Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 207 Tuduhan (2)

Lan Ke sudah turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah keluarga itu.

Dia mengangkat tangannya dan menggedor gerbang besi, "Apakah ada orang?"

"Siapa itu?"

Terdengar suara seorang lelaki tua, sesosok orang tua yang terlihat lemah dan tertatih-tatih muncul di hadapannya.

Pria tua itu tampak seperti usianya sudah mencapai delapan puluhan tahun, memegang tongkat di tangannya dan berjalan perlahan mendekati, "Anak muda, siapa yang kamu cari?"

Lan Ke : "Kakek, mau numpang tanya, apakah Anda tahu orang yang bernama Yang Zilan disini?"

"Yang apa?"

Telinga lelaki tua itu tampaknya tidak terlalu baik.

Lan Ke menjerit: "Yang Zilan."

Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya, "Zi Lan apa, Liu Lana apa, aku tidak pernah dengar nama itu?"

Pria tua itu berbalik dan berjalan ke dalam rumah, tetapi tiba-tiba dia membalikkan badannya, "Apa yang baru saja kamu katakan? Apa nama orang itu?"

Lan Ke : "Yang Zilan."

Lelaki tua itu berpikir sejenak, "Nama ini sepertinya agak familiar."

Lan Ke: "Jadi, apakah anda sudah terpikir?"

Lelaki tua itu memutar alisnya yang sudah berwarna putih dan berpikir lama sebelum berkata, "Tidak ada Yang Zilan di sekitar sini, tetapi ada satu dalam beberapa puluh tahun yang lalu."

Lan Ke menatapku dengan tatapan senang dan menoleh pada lelaki tua itu: "Kami memang mau mencari Yang Zilan itu. Apakah Anda tahu di mana dia tinggal? Kami adalah kerabatnya, dia telah meninggalkan kami beberapa puluh tahun yang lalu. Sampai sekarang tidak kembali, keluarganya sampai sekarang belum menemukannya.”

Lan Ke berbohong.

Lelaki tua itu mengerutkan alis putihnya, "Yang Zilan, dulu tinggal di sini, Nah, rumah ini."

Lelaki tua itu menunjuk ke tempat di mana dia tinggal. "Pada waktu itu, aku adalah pemiliknya. Dia menyewa di sini. Sewanya setengah tahun. Ketika dia pindah, aku tidak melihat perut besarnya. Suatu hari, perutnya tiba-tiba membesar. Suatu hari, aku mendengar bahwa dia sudah melahirkan, lahir di sebuah klinik kecil, anak itu mati, dia menjadi gila. "

Kata-kata orang tua itu membuatku tertegun, dan aku mendengar versi lain dari Yang Zilan.

Yang mana Yang Zilan yang asli, versi yang disebut orang sungguh membingungkan, membuat aku tambah bingung.

Setelah meninggalkan rumah lelaki tua itu, aku duduk di mobil Lan Ke, pikiranku melayang, aku membayangkan hampir 30 tahun yang lalu, seorang wanita muda yang sendirian, melahirkan seorang anak di sebuah klinik kecil, dan kemudian anak itu meninggal, dia menjadi gila . Tragedi manusia semacam ini tidak terasa nyaman di hatiku.

“Mobilku!” Kembali ke tempat aku parkir, ketika aku melihat mobil Audi putihku, empat ban mobil sudah hilang tiga ban, aku marah dan berteriak.

Lan Ke memutar alisnya dan melihat ban mobilku yang sudah hilang tiga buah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ini masalah karakter, karakter manusia."

“Karakter kepalamu!” Aku jengkel dan ingin menendang Lan Ke .

Lan Ke hanya tertawa, seolah-olah melihat ban mobilku yang hilang, hal ini membuatnya bahagia, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon, " Bro, aku punya mobil di bagian Utara kota, mobil yang sudah hilang tiga roda, tolong kesini angkut mobilnya pergi. "

Setelah Lan Ke selesai menelepon dan memandang aku dengan tatapan lucu, "Oke, aku akan mengantarmu pulang dulu. Aku jamin mobil ini akan dikirimkan kepada kamu besok pagi."

Aku melirik Lan Ke dan mengikuti sosoknya yang tinggi masuk ke dalam Land Rover-nya.

Ketika mobil melaju ke bagian yang ramai, kebetulan lampu sudah mulai menyala, ada sebuah papan reklame raksasa berada di persimpangan, dan neon warna-warni disekitar papan reklame raksasa dengan beberapa baris kalimat:

"Untuk orang yang paling aku cintai, Lin Xiao: Tidak mengerikan kalau sudah mengakui kesalahannya. Hal yang mengerikan adalah setelah mengakui kesalahannya, tidak berani melangkah maju. Aku ingin menjadi orang yang mendampingimu dalam melangkah maju, menerangi jalanmu di depan. Tuan Kelima. "

"Tuan muda ini!"

Lan Ke mengucapkan kata itu dengan nada tidak percaya.

Jadi aku melihat kalimat di papan reklame raksasa itu.

Hatiku bergetar, sesosok bayangan yang akrab dan hangat tiba-tiba muncul di papan raklame raksasa di depanku.

Di persimpangan jalan berikutnya, tanpa kecuali, terlihat papan reklame raksasa seperti itu lagi, dan Lan Ke dengan cemberut mencibir. "Tuan muda ini terlalu menyedihkan?"

Apakah dia sedang akting?

Tidak mungkin.

Dengan cara ini, Tuan Kelima menjelaskan kepada orang yang buta hatinya bahwa aku telah salah mengenal orang dan menikahi orang yang salah, bukan melakukan sesuatu yang memalukan seperti kata orang-orang sekarang.

Tuan Kelima demi aku, telah menghabiskan banyak energi dan uangnya.

"Apakah kamu pikir itu menyedihkan?"

Aku bertanya dengan dingin.

Lan Ke melirikku, "Apakah itu tidak menyedihkan?"

Dia menggaruk dagunya dengan jari-jarinya, dengan penuh pertimbangan: "Ketika tuan muda ini bisa menjadi begitu menyedihkan, tampaknya seorang wanita benar-benar dapat mengubah seorang pria ..."

Ketika lampu hijau menyala, mobilnya melaju perlahan, tetapi dia masih terlihat agak bingung.

Tuan Kelima menelepon, "Apakah kamu sedang lembur? Sudah jam berapa ini dan kamu belum menjemput Qiang Qiang pulang."

Aku : "Aku lagi diluar, ada urusan, mobil juga mogok, aku pulangnya agak telat nanti, aku sudah minta tolong wali kelas Qiang Qiang untuk menjaganya sebentar."

Tuan Kelima: "Oke, aku tahu, aku akan menjemputnya."

Tuan Kelima menutup telepon.

Lan Ke: "Bagaimana, apakah kamu mau naik taksi, atau aku mengantar kamu pulang?"

Aku : "Taxi apa, kamu bilang kalau aku kehilangan mobil, kamu akan ganti rugi, dan sekarang mobilku rusak, kamu harus bertanggung jawab untuk mengantarku pulang."

Kalau aku naik taksi dari tempat ini ke daerah militer, dan setidaknya perlu 80 ribu, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu. Uang lebih penting bagiku sekarang.

Mulut Lan Ke terlihat cemberut, "Oke."

Dengan situasi seperti ini, Lan Ke mengantar aku sampai ke distrik militer. Di depan pintu, aku menyuruhnya menghentikan mobil. "Oke, kamu bisa pulang."

Lan Ke: "Nona, aku sudah di depan pintu. Kamu bahkan tidak memberi aku segelas air untuk minum?"

Aku: "Oke, kamu pulang denganku, aku akan memberimu air, tetapi jika kamu diusir oleh Tuan Kelima, aku tidak bertanggung jawab."

Lan Ke melotot ke arahku, dan mendengus, lalu berbalik dan pergi.

Ketika aku kembali ke apartemen, Tuan Kelima telah menjemput Qiang Qiang pulang. Untuk jaga-jaga, aku juga meletakkan kunci cadangan di saku Qiang Qiang. Tuan Kelima buka pintu apartemen dengan kunci tersebut.

Ketika aku memasuki rumah, mereka sedang memegang bidak catur dan bermain dengan serius seperti sedang perang.

Aku memakai sandalku, membuka syal, dan memandang wajah lelaki yang sedang serius bermain catur dengan Qiang Qiang.

Dia sedang asyik bermain dengan Qiang Qiang, dan seperti tidak pernah melakukan apa pun untuk menghabiskan banyak uang di papan reklame raksasa itu.

Setelah satu ronde selesai, Qiang Qiang berlari kearahku, "Ma, kamu sudah pulang."

"Ya."

Aku menyentuh kepala Qiang Qiang, karena sering kali tidak bisa menjemputnya pulang tepat waktu, melahirkan rasa bersalah yang kuat dalam hatiku.

Tuan Kelima dengan sepasang mata indahnya dan mengandung makna yang dalam memandang kearahku, "Mobilnya rusak? Tidak terjadi apa-apa kan?"

Aku : Ketika aku parkir di pinggir jalan, tiga ban ban mobil hilang dicuri dan sekarang sudah diderek pergi. "

Tuan Kelima tercekat, "tiga ban dicuri? Siapa yang begitu kurang ajar dan berani melakukan hal seperti itu!"

Inilah Tuan Kelima, tidak seperti orang lain yang alim, dia kalau marah selalu lugas dan kasar.

Tetapi aku sudah lama terbiasa dengan hal itu, dan bahkan berpikir bahwa dia jauh lebih lucu daripada mereka yang tidak pernah mengucapkan kata-kata kotor, dan jauh lebih nyata.

Aku : "aku tidak tahu, aku hanya mengurus sesuatu, tapi untungnya, aku hanya kehilangan tiga ban. Jika aku kehilangan mobil, maka akan menjadi masalah besar."

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu