Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 118 Masuk Perangkap (2)
Tapi aku malah melihat ketidak stabilan pada bayangan tubuhnya, pria itu menjulurkan tangan menopang dahinya, kemudian mengangkat kaki mau pergi, tetapi saat berbalik Mo Ziqian tidak sengaja bertubrukan dengan wanita muda yang sedang melintas, wanita itu berteriak, karena tangan Mo Ziqian tersentuh dada wanita itu.
Mo Ziqian dengan sangat canggung meminta maaf, tidak peduli dengan penolakan maaf oleh wanita itu, melangkahkan kaki terburu-buru pergi.
Tuan Kelima mendekati ke samping telingaku, bibir tipisnya mengeluarkan udara hangat, “Nanti akan ada pertunjukan bagus yang bisa dilihat.”
“Apa?”
Aku terbengong, sama sekali tidak terpikir maksud perkataan Tuan Kelima. Sampai Mo Ziqian menelepon kemari dengan suara yang sangat marah, “Mo Wanwan, baik sekali yang kamu lakukan!”
Masih belum sempat aku bicara, telepon sudah diputus.
Aku pikir yang dikatakan oleh Mo Ziqian adalah masalah aku menyiram wine, tidak mempedulikan sama sekali amarahnya, sampai dari lorong terdengar suara tawa terbahak-bahak seorang wanita.
Semua orang pun melihat ke arah sana, aku kelihatan di lorong sana, Mo Ziqian dicegat oleh dua orang wanita fashionable yang cantik, kedua wanita dengan wajah seksi bernafsu menggosok di badan Mo Ziqian, “Tuan, dilihat-lihat kamu perlu menyalurkan keluar api, bagaimana kalau ke kami saja?”
Aku kelihatan warna merah yang tidak biasanya tersebar di wajah tampan Mo Ziqian, dengan sangat marah menyingkirkan wanita yang berbicara, dan dengan kasar mendorong satu wanita lagi, kepala menoleh sedikit pun juga tidak, bergegas pergi.
“Sudah diberi obat, masih bisa sangat mengendalikan diri, benar-benar tidak mengira.”
Dua wanita bergumam, aku tanpa menyadarinya, memandang ke arah Tuan Kelima, orang yang di belakang sana mengangkat miring alis tebalnya, berekpresi wajah termenung.
“Kenapa dia?” Mengingat kembali tingkah aneh Mo Ziqian tadi, dan perkataannya yang ditujukan padaku, mengingatkanku akan segelas wine itu.
Tuan Kelima mengangkat alisnya, “Tidak ada apa-apa, hanya menambah sedikit sesuatu dalam wine.”
Aku langsung saja melotot dan tercengang.
Ternyata yang diberikan Tuan Kelima ke diriku, bukan hanya wine saja, dia sudah terpikir dari awal aku bisa mengambil wine menyiramnya ke Mo Ziqian, jadi menambahkan obat di dalam wine.
Segelas wine itu seluruhnya aku siram ke wajah Mo Ziqian, sedikit banyak terkena di mulut dan bibirnya, hidungnya menghirup, juga terkena di mulut, alhasil Mo Ziqian terjerumus masuk ke perangkap.
Tapi, mengapa aku tiba-tiba tidak merasa gembira?
Melihat ekspresi wajahku terlintas kesuraman, Suara Tuan Kelima menyebar kemari dengan agak sedikit mengejek,”Kamu tidak senang?”
“Aku hanya tidak menyangka, di dalam wine ada yang lain.”
Mo Ziqian sangat dipermalukan, aku seharusnya senang bukan kepalang, barulah benar, tapi aku malah sampai sedikit perasaan mau membalas dendam pun tidak ada, kenapa bisa seperti ini?
Karena melihat wajahku tiba-tiba suram, wajah Tuan Kelima yang tampan menertawakan orang itu pun dilapisi selapis warna gelap, pria itu juga tidak mempedulikanku lagi, hanya sibuk sendiri pergi berbincang-bincang dengan wanita cantik.
“Hai, nona.”
Tuan Kelima menyapa ke seorang wanita muda yang cantik dan juga sangat asing, wanita itu memang dari awal juga tidak henti-hentinya memandang ke arah Tuan Kelima, saat ini disapa oleh Tuan Kelima, langsung ekpresi wajah senangnya pun bermunculan, kemudian langsung berjalan menghampiri Tuan Kelima.
“Tuan, kamu memanggilku?”
Wanita itu dengan paras wajah yang mempesona tersipu malu, sepasang mata sebesar kacang almond curi-curi melirik pria tampan di hadapannya, Tuan Kelima menyipitkan mata tersenyum, menjulurkan lengan merangkul pinggul ramping wanita itu, “Kamu sepertinya sendirian, kalau begitu, kita pergi dansa bagaimana?”
Wanita itu tersipu malu menganggukkan kepala, Tuan Kelima membuangku, tanpa meminta persetujuan langsung merangkul pinggang ramping wanita itu masuk ke dalam area dansa. Tuan Kelima seperti ini bukan lah yang pertama kalinya, tapi dalam hatiku masih juga agak kecewa, pria ini, keegoisannya lebih penting dari segalanya.
Setelah Tuan Kelima menari satu lagu dengan wanita yang malu-malu mempesona itu, kemudian dengan mudahnya meninggalkan hall, aku sendirian berdiam diri, juga sudah bisa menerka bahwa Tuan Kelima malam ini juga tidak akan mencariku lagi, aku memanggil sebuah taksi dan pergi sendiri, murung seperti wanita terbuang.
Sekali berlalu beberapa hari, Tuan Kelima tidak menghubungiku lagi, aku dan Qiang Qiang, ibu dan anak hidup dengan tenang dan nyaman, waktu berlalu dengan cepat sebentar lagi sudah bulan satu tanggal 13 penanggalan China.
Dua hari lagi pun adalah festival Lampion, saat kembali ke rumah ada satu jalan sedang mengadakan pameran Lampion, aku turun mobil di tengah jalan, melihat-lihat, sebuah lampion berbentuk ikan mas menyerap pandangan mataku.
Aku membeli lampion itu, berencana pulang menghadiahkannya ke Qiang Qiang.
Saat ini, ada seorang anak perempuan bersuara, “Papa, aku juga mau lampion seperti ini.”
Suara yang sangat akrab, aku mengangkat kepala melihat, kemudian pun melihat Mo Ziqian yang sedang menggandeng tangan kecil Sisi berjalan kemari.
Setelah hari itu Mo Ziqian dijebak dengan obat, ini pertama kalinya bertemu dengannya.
Mo Ziqian dengan datar melirikku sebentar, seakan terlihat orang asing, menggandeng tangan kecil Sisi berjalan ke depan kios jualan lampion, “Tuan, beri aku satu lampion seperti itu.”
Pemilik kios menggelengkan kepala, “Tuan, sudah tidak ada lampion seperti itu.”
Sisi sangat kecewa, sepatu yang terlihat sangat mahal itu menghentak keras ke lantai, “Papa, aku hanya ingin lampion yang sama seperti itu.”
Mo Ziqian dengan suara kecil berkata pada Sisi: “Kita pergi ke tempat lain lihat-lihat.”
Sisi tiba-tiba saja melepaskan tangan Mo Ziqian, berlari ke arahku, aku mendengar sebuah suara yang teriakan lantang, “Kamu berhenti!”
Satu bayangan berwarna merah berlari ke depanku, menghalangi jalanku, raut wajah kecil terisi penuh dengan keangkuhan yang sama dingin seperti Chen Liyan, “Aku mau lampionmu itu!”
Aku tersenyum tertekan, ternyata Mo Ziqian masih mendidik seorang anak yang bergaya tuan besar.
“Gadis kecil, kalau kamu mau lampion yang baik bicaranya, minta dengan Papamu 2 Miliar rupiah, kasih aku 2 miliar, aku akan memberikan lampion ini ke kamu.”
Bagi gadis ini, 2 Miliar seperti apa dia tidak paham, pokoknya gadis kecil ini berlari ke samping Mo Ziqian, tangan kecil mengayun-ayunkan tangan pria itu berkata: “Papa, wanita itu berkata dengan 2 miliar dia akan memberikan lampion itu padaku, kamu beri dia 2 miliar ya?”
Pandangan mata Mo Ziqian yang kesal meluncur melihatku, aku mengangkat-angkat alisku padanya dengan ekspresi wajah berkata kamu tidak bisa apa-apa terhadapku.
Mo Ziqian dengan berkata pada Sisi dengan suara rendah: “Anak baik, Papa pergi beli yang lebih bagus lagi buatmu.”
Mo Ziqian mengandeng tangan kecil Sisi mau pergi, tapi Sisi malah melepaskan tangan kecilnya dari tangan besar pria itu dan pantatnya pun duduk di lantai, dua kakinya menendang sembarangan, menangis keras-keras, “Tidak mau, Sisi pokoknya mau lampion itu!”
Raut wajah Mo Ziqian berubah, tapi anak perempuannya bagaimana pun adalah kelemahannya, dia melangkah besar berjalan ke arahku, dengan pandangan mata serius, “2 miliar kan? Nanti kusuruh orang transfer ke rekeningmu, kamu berikan lampionnya ke Sisi.”
Pria itu tidak bodoh, tentu saja tidak akan bisa memuaskan mulut singaku yang besar.
Aku tersenyum, senyum yang mencemooh, lalu berkata, “Atas dasar apa mau beri ke dia? Ini aku beli untuk dihadiahkan ke Qiang Qiang, kalau anak perempuanmu suka, kamu pergi cari saja ke tempat lain。”
Novel Terkait
Predestined
CarlyDiamond Lover
LenaLoving The Pain
AmardaAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Charming Wife
Diana AndrikaHanya Kamu Hidupku
RenataPergilah Suamiku
DanisCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)