Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
Qiang Qiang melangkah kesana dan memanggilnya : "Nenek."
Wen Yiru sedikit melengkungkan bibirnya dan menunjukkan senyuman yang sangat menenangkan, lalu dia berkata kepada Mo Ziqian dan Lin Xueman : "Kalian berdua kembali dan beristirahatlah, aku masih ingin bersama dengan mereka berdua sebentar lagi."
Mo Ziqian tidak mengatakan apapun juga, dia melangkahkan kakinya yang panjang keluar dari kamar pasien, Lin Xueman menoleh dan menatapku sekilas, namun dia tetap keluar dari sana.
Wen Yiru berkata dengan hangat kepada Qiang Qiang : "Ingat, kamu harus mendengarkan perkataan mamamu."
"Emm."
Qiang Qiang mengangguk.
Wen Yiru menatap wajah Qiang Qiang dengan sayang, lalu dia memerintahkan pengasuh : "Bawa barang yang ada di dalam laci kemari."
Pengasuh membuka lacinya lalu mengeluarkan sebuah dokumen dari dalamnya, Wen Yiru berkata : "Xiao Xiao, kamu wakilkan Qiang Qiang untuk menandatangani dokumen ini, firma hukum ini adalah warisan yang aku tinggalkan untuk Qiang Qiang."
Tiba-tiba aku merasa terkejut, "Bibi Wen?"
Wen Yiru tersenyum : "Waktuku sudah tidak banyak, kamu jangan menolaknya ya? Aku tidak akan menyerahkan firma hukum kepada Mo Ziqian dan mereka, ini adalah satu-satunya kenang-kenangan yang bisa aku tinggalkan untuk cucuku, maka dari itu kamu wakilkan Qiang Qiang untuk menerimanya!"
Aku ragu-ragu untuk menerima dokumen itu, diatasnya Wen Yiru dari awal sudah menandatangani dan membubuhkan stempelnya, hanya tinggal menunggu penerima untuk menandatanganinya.
"Ayo tanda tangan, jangan membiarkan bibi Wen memiliki penyesalan saat pergi nanti."
Wen Yiru mengatakannya dengan tersenyum namun juga terlihat lemah.
Air mataku seketika itu juga mengalir keluar, aku mengambil pena dan menulis nama Qiang Qiang diatasnya, di belakangnya diberi tanda kalau diwakilkan oleh Lin Xiao.
Setelah itu barulah Wen Yiru menghela nafas lega, dia menutup matanya perlahan-lahan, "Sudah selesai, aku ingin istirahat sebentar, kamu juga bawa Qiang Qiang kembali dan istirahatlah! Besok pagi baru datang lagi kemari."
Aku keluar dari kamar pasien Wen Yiru dengan mata yang berkaca-kaca, aku merasa sangat sedih, Mo Ziqian dan Lin Xueman berada di koridor, tatapan mata mereka saat melihatku dan Qiang Qiang sangat dingin dan tidak bersahabat sama sekali.
Pengasuh terus mengantarku dan Qiang Qiang ke depan lift, hatiku terasa sangat sedih, jadi langsung bertanya kepada pengasuh, "Kenapa bibi Wen bisa menjadi seperti ini? Bukankah akhir-akhir ini kesehatannya cukup baik?"
Pengasuh menghela nafas berat, "Nona kembali ke China setelah lewat tahun baru, karena ada sesuatu hal, dia pernah bertemu dengan ayah Mo Ziqian, namun hal ini diketahui oleh ibu Mo Ziqian, ibu Mo Ziqian datang mencari nona di apartemennya yang di China, dia menunggu di depan pintu dan memaki nona, dia berkata nona adalah siluman rubah dan tidak tahu malu, menggoda suami orang lain, yang jelas dia memakinya dengan sangat tidak enak didengar.
Nona mana sanggup menanggung hal ini, dia saat itu juga langsung membereskan barang-barangnya dan kembali, setelah kembali nona langsung sakit dan tidak dapat bangun lagi, dokter berkata kalau Nona mengalami gagal jantung."
Aku langsung merasa sangat terkejut, perempuan jahat seperti Wu Juan, 100 orang Wen Yiru juga tidak akan mampu melawannya, hanya saja kasihan sekali, orang yang begitu baik seperti dirinya menjadi seperti itu.
"Apa yang tuan Mo katakan?"
Aku sangat ingin tahu bagaimana sikap Mo Ziqian terhadap hal ini.
Pengasuh menggeleng, "Tuan Mo tidak mengatakan apapun, dia sudah memutuskan untuk membenci nona, di dalam hatinya ibunya yang itu jauh lebih penting daripada nona."
Aku merasa sangat bersedih untuk Wen Yiru, aku menggandeng tangan Qiang Qiang yang kecil dan masuk ke dalam lift dengan diam, pikiranku sedikit linglung.
Tuan Kelima duduk di dalam mobil menunggu kami di tempat parkir.
Saat kami keluar dari gedung rumah sakit, Tuan Kelima langsung menghampiri kami dengan mobilnya dan bertanya : "Bagaimana? Apakah dia sudah lebih baik?"
Aku membuka pintu mobil sambil menggeleng, "Dokter berkata kalau dia hanya mempunyai sisa waktu beberapa hari."
Tuan Kelima juga menggeleng, wajahnya memperlihatkan ekspresi sangat disesalkan.
Setelah kembali ke apartemen Tuan Kelima yang ada di Vancouver, aku langsung berbaring di atas ranjang, aku merasa sangat lelah dan juga sangat sedih. Tuan Kelima dan Qiang Qiang juga ikut masuk ke dalam, Tuan Kelima mengangkat tangannya dan merapikan rambutku yang sedikit berantakan, Qiang Qiang bertanya dengan muram : "Mama, apakah nenek benar-benar akan meninggal?"
Aku langsung menghela nafas ringan.
Saat Qiang Qiang mendengarku menghela nafas, dia langsung mulai menangis, "Mama, aku tidak mau nenek meninggal."
Aku tidak tahu bagaimana cara menghiburnya, hanya bisa memeluknya di dalam pelukanku.
Keesokan harinya, kami kembali pergi menjenguk Wen Yiru, Wen Yiru tetap dengan sayangnya mengelus wajah Qiang Qiang, dia tidak rela melepaskan tangannya, setelah berlalu cukup lama, dia kembali berkata kepadaku : "Aku menyerahkan Kaiwelz kepadamu untuk sementara, setelah Qiang Qiang sudah dewasa, biarkan dia yang mengurusnya, untuk sementara aku menyusahkanmu dulu."
Saat ini aku hanya bisa mengangguk, meskipun aku sama sekali tidak tertarik terhadap mengelola sebuah firma hukum, namun aku tidak dapat menolak sebuah permohonan dari orang yang hampir meninggal.
Mo Ziqian dan Lin Xueman berdiri di dalam kamar pasien, saat itu mereka tidak mengatakan apapun, namun saat aku membawa Qiang Qiang pergi meninggalkan kamar pasien, Lin Xueman malah mengikutiku keluar.
"Mendapatkan semuanya dengan tangan kosong, kamu dengan begitu saja bisa mendapatkan kepemilikan atas sebuah firma hokum internasional, Lin Xiao, kamu ternyata cukup licik juga, namun selicik apapun kamu, tetap tidak bisa membuat pria di sampingmu untuk menyentuhmu."
Aku menoleh dan mengerutkan keningku kearah Lin Xueman, dia menyilangkan tangannya di depan dada, matanya terlihat sedikit puas, "Mungkin kamu masih belum tahu kalau priamu......"
Lin Xueman tiba-tiba tertawa lalu berbalik dan masuk ke dalam kamar pasien.
"Xiao Xiao?"
Saat ini aku mendengar Tuan Kelima memanggilku. Aku tanpa sadar menatap orang itu dengan curiga, Tuan Kelima sudah berjalan menghampiriku, "Lin Xueman datang untuk mencari masalah denganmu lagi?"
Aku menggeleng, meskipun demikian, dikarenakan perkataan Lin Xueman tadi, timbul sedikit kecurigaan di hatiku.
Setelah kembali ke apartemen, itu sudah siang hari, pembantu yang dipekerjakan oleh Tuan Kelima sudah selesai memasak makan siang, aku duduk di depan meja namun sama sekali tidak memiliki nafsu makan, yang pertama karena hidup Wen Yiru yang tidak lama lagi, yang satu lagi karena perkataan Lin Xueman, kami sudah menikah selama 3 bulan, Tuan Kelima memang benar tidak pernah menyentuhku, tetapi bukankah hal ini dikarenakan aku sedang hamil?
Kenapa Lin Xueman bisa tahu?
"Kenapa kamu tidak makan?"
Saat Tuan Kelima melihatku terbengong, dia mengerutkan keningnya dan bertanya.
Aku menjawab iya lalu mengangguk dan mulai makan.
Setelah makan siang, kami kembali ke kamar untuk istirahat, aku tanpa sadar memeluk tubuh tuan muda dan merapatkan diriku kearahnya, meskipun di dalam benakku masih terus menggemakan perkataan Lin Xueman, namun ada sebuah suara yang terus berbicara di telingaku : Lin Xueman sedang berusaha mengacaukan pikiranku, Wen Yiru menyerahkan kepemilikan atas firma hukum kepada Qiang Qiang, lalu menyuruhku untuk mengelolanya, dia merasa sangat marah jadi sengaja mengatakan hal itu untuk membuatku marah.
Aku mendongak, mataku yang hitam menatap pria di hadapanku, dia juga sedang menundukkan kepalanya, matanya yang bagaikan kaca yang berwarna juga sedang menatapku dengan sangat lembut.
"Kenapa?"
Dia berkata, sedangkan aku di saat ini mendongak dan langsung mencium bibirnya yang sedang terbuka.
Wajah tuan muda langsung berubah, dia menatapku dengan terkejut, ekspresinya sangat kaku,
"Aku mempunyai bau mulut?"
Aku bertanya dengan bingung.
Tuan Kelima segera menggeleng, meskipun demikian, keterkejutan yang terlihat di matanya tetap tidak bisa ditutupi.
"Xiao Xiao, cepat pergi cuci sebentar, cuci mulutmu." Mata Tuan Kelima terlihat penuh dengan ketegangan.
"Kenapa?"
Perkataan tuan muda membuatku duduk, hatiku penuh dengan kecurigaan.
Tetapi Tuan Kelima malah tidak mempedulikan hal itu, dia menyibakkan selimut dan turun dari ranjang, lalu berlari masuk ke kamar mandi, setelah itu keluar dengan membawa handuk basah, gerakannya bisa dibilang kasar saat dia sedang mengelap mulutku.
"Aku mengidap radang bibir, jangan sampai tertular padamu."
Tuan Kelima berkata sambil mengelap bibirku.
"Masa sih?"
Aku melihat kearah bibirnya dengan bingung, aku tidak melihat apapun yang salah dengan bibirnya.
Tuan Kelima mengelap bibirku berkali-kali, di saat dia sedang serius dan teliti mengelap bibirku, ponselku berdering, aku mengangkatnya.
Novel Terkait
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeHusband Deeply Love
NaomiMy Cute Wife
DessyLove at First Sight
Laura VanessaMata Superman
BrickSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangIstri kontrakku
RasudinCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)