa kali di layar ponsel, dia duluan menelepon May club dan memesan ruang pribadi lalu menelepon Mo Ziqian, “Kakak Mo, aku Gao Le, aku memiliki hal penting untuk kamu malam ini di May Club.”
Selesai berkata, langsung menutup telepon.
Aku melepaskan dagu Gao Le, dan mengambil kembali kakiku, dan tersenyum padanya. Semalam bocah ini dengan satu kata “kamu hamil”, membuatku diberi obat oleh pria sampah Mo Ziqian, dan hampir saja digugurkan dengan obat, hari ini anggap saja memberinya beberapa pelajaran.
Aku tersenyum indah pada Gao Le, kemudian merebut ponselnya, “ Gao Le, semalam kamu hampir saja membahayakan diriku, hari ini anggap saja kamu meminta maaf padaku.”
Pintu lift terbuka, aku melihat wajah Gao Le dari merah berubah pucat, aku mengambil ponselnya pergi dengan sombong.
Setelah pulang kerja, aku pulang dulu ke apartemen, menghadap cermin dan merias tata rias yang tebal, dan mengenakan gaun panjang hitam, hingga aku tidak mengenali diriku sendiri, barulah aku mengenakan mantel dan meninggalkan apartemen.
May Club, tempat pemborosan uang terbesar di kota, setiap hari memainkan pertunjukkan gaya hidup kesenangan sensual.
Nomor Mo Ziqian mengirim pesan ke ponsel Gao Le, “Jam berapa kamu sampai? Cepat, aku masih ada urusan.”
Aku tahu bahwa Mo Ziqian sudah sampai.
Aku menggunakan ponsel Gao Le mengirim sebuah pesan, “Kamu minum dulu, aku akan sampai beberapa menit lagi.”
Aku sambil mengirim pesan, sambil memberikan uang satu juta rupiah pada pelayan May Club, “Antar segelas air ke kamar 302, dan masukkan ini ke dalam.”
Aku memberikan sebungkus bubuk yang sudah aku siapkan kepada pelayan. Pelayan itu memandang uang satu juta di tanganku dan memandang bubuk itu, akhirnya dia memilih uang.
Tidak lama kemudian, pelayan masuk ke kamar 302 dengan membawa air.
Setelah lima menit kemudian aku mendorong pintu ruangan itu.
Dalam ruangan pribadi, Mo Ziqian sedang berdiri menghadap belakang dengan pintu dan menelepon Gao Le, tentu saja aku sudah mematikan ponsel Gao Le, aku terdengar Mo Ziqian mengomel, “Tidak aktif, apa-apaan ini?”
Sebelum Mo Ziqian membalikkan badan, aku meletakkan pisau buah yang di tanganku ke bawah tulang rusuknya.
Mo Ziqian tidak siap, merasakan suatu benda yang tajam di tulang rusuknya, dia tertegun. Memutarkan kepalanya, melihat bahwa itu adalah aku, dia mengerutkan alisnya.
“Duduk!”
Aku memerintah dengan nada rendah, mataku melirik ke arah gelas, aku melihat tidak ada air di dalam gelas itu, hatiku menjadi tenang.
Tatapan Mo Ziqian yang dingin dan mendalam, dan penuh kecurigaan, “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Aku sudah mengangkat kaki dan lutut menyentuh di kakinya dengan sekuat tenaga. Tubuh Mo Ziqian tidak stabil, segera menuju arah depan, tubuhnya yang ramping jatuh duduk di sofa.
Aku melihat Mo Ziqian mengerutkan alisnya, dia sepertinya terasa keanehan dari tubuhnya, “Apa yang kamu letakkan di dalam air?”
Mo Ziqian sangat pintar, sudah menebak ada masalah di dalam air itu.
“Seperti kamu, membiarkanmu tidur sebentar.” Aku mendekati, aku memainkan pisau di tanganku di bagian tenggorokan Mo Ziqian.
Mo Ziqian menggelengkan kepala, kelopak matanya sudah mulai terasa berat, “Mo Wanwan, kamu jangan bertindak sembarangan!”
Aku tersenyum dingin, tali yang sudah kusiapkan di tangan, dengan cepat mengikat kedua tangannya yang lemah tak berdaya, “Mo Ziqian, bagaimana kamu memperlakukan aku semalam, hari ini aku akan dua kali lipat memintanya kembali!”
Mo Ziqian menggertakkan giginya, tetapi dapat dilihat, kesadarannya sudah mulai berkurang.
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
“Kamu jangan khawatir, kamu akan terasa sangat nyaman.”
Aku tersenyum dingin, kemudian mengangkat nada suara, “Kalian semua masuk!”
Pada saat ini, pintu terbuka lebar, tiga wanita yang berdandan tebal, pakaian terbuka, dan berbentuk tubuh seksi memasuki. Mereka tertawa dan mengelilingi Mo Ziqian, ada yang menarik dasinya, dan ada yang melepaskan jasnya. Dan ada yang langsung membuka tali pinggang Mo Ziqian.
Wajah Mo Ziqian yang awalnya putih menjadi merah, “Hentikan! Pergi dari sini!”
Terlihat jelas dia mati-matian berusaha mempertahankan kesadarannya, “Mo Wanwan, kamu tunggu, aku tidak akan mengampuni dirimu!”
Aku tidak peduli pada ancaman Mo Ziqian, mendengus dingin lalu berbalik badan dan pergi, tentu saja, sebelum pergi aku menelepon beberapa media: Mo Ziqian, Presiden Qianpin International di May Club sedang melakukan.........
Aku meminta segelas anggur di bar ruang aula, dan menghabiskannya, lalu berjalan pergi di bawah cahaya malam.
Aku tidak tahu bagaimana internet akan melaporkan masalah ini besok, yang pasti itu akan sangat menakjubkan. Pada malam ini, beberapa kali aku tersenyum bangun dari mimpi. Mo Ziqian, akhirnya aku juga membalas dendam padamu.
Meskipun caranya agak tercela, tetapi terhadap dia, aku hanya dapat menggunakan cara seperti ini, lagipula dia juga melakukan ini padaku.
Tetapi anehnya, pada tengah malam, ketika aku menggunakan ponsel untuk membrowsing, tetapi tidak menemukan segala berita tentang Mo Ziqian melakukan hal tidak senonoh, seharusnya, internet menyebar begitu cepat, tidak mungkin sampai sekarang masih belum ada.
Pada pagi hari, aku melihat lagi di halaman baru, tetap saja tidak menemukan.
Hatiku mulai tidak nyaman, apa mungkin, wanita-wanita semalam itu tidak sukses? Uangku telah keluar sia-sia?
Jiayu pergi lebih awal, aku dengan suasana hati yang penuh kecurigaan juga bersiap-siap berangkat kerja. Namun ketika aku menarik pintu, bersiap-siap akan keluar, aku tiba-tiba melihat seseorang berdiri di luar pintu.
Orang itu bertubuh tinggi tegap, matanya yang mendalam, seluruh tubuhnya memancarkan aula ingin membunuh, aku kaget dan menarik nafas dingin, orang itu telah melangkah masuk ke dalam.
“Mo Wanwan!”
Mo Ziqian menutup pintu rumah.
Hatiku mulai panik, terpikir adegan tadi malam, apakah orang ini datang untuk membalas dendam?
“Apa yang ingin kamu lakukan?”
Aku dengan tidak sadar mundur beberapa langkah, sudut mataku mencari sesuatu untuk dapat melindungi diri.
Aku terlihat sepasang tongkat yang terletak di sudut dinding, dan kemudian aku ingin bergegas kesana, tetapi tangan Mo Ziqian lebih cepat, dia datang menarik lenganku, memutarkan tubuhku, seluruh tubuhku langsung jatuh ke dalam pelukannya.
Mo Ziqian berbisik di telingaku, “Mo Wanwan, idemu lumayan bagus, tetapi sayangnya, agak bodoh!”
“Bagaimana kamu melarikan diri?”
Napasku berantakan, dan wajah merah karena pegangannya yang mendadak.
Mo Ziqian mendengus, “Aku sama sekali tidak minum air itu!”
“Hanya orang bodoh seperti kamu yang akan menyangka aku terjebak olehmu!”
Mo Ziqian bernada dingin, tatapan yang tajam memiliki makna menyindir yang kuat.
Dia tidak minum air itu, aku tiba-tiba terdiam. Orang ini menebak ada obat di dalam air itu? Atau dari awal dia sudah curiga?
“Hari ini aku akan membereskan kamu dulu, lain kali baru aku membersihkan Gao Le si bocah itu.”
Mo Ziqian mengangkat tangan melepaskan dasinya, aku kaget dan hatiku sangat panik, “Apa yang ingin kamu lakukan? Jangan menyentuhku!”
Mo Ziqian: “Sudah tiga tahun, aku benar-benar merindukan tubuhmu, kebetulan aku bisa lihat, apakah kamu pernah memiliki pria lain!”
Dia melemparkan dasinya, langsung menggendongku dan melangkah besar ke kamarku, dua kamar, dia dapat dengan benar mencari kamarku, dan langsung masuk, melemparku ke ranjang.
“Mo Wanwan, kamu memberiku alasan mendapatkanmu!”
Mo Ziqian menekan di atas tubuhku, dan berkata dengan kejam.
Aku mati-matian melawan, tetapi tidak berguna, Mo Ziqian dapat melawan pasukan khusus pensiunan seperti Chen Hui, serangan dariku bagai semut sedang melawan gajah, seperti mengambil telur dan melempar ke batu, dengan cepat aku terengah-engah dan kelelahan, lalu tangan dan kakiku diikat olehnya .
Dalam pernikahan kami, dia adalah kekasih yang selalu bersikap lembut, di ranjang, dia selalu menjaga perasaanku, dan tidak pernah bersikap kasar, tetapi sekarang dia seperti seorang pemerkosa, menekanku dibawah tubuhnya, dan meminta dengan kasar.
Tubuhku menerimanya dalam gemetaran, dari awalnya yang tidak lancar karena keasingan selama tiga tahun, hingga akhirnya mencapai klimaks, aku menangis karena merasa malu dan marah.
Wajah Mo Ziqian yang kejam berangsur-angsur hilang saat dia memasuki tubuhku, dan gerakan kasar dan biadab perlahan-lahan menjadi lembut.
“Kamu tidak pernah melakukan bersamanya kan?”
Dia berada di tubuhku, dahinya berkeringat, tetapi aku mengeluarkan tangan kananku melambai tamparan ke wajahnya.
“Mo Ziqian, kamu mengotoriku!”
Wajah Mo Ziqian dengan cepat menjadi merah sebelah, lima sidik jari yang jelas, muncul di atas.
Tetapi dia tidak marah, dia malah mengangkat sudut mulutnya padaku, senyuman yang membawa kesenangan dan penuh hukuman, “Aku dan Chen Liyan hanya pernah melakukannya sekali itu, aku sudah menahan nafsu selama tiga tahun, Mo Wanwan, hari ini aku akan menyerahkan semuanya padamu.”
Punggungnya yang kuat dan tegap berkeringat, keringat di dahinya juga jatuh, namun dia tidak menghentikan serangan tubuh, hingga otakku serasa kekurangan oksigen hampir pingsan, barulah dia akhirnya berbaring di bagian dadaku.
Keringat di tubuhnya dengan cepat membasahi tubuhku.
“Wanwan, aku sangat senang.” Dia berhenti sejenak, dan mendesah, “Kamu masih milikku seorang, tidak rugi aku menahan selama bertahun-tahun.”
Tangan kananku sekali lagi terangkat, dan menampar dengan kuat, “Mo Ziqian, kamu menjijikkan!”
“Kamu silakan menampar, tampar sesuka hatimu, seluruh tubuhku semuanya milikmu, aku memberimu semua yang telah aku tahan selama tiga tahun, apakah aku akan takut beberapa tamparan darimu?”
Dia berbaring di bagian dadaku, dan sekali lagi menerima tamparan dariku, lengannya memeluk erat padaku, dada kami saling menempel, tubuh berpelukan, napasnya menyembur padaku terasa hangat.
Novel Terkait
More Than Words
HannyRahasia Istriku
MahardikaHis Second Chance
Derick HoYama's Wife
ClarkPria Misteriusku
LylyMeet By Chance
Lena TanCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)