Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 207 Tuduhan (2)
Lan Ke sudah turun dari mobil dan berjalan ke arah rumah keluarga itu.
Dia mengangkat tangannya dan menggedor gerbang besi, "Apakah ada orang?"
"Siapa itu?"
Terdengar suara seorang lelaki tua, sesosok orang tua yang terlihat lemah dan tertatih-tatih muncul di hadapannya.
Pria tua itu tampak seperti usianya sudah mencapai delapan puluhan tahun, memegang tongkat di tangannya dan berjalan perlahan mendekati, "Anak muda, siapa yang kamu cari?"
Lan Ke : "Kakek, mau numpang tanya, apakah Anda tahu orang yang bernama Yang Zilan disini?"
"Yang apa?"
Telinga lelaki tua itu tampaknya tidak terlalu baik.
Lan Ke menjerit: "Yang Zilan."
Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya, "Zi Lan apa, Liu Lana apa, aku tidak pernah dengar nama itu?"
Pria tua itu berbalik dan berjalan ke dalam rumah, tetapi tiba-tiba dia membalikkan badannya, "Apa yang baru saja kamu katakan? Apa nama orang itu?"
Lan Ke : "Yang Zilan."
Lelaki tua itu berpikir sejenak, "Nama ini sepertinya agak familiar."
Lan Ke: "Jadi, apakah anda sudah terpikir?"
Lelaki tua itu memutar alisnya yang sudah berwarna putih dan berpikir lama sebelum berkata, "Tidak ada Yang Zilan di sekitar sini, tetapi ada satu dalam beberapa puluh tahun yang lalu."
Lan Ke menatapku dengan tatapan senang dan menoleh pada lelaki tua itu: "Kami memang mau mencari Yang Zilan itu. Apakah Anda tahu di mana dia tinggal? Kami adalah kerabatnya, dia telah meninggalkan kami beberapa puluh tahun yang lalu. Sampai sekarang tidak kembali, keluarganya sampai sekarang belum menemukannya.”
Lan Ke berbohong.
Lelaki tua itu mengerutkan alis putihnya, "Yang Zilan, dulu tinggal di sini, Nah, rumah ini."
Lelaki tua itu menunjuk ke tempat di mana dia tinggal. "Pada waktu itu, aku adalah pemiliknya. Dia menyewa di sini. Sewanya setengah tahun. Ketika dia pindah, aku tidak melihat perut besarnya. Suatu hari, perutnya tiba-tiba membesar. Suatu hari, aku mendengar bahwa dia sudah melahirkan, lahir di sebuah klinik kecil, anak itu mati, dia menjadi gila. "
Kata-kata orang tua itu membuatku tertegun, dan aku mendengar versi lain dari Yang Zilan.
Yang mana Yang Zilan yang asli, versi yang disebut orang sungguh membingungkan, membuat aku tambah bingung.
Setelah meninggalkan rumah lelaki tua itu, aku duduk di mobil Lan Ke, pikiranku melayang, aku membayangkan hampir 30 tahun yang lalu, seorang wanita muda yang sendirian, melahirkan seorang anak di sebuah klinik kecil, dan kemudian anak itu meninggal, dia menjadi gila . Tragedi manusia semacam ini tidak terasa nyaman di hatiku.
“Mobilku!” Kembali ke tempat aku parkir, ketika aku melihat mobil Audi putihku, empat ban mobil sudah hilang tiga ban, aku marah dan berteriak.
Lan Ke memutar alisnya dan melihat ban mobilku yang sudah hilang tiga buah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ini masalah karakter, karakter manusia."
“Karakter kepalamu!” Aku jengkel dan ingin menendang Lan Ke .
Lan Ke hanya tertawa, seolah-olah melihat ban mobilku yang hilang, hal ini membuatnya bahagia, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon, " Bro, aku punya mobil di bagian Utara kota, mobil yang sudah hilang tiga roda, tolong kesini angkut mobilnya pergi. "
Setelah Lan Ke selesai menelepon dan memandang aku dengan tatapan lucu, "Oke, aku akan mengantarmu pulang dulu. Aku jamin mobil ini akan dikirimkan kepada kamu besok pagi."
Aku melirik Lan Ke dan mengikuti sosoknya yang tinggi masuk ke dalam Land Rover-nya.
Ketika mobil melaju ke bagian yang ramai, kebetulan lampu sudah mulai menyala, ada sebuah papan reklame raksasa berada di persimpangan, dan neon warna-warni disekitar papan reklame raksasa dengan beberapa baris kalimat:
"Untuk orang yang paling aku cintai, Lin Xiao: Tidak mengerikan kalau sudah mengakui kesalahannya. Hal yang mengerikan adalah setelah mengakui kesalahannya, tidak berani melangkah maju. Aku ingin menjadi orang yang mendampingimu dalam melangkah maju, menerangi jalanmu di depan. Tuan Kelima. "
"Tuan muda ini!"
Lan Ke mengucapkan kata itu dengan nada tidak percaya.
Jadi aku melihat kalimat di papan reklame raksasa itu.
Hatiku bergetar, sesosok bayangan yang akrab dan hangat tiba-tiba muncul di papan raklame raksasa di depanku.
Di persimpangan jalan berikutnya, tanpa kecuali, terlihat papan reklame raksasa seperti itu lagi, dan Lan Ke dengan cemberut mencibir. "Tuan muda ini terlalu menyedihkan?"
Apakah dia sedang akting?
Tidak mungkin.
Dengan cara ini, Tuan Kelima menjelaskan kepada orang yang buta hatinya bahwa aku telah salah mengenal orang dan menikahi orang yang salah, bukan melakukan sesuatu yang memalukan seperti kata orang-orang sekarang.
Tuan Kelima demi aku, telah menghabiskan banyak energi dan uangnya.
"Apakah kamu pikir itu menyedihkan?"
Aku bertanya dengan dingin.
Lan Ke melirikku, "Apakah itu tidak menyedihkan?"
Dia menggaruk dagunya dengan jari-jarinya, dengan penuh pertimbangan: "Ketika tuan muda ini bisa menjadi begitu menyedihkan, tampaknya seorang wanita benar-benar dapat mengubah seorang pria ..."
Ketika lampu hijau menyala, mobilnya melaju perlahan, tetapi dia masih terlihat agak bingung.
Tuan Kelima menelepon, "Apakah kamu sedang lembur? Sudah jam berapa ini dan kamu belum menjemput Qiang Qiang pulang."
Aku : "Aku lagi diluar, ada urusan, mobil juga mogok, aku pulangnya agak telat nanti, aku sudah minta tolong wali kelas Qiang Qiang untuk menjaganya sebentar."
Tuan Kelima: "Oke, aku tahu, aku akan menjemputnya."
Tuan Kelima menutup telepon.
Lan Ke: "Bagaimana, apakah kamu mau naik taksi, atau aku mengantar kamu pulang?"
Aku : "Taxi apa, kamu bilang kalau aku kehilangan mobil, kamu akan ganti rugi, dan sekarang mobilku rusak, kamu harus bertanggung jawab untuk mengantarku pulang."
Kalau aku naik taksi dari tempat ini ke daerah militer, dan setidaknya perlu 80 ribu, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu. Uang lebih penting bagiku sekarang.
Mulut Lan Ke terlihat cemberut, "Oke."
Dengan situasi seperti ini, Lan Ke mengantar aku sampai ke distrik militer. Di depan pintu, aku menyuruhnya menghentikan mobil. "Oke, kamu bisa pulang."
Lan Ke: "Nona, aku sudah di depan pintu. Kamu bahkan tidak memberi aku segelas air untuk minum?"
Aku: "Oke, kamu pulang denganku, aku akan memberimu air, tetapi jika kamu diusir oleh Tuan Kelima, aku tidak bertanggung jawab."
Lan Ke melotot ke arahku, dan mendengus, lalu berbalik dan pergi.
Ketika aku kembali ke apartemen, Tuan Kelima telah menjemput Qiang Qiang pulang. Untuk jaga-jaga, aku juga meletakkan kunci cadangan di saku Qiang Qiang. Tuan Kelima buka pintu apartemen dengan kunci tersebut.
Ketika aku memasuki rumah, mereka sedang memegang bidak catur dan bermain dengan serius seperti sedang perang.
Aku memakai sandalku, membuka syal, dan memandang wajah lelaki yang sedang serius bermain catur dengan Qiang Qiang.
Dia sedang asyik bermain dengan Qiang Qiang, dan seperti tidak pernah melakukan apa pun untuk menghabiskan banyak uang di papan reklame raksasa itu.
Setelah satu ronde selesai, Qiang Qiang berlari kearahku, "Ma, kamu sudah pulang."
"Ya."
Aku menyentuh kepala Qiang Qiang, karena sering kali tidak bisa menjemputnya pulang tepat waktu, melahirkan rasa bersalah yang kuat dalam hatiku.
Tuan Kelima dengan sepasang mata indahnya dan mengandung makna yang dalam memandang kearahku, "Mobilnya rusak? Tidak terjadi apa-apa kan?"
Aku : Ketika aku parkir di pinggir jalan, tiga ban ban mobil hilang dicuri dan sekarang sudah diderek pergi. "
Tuan Kelima tercekat, "tiga ban dicuri? Siapa yang begitu kurang ajar dan berani melakukan hal seperti itu!"
Inilah Tuan Kelima, tidak seperti orang lain yang alim, dia kalau marah selalu lugas dan kasar.
Tetapi aku sudah lama terbiasa dengan hal itu, dan bahkan berpikir bahwa dia jauh lebih lucu daripada mereka yang tidak pernah mengucapkan kata-kata kotor, dan jauh lebih nyata.
Aku : "aku tidak tahu, aku hanya mengurus sesuatu, tapi untungnya, aku hanya kehilangan tiga ban. Jika aku kehilangan mobil, maka akan menjadi masalah besar."
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyCutie Mom
AlexiaMy Tough Bodyguard
Crystal SongSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaPredestined
CarlyUnlimited Love
Ester GohCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)