Cintaku Yang Dipenuhi Dendam - Bab 186 Sembahyang (2)

Tuan kelima berjalan ke sini, mengangkat kakinya menendang di pohon kenari, dan buah-buahnya jatuh ke lantai, aku menggunakan baju untuk menampung buah-buahan itu.

Tuan kelima: “Dimasa kecil, aku sering memungut ini.”

Kemudian menarik lenganku, “Ayo, aku membawamu pergi melihat kamarku.”

Aku dibawa olehnya datang ke kamar di sisi Utara, ruangannya tidak besar, sebuah ranjang single, satu buah meja belajar, di atas meja diletakkan banyak buku, dan di dinding tergantung banyak piagam penghargaan, tentu saja juga ada poster transformers.

*********(transformer adalah robot yang bisa berubah menjadi kendaraan)********

Aku tersenyum bertanya padanya, “Tidak terduga, ketika kecil kamu adalah murid unggulan.”

Tuan kelima sedikit bangga, “Ayo kamu tebak, bagaimana aku mendapatkan piagam penghargaan itu?”

“Bagaimana?” Aku penasaran dan memutar kepala.

Tuan kelima tersenyum, “Para gadis menyukaiku, memberiku pilihan suara, para pria dikarenakan gadis-gadis itu memilihku, tidak berani menyinggung gadis-gadis itu, jadi juga memberiku pilihan suara.”

Aku tertawa.

“Gurunya menyetujui?”

Tuan kelima: “Dia tida setuju namun juga tidak memiliki cara, para murid di dalam kelas semuanya memilihku, bagaimana dia bisa mengubahnya!”

Aku: .......

Benar-benar tak berdaya.

Pertama kali mengetahui betapa pentingnya penampilan seseorang, kelihatannya memiliki penampilan yang bagus, benar-benar sangat penting.

Tuan kelima: “Ayo, waktu sudah tidak pagi, seharusnya kembali.”

Tetapi aku malah sedikit enggan untuk pergi meninggalkan tempat ini, tidak ada keramaian kota, ini adalah tempat yang bagus untuk bersembunyi dari hidup perkotaan.

“Apakah kamu tidak ingin pergi?” Tuan kelima melihatku tidak ingin pergi, tak tertahan dia bercanda berkata: “Kalau tidak kamu cepat menikah denganku, kita siapkan tempat ini, dan pindah tinggal di sini, bagaimana menurutmu?”

“Baik!” Aku tanpa berpikir langsung menjawabnya.

Terlihat pandangan Tuan kelima yang penuh memainkan, tiba-tiba menyadari diriku sendiri salah berkata, dan merasa malu, “Aku sembarangan jawab, kamu jangan menganggap serius.”

Tuan kelima mencibir, “Ungkapan berbeda dengan isi hati.”

“Ayo.”

Dia menarikku berjalan ke arah luar.

Kami bersama-sama meninggalkan rumah lama Tuan kelima, Tuan kelima membawaku kembali ke area militer, “Membawamu pergi melihat rumah.”

Dia menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung asrama, “Yang tinggal di sini semuanya adalah keluarga dari pejabat-pejabat militer, kamu dan Qiang-Qiang tinggal di sini, keamanannya sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.”

Dia membawaku naik ke atas, menggunakan kunci membuka pintu sebuah rumah di lantai tiga, “Ayo masuk dan melihat bagaimana rumah ini. Furniture dan alat-alat listrik, aku akan menyuruh orang untuk mengantarnya untukmu.”

Tuan kelima duluan masuk ke rumah, aku mengikutinya masuk, dan melihat di sekitar, meskipun rumah agak lama, namun dalamnya masih sangat bersih.

“Baik.”

Aku lumayan puas.

Tuan kelima: “Kalau begitu besok langsung pindah ke sini, dengan begitu lebih gampang untuk menjemput Qiang-Qiang, tetapi aku akan sering-sering datang untuk makan, kamu harus bersiap-siap.”

Tuan kelima tersenyum padaku.

“Senang menyambut Tuan muda datang makan bersama.” Aku tersenyum dan berpura-pura sangat senang menyambutnya, sebenarnya hatiku juga sangat senang, namun tidak mungkin menunjukkan ekspresi terlalu antusias.

Tuan kelima menggandeng tanganku lagi, “Ayo, membawamu pergi berputar-putar.”

Aku mengikuti Tuan kelima turun dari lantai atas, dan mengelilingi di area militer. Tuan kelima memberitahuku, di mana dia pernah menendang bola, pernah mencuri telur burung di pohon mana, bola memecahkan jendela rumah siapa, masa kecil ketika baru sampai di sini, anak ketua mana yang pernah tidak berhenti mengikutinya.

Sekejap mata tiba di saat Qiang-Qiang pulang dari taman kanak-kanak, kami menjemput Qiang-Qiang, dan kembali ke kota.

Tuan kelima menelepon, menyuruh orang mengantar perlengkapan rumah dan alat-alat listrik ke rumah di area militer, aku memberitahunya memindahkan barang-barang di rumah ini saja, namun Tuan kelima enggan. Dia berkata, ini ada kegunaannya di sini, mungkin kapan-kapan ingin kembali, masih bisa terus tinggal di sini.

Pada pagi hari berikutnya, kami berdua bersama-sama mengantar Qiang-Qiang ke taman kanak-kanak, Tuan kelima tinggal di rumah di area militer, menunggu orang-orang mengantar dan memasang perlengkapan rumah, dan aku pergi ke kantor hukum.

Ketika keluar dari kantor untuk melaksanakan pekerjaan, aku bertemu dengan Mo Ziqian, mata Mo Ziqian dipenuhi tatapan ironis, menghentikan langkahnya, “Agar tidak membiarkanku menemui Qiang-Qiang, kamu mengantarnya ke taman kanak-kanak area militer, Lin Xiao kamu kejam sekali.”

Aku: Kamu ingin melihat Qiang-Qiang, kapan saja bisa kamu temui, aku hanya tidak ingin membiarkanmu menyembunyikan Qiang-Qiang, Mo Ziqian, orang yang paling kejam adalah dirimu.”

Aku tidak lagi melayaninya, langsung melangkah pergi, terdengar suara Mo Ziqian yang santai dari belakang, “Tuan muda itu dapat mengeluarkan beberapa ratus miliar rupiah untukmu, kelihatannya dia memang baik padamu. Namun Lin Xiao, kamu jangan lupa kamu pernah mengatakannya, sifat seseorang susah untuk diubah, dia sudah bertahun-tahun hidup berfoya-foya dan playboy adalah sifatnya, sekarang dia dapat melindungi tubuhnya untukmu, tidak berarti di masa depan juga bisa.”

Mo Ziqian tersenyum, seolah-olah ingin melihatku menyesal.

Perkataannya seperti sebatang jarum menusuk di hatiku, aku pergi dengan membawa sedikit perasaan kesal.

Pada sore hari, Tuan kelima meneleponku, dan mengatakan perlengkapan rumah sudah terpasang semua, malam ini sudah boleh menginap ke dalam.

Aku menjawab: “Ok.”

Setelah pulang kerja, aku langsung bergegas pergi ke area militer, memiliki kartu izin masuk darinya, mobilku keluar masuk dengan lancar.

Qiang-Qiang sudah dijemput oleh Tuan kelima, sedang berada di apartemen baru, dengan penasaran menatap ke sekeliling, Tuan Kelima tersenyum menatapnya, hingga aku masuk ke dalam.

“Qiang-Qiang, Mamamu telah kembali, ayo kita pergi makan.”

Tuan kelima melihat jam tangan di pergelangan tangannya, “Kita makan saja di restoran area militer, bagaimana menurutmu?”

Qiang-Qiang: “Baik, apakah bisa melihat banyak paman tentara yang membawa senapan?”

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu