Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 193 Muntah Darah (2)

Qiang-Qiang dengan takut menghampirinya, tangan kecilnya menggandeng tangan Tuan kelima, “Ayah angkat, jangan marah ok? Qiang-Qiang nyanyikan lagu anak-anak untukmu.”

Tuan kelima menatap si kecil di depannya ini, matanya yang bagai batu amber menunjukkan kelembutan, mengangkat tangan mengelus kepala Qiang-Qiang, “Benar-benar anak yang baik.”

Tuan kelima tidak naik keatas bersama kami, “Kalian naik saja, aku akan keluar sebentar.”

Selesai berkata, dia langsung masuk ke lagi ke dalam mobil, pergi tanpa mengatakan apapun.

Hari berikutnya adalah hari Senin, aku masuk kerja seperti biasanya, siang hari, rekan kerja mengajak makan bersama di restoran baru yang tidak jauh dari kantor, katanya hari ini akan mendapatkan diskon lima belas persen.

Itu adalah sebuah restoran yang sangat mewah dengan kombinasi Cina dan Barat. Kami serombolan orang memasuki ruang pribadi, sebelum duduk aku menerima telepon dari Jiayu. Dia memberitahuku bahwa beberapa stok yang direkomendasikan oleh Tuan kelima, membuatnya mendapat sedikit keuntungan dalam beberapa hari ini. Dia menyuruhku untuk memberitahu Tuan kelima, dia bersedia mentraktir makan untuk berterima kasih padanya.

Aku menjawab oke.

Setelah menjawab telepon, aku melihat ada beberapa pria muda berjalan ke sini, sambil berjalan sambil membicarakan tentang keberhasilan operasi hari ini, dan merupakan keajaiban dalam sejarah kedokteran, dan perkataan sejenis ini.

Pria yang di paling depan, juga yang paling mempesona dan tampan diantara semuanya, itu adalah Lan Ke.

Dia langsung melihatku, mengangkat alisnya, berjalan mendekatiku, pandangan yang penuh perasaan memainkan, “Wanita berhati hitam yang menyuruh Tuan muda itu untuk memukul adik sendiri, apakah kamu juga datang makan? Maukah makan bersama?”

Bagaimana bocah ini mengetahui kejadian perayaan bulan pertama putri kecil, menatap pada wajah Lan Ke yang penuh memainkan, aku mengerutkan keningku, “Informasimu benar-benar lancar, apa mungkin telah menjadi cacing di dalam perutku.”

Lan Ke mengangkat sudut mulutnya, mengangkat tangan menggaruk kepala, “Nama panggilan ini tidak enak didengar, aku hanya memiliki informasi yang agak lancar. Wanita berhati hitam, bagaimana, maukah makan bersama?”

Dia memasukkan tangannya ke dalam saku, dan menatap lurus padaku, ketika menungguku, penampilannya benar-benar sangat tampan.

Tetapi perkataannya membuat wajahnya yang tampan berubah menjadi sangat menyebalkan.

Aku tiba-tiba tersenyum, meletakkan tanganku di bahunya, dengan tatapan lembut, “Kak, tidak perlu makan bersama, cukup membayar tagihanku, ok?”

Lan Ke melihat diriku yang seperti begitu, matanya yang indah tertegun, ketika berbicara sedikit gagap, “Mengapa tidak?”

“Kalau begitu, aku berterimakasih padamu.”

Aku mengangkat tangan menepuk di bahunya, dan tersenyum manis padanya, memutar badan kembali masuk ke ruang pribadi yang telah kami pesan. Kebetulan pelayan masuk, aku berkata pada pelayan itu: “bawakan sebotol Lafite tahun 1982, dan masukkan ke tagihan Tuan Lan.”

Pelayan mendengar aku mengatakan Lafite, matanya bersinar tatapan aneh, namun dia tetap mengangguk, “Ok.”

“Lafite tahun 82? Lin, apakah kamu bercanda?” Para rekan semuanya berwajah terkejut.

Lafite tahunan 82, harganya diperkirakan sekitar ratusan juta, ini akan membuat Tuan Lan mengalami pendarahan!

Aku tersenyum manis, “Tentu saja benar, hari ini kalian membuka lebar mata kalian.”

Sepanjang makan siang, karena memiliki Lafite tahun 82, suasana menjadi lebih panas, para rekan kerja semuanya pertama kali meminum alkohol berkelas tinggi seperti ini, mereka sangat senang. Berebut bersulang denganku untuk berterimakasih padaku.

Aku hanya tersenyum tidak berkata, Lan Ke, siapa suruh kamu selalu meremehkanku, hari ini membuatmu muntah darah.

Selesai makan bersama, semuanya kembali ke kantor hukum, beristirahat sebentar dan langsung kembali konsen melakukan pekerjaan. Ponselku tiba-tiba berdering, aku melihat layar ponsel muncul nomor ponsel Lan Ke, jadi menjawabnya.

Terdengar suara Lan Ke bagai singa meraung, aku menjauhkan ponselku, mendengarkan suara Lan Ke yang seperti suara petir: “Kamu ini wanita berhati hitam, kamu bahkan meminta Lafite tahun 82!”

Akar telingaku masih dalam kondisi terkejut, kulit kepalaku terasa kebal, hingga terdiam di bagian sana, barulah aku berani mendekati ponselnya.

Lan Ke kali ini sepertinya sangat marah, hampir saja muntah darah.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu