Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 34 Gangguan Kepribadian

Kadang-kadang, dia menatapku dengan marah, ketika waktu itu aku tidak sengaja menjatuhkan putrinya dan dia menatapku dengan marah, seolah-olah dia akan mencabik-cabikku.

Gangguan kepribadian yang khas!

"Mo Ziqian, kamu seharusnya ada simpanan lagi disini,ya kan?!" Kutukanku berubah menjadi seringai.

Mo Ziqian tertegun sejenak dan menatapku dengan muram.

Dia mungkin memikirkan itu bertahun-tahun yang lalu, dan aku juga pernah mengatakan itu.

Aku masih mengejek dan berkata, "Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa meninggalkan istri muda dan anak perempuan tercinta kamu dan datang untuk tinggal di sini, kalau bukan ada simpanan lain disini?"

Aku menggelengkan kepala dan berkata dengan suara dingin, "Ya, anjing tidak bisa mengubah sifat alaminya, mereka memang suka memakan kotoran. Tiga tahun lalu, kamu bisa menipu dalam pernikahan kita, tiga tahun kemudian, kamu masih bisa menipu orang lain, tetapi harus lebih berhati-hati, jangan ditemukan oleh istri mudamu suatu hari, dia juga akan mengendarai mobil dan menabrak kamu, kalau sudah begitu,kamu mungkin tidak seberuntung itu bisa hidup.”

Aku berkata, sambil terkikik, dan tidak peduli seberapa jelek wajah Mo Ziqian, mengambil langkahnya sendiri dan pergi dengan cepat.

Kembali ke apartemen Tuan Kelima, aku melepas sepatu, bertelanjang kaki, dan pergi ke dapur dengan tas besar. Tuan Kelima berdiri di depan jendela, entah apa yang dia lihat.

Aku langsung pergi ke dapur dengan barang-barang aku.

Sementara aku sibuk menggoreng, Tuan Kelima bersandar di pintu dapur dan bertanya dengan santai, "Apakah kamu melihat Mo Ziqian?"

"Ya."

Kali ini aku tidak terpengaruh oleh nama Mo Ziqian. Baru saja, aku telah membuatnya merasa malu dan agak lega.

Tuan Kelima berkata, "Dia sepertinya sangat peduli padamu."

"Kamu pasti salah lihat."

Ketika aku mengambil kantong garam dan menaburkan garam ke dalam panci, aku memikirkan kembali. Mo Ziqian peduli padaku? dan dia mungkin sudah gila.

"Bagaimana kamu bisa kenal Mo Ziqian?"

Aku tidak tahu mengapa, hari ini Tuan Kelima berbicara sedikit lebih banyak.

"Aku tidak ingat lagi, itu masa lalu waktu masih remaja." Aku tidak ingin mengungkit nama Mo Ziqian lagi. Anggap saja aku waktu itu buta karena bisa bersamanya.

Tuan Kelima berkata "Maaf" dan berbalik badan. Tapi entah bagaimana, aku masih melihat ke jendela yang berlawanan. Ada bayangan gelap berdiri di depan jendela. Tampaknya Mo Ziqian sedang menatap kesisi ini.

Aku segera menundukkan kepala dan memarahi diri sendiri karena terkesan murahan. Jelas bahwa dia sudah aku anggap adalah orang yang tidak dikenal lagi dan aku masih saja mau peduli dengan apa yang dia lakukan.

Setengah jam kemudian, empat hidangan dan satu sup disajikan di meja makan.

Daging kacang panjang, telur goreng tomat, kulit ayam suwir, dan sepiring ubur-ubur dingin, yang merupakan masakan terbaik aku.

"Aku hanya bisa memasak ini. Kamu makan seadanya saja ya."

Tuan Kelima mengaitkan bibirnya dan tertawa seolah mengejek, "Itu tidak terlihat bagus."

Namun meski begitu, dia mengambil sumpitnya dan menaruh ubur-ubur dingin di mulutnya. "Rasanya lumayan."

"Itu wajar. aku sudah sering berlatih."

Aku juga tidak sungkan lagi. Duduk didepan Tuan Kelima.

"Kalau dengan Mo Ziqian?"

Aku tidak tahu mengapa, Tuan Kelima selalu menyebut Mo Ziqian secara sadar atau tidak sadar hari ini.

"Tidak, aku hanya bisa memasak mie instan saat itu."

Aku menundukkan kepala dan menikmati masakan aku sendiri, menghabiskan sepanjang hari berlarian tanpa makan siang. Aku sudah sangat lapar. Begitu aku melihat ke atas, aku melihat Tuan Kelima menjepit sayuran dengan tangan kirinya. Lengan kanannya hampir tidak berguna sekarang. Makannya sangat sulit dan sedikit lucu.

"Pop."

Tuan Kelima melemparkan sumpitnya di atas meja makan dan tampak marah. "Suapi aku makan!"

"Ah?"

Mendengarkan suara yang hampir kekanak-kanakan ini, aku terkejut.

"Apakah kamu tuli? Aku mau kamu menyuapi aku makan!"

Tuan Kelima dengan wajah tampannya. Suasana santai menghilang begitu saja. Mungkin pemuda ini belum pernah menemui hal yang memalukan seperti ini, ingin makan, tetapi tidak bisa memegang sumpit karena lengan kanannya terluka.

Aku menyipit tak percaya.

Meski sedikit enggan, tetapi Tuan Kelima terluka untuk aku, sekarang dia tidak bisa makan, aku harus memberinya makan juga.

Jadi aku pergi ke kursi di samping Tuan Kelima dan duduk. Aku mengambil sumpit yang digunakannya tadi untuk membantunya mengambil makanan. Tuan Kelima memakan makanan yang aku ambil dengan sangat lahap.

Suara gigitan dan kunyah terdengar dengan keras.

Bell pintu berbunyi.

Aku bertanya dengan tatapan pada Tuan Kelima apakah akan membuka pintu atau tidak. Tuan Kelima terdiam, jadi aku bangkit untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, aku melihat seorang wanita setengah baya dengan wajah anggun berdiri di luar.

Wajah ini sepertinya sudah pernah terlihat sebelumnya. Aku ingat bahwa wanita ini adalah ibu tiri dari Tuan Kelima.

Kemudian aku pernah mendengar Tuan Kelima mengatakan bahwa namanya adalah Xu Jingya. Itu adalah wanita yang ayahnya nikahi di luar. Aku tidak tahu apa artinya di luar. Apakah ini setara dengan nikah siri?

Jadi karakter seperti apa ibu kandung dari Tuan Kelima? Bagaimana dia bisa membiarkan suaminya memiliki keluarga lagi di luar rumahnya?

Ketika Xu Jingya melihatku, wajahnya yang serius agak suram.

Dia menatapku dengan tajam, memalingkan wajah dan langsung menuju kearah Tuan Kelima, melirik ikatan perban kupu-kupu putih di lengan Tuan Kelima dan berkata dengan tajam:

" Tuan Muda Kelima, apa yang terjadi! Kamu bahkan tidak menginginkan hidupmu sendiri hanya untuk wanita ini?"

"Aku hidup atau mati. bukan urusanmu."

Tuan Kelima berbicara perlahan, tetapi nadanya tidak baik. Dia berteriak lagi, "Aku lapar. Beri aku makan!"

Aku bergegas pergi dan mengabaikan Xu Jingya. Aku duduk di samping Tuan Kelima dan mengambil sumpit untuk memberinya makan.

Dalam pikiran bawah sadar aku, karena itu adalah seorang ibu titi, secara alami bukanlah identitas yang mulia. Jadi secara alami, aku tidak suka wanita ini.

Xu Jingya menjadi lebih marah ketika dia melihatnya begitu, menggertakkan giginya dan berkata dengan geram. "Apakah kamu pikir aku bersedia untuk mengurusimu?" Aku hanya takut bapakmu kehilangan anak di usia tuanya dan membesarkan kamu dengan sia-sia, aku tidak ingin repot-repot peduli dengan hidup dan matimu!

"Keluar dari sini, Tidak usah datang lagi."

Tuan Kelima, bukan karena wanita ini adalah tetua, tetap saja dalam kata-katanya tidak memiliki makna hormat sama sekali.

Xu Jingya mendengus kesal. 'Kamu tunggu dan lihat akibatnya nanti!'

Pintunya dibanting, dan warna di wajah Tuan Kelima lebih gelap. Dia mengambil sup telur tomat yang telah aku siapkan untuknya dengan tangan kiri dan meminumnya dengan ganas. Dia menyadari bahwa itu bukan bir. Dia meletakkan mangkuk sup di atas meja dengan kasar, dan sup itu muncrat ke semua arah. "Bawakan bir!"

Jantungku bergetar. Tuan Kelima tampak dalam suasana hati yang sangat buruk. Kehidupannya tampaknya tidak sesederhana yang dibayangkan seperti putra seorang tokoh militer dan politik. Hidupnya sepertinya tidak memuaskan.

Aku tidak berani bertanya apa-apa. Meskipun dia terluka dan minum bir tidak membantu untuk penyembuhan luka, aku tetap pergi ke lemari es untuk mengambil sekaleng bir.

Tetapi ketika aku menyerahkannya, aku ragu-ragu. "Minum tidak baik untukmu sekarang. Lebih baik jangan minum?"

Tuan Kelima menatapku dengan tajam, meraih bir dengan paksa, membuka tutupnya dengan giginya, dan mulai minum dengan cepat.

Aku memperhatikannya membanting kaleng bir kosong di atas meja dengan kekhawatiran yang samar-samar.

Untungnya, dia tidak mengatakan untuk mengambil kaleng lain lagi.

Setelah makan malam, aku membersihkan meja, mencuci piring dan sumpit, lalu pergi. Tuan Kelima hanya duduk di sofa, minum bir sekaleng demi sekaleng. Aku ingin membujuknya untuk tidak minum, tetapi tidak ada gunanya, jadi aku menghela nafas dalam hati dan pergi.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu