Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 118 Masuk Perangkap (2)

Tapi aku malah melihat ketidak stabilan pada bayangan tubuhnya, pria itu menjulurkan tangan menopang dahinya, kemudian mengangkat kaki mau pergi, tetapi saat berbalik Mo Ziqian tidak sengaja bertubrukan dengan wanita muda yang sedang melintas, wanita itu berteriak, karena tangan Mo Ziqian tersentuh dada wanita itu.

Mo Ziqian dengan sangat canggung meminta maaf, tidak peduli dengan penolakan maaf oleh wanita itu, melangkahkan kaki terburu-buru pergi.

Tuan Kelima mendekati ke samping telingaku, bibir tipisnya mengeluarkan udara hangat, “Nanti akan ada pertunjukan bagus yang bisa dilihat.”

“Apa?”

Aku terbengong, sama sekali tidak terpikir maksud perkataan Tuan Kelima. Sampai Mo Ziqian menelepon kemari dengan suara yang sangat marah, “Mo Wanwan, baik sekali yang kamu lakukan!”

Masih belum sempat aku bicara, telepon sudah diputus.

Aku pikir yang dikatakan oleh Mo Ziqian adalah masalah aku menyiram wine, tidak mempedulikan sama sekali amarahnya, sampai dari lorong terdengar suara tawa terbahak-bahak seorang wanita.

Semua orang pun melihat ke arah sana, aku kelihatan di lorong sana, Mo Ziqian dicegat oleh dua orang wanita fashionable yang cantik, kedua wanita dengan wajah seksi bernafsu menggosok di badan Mo Ziqian, “Tuan, dilihat-lihat kamu perlu menyalurkan keluar api, bagaimana kalau ke kami saja?”

Aku kelihatan warna merah yang tidak biasanya tersebar di wajah tampan Mo Ziqian, dengan sangat marah menyingkirkan wanita yang berbicara, dan dengan kasar mendorong satu wanita lagi, kepala menoleh sedikit pun juga tidak, bergegas pergi.

“Sudah diberi obat, masih bisa sangat mengendalikan diri, benar-benar tidak mengira.”

Dua wanita bergumam, aku tanpa menyadarinya, memandang ke arah Tuan Kelima, orang yang di belakang sana mengangkat miring alis tebalnya, berekpresi wajah termenung.

“Kenapa dia?” Mengingat kembali tingkah aneh Mo Ziqian tadi, dan perkataannya yang ditujukan padaku, mengingatkanku akan segelas wine itu.

Tuan Kelima mengangkat alisnya, “Tidak ada apa-apa, hanya menambah sedikit sesuatu dalam wine.”

Aku langsung saja melotot dan tercengang.

Ternyata yang diberikan Tuan Kelima ke diriku, bukan hanya wine saja, dia sudah terpikir dari awal aku bisa mengambil wine menyiramnya ke Mo Ziqian, jadi menambahkan obat di dalam wine.

Segelas wine itu seluruhnya aku siram ke wajah Mo Ziqian, sedikit banyak terkena di mulut dan bibirnya, hidungnya menghirup, juga terkena di mulut, alhasil Mo Ziqian terjerumus masuk ke perangkap.

Tapi, mengapa aku tiba-tiba tidak merasa gembira?

Melihat ekspresi wajahku terlintas kesuraman, Suara Tuan Kelima menyebar kemari dengan agak sedikit mengejek,”Kamu tidak senang?”

“Aku hanya tidak menyangka, di dalam wine ada yang lain.”

Mo Ziqian sangat dipermalukan, aku seharusnya senang bukan kepalang, barulah benar, tapi aku malah sampai sedikit perasaan mau membalas dendam pun tidak ada, kenapa bisa seperti ini?

Karena melihat wajahku tiba-tiba suram, wajah Tuan Kelima yang tampan menertawakan orang itu pun dilapisi selapis warna gelap, pria itu juga tidak mempedulikanku lagi, hanya sibuk sendiri pergi berbincang-bincang dengan wanita cantik.

“Hai, nona.”

Tuan Kelima menyapa ke seorang wanita muda yang cantik dan juga sangat asing, wanita itu memang dari awal juga tidak henti-hentinya memandang ke arah Tuan Kelima, saat ini disapa oleh Tuan Kelima, langsung ekpresi wajah senangnya pun bermunculan, kemudian langsung berjalan menghampiri Tuan Kelima.

“Tuan, kamu memanggilku?”

Wanita itu dengan paras wajah yang mempesona tersipu malu, sepasang mata sebesar kacang almond curi-curi melirik pria tampan di hadapannya, Tuan Kelima menyipitkan mata tersenyum, menjulurkan lengan merangkul pinggul ramping wanita itu, “Kamu sepertinya sendirian, kalau begitu, kita pergi dansa bagaimana?”

Wanita itu tersipu malu menganggukkan kepala, Tuan Kelima membuangku, tanpa meminta persetujuan langsung merangkul pinggang ramping wanita itu masuk ke dalam area dansa. Tuan Kelima seperti ini bukan lah yang pertama kalinya, tapi dalam hatiku masih juga agak kecewa, pria ini, keegoisannya lebih penting dari segalanya.

Setelah Tuan Kelima menari satu lagu dengan wanita yang malu-malu mempesona itu, kemudian dengan mudahnya meninggalkan hall, aku sendirian berdiam diri, juga sudah bisa menerka bahwa Tuan Kelima malam ini juga tidak akan mencariku lagi, aku memanggil sebuah taksi dan pergi sendiri, murung seperti wanita terbuang.

Sekali berlalu beberapa hari, Tuan Kelima tidak menghubungiku lagi, aku dan Qiang Qiang, ibu dan anak hidup dengan tenang dan nyaman, waktu berlalu dengan cepat sebentar lagi sudah bulan satu tanggal 13 penanggalan China.

Dua hari lagi pun adalah festival Lampion, saat kembali ke rumah ada satu jalan sedang mengadakan pameran Lampion, aku turun mobil di tengah jalan, melihat-lihat, sebuah lampion berbentuk ikan mas menyerap pandangan mataku.

Aku membeli lampion itu, berencana pulang menghadiahkannya ke Qiang Qiang.

Saat ini, ada seorang anak perempuan bersuara, “Papa, aku juga mau lampion seperti ini.”

Suara yang sangat akrab, aku mengangkat kepala melihat, kemudian pun melihat Mo Ziqian yang sedang menggandeng tangan kecil Sisi berjalan kemari.

Setelah hari itu Mo Ziqian dijebak dengan obat, ini pertama kalinya bertemu dengannya.

Mo Ziqian dengan datar melirikku sebentar, seakan terlihat orang asing, menggandeng tangan kecil Sisi berjalan ke depan kios jualan lampion, “Tuan, beri aku satu lampion seperti itu.”

Pemilik kios menggelengkan kepala, “Tuan, sudah tidak ada lampion seperti itu.”

Sisi sangat kecewa, sepatu yang terlihat sangat mahal itu menghentak keras ke lantai, “Papa, aku hanya ingin lampion yang sama seperti itu.”

Mo Ziqian dengan suara kecil berkata pada Sisi: “Kita pergi ke tempat lain lihat-lihat.”

Sisi tiba-tiba saja melepaskan tangan Mo Ziqian, berlari ke arahku, aku mendengar sebuah suara yang teriakan lantang, “Kamu berhenti!”

Satu bayangan berwarna merah berlari ke depanku, menghalangi jalanku, raut wajah kecil terisi penuh dengan keangkuhan yang sama dingin seperti Chen Liyan, “Aku mau lampionmu itu!”

Aku tersenyum tertekan, ternyata Mo Ziqian masih mendidik seorang anak yang bergaya tuan besar.

“Gadis kecil, kalau kamu mau lampion yang baik bicaranya, minta dengan Papamu 2 Miliar rupiah, kasih aku 2 miliar, aku akan memberikan lampion ini ke kamu.”

Bagi gadis ini, 2 Miliar seperti apa dia tidak paham, pokoknya gadis kecil ini berlari ke samping Mo Ziqian, tangan kecil mengayun-ayunkan tangan pria itu berkata: “Papa, wanita itu berkata dengan 2 miliar dia akan memberikan lampion itu padaku, kamu beri dia 2 miliar ya?”

Pandangan mata Mo Ziqian yang kesal meluncur melihatku, aku mengangkat-angkat alisku padanya dengan ekspresi wajah berkata kamu tidak bisa apa-apa terhadapku.

Mo Ziqian dengan berkata pada Sisi dengan suara rendah: “Anak baik, Papa pergi beli yang lebih bagus lagi buatmu.”

Mo Ziqian mengandeng tangan kecil Sisi mau pergi, tapi Sisi malah melepaskan tangan kecilnya dari tangan besar pria itu dan pantatnya pun duduk di lantai, dua kakinya menendang sembarangan, menangis keras-keras, “Tidak mau, Sisi pokoknya mau lampion itu!”

Raut wajah Mo Ziqian berubah, tapi anak perempuannya bagaimana pun adalah kelemahannya, dia melangkah besar berjalan ke arahku, dengan pandangan mata serius, “2 miliar kan? Nanti kusuruh orang transfer ke rekeningmu, kamu berikan lampionnya ke Sisi.”

Pria itu tidak bodoh, tentu saja tidak akan bisa memuaskan mulut singaku yang besar.

Aku tersenyum, senyum yang mencemooh, lalu berkata, “Atas dasar apa mau beri ke dia? Ini aku beli untuk dihadiahkan ke Qiang Qiang, kalau anak perempuanmu suka, kamu pergi cari saja ke tempat lain。”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu