Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 77 Ayah Angkat
Bab 77 Ayah Angkat
Qiang-Qiang telah lapar, meskipun selalu menangis ingin mencari ibunya, tetapi ketika aku menyuapinya pangsit, dia berturut-turut makan beberapa biji.
“Tante, aku mau ibu.”
Qiang-Qiang makan beberapa pangsit kemudian, mulutnya mencibir dan ingin menangis lagi, hatiku menghela nafas, aku menempelkan wajahku dengan pelan ke dahinya.
Mo Ziqian tidak pulang seharian, kami makan makanan instan yang dibawakan Gao Le. Pada jam lima sore, aku terdengar suara pertengkaran dari luar, “Kalian minggir, aku adalah istrinya Mo Ziqian, aku ingin masuk!”
“Maaf, Tuan Mo berkata, siapapun tidak boleh masuk.”
Aku kaget mendengarnya, wanita itu adalah Chen Liyan, lalu siapakah pria yang berbicara? Aku menempel ke lubang pintu dan melihat, hanya terlihat di luar pintu tidak tahu mulai kapan ada dua pria yang bertubuh besar, mereka berdiri di kanan kiri depan Chen Liyan, menghalanginya untuk tidak mendekati pintu.
Chen Liyan kesal, “Kalian minggir, kalau tidak minggir berhati-hatilah aku akan membuat kalian menanggung semua akibatnya!”
Dua pria berkata: “Maaf, kami hanya mendengarkan perintah dari Tuan Mo, Tuan Mo berkata siapapun tidak boleh masuk, kamu silakan pulang.”
Apakah kedua orang ini benar-benar dipekerjakan oleh Mo Ziqian untuk melindungi kami berdua? Hatiku tiba-tiba menjadi takjub.
Chen Liyan dengan marah menunjuk pada mereka, “Kalian tunggu, akan ada orang yang datang membereskan kalian!”
Jantungku berdegup kencang saat ini. Melalui lubang pintu, aku melihat bahwa Chen Liyan telah pergi. Hatiku mulai khawatir, jika dia pergi dan memberi tahu Hu Yeming, Hu Yeming pasti akan membantu adiknya ini. Jadi, bukan hanya dua pengawal ini yang dalam bahaya, aku dan Qiang-Qiang lebih tidak jelas akan nasib kehidupan dan kematian kami.
Pada saat ini, ponselku berdering, aku menggendong Qiang-Qiang dan mengangkat telepon. Saat itu, aku berdiri di depan jendela, aku tidak menyadari bahwa sekarang aku dan bahkan Qiang-Qiang mungkin terpapar di pandangan Tuan Kelima yang sedang berada di rumah seberang.
“Apakah anak yang kamu gendong adalah putra Mo Ziqian?”
Terdengar suara Tuan Kelima dari dalam telepon.
“Iya.”
Hatiku masih terjerat dalam kecemasan.
Tuan Kelima berkata: “Kamu sudah berdamai dengan Mo Ziqian?”
“Tidak, anakku sekarang sedang ditarget seseorang, dia dalam kondisi bahaya, aku hanya membawa dia bersembunyi di tempat Mo Ziqian.”
Tuan Kelima: “Hu Yeming?”
Aku: “Aku tidak tahu, tetapi selain dia sepertinya tidak ada orang lain lagi, tetapi tidak ada bukti apapun, mereka sangat licik, tidak meninggalkan bukti apa pun.”
Tuan Kelima terdiam sejenak, “Perlu bantuanku?”
Hatiku tertegun, “Kamu benar-benar mau membantuku?”
Tuan Kelima: “Aku melihat kamu pernah membantu membuatkan mie panjang umur untukku.” (mie ulang tahun)
Aku terpikir Hu Yeming takut pada status Tuan Kelima, jadi aku berkata: “Kamu akui Qiang-Qiang sebagai anak angkatmu, ada perlindunganmu, aku percaya tidak ada yang berani menyakitinya.”
Tuan Kelima kaget, “Kamu ingin aku mengambil dia menjadi anakku? Hey, aku tidak bersedia menjadi ayah dari anak orang lain.”
“Ok lah kalau begitu.”
Aku merasa malu dengan saran tadi, “aku tutup dulu kalau tidak ada hal lain.” Aku benar-benar tidak memiliki suasana hati untuk mengobrol dengan tuan muda ini.
“Tunggu.”
Tuan Kelima berkata: “Kalau kamu berjanji menjadi wanitaku, aku bisa mempertimbangkan ini.”
“Tuan Kelima, aku tidak bercanda.”
“Aku juga tidak bercanda, kamu menjadi wanitaku, aku bisa membuat orang tua itu marah, dan aku akan menggunakan statusku untuk melindungi putramu. Bukankah ini adalah yang terbaik untuk kita berdua?”
(orang tua = kepala komandan ayah Tuan Kelima)
Aku: .......
“Baik, aku setuju. Asalkan kamu tepati janjimu, melindungi keamanan Qiang-Qiang, aku akan menjadi wanitamu!”
Aku menguatkan hatiku, mumpung ini hanyalah sebuah tubuh, lagipula tubuh ini bisa menggantikan keselamatan Qiang-Qiang. Tetapi aku melupakan suatu kenyataan, Ayahnya Tuan Kelima, kepala komandan militer itu juga tidak boleh disinggung.”
Tuan Kelima berkata: “Kamu tunggu.”
Aku mengerti, kalau ingin Qiang-Qiang dapat hidup di bawah sinar matahari dengan aman, masuk taman kanak-kanak, masuk sekolah, apa pun yang terjadi, ia harus memiliki kedudukan yang cukup kuat.
Dan Mo Ziqian, sangat jelas dia tidak dapat memberinya. Meskipun dia adalah ayah kandung Qiang-Qiang, tetapi dia selalu terikat oleh Hu Yeming.
Dan Hu Yeming berani pada siapapun, tetapi dia tidak berani menyinggung Tuan Kelima.
Membuat Tuan Kelima menjadi ayah angkat Qiang-Qiang, itu sangat cocok sekali.
Hal yang aku tidak terpikir sebelumnya, setengah jam kemudian, di luar rumah Mo Ziqian datang sekelompok orang.
Tuan Kelima yang bersemangat, mengenakan jas yang rapi, dan sekelompok wartawan.
Pengawal tidak ingin membuka pintu, aku yang membukakan pintu, tangan Tuan Kelima membawa seikat bunga mawar merah yang cerah, berlutut di depanku dan meletakkan cincin berlian mengkilap di jari-jariku.
Para wartawan tidak melepaskan momen ini, meskipun aku masih menggendong Qiang-Qiang di dalam pelukanku. Tetapi Tuan Kelima sudah menciumku.
Setelah mencium, Tatapannya yang tajam menyapu di wajah-wajah yang asing, “Mereka, satunya adalah wanitaku, dan satunya lagi adalah anakku. Jika ada yang menindas mereka di masa depan, maka berarti sedang melawan aku Tuan Kelima, mengerti?”
Aku tahu, pengumuman Tuan Kelima pada semua yang dapat melihat berita ini, aku dan anak ini tidak boleh disentuh, siapa yang berani menyentuh berarti sedang melawan dirinya.
Dan siapa di belakangnya, semua orang tahu.
Tuan Kelima selesai berkata, dia menggandeng tanganku, dan aku menggendong Qiang-Qiang, lalu berjalan keluar meninggalkan kamera wartawan, di belakang kami, para wartawan masih terus memotret.
Tuan Kelima menggandeng tanganku, dan aku menggendong Qiang-Qiang, kami datang ke apartemennya di gedung seberang.
Qiang-Qiang tidak mengerti apa-apa, hanya menatapku dengan mata besarnya, dan melihat ke Tuan Kelima, dan dengan cepat memutarkan bola matanya yang hitam, melihat ke kanan dan ke kiri di dalam rumah besar dan mewah ini.
Nafas hangat Tuan Kelima melintasi telingaku, “Kamu harus siap secara mental. Aku sudah menjaga keamanan putramu, tetapi masalahmu akan segera datang.”
Hatiku tiba-tiba terasa tidak nyaman, aku terpikir kepala komandan yang sombong dan serius, dia pasti akan memelototi dengan marah.
Tetapi sebelum mendapatkan masalah dari kepala komandan, aku mendapat telepon dari Mo Ziqian. Suaranya terdengar sangat marah, “Mo Wanwan, bagus sekali yang kamu lakukan!”
Tidak peduli seberapa banyak aku memberitahu, aku sudah lama membuang nama ini, dia tetap saja seperti dulu, tidak berubah memanggilku Mo Wanwan.
Aku berpikir, dia sudah mengetahui kejadian tadi, kalau tidak dia tidak akan marah.
“Ya, aku mencari perlindungan untuk Qiang-Qiang, dia tidak boleh selalu bersembunyi, dan hidup di dalam bahaya. Dia harus dengan aman hidup di bawah sinar matahari, seperti anak-anak lain, seperti putrimu masuk taman kanak-kanak, masuk sekolah.”
Aku sengaja menyebut putrinya, dia seperti tersumbat mulutnya. Beberapa saat kemudian, dia menggertakkan giginya berkata, “Kamu dari sarang serigala pindah ke sarang harimau, cepat atau lambat kamu pasti akan menerima akibatnya, tetapi kalau kamu menyakiti Qiang-Qiang, aku tidak akan melepaskanmu!”
Mo Ziqian dengan marah menutup telepon.
Aku tahu, aku memutuskan untuk mengikuti Tuan Kelima, jalan di masa depan tidak akan mudah dijalani, tetapi asalkan Qiang-Qiang dapat dengan aman hidup di bawah cahaya matahari, apa lagi yang perlu aku takutkan?
Aku mengangkat kepala, menatap pada tatapan Tuan Kelima yang bermakna tidak jelas, “Kalau kamu menyesal, kamu masih sempat untuk mengumumkan di berita, orang tua itu belum mencari ke sini.”
“Tidak.”
Aku menggelengkan kepalaku, “Asalkan Qiang-Qiang aman, aku bahkan mati pun tidak apa-apa.”
Tuan Kelima mengerutkan alisnya, matanya yang indah tercampur beberapa kerumitan.
Orang yang pertama mencari kerumah adalah Lili. Dia menangis hingga matanya bengkak, seperti dua buah persik besar. “Kakak Kelima, apakah kamu benar-benar menyukainya? Apa yang baik darinya! Seorang wanita bekas, dengan seorang anak, apakah kamu benar-benar ingin membesarkan seorang anak dari pria lain? Kakak Kelima, apakah kamu telah digoda olehnya?”
Tuan Kelima berkata dengan nada dingin: “Ya, aku menyukainya, semuanya tentang dia, aku sudi mendapat anak orang lain dan juga digoda olehnya.”
Perkataannya membuat Lili sama sekali tidak dapat mengatakan apapun, hanya dengan tidak berani percaya memelototi Tuan Kelima dengan sepasang matanya yang seperti buah persik, beberapa saat kemudian dia berkata: “Kamu......kamu sudah gila!”
Lili marah memutarkan kepalanya dan pergi.
Tubuh Tuan Kelima yang tinggi besar bersandar di luar pintu dan merokok.
Aku membawa Qiang-Qiang berada di dalam kamar, sengaja mengabaikan hal-hal yang terjadi di luar. Namun, selanjutnya, masalah menyusul.
Seseorang membunyikan bel pintu, aku masih bersama Qiang-Qiang di dalam kamar tidur, bocah kecil itu sedang bermain dengan mainan mobil kecil, rumah Tuan Kelima sangat besar, bocah kecil itu tidak terdengar suara dari luar.
Kali ini yang masuk adalah Chen Hui.
Dia mengatakannya secara terus terang: “Kamu harus memberikan penjelasan tentang masalah ini. Ayah sedang menunggu di sana. Dia berkata, jika kamu bersikap keras ingin bersama Lin Xiao, maka semua properti keluarga Chen, kamu harus melepaskannya, bahkan statusmu sebagai putra keluarga Chen.”
Kata-kata Chen Hui tidak seperti lelucon. Aku berdiri di pintu kamar tamu dan mencoba mendengarkan suara dari luar. Kata-katanya membuatku merasa canggung. Sepertinya aku telah membahayakan Tuan Kelima.
Tetapi Tuan Kelima tidak peduli dengan ini, Kedua lengan berpelukan di depan dada, “Bukannya bagus kalau aku melepaskannya? Kakakku sayang?”
Perkataannya membuat Chen Hui terdiam, wajahnya memerah, untuk waktu yang lama dia tidak berkata.
“Aku tidak pernah memikirkan properti keluarga Chen, aku menyarankanmu untuk tidak membuat ayah marah, dia sudah tua, dia seharusnya menikmati punya keluarga bahagia, bukan mengkhawatirkan masalahmu.”
Tuan Kelima tersenyum ironis, “Dia memiliki wanita itu dan putri yang mereka lahirkan sudah cukup, kapan pernah pedulikan kebahagiaan yang kuberikan? Chen Hui, ayahku begitu menghargaimu, kamu sebaiknya kembali dan menikmati kebahagiaan bersama mereka.”
Tuan Kelima membuat Chen Hui terkunci di lur.
Aku keluar dari kamar dan bertanya dengan cemas: “Jika ayahmu benar-benar memutuskan hubungan denganmu kamu, apa yang akan kamu lakukan? Akankah kamu menyesal?”
Tuan Kelima menyipirkan matanya, “Menurutmu?”
Dia melemparkan pertanyaan itu kepadaku, aku tentu tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Pada malam hari, Gao Le meneleponku, “Kuburan Qin Sumin sudah dibeli. Dibeli oleh Kak Ziqian. Kamu bisa tenang menjadi Nyonya muda Kelima.”
Dia mengatakannya dengan penuh sindiran, lalu menutup teleponnya.
Aku berdiri bingung di sana, untuk waktu yang lama baru kembali sadar. Dan sekarang, Qiang-Qiang sudah tertidur, Tuan Kelima memelukku dari belakang, menundukkan kepalanya mencium di bagian leher dan telingaku, sepertinya sangat menikmati, “Malam ini sepertinya harus melakukan.......hubungan...seks.”
Aku tiba-tiba merasa tidak nyaman di seluruh tubuhku, tetapi tetap membalikkan badanku, kedua lenganku merangkul leher Tuan Kelima, mengarahkan bibirku ke dia.
Malam ini, membuat kami pasangan ibu dan anak, benar-benar mengucapkan selamat tinggal dengan masa lalu!
“Ibu!” Tiba-tiba terdengar tangisan yang keras dari dalam kamar, membuat tubuhku bergetar, aku langsung melepaskan tanganku yang merangkul leher Tuan Kelima, dan meminta maaf, lalu langsung masuk ke dalam kamar. Aku terdengar suara Tuan Kelima dari belakang, dengan sedkit kesal berkata, “Sepertinya aku telah mencari masalah untuk diriku.”
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeDewa Perang Greget
Budi MaLoving The Pain
AmardaAwesome Husband
EdisonLove In Sunset
ElinaMy Charming Lady Boss
AndikaYama's Wife
ClarkCintaku Yang Dipenuhi Dendam×
- Bab 1 Dua Keluarga
- Bab 2 Kelembutan Terakhir
- Bab 3 Masuk Penjara
- Bab 4 Tingkah Pelacur
- Bab 5 Memberikan Anaknya Kepada Yang Lain
- Bab 6 Seseorang Yang Kaya Dan Misterius
- Bab 7 Tak Terduga
- Bab 8 Begitu Membencimu
- Bab 9 Di Peternakan Kuda
- Bab 10 Campur Tangan Tuan Kelima
- Bab 11 Main Ganda
- Bab 12 Cinta Satu-Satunya
- Bab 13 Anakku
- Bab 14 Belajar Menyenangkanku
- Bab 15 Peran Yang Memalukan
- Bab 16 Penyesalan
- Bab 17 Penuh Keraguan
- Bab 18 Terperangkap
- Bab 19 Penuh dengan Akal Buruk
- Bab 20 Pasangan Serasi
- Bab 21 Memiliki Kesempatan
- Bab 22 Konferensi Pers
- Bab 23 Sangat Memalukan
- Bab 24 Tidak Ada Seorang Pun
- Bab 25 Ciuman Di Luar Kendali
- Bab 26 Membahayakan Dirinya Sendiri
- Bab 27 Paling Menyesal Pernah Mencintaimu
- Bab 28 Suatu Ancaman
- Bab 29 Orang-Orang Malang
- Bab 30 Antara Cinta Dan Benci
- Bab 31 Pembalasan Li Li
- Bab 32 Keterlaluan Bodohnya
- Bab 33 Bersedia Cuci Tangan dan Membuat Sup
- Bab 34 Gangguan Kepribadian
- Bab 35 Dia Mengidap Penyakit Kotor
- Bab 36 Kamu Hanya Bisa Menjadi Milikku
- Bab 37 Orang-Orang Munafik
- Bab 38 Skandal dan Gosip Melanda
- Bab 39 Dikurung
- Bab 40 Proposal Lamaran
- Bab 41 Sifat Tuan Muda
- Bab 42 Memanggil Wartawan
- Bab 43 Tidak Memahami
- Bab 44 Penyergapan Dimana-mana
- Bab 45 Ayah dan Putra yang Berpapasan
- Bab 46 Insting Ibu Dan Anak
- Bab 47 Permainan Mengerikan
- Bab 48 Godaan
- Bab 49 Keracunan Alkohol
- Bab 50 Dirimu Yang Kejam
- Bab 51 Seekor Rubah
- Bab 52 Marah Setengah Mati
- Bab 53 Sudah Di Jalur Yang Benar
- Bab 54 Dikacaukan Dua Kali
- Bab 55 Pria-Pria Brengsek
- Bab 56 Pemesan Kue Misterius
- Bab 57 Identitas Hu Yeming, Pimpinan Kejahatan
- Bab 58 Pandangan Cinta
- Bab 59 Balasan Jahat Untuk Orang Jahat
- Bab 60 Muntah
- Bab 61 Kekasih Lain
- Bab 62 Bantuan
- Bab 63 Bersama Di Mobil Mogok
- Bab 64 Waktu Itu Sangat Indah
- Bab 65 Menjijikan
- Bab 66 Gempa Bumi
- Bab 67 Menyerang Membabi Buta
- Bab 68 Golongan Darah Panda
- Bab 69 Dia Adalah Putramu !
- Bab 70 Ganti Rumah Sakit
- Bab 71 Siapa Yang Berbohong
- Bab 72 Kejutan
- Bab 73 Mengakui Pencuri Sebagai Ibunya
- Bab 74 Kembali Ke Tempat Semula
- Bab 75 Sudah Pergi
- Bab 76 Kesedihan Di Hati
- Bab 77 Ayah Angkat
- Bab 78 Membersihkan Pistol Keluar Api
- Bab 79 Gelang
- Bab 80 Merendahkan
- Bab 81 Membawa Pergi
- Bab 82 Seperti Seorang Kakak
- Bab 83 Kacau Balau
- Bab 84 Bersembunyi di Ruang Rahasia
- Bab 85 Istri Teman
- Bab 86 Kebakaran Besar
- Bab 87 Menyangkal
- Bab 88 Sinis
- Bab 89 Sedikit Trik
- Bab 90 Membayar Dengan Tubuh
- Bab 91 Seperti Mimpi
- Bab 92 Wanita Cantik Yang Kehilangan Kaki
- Bab 93 Potong Perutnya
- Bab 94 Chen Liyan Ditampar
- Bab 95 Pesta Topeng
- Bab 96 Langit Malam
- Bab 97 Pergi Jauh
- Bab 98 Menangkap Basah
- Bab 99 Aku Akan Tanggung Untukmu
- Bab 100 Rela Diselingkuhi
- Bab 101 Selalu Mencintainya
- Bab 102 Itu Dia
- Bab 103 Menjaganya
- Bab 104 Kejam
- Bab 105 Manusia Yang Tidak Memiliki Hati Nurani
- Bab 106 Membantu Dia Mengugurkan Anaknya
- Bab 107 Dia Menyukaimu
- Bab 108 Memaksa
- Bab 109 Tidak Masuk Akal
- Bab 110 Siapa Itu
- Bab 111 Hukuman Yang Mesra
- Bab 112 Malu Dan Marah
- Bab 113 Menyukai Orang Yang Memasak Mie
- Bab 114 Menikmati
- Bab 115 Aneh
- Bab 116 Kesedihan Hati di Kanada (1)
- Bab 116 Kesedihan Di Kanada (2)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (1)
- Bab 117 Bertemu Di Bandara (2)
- Bab 118 Masuk Perangkap (1)
- Bab 118 Masuk Perangkap (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (1)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (2)
- Bab 119 Harapan Yang Remuk (3)
- Bab 120 Jebakan (1)
- Bab 120 Jebakan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (1)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (2)
- Bab 121 Memperjelas Batasan Hubungan (3)
- Bab 122 Koma (1)
- Bab 122 Koma (2)
- Bab 123 Melepaskan (1)
- Bab 123 Melepaskan (2)
- Bab 123 Melepaskan (3)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (1)
- Bab 124 Bangun Dari Koma (2)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (1)
- Bab 125 Calon Suami Yang Ideal (2)
- Bab 126 Sulit Dipercaya
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (1)
- Bab 127 Tidak Dapat Menerima (2)
- Bab 128 Relaks (1)
- Bab 128 Relaks (2)
- Bab 128 Relaks (3)
- Bab 129 Dirampok (1)
- Bab 129 Dirampok (2)
- Bab 129 Dirampok (3)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (1)
- Bab 130 Berusaha Bertahan Hidup (2)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (1)
- Bab 131 Siapa Yang Akan Kamu Selamatkan Dulu (2)
- Bab 132 Perangkap (1)
- Bab 132 Perangkap (2)
- Bab 133 Meninggikan (1)
- Bab 133 Meninggikan (2)
- Bab 134 Mempermalukan (1)
- Bab 134 Mempermalukan (2)
- Bab 135 Wanita Murahan (1)
- Bab 135 Wanita Murahan (2)
- Bab 136 Cadangan (1)
- Bab 136 Cadangan (2)
- Bab 137 Konflik (1)
- Bab 137 Konflik (2)
- Bab 138 Dinyatakan (1)
- Bab 138 Dinyatakan (2)
- Bab 139 Perubahan (1)
- Bab 139 Perubahan (2)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (1)
- Bab 140 Ular Kecil Berbisa (2)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (1)
- Bab 141 Jatuh Dalam Perangkap (2)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (1)
- Bab 142 Bentuk Aslinya (2)
- Bab 143 Mengkhianati (1)
- Bab 143 Mengkhianati (2)
- Bab 144 Anak Siapa (1)
- Bab 144 Anak Siapa (2)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (1)
- Bab 145 Cara Tuan Muda Mengungkapkan Cinta (2)
- Bab 146 Perencanaan (1)
- Bab 146 Perencanaan (2)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (1)
- Bab 147 Hanya Menginginkan Kamu (2)
- Bab 148 Bajingan (1)
- Bab 148 Bajingan (2)
- Bab 149 Apakah Kamu Merasa Puas? (1)
- Bab 149 Apa Kamu Merasa Puas ? (2)
- Bab 150 Gila (1)
- Bab 150 Gila (2)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (1)
- Bab 151 Pengungkapan Cinta Dari Tuan Muda (2)
- Bab 153 Menyogok (1)
- Bab 152 Menyogok (2)
- Bab 153 Identitas (1)
- Bab 153 Identitas (2)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (1)
- Bab 154 Bukan Siapa-Siapa (2)
- Bab 155 Jatuh Cinta (1)
- Bab 155 Jatuh Cinta (2)
- Bab 156 Berciuman (1)
- Bab 156 Berciuman (2)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (1)
- Bab 157 Tidak Boleh Melahirkan Anak (2)
- Bab158 PindahTempat (1)
- Bab 158 Pindah Tempat (2)
- Bab 159 Serba Salah (1)
- Bab 159 Serba Salah (2)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (1)
- Bab 160 Pergi Dengan Bangga (2)
- Bab 161 Bodoh Sekali (1)
- Bab 161 Bodoh Sekali (2)
- Bab 162 Tidak Tega (1)
- Bab 162 Tidak Tega (2)
- Bab 163 Jantung Berdebar (1)
- Bab 163 Jantung Berdebar (2)
- Bab 164 Pengkhianatan (1)
- Bab 164 Pengkhianatan (2)
- Bab 165 Wajah Memerah (1)
- Bab 165 Wajah Memerah (2)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (1)
- Bab 166 Datang Mengunjungi (2)
- Bab 167 Pacar (1)
- Bab 167 Pacar (2)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 168 Terlihat Semuanya (1)
- Bab 169 Mengusir (1)
- Bab 169 Mengusir (2)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 170 Benar-Benar Peduli (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (1)
- Bab 171 Rahasia Identitas (2)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (1)
- Bab 172 Membersihkan Wanita (2)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (1)
- Bab 173 Bahaya Di kota Kuno (2)
- Bab 174 Sepupu (1)
- Bab 174 Sepupu (2)
- Bab 175 Mata-mata (1)
- Bab 175 Mata-Mata (2)
- Bab 176 Memeluk (1)
- Bab 176 Memeluk (2)
- Bab 177 Hantu Di Pemakaman
- Bab 177 Ketakutan Hantu Di Pemakaman
- Bab 178 Memihak Kesalahan (1)
- Bab 178 Memihak Kesalahan (2)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (1)
- Bab 179 Mirip Yang Zilan (2)
- Bab 180 Istri (1)
- Bab 180 Istri (2)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (1)
- Bab 181 Tidak Mencintaimu Lagi (2)
- Bab 182 Hati Dingin (1)
- Bab 182 Hati Dingin (2)
- Bab 183 Masuk Perangkap (1)
- Bab 183 Masuk Perangkap (2)
- Bab 184 Wanita Bodoh (1)
- Bab 184 Wanita Bodoh (2)
- Bab 185 Rela (1)
- BAB 185 Rela (2)
- Bab 186 Sembahyang (1)
- Bab 186 Sembahyang (2)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (1)
- Bab 187 Menguntungkan Suami (2)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (1)
- Bab 188 Ibu Rumah Tangga Muda (2)
- Bab 189 Pukul (1)
- Bab 189 Pukul (2)
- bab 190 Bersikap Imut (1)
- bab 190 Bersikap Imut (2)
- Bab 191 Tipuan (1)
- bab 191 Tipuan (2)
- Bab 192 Pesta (1)
- Bab 192 Pesta (2)
- Bab 193 Muntah Darah (1)
- Bab 193 Muntah Darah (2)
- Bab 194 Pacar Baru (1)
- Bab 194 Pacar Baru (2)
- Bab 195 Panggil Mama (1)
- Bab 195 Panggil Mama (2)
- Bab 196 Tidur Bersama (1)
- Bab 196 Tidur Bersama (2)
- Bab 197 Panda (1)
- Bab 197 Panda (2)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (1)
- Bab 198 Bukan Anak Biologis (2)
- Bab 199 Menyalahkan (1)
- Bab 199 Menyalahkan (2)
- Bab 200 Penuaan Dini (1)
- Bab 200 Penuaan Dini (2)
- Bab 201 Suka atau Tidak Suka (1)
- Bab 201 Sama Tidak Sama
- Bab 202 Ganti Pasangan (1)
- Bab 202 Ganti Pasangan (2)
- Bab 203 Bodoh (1)
- Bab 203 Bodoh (2)
- Bab 204 Pelajaran (1)
- Bab 204 Pelajaran (2)
- Bab 205 Peduli (1)
- Bab 205 Peduli (2)
- Bab 206 Pertunangan (1)
- Bab 206 Pertunangan (2)
- Bab 207 Tuduhan (1)
- Bab 207 Tuduhan (2)
- Bab 208 Identitas (1)
- Bab 208 Identitas (2)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (1)
- Bab 209 Pencitraan dan Mencari Sensasi (2)
- Bab 210 Mimpi (1)
- Bab 210 Mimpi (2)
- Bab 211 Merindukanmu (1)
- Bab 211 Merindukanmu (2)
- Bab 212 Jarum Berdarah (1)
- Bab 212 Jarum Berdarah (2)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiri (1)
- Bab 213 Tidak Menghormati Diri Sendiiri (2)
- Bab 214 Tembakan (1)
- Bab 214 Tembakan (2)
- Bab 215 Keguguran (1)
- Bab 215 Keguguran (2)
- Bab 216 Harta Warisan (1)
- Bab 216 Harta Warisan (2)
- Bab 217 Perjalanan Bisnis (1)
- Bab 217 Perjalanan (2)
- Bab 218 Anak Kandung (1)
- Bab 218 Anak Kandung (2)
- Bab 219 Ayah (1)
- Bab 219 Ayah (2)
- Bab 220 Kejam (1)
- Bab 220 Kejam (2)
- Bab 221 Mandul (1)
- Bab 221 Mandul (2)
- Bab 222 Egois (1)
- Bab 222 Egois (2)
- Bab 232 Memberikan Pelukan (1)
- bab 232 Memberikan Pelukan (2)
- Bab 224 Menikah Denganmu (1)
- Bab 224 Menikah Denganmu (2)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (1)
- Bab 225 Diriku yang Tidak Jujur (2)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (1)
- Bab 226 Pertunjukan Seru (2)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (3)
- Bab 227 Pertunjukkan Bagus (4)
- Bab 228 Garis Merah (1)
- Bab 228 Garis Merah (2)
- Bab 229 Dalam Masalah (1)
- Bab 229 Dalam Masalah (2)
- Bab 230 Muntah (1)
- Bab 230 Mual (2)
- Bab 231 Berbahaya (1)
- Bab 231 Berbahaya (2)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (1)
- Bab 232 Kembali Ke Dalam Negeri (2)
- Bab 233 Kecurigaan (1)
- Bab 233 Kecurigaan (2)
- Bab 234 Bantuan (1)
- Bab 234 Bantuan (2)
- Bab 235 Marah
- Bab 236 Dibebaskan (1)
- Bab 236 Dibebaskan (2)
- Bab 237 Pernikahan (1)
- Bab 237 Pernikahan (2)
- Bab 238 Munafik (1)
- Bab 238 Munafik (2)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (1)
- Bab 239 Seperti Seorang Anak Kecil (2)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (1)
- Bab 240 Tidak Menyentuhnya (2)
- Bab 241 Gangguan (1)
- Bab 241 Gangguan (2)
- Bab 242 HIV (1)
- Bab 242 HIV(2)
- Bab 243 Pendarahan Otak (1)
- Bab 243 Pendarahan Otak (2)
- Bab 244 Tamparan (1)
- Bab 244 Tamparan (2)
- Bab 245 Keracunan Makanan (1)
- Bab 245 Keracunan Makanan (2)
- Bab 246 Selingkuh (1)
- Bab 246 Selingkuh (2)
- Bab 247 Vasektomi (1)
- Bab 247 Vasektomi (2)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (1)
- Bab 248 Pertunjukkan Bagus (2)
- Bab 249 Canggung
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (1)
- Bab 250 (Episode Terakhir) Muka Manusia Bagaikan Kulit Kayu Pada Pohon (2)
- Bab 251 (Episode Terakhir) Kekerasan Tuan Muda
- Bab 252(Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (1)
- Bab 252 (Episode Terakhir) Memetik Bunga Persik (2)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (1)
- Bab 253 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (2)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (3)
- Bab 254 (Episode Terakhir) Kisah Mo Ziqian (4)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (1)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (2)
- Bab 255 (Bab Terakhir) : 15 Tahun 1 Balas Dendam (3)